Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

PEMBAHASAN

Gambar 4. 1 Raw Water Pump [5]

27
28

4.1 Spesifikasi Raw Water Pump


Berikut adalah spesifikasi pada Raw Water Pump yang didapat dari hasil
pengukuran secara langsung serta manual book di PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Sektor Bukit Asam:
Raw Water Pump Spesifikasi
Merk BERGERON RATEAU
Type FE 21
No. Seri 92-1280-11
Head 41 m
Hydraulic Power 9, 9 m
Weight 565 kg
Rotation Speed 1480 rpm
Puissance Power 11.5 Kw
Tabel 4. 1 spesifikasi raw water pump
4.1.1 Kerusakan Pada Raw Water Pump
1. Jadwal pelumasan tidak teratur.
2. Kotoran pada saat pelumasan bisa merusak bearing.
3. Masa pengoperasian yang lewat jadwal dan cara pengoperasian salah.
4. Terjadi gesekan antara impeller dan casing yang diakibatkan pada saat
melakukan adjusting tidak sesuai pada ketetapan pengukuran.

4.2 Pengertian Untreated Water


Untreated water atau air baku adalah air yang berasal dari sumber air
permukaan (sungai), yang sebelumnya di alirkan melalui river water pump menuju
ke raw water tank tetapi sebelum itu air sungai tersebut dilakukan proses
penyulingan atau desalination plant (kombinasi evaporasi dan kondensasi).
Dimana air sungai tersebut disuling menjadi air tawar. Hal ini dilakukan karena
sifat air sungai yang korosif, sehingga jika air laut tersebut dibiarkan langsung
masuk ke dalam unit utama, maka dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan
PLTU. Dengan metode penyulingan ini maka air yang dihasilkan akan menjadi air
baku yang selanjutnya akan dimasukkan kedalam raw water tank dan setelah itu air
29

tersebut dihisap oleh raw water pump untuk disalurkan ke beberapa titik yang
membutuhkan air baku.

4.2.1 Proses Pengolahan Air Baku (Untreated Water)

Gambar 4. 2 Proses Water Treatment Plant [5]

4.3 Bagian-Bagian Raw Water Pump

Gambar 4. 3 Motor Listrik


4.3.1 Motor
Motor adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik
dan digunakan untuk memutar pompa yang telah dihubungkan melalui shaft dari
pompa menuju motor.
30

Gambar 4. 4 Pompa
4.3.2 Pompa
Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh suatu sumber
tenaga yang digunakkan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke
tempat lain, dimana cairan tersebut hanya mengalir apabila terdapat perbedaan
tekanan. Pompa vertikal adalah aliran campuran, atau pompa sentrifugal vertikal
sumbu yang mencakup tahapan impeller berputar & mangkuk stasioner untuk
memproses baling-baling pemandu.

Gambar 4. 5 Impeller
4.3.3 Impeller
Semua impeller diletakan pada permukaan yang halus dan diseimbangkan
secara dinamis untuk memberikan efisiensi maksimum. Impeler yang tertutup
memiliki baling-baling yang ditutupi oleh mantel (penutup) pada kedua sisinya.
Biasanya digunakan untuk pompa air, dimana baling- baling seluruhnya mengurung
air. Hal ini mencegah perpindahan air dari sisi pengiriman ke sisi penghisapan, yang
akan mengurangi efisiensi pompa.
31

Gambar 4. 6 Shaft
4.3.4 Poros (Shaft)
Poros pompa adalah bagian yang mentransmisikan putaran dari sumber gerak,
seperti motor listrik, ke pompa. Yang perlu kita perhatikan adalah, pada sebuah
pompa sentrifugal yang bekerja di titik efisiensi terbaiknya, maka gaya bending
porosnya akan secara sempurna terdistribusikan ke seluruh bagian impeller pompa.

Gambar 4. 7 Kopling
4.3.5 Kopling
Pada dasarnya kopling berfungsi untuk menghubungkan dua shaft, dimana
yang satu adalah poros penggerak dan yang lainnya adalah poros yang digerakkan.
Kopling yang digunakan pada pompa, bergantung dari desain sistem dan pompa itu
sendiri. Macam-macam kopling yang digunakan pada pompa dapat berupa kopling
rigid, kopling fleksibel, grid coupling, gear coupling, elastrometic coupling, dan
disc coupling.

Gambar 4. 8 Housing Bearing


32

4.3.6 Housing Bearing


Housing bearing berfungsi sebagai tempat untuk menutup bearing dan juga
untuk melindungi bearing dari kotoran maupun udara yang dapat merusak bagian
bearing tersebut.

Gambar 4. 9 Bearing
4.3.7 Bearing
Bearing pada pompa berfungsi untuk menahan (constrain) posisi rotor relatif
terhadap stator sesuai dengan jenis bearing yang digunakan. Bearing yang
digunakan pada pompa yaitu berupa journal bearing yang berfungsi untuk menahan
gaya berat dan gaya-gaya yang searah dengan gaya berat tersebut, serta thrust
bearing yang berfungsi untuk menahan gaya aksial yang timbul pada poros pompa
relatif terhadap stator pompa.

