DISUSUN OLEH :
e. Rentang Respon
Persepsi mengacu pada identifikasi dan interprestasi awal dari
suatu stimulus berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indra.
Respon neurobiologis sepanjang rentang sehat sakit berkisar dari adaptif
pikiran logis, persepsi akurat, emosi konsisten, dan perilaku sesuai
sampai dengan respon maladaptif yang meliputi delusi, halusinasi, dan
isolasi sosial. Rentang respon dapat digambarkan sebagai berikut :
2. Respon psikosossial :
a. Proses piker terganggu adalah proses piker yang
menimbulkan gangguan.
b. Ilusi adalah miss interprestasi atau penilaian yang salah tentang
penerapan yang benar - benar terjadi (objek nyata) karena
rangsangan panca indra.
c. Emosi berlebih atau berkurang.
d. Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi
batas kewajaran.
e. Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain.
3. Respon maladaptif
Respon maladaptive adalah respon individu dalam
menyelesaikan masalah yang menyimpang dari norma - norma social
budaya dan lingkungan, ada pun respon maladaptive antara lain :
a. Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh
dipertahankan walaupun tidak diyakin ioleh orang lain dan
bertentangan dengan kenyataan social.
b. Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau persepsi
eksternal yang tidak realita atau tidak ada.
c. Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul
dari hati.
d. Perilaku tidak terorganisi rmerupakan sesuatu yang tidak teratur.
e. Isolasi sosisal adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh
individu dan diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan
sebagai suatu kecelakaan yang negative mengancam.
(Damaiyanti, 2012 : 54).
f. Mekanisme Koping
a. Regresi : Proses untuk menghindari stress, kecemasan dan
menampilkan perilaku kembali pada perilaku perkembangan anak
atau berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
menanggulangi ansietas. Menjadi malas beraktivitas sehari - hari.
b. Proyeksi : Keinginan yang tidak dapat di toleransi, mencurahkan
emosi pada orang lain karena kesalahan yang dilakukan diri sendiri
(sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan identitas).
Menjeslaskan perubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk
mengaliskan tanggung jawab kepada orang lain.
c. Menarik diri : Sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan
stimuus internal (Prabowo, 2014 :134). Reaksi yang ditampilkan
dapat berupa reaksi fisik maupun psikologis.
No Data Masalah
1. Data Subjektif Gangguan sensori
o Klien mengatakan makanan yang persepsi halusinasi
disajikan sudah diracuni
o Klien mengatakan mendengar suara -
suara orang yang akan membunuhnya.
Data Objektif
o Klien tampak murung.
o Klien tampak tidak mau makan.
o Klien tampak tidak rapih, berbau dan
rambut acak - acakan.
o Klien tampak sering tertawa sendiri.
o Klien tampak bercakap - cakap sendiri
tanpa ada orang lain.
o Klien tampak sering menyendiri dan
mondar mandir.
o Klien tampak marah - marah tanpa
sebab.
Dx Perencanaan
Tgl
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
05/09 Halusinasi TUM : Setelah dilakukan 4 x SP I Pasien
.2021 Klien mampu pertemuan : 1. Identifikasikan 1. Agar mengetahui
mengenali o Klien mampu jenis halusinasi halusinasi apa yang
halusinasinya. mengontrol klien. dialami klien.
TUM : halusinasinya. 2. Identifikasikan isi 2. Agar mengetahui
Klien mampu o Klien mampu halusinasi klien. isi dari halusinasi
mengontrol mengembangkan klien.
halusinasinya. kemampuan 3. Identifikasikan 3. Mengetahui kapan
yang waktu halusinasi saja halusinasi
dimilikinya. klien. klien akan/dapat
o Klien mampu memicu muncul
melakukan halusinasi.
4. Identifikasikan 4. Mengetahui
aktivitas
frekuensi seberapa lama
hariannya.
halusinasi klien. halusinasi klien
o Klien mampu
berinteraksi muncul.
5. Identifikasikan
dengan orang 5. Mengetahui apa
situasi yang
lain secara baik. yang menyebabkan
menimbulkan
munculnya/timbuln
halusinasi.
ya halusinasi pada
6. Identifikasikan
respons klien klien.
terhadap 6. Agar mengetahui
halusinasi. respons apa yang
akan diberikan
kepada klien
7. Ajarkan klien terhadap
menghardik halusinasi.
halusinasi.
7. Supaya dapat
8. Anjurkan klien menegaskan bahwa
memasukkan cara halusinasi yang ia
menghardik rasakan tidak ada.
halusinasi dalam 8. Proses untuk
jadwal kegiatan membiasakan klien
harian. melakukan
aktivitas rutin yang
dapat
meningkatkan
halusinasi.
