PROPOSAL PENELITIAN
SA’DIYAH
NIM.31118026
MASYARAKAT
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
anak dibawah usia lima tahun (balita) di dunia, lebih banyak dibandingkan
dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria dan campak. Namun, belum
banyak perhatian terhadap penyakit ini. Di dunia, dari 9 juta kematian balita,
lebih dari 2 juta balita meninggal setiap tahun akibat pneumonia atau sama
dengan 4 balita meninggal setiap menitnya. Dari lima kematian balita, satu
penyebab utama kesakitan dan kematian balita di Indonesia yaitu sebesar 28%.
dengan 20% pertahun dari seluruh jumlah bila tidak diberi pengobatan.
balita per tahun atau sekitar 150.000 balita pertahun. Salah satu sasaran
menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1
dari 4 kematian yang terjadi. Menurut para ahli, daya tahan tubuh anak balita
1
2
pernapasan pada masa balita dapat pula menyebabkan kecacatan sampai pada
Menurut Sukamawa et all (2011) Sanitasi rumah dan Sosial ekonomi dapat
lingkungan hidup yang berkaitan dengan penyebab ISPA pada anak balita,
berupa kondisi fisik rumah dan kondisi sosial ekonomi keluarga. Menurut
mempengaruhi kejadian ISPA pada balita yaitu Usia anak yang usia lebih
muda, kemungkinan untuk menderita atau terkena penyakit ISPA lebih besar
bila dibandingkan dengan anak yang usianya lebih tua karena daya tahan
lengkap, daya tahan tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan anak yang
seperti polusi udara di kota-kota besar dan asap rokok dapat menyebabkan
Salah satu penyebab bahan bakar adalah polusi udara , polusi udara
merupakan hasil dari proses buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia
zat pencemar dan akan berkorelasi dengan meningkatnya jumlah orang yang
mengalami gangguan dan penyakit akibat polusi udara. Masuk dan kontak
3
dengan polutan udara pada manusia terutama melalui inhalasi dan menelan,
air, yang dikonsumsi dalam beberapa kasus rute utama asupan polutan.
sementara sejumlah zat beracun dapat ditemukan dalam sirkulasi umum dan
akibat polusi udara adalah Penyakit Paru Obstruktif Kronik. Penyakit sistem
dan faktor lingkungan. Faktor individu merupakan faktor yang berasal dari
dalam diri pasien. Terdapat beberapa aspek yang dinilai seperti status gizi,
merupakan faktor yang berasal dari lingkungan luar pasien yang dapat
sehari hari. Bahan bakar sudah menjadi kebtuhan bagi manusia, sedangkan
dengan baik dengan udara dan tercapainya suhu pembakaran. Bahan bakar
bakar berbentuk cair, gas dan padat. Bahan bakar gas sering digunakan di
motor, yakni gas alam, gas dapur kokas, gas dapur tinggi, dan gas dari pabrik
gas. Bahan bakar cair diperoleh dari minyak bumi yang dalam kelompok ini
ialah bensin dan minyak bakar, kemudian kerosin dan.bahan bakar padat.
Ada beberapa jenis bahan bakar yaitu, Bahan bakar padat adalahbahan
bakar yang secara fisik berupa padat dan biasanya menjadi sumber daya panas
atau bahan bakar cair yang diperoleh dari bumi yang dalam kelompok ini
adalah bensin dan minyak bakar kemudian dikerosin. contohnya kayu serta
batubara. Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tak rapat,
berbeda dengan bahan bakar padat, seperti contoh Bensin/ gasolin, premium,
minyak tanah, ataupun minyak solar. Bahan bakar gas adalah bahan bakar
yang ekonomis dipakai yakni gas alam, gas dapur kokas, gas dapur tinggi dan
kejadian ISPA yang dimana bahan bakarnya banyak mengeluarkan asap dan
asap lama tinggal di dapur maupun perilaku ibu membawa anak ke dapur
sehingga anak yang berada bersama ibu di dapur anak tersebut sering terpapar
Selain faktor jenis bahan bakar ,ISPA juga dipengaruhi oleh luas kamar
tidur yang idealnya kamar tidur itu sifatnya relatif, tergantung berapa besar
5
dimensi mebel yang dibutuhkan. Tentu berbagai mebel yang ada di dalam
kamar harus memiliki jarak agar penghuni bisa bergerak dengan leluasa.
Apalagi di dalam kamar banyak perabotan seperti kasur, lemari pakaian, meja
ukurannya sendiri.