4.4 Persiapan Maintenance Raw Water Pump

4.4.1 Man Tool (Alat Pelindung Diri)


APD atau Alat Pelindung Diri merupakan kelengkapan yang wajib digunakan
saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya. APD bukan merupakan pencegahan dari
kecelakaan kerja namun APD mengurangi dampak atau konsekuensi dari suatu
kejadian. Alat APD yang harus disiapkan, yaitu:
33

1. Helm Pengaman

Gambar 4. 10 helm pengaman

2. Kacamata Pelindung

Gambar 4. 11 Kacamata Pelindung

3. Ear Plug

Gambar 4. 12 ear plug

4. Sarung Tangan

Gambar 4. 13 Sarung Tangan


34

5. Safety Shoes

Gambar 4. 14 Safety Shoes

4.4.2 Peralatan (Tools)


Adapun peralatan yang digunakan untuk melakukan maintenance pada
raw water pump adalah sebagai berikut:
1. Kunci ring pas 1 set

Gambar 4. 15 Kunci ring pas


2. Kunci inggris

Gambar 4. 16 kunci inggris


35

3. Kunci L 1 set

Gambar 4. 17 kunci L
4. Sigmat T

Gambar 4. 18 sigmat T
5. Palu

Gambar 4. 19 palu
36

6. Pahat

Gambar 4. 20 pahat
7. Linggis

Gambar 4. 21 Linggis
8. Kain majun

Gambar 4. 22 majun
9. webbing sling (sabuk)

Gambar 4. 23 sabuk
37

4.4.3 Material Yang Digunakan


1. Bearing Baru (KOYO 6311 2RS)

Gambar 4. 24 Bearing Baru


2. Grease (Gadus V220)

Gambar 4. 25 grease
3. Gland Packing (13mm)

Gambar 4. 26 gland packing


38

4.5 Proses Pembongkaran Raw Water Pump


Langkah pekerjaan pembongkaran raw water pump adalah sebagai berikut:
1. Memastikan motor dan pompa dalam keadaan tidak beroperasi, dan
selanjutnya melepaskan motor listrik.

Gambar 4. 27 melepaskan motor listrik


2. Melepaskan Intermidiate Casing menggunakan crane.

Gambar 4. 28 melepaskan intermediate casing


3. Melepaskan kopling penghubung motor menggunakan kunci pas.

Gambar 4. 29 melepaskan kopling


39

4. Melepaskan Housing Bearing menggunakan kunci inggris.

Gambar 4. 30 melepaskan housing bearing


5. Melepaskan sambungan antara pedestal casing dengan pipa saluran
Discharge.

Gambar 4. 31 melepaskan sambungan discharge


6. Melepaskan pedestal casing menggunakan crane.

Gambar 4. 32 melepaskan pedestal casing


40

7. Menaikkan pompa menggunakan alat bantu crane.

Gambar 4. 33 menaikkan pompa


8. Melakukan pembongkaran pada Housing Bearing.

Gambar 4. 34 pembongkaran housing bearing


9. Mengeluarkan shaft bearing yang terdapat didalam Housing Bearing.

Gambar 4. 35 shaft bearing


41

10. Menganalisis kerusakan yang terjadi pada Bearing.

Gambar 4. 36 Menganalisis kerusakan bearing


11. Melakukan penggantian bearing yang rusak dengan yang baru.

Gambar 4. 37 penggantian bearing baru

4.6 Proses Pemasangan Raw Water Pump


1. Memastikan seluruh komponen yang telah dibongkar ada dan sudah dalam
kondisi baik serta bersih dari kotoran.

Gambar 4. 38 kondisi housing bearing yang telah dibersihkan


42

2. Memasang bearing pada shaft bearing yang telah diganti dengan yang baru
menggunakan bearing merk Koyo 6311 2RS 1 buah.

Gambar 4. 39 shaft bearing yang telah terpasang bearing baru


3. Memasukkan shaft bearing yang telah terpasang bearing tadi ke dalam
Housing Bearing.

Gambar 4. 40 memasukkan shaft bearing pada housing bearing


4. Melakukan pelumasan bearing dangan menggunakan grease (gemuk) pada
bagian bola bearing, kemudian tutup kembali Housing Bearing.

Gambar 4. 41 pelumasan bearing menggunakan grease


43

5. Memasukkan kembali pompa kedalam lubang dengan menggunakan crane dan


mengunci sejenak menggunakan 2 besi untuk dapat memudahkan memasang
pedestal casing.

Gambar 4. 42 memasukkan pompa


6. Memasang kembali pedestal casing menggunakan crane dan menyambungkan
pada pompa dengan menggunakan baut.

Gambar 4. 43 pemasangan pedestal casing


44

7. Menurunkan pompa beserta pedestal casing secara perlahan.

Gambar 4. 44 menurunkan pompa


8. Memasang kembali sambungan pada pedestal casing dan saluran discharge.

Gambar 4. 45 pemasangan kembali saluran discharge


45

9. Setelah terpasang, memasukkan kembali housing bearing di dalam pedestal


casing dengan benar.

Gambar 4. 46 pemasangan housing bearing


10. Memasangkan kembali kopling penghubung dengan housing bearing, dan
Memasangkan gland packing pada shaft/poros.

Gambar 4. 47 pemasangan kopling dan gland packing


46

11. Setelah selesai terpasang, melakukan pengukuran pada impeller dan adjusting
sebanyak (2,5mm) guna agar impeller tidak bergesekan dengan pedestal casing
dan juga supaya pressure tetap stabil tidak berkurang sedikitpun.

Gambar 4. 48 melakukan pengukuran adjusting pada pompa


12. Setelah dilakukan adjusting melakukan pemasangan pada intermediate casing.

Gambar 4. 49 pemasangan intermediate casing dan motor listrik


47

13. Dan terakhir memasangkan kembali motor penggerak seperti semula, Raw
Water Pump (07 SEB PI 400) siap stand by beroperasi.

Gambar 4. 50 pompa siap beroperasi (stand by)

Anda mungkin juga menyukai