06/09 Halusinasi TUK 2 : SP II Pasien
/2021 Klien mampu 1. Evaluasi jadwal 1. Mengetahui
mengontrol kegiatan harian. sampai mana
halusinasinya kemampuan yang
dengan klien memiliki dan
mematuhi obat. supaya dapat lebih
baik lagi.
2. Berikan
2. Supaya klien
pendidikan
mengetahui
kesehatan tentang
manfaat obat yang
penggunaan obat
diberikan oleh
secara teratur.
dokter dan mau
meminum obat
dengan rutin.
3. Anjurkan klien 3. Proses untuk
memasukkan membiasakan klien
dalam jadwal melakukan
kegiatan harian. aktivitas rutin yang
dapat
meningkatkan
halusinasi.
07/09 Halusinasi TUK 3 : SP III Pasien
/2021 Klien mampu 1. Evaluasi jadwal 1. Mengetahui
mengontrol kegiatan harian sampai mana
halusinasinya klien. kemampuan yang
dengan cara klien memiliki dan
bercakap - cakap supaya dapat lebih
dengan orang baik lagi.
lain. 2. Latih klien 2. Mengurangi
mengendalikan halusinasi yang ia
halusinasi dengan rasakan karena
bercakap - cakap sibuk dengan
dengan orang bercakap - cakap
lain. dengan orang lain.
3. Anjurkan klien 3. Proses untuk
memasukkan membiasakan klien
dalam jadwal melakukan
kegiatan harian. aktivitas rutin yang
dapat
meningkatkan
halusinasi.
08/09 Halusinasi TUK 4 : SP IV Pasien
/2021 1. Evaluasi jadwal 1. Mengetahui
Klien mampu kegiatan harian sampai mana
mengontrol klien. kemampuan yang
halusinasi klien memiliki dan
dengan cara supaya dapat lebih
melakukan baik lagi.
kegiatan aktifitas 2. Latih klien 2. Mengurangi
sehari - hari. mengendalikan halusinasi yang ia
halusinasi dengan rasakan karena
melakukan sibuk/fokus dengan
kegiatan kegiatan yang
(kegiatan yang sedang ia lakukan.
biasa dilakukan
klien dirumah).
3. Anjurkan klien 3. Proses untuk
memasukkan membiasakan klien
dalam jadwal melakukan
kegiatan harian. aktivitas rutin yang
dapat
meningkatkan
halusinasi.
VI. SUMBER
Damaiyanti, Nidya. 2012. Buku Bimbingan Konseling. Yogyakarta : Araska
Fadilah, Lailatul. 2021. Panduan Praktikum Keperawatan Jiwa. Tangerang.
Eko Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta : Nuha Medika
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI
Pertemuan ke : I
Hari/Tanggal : 1 NOVEMBER 2021
Nama Klien :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
Klien mengatakan makanan yang disajikan sudah diracuni
Klien mengatakan mendengar suara - suara orang yang akan
membunuhnya.
b. Data Objektif
Klien tampak murung.
Klien tampak tidak mau makan.
Klien tampak tidak rapih, berbau dan rambut acak - acakan.
Klien tampak sering tertawa sendiri.
Klien tampak bercakap - cakap sendiri tanpa ada orang lain.
Klien tampak sering menyendiri dan mondar mandir.
Klien tampak marah - marah tanpa sebab.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori persepsi halusinasi.
3. Tujuan Khusus
Klien mampu mengontrol halusinasi.
4. Tindakan Keperawatan
1) Identifikasikan jenis halusinasi klien.
2) Identifikasikan isi halusinasi klien.
3) Identifikasikan waktu halusinasi klien.
4) Identifikasikan frekuensi halusinasi klien.
5) Identifikasikan situasi yang menimbulkan halusinasi.
6) Identifikasikan respons klien terhadap halusinasi.
7) Ajarkan klien menghardik halusinasi.
8) Anjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian.
“Nah sekarang ibu kita masukkan cara mengontrol halusinasi yang ibu
dengar itu dengan cara mengusir/menghardik ini dalam kegiatan harian
ibu”
3. TERMINASI
a. Evaluasi
1) Evaluasi Klien (Subjektif)
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang - bincang
tadi?”
2) Evaluasi Perawat (objektif dan reinforcement)
“Maukah ibu mencoba mengusir suara aneh itu dengan yang tadi
saya katakan? apa ibu mau mencobanya kembali apa yang tadi
saya katakan?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Jika ibu mendengar suara itu kembali, ibu bisa memanggil perawat
untuk membantu ibu dan coba usir suara aneh itu dengan cara yang
sudah saya katakan tadi”
c. Kontrak Topik yang akan datang
1) Topik
“Kita besok bercakap - cakap lagi ya bu. Besok kita bahas
tentang penggunaan obat yang teratur”
2) Waktu
“Mungkin kita butuh waktu 15 menit ya bu”
3) Tempat
“Bagaimana kalau ditempat ini lagi?”