Untuk kamar tidur utama, idealnya memiliki luas minimal 11,15 m2 dan
dinding lain.Sedangkan untuk kamar tidur anak, idealnya memiliki ruang tidur
dengan luas 7,43 m2 dan memiliki panjang sisi paling pendek 2,50 m dari
dinding ke dinding.
pernafasan mulai dari hidung sampai ke telinga tengah dan yang berat sampai
keparu. Kebanyakan ISPA muncul dari gejala yang ringan seperti pilek dan
batuk ringan tetapi jika imunitas anak rendah gejala yang ringan tersebut bisa
menjadi berat. Anak yang terkena infeksi saluran pernapasan bawah akan
Puskesmas dan jumlah data dari seluruh wilayah kerja Puskesmas Aikmel
sebanyak 1.602 kujungan balita dari bulan Januari sampai bulan Desember
dan terdapat sebanyak 1.180 balita yang terkena kasus ISPA. Sedangkan pada
tahun 2021 jumlah kunjungan pada balita 1.819 kunjungan dari 6 wilayah
kerja Puskesmas Aikmel dari Bulan Januari sampai dengan Bulan Desember
dan terdapat 1.340 balita yang terkena kasus ISPA pada 6 wilayah tersebut.
6
Desa Aikmel dengan jumlah kasus ISPA pada balita sebanyak 221 kasus,
Desa Aikmel Tengah dengan jumlah kasus ISPA pada balita sebanyak 115
kasus, Desa Aikmel Barat dengan jumlah kasus ISPA pada balita sebanyak
117 kasus, Desa Aikmel Lauk dengan jumlah kasus ISPA pada balita
sebanyak 345 kasus, Desa Kroya dengan jumlah kasus ISPA pada balita 365
kasus, Desa Bagek Nyaka dengan jumlah kasus ISPA pada balita sebanyak
173 kasus,sehingga dapat dilihat bahwa jumlah kasus ISPA pada balita
mengalami peningkatan.
masyarakat Aikmel (174%) dan yang tercapai hanya ( 85%) sehingga belum
sesuai harapan.
B. Identifikasi Masalah
2021.
2. Faktor usia mempengaruhi jenis bahan bakar dan luas kamar tidur di
asap.
7
C. Rumusan Masalah
Apakah ada Hubungan Bahan Bakar dan Luas Kamar Tidur Dengan
2021?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganilis Hubungan Jenis Bahan Bakar dan Luas Kamar Tidur Dengan
2021.
2. Tujuan khusus
Tahun 2021.
E. Manfaat Penelitian
Mataram tentang hubungan jenis bahan bakar dan luas kamar tidur dengan
2021.
2. Bagi Puskesmas
puskemas aikmel dalam mengetahui hubungan jenis bahan bakar dan luas
3. Bagi Peneliti
selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan jenis bahan bakar dan luas
puskemas aikmel.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Definisi ISPA
akut adalah kombinasi dari infeksi saluran pernapasan atas dan bawah.
tanda-tanda berikut; batuk, pilek, napas cepat, sulit bernapas dan retraksi
anatomis dibagi menjadi sistem pernapasan atas dan bawah, dengan pita
terdiri dari saluran udara dari lubang hidung sampai pita suara di laring
9
10
2. Etiologi
3. Patofisiologi
refleks spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal, maka virus akan
gejala sesak napas dan batuk. Invasi bakteri ini dipermudah oleh fakor-
saluran napas dapat menimbulkan gangguan gizi akut pada bayi dan anak
2009).
12
4. Faktor resiko
gaya hidup orang tua. Faktor biomedis meliputi kondisi kesehatan dari
secara umum ada tiga faktor risiko penyebab terjadinya ISPA pada balita,
infection). Pencemaran udara dalam rumah antara lain seperti asap rokok,
al., 2018). Faktor psikobiologi anak meliputi umur anak, berat badan
2 tahun belum sempurna dan lumen saluran napas yang masih sempit.
13
Berat badan lahir balita berpengaruh terhadap ISPA, karena bayi dengan
yang spesifik dan tampaknya tetap berada dalam nilai yang cukup tinggi
kekurangan gizi. Hal ini menyebabkan imunitas yang dimediasi sel yang
ISPA pada bayi dan balita dalam hal 24 ini adalah praktek penanganan
ISPA di keluarga baik yang dilakukan oleh ibu ataupun anggota keluarga
5. Klasifikasi
a. Rinitis
c. Otitis Media
d. Rinosinusitis
a. Epiglotitis
al.,2015)
hingga 5 hari.
c. Bronkitis Akut
oleh virus dan akan membaik tanpa terapi dalam dua minggu.
d. Bronkiolitis
e. Pneumonia
tahan tubuh dan perbaikan gizi yaitu dengan cara makan makanan
bergizi, minum air yang cukup, dan istirahat yang cukup. Kunjungi
kepadatan hunian yang baik dan tidak terlalu sesak ataupun terasa 32
Anak Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Anak Balita
adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau biasa
prevalence penyakit ISPA yang tinggi terjadi pada kelompok usia 1-4
tahun (Depkes RI, 2013). Infeksi Saluran Pernapasan Akut menjadi salah
satu alasan tersering yang membuat balita dibawa ke rumah sakit atau
pabrik dan lokasi rumah di daerah rawan banjir, serta berbagai faktor
risiko seperti status gizi, imunisasi, ASI, berat lahir bayi, dapat
2009). Peran orang tua juga penting dalam penanganan penyakit ISPA
23
pada balita, termasuk peran orang tua dalam perawatan anak. Orang tua
mungkin terjadi dari kondisi anak. Orang tua juga berperan dalam
B. Bahan Bakar
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi.
eksotermal dan reaksi nuklir (seperti Fisi nuklir atau Fusi nuklir).
Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam radioaktif. (wkipedia,
2016).
24
Calorific value (H, atau panas jenis) merupakan kandungan energi suatu
bahan per satuan massa yang dilepas saat bahan tersebut total terbakar.
tinggi calorific value suatu bahan bakar maka energi yang dihasilkan pun
akan semakin efisein, karena menghasilkan panas yang lebih besar dengan
menyediakan energi.
Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tidak rapat,
tanah adalah contoh bahan bakar cair. Bahan bakar cair yang
perbandingannya berbeda
Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas
bermotor.
2. Berdasarkan materinya
C. Kamar Tidur
tersebut, salah satunya adalah dengan cara memilih warna cat dinding
kamar tidur yang cocok bagi individu yang menempati kamar tidur
tersebut.
Pemilihan warna yang salah dan pemakaian warna yang tidak serasi dapat
Indraswara, 2007).
digunakan lebih dari 2 orang dalam satu kamar tidur. Kepadatan hunian
28
dalam m2 /orang. Luas minimum per orang sangat relatif tergantung dari
minimum 10 m 2 /orang, jadi untuk satu keluarga yang terdiri dari 5 orang
Untuk kamar tidur diperlukan luas lantai minimum 3 m 2 /orang dan utuk
mencegah penularan penyakit saluran jarak antara tepi tempat tidur yang
satu dengan yang lain minimum 90 cm. Kamar tidur sebaiknya tidak
dihuni > 2 orang, kecuali untuk suami istri dan anak dibawah dua tahun.
untuk menjamin volume udara yang cukup, disyaratkan juga tinggi langit-
menurun dan diikuti oleh peningkatan CO2 dan dampak peningkatan CO2
(Cahyaningrum, 2011).
terkena ISPA yang tinggal dirumah penghuni padat dengan anak balita
tinggal dirumah penghuni tidak padat. Anak balita yang tinggal dirumah
penghuni.
kamar tidur minimal 9m2 untuk setiap orang yang berumur diatas 5 tahun
atau untuk orang dewasa dan 4,5m2 untuk anak-anak berumur dibawah 5
tahun. Luas lantai minimal 3,5m2 untuk setiap orang dengan tinggi langit-
langit tidak kurang dari 2,75m. Kelembaban dikamar tidur yang baik
dan alad tidur (kasur) tidak terlampau keras atau terlalu lunak
2. Faktor resiko
penghuninya .
yang berupa virus, bakteri dan jamur. Faktor etiologi ini dapat
tumbuh dengan baik jika kondisi yang optimum. Virus, bakteri dan
dengan kondisi tersebut dan dalam jangka waktu yang lama maka
terjadi pula pencemaran oleh bakteri ataupun oleh berbagai zat kimia
adanya debu, uap air yang mengandung kuman. Setiap Gram debu
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konseptual
a) Status sosial
ekonomi
dipengaruhi oleh berbagai faktor dan dalam penelitian ini yang di teliti
adalah jenis bahan bakar dan luas kamar tidur sehingga terjadi kejadian
yang di mana faktor perilaku meliputi perilaku kebersihan dan gaya hidup
kelompok umur.faktor luas kamar tidur yaitu, jenis dindig rumah Dinding
ruangan menjadi tidak normal,suhu dan kelembapan kamar tidur Suhu dan
dan jamur,ventilasi kamar tidur Tidak tersedianya ventilasi yang baik pada
B. Hipotesis Penelitian
Ada hubungan jenis bahan bakar dan luas kamar tidur dengan kejadian
ISPA pada balita di Desa Kroya di wilayah kerja Puskesmas Aikmel tahun
2021.
33
BAB IV
METODE PENELITIAN
a) Populasi
b) Sampel
c) Besar Sampel
sebagai berikut:
32
34
Rumus :
N0
n=
1+ N e 2
Keterangan:
n= Jumlah sampel yang dicari
N= Jumlah populasi
N0
n= 2
1+ N e
369
n=
1+ ( 369 )( 10 % ) 2 ¿
¿
369
¿
1+369 (0,1)
369
¿
1+369
369
¿
4,69
= 79
Jadi besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 79 orang.
sederhana.
35
1. Lokasi penelitian
Aikmel
2. Waktu penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini adalah jenis bahan bakar dan
3. Definisi Operasional
pembakaran 2. Tidak
kayu,gas,dan lain-
lain
nyaman
dibutuhkan
beberapa sentuhan
elemen interior
yang dapat
menunjang dan
meningkatkan rasa
nyaman tersebut
37
penyakit neterogen
dan kompleks
yang disebabkan
oleh berbagai
patogen yang
menyerang saluran
pernafasan mulai
ke alveoli
38
1. Data Primer
tahun 2021.
2. Data Skunder
ISPA.
b.Instrumen penelitian
penelitian.
1. Cleaning
2. Editing
3. Coding
4. Entry data
dianalisia.
5. Tabulating
40
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat