KEPERAWATAN
“Kasus A (Kelompok Ganjil)”
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
CI Pembimbing RSJ : Tri Yuli Herawati. S.Kep, Ners
Disusun Oleh:
Tingkat 3/Semester V
ALASAN MASUK
Pasien mengatakan bahwa la dibawa ke RSJ Soeharto Heerdjan oleh Pamannya
yang tinggal dekat dengannya. Pasien mengamuk dan marah-marah dirumah,
pasien mengaku ia tidak bisa tidur 3 hari dan sering mengobrol dengan jin
(bayangan), pasien mengatakan mempunyai riwayat pengguna narkoba jenis
ampetamin dan ganza selama 5 tahun sebelum nya pasien pernah di rawat di
RSKO Darmawangsa, pasien mengatakan sering mengkonsumsi alkohol bersama
teman- temannya.
I. FAKTOR PREDISPOSISI
Aniaya Seksual
Penolakan
Tindak kriminal 18
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Pasien pernah dirawat di RSKO Darmawangsa karena kecanduan narkotika,
saat ini pasien dirawat untuk yang kedua kalinya. Pasien mengatakan
pengobatan sebelumnya kurang berhasil, karena tidak patuh minum obat dan
tidak pernah kontrol. Pasien pernah meiakukan tindakan kriminal karena
pengedar narkoba. Pasien mengatakan bahwa pada tahun 2004 orang tuanya
bercerai dan pada tahun 2016 nenek nya meninggal dunia, respon pasien
merasa sedih dan terpukul namun sekarang sudah menerima dengan ikhlas.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya
() Tidak
II. FISIK
III. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
x x
x x
Keterangan
Laki-laki Klien
2. Pembicaraan
cepat keras gagap inkoheren
apatis lambat membisu
tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan: Pembicaraan pasien suara menguasai dan nada suara tinggi
keras, berbicara sambil memukul meja, menjawab secara rinci namun
sehngkali berbicara tidak sesuai dengan apa yang ada pada dirinya,
perhatian tertuju kepada penanya. Ekspresi wajah nampak kesal jika
membicarakan seseorang.
Masalah keperawatan : Perubahan persepsi sensori halusinasi dan Resiko
perilaku kekerasan
3. Aktivitas motorik
lesu tegang gelisah agitasi
tik grimasen tremor kompulsif
Jelaskan: Saat wawancara pasien tampak aktif dan mampu melaksanankan
aktifitas-aktifitas
Masalah keperawatan : Tidak ada
4. Alam perasaan
sedih ketakutan putus asa
khawatir gembira berlebihan marah dan kesal
Jelaskan: Pasien merasa marah dan kesal terhadap seseorang yang sering
bersikap keras terhadap dirinya
Masalah keperawatan : Tidak ada
5. Afek
datar tumpul labil tidak sesuai
Jelaskan: Afek pasien sesuai dengan stimulus yang ada
Masalah keperawatan: Tidak ada
6. Interaksi selama wawancara
bermusuhan tidak kooperatif mudah tersinggung
kontak mata kurang defensif curiga
Jelaskan: Saat wawancara pertama pasien menjawab setiap pertanyaan,
pembicaraan di luar kenyataan pada dirinya.
Masalah Kaperawatan: Gagangguan persepsi sensori: Halusinasi dengar
7. Persepsi
Halusinasi
pendengaran penglihatan perabaan
pengecapan penghidu
Jelaskan: Pasien mengatakan melihat hal yang menyenangkan, sering
berbicara dengan Jin (bayangan)
Masalah keperawatan : Masalah kaperawatan: Gagangguan persepsi
sensori: Halusinasi dengar
8. Proses pikir
1. Makan
Bantuan minimal Bantuan total
2. BAB/BAK
Bantuan minimal Bantuan total
3. Mandi
Bantuan minimal Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal Bantuan total
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama : 13.00 s/d 15.00
Tidur malam hari : 19.00 s/d 05.00
Kegiatan sebelum/sesudah tidur : Tidak ada
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
8. Kegiatan di dalam rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapihan rumah
Mencuci pakaian
Pengatur keuangan
Masalah Keperawatan :
Rangkasbitung. Mahasiswa,
Rizki Sabani
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Pertemuan Ke : 1
Hari/Tanggal : Kamis, 04 November 2021
Nama Klien : Tn. M
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif
a. Pasien dalam kesehariannya sebelum sakit adalah tipe orang banyak
bicara, pasien sering pergi keluar rumah, cepat marah dan
membentak jika ia kesal terhadap seseorang
Data Objektif
a. Pasien mengamuk dan marah-marah dirumah
b. Pasien pernah melakukan tindakan kriminal karena pengedar
narkoba.
2. Diagnosa Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan Khusus
Pasien mampu mengatasi atau mengendalikan resiko perilaku kekerasan
yang pernah dilakukannya
4. Tindakan Keperawatan:
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi teraupetik.
b. Identifikasi penyebab perilaku kekerasan.
c. Identifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
d. Identifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan.
e. Identifikasi akibat perilaku kekerasan.
f. Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan.
g. Bantu pasien mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik I Sp I
(tarik napas dalam), fisik II Sp II (pukul bantal / kasur), Sp III
(berbicara), Sp IV (Berdoa)
h. Anjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi
A. Strategi Komunikasi
1. ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Pak, perkenalkan nama saya perawat Rizki sabani. Hari
ini saya akan berbincang- bincang dengan bapak.”
“Nama bapak siapa? Senangnya di panggil apa?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini, masih ada rasa kesal atau
marah?”
c. Kontrak
Topik
“Baiklah, kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan
marah bapak.”
Waktu
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana jika
10 menit?”
Tempat
“Di mana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak?
Bagaimana jika di ruang tamu?”
d. Tujuan
“Kita ngobrol-ngobrol agar mba bisa mengendalikan rasa marah
bapak ya”
2. KERJA
“Apa yang menyebabkan bapak marah? Apakah sebelumnya bapak
pernah marah? Apa penyebabnya? Samakah dengan sekarang? Ooo...
jadi ada dua hal penyebab bapak marah ya”
“Pada saat bapak sedang marah apa yang bapak rasakan? Misalnya
saat bapak pulang ke rumah dan paman bapak belum menyiapkan
makanan, apa yang bapak rasakan?”
“Apakah bapak merasa kesal, terus dada bapak berdebar-debar mata
melotot, rahang terkatup rapat dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? Ooo.... iya bapak jadi teriak-
teriak dan memarahi orang lain yang lewat”
“Apa kerugian dari cara yang bapak lakukan?. Ya betul paman bapak
jadi ketakutan, orang lain pun sama jadi ketakutan.”
“Menurut bapak, adakah cara yang lebih baik arah dengan lebih baik?
Maukah bapak belajar cara mengungkapkan marah dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?”
“Ada beberapa cara mengatasi marah, bapak. Salah satunya dengan
cara fisik. Jadi menyalurkan marah lewat kegiatan fisik. Dari beberapa
cara fisik. Jadi menyalurkan marah lewat kegiatan fisik. Dari beberapa
cara tadi bagaimana jika kita belajar satu cara dulu?”
“Begini bapak, jika tanda–tanda marah tadi sudah bapak rasakan,
bapak berdiri, lalu tarik napas dari dari hidung, tahan sebentar lalu
keluarkan napas perlahan-lahan melalui mulut sambil membayangkan
bahwa bapak sedang mengeluarkan kemarahan. Silahkan bapak
mencoba melakukannya. Bagus...coba lakukan sampai lima kali.
Bagus sekali bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana
perasaanya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga jika
sewaktu-waktu rasa marahnya muncul, bapak sudah terbiasa
melakukannya.”
3. TERMINASI
a. Evaluasi
Subjektif :
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang
kemarahan bapak?”
Objektif :
“Ya jadi ada dua penyebab marahnya bapak, dan yang bapak
rasakan, yang bapak lakukan serta akibatnya”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Coba selama saya tidak ada mba mencoba mengingat lagi
penyebab bapak marah yang lalu, apa yang bapak lakukan bila
marah, yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan nafas
dalamnya ya pak”
c. Kontrak
Topik :
“Baiklah, bagaimana jika besok kita latihan cara yang lain untuk
mencegah atau mengontrol marah”
Waktu :
“Besok kita berlatih jam 9 selepas
sarapan” Tempat :
“Tempatnya di sini saja atau bapak punya tempat yang menurut
bapak lebih nyaman dan bapak suka”