Anda di halaman 1dari 10
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT SMKP MINERAL DAN BATUBARA Pendidikan dan Pelatihan Implementasi Sistem Managemen Keselamatan Pertambangan Latar Belakang Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, Pasal 141; dan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, Pasal 16 dan Pasal 26 mengatur bahwa salah satu aspek pengawasan terhadap penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan adalah pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan yang didalamnya mencakup keselamatan kerja, Kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan sistem Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 38 Tahun 2014 tentang Penerapan Sistim Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara (SMKP Minerba), pasal 3, menyatakan bahwa perusahaan wajib menerapkan SMKP Minerba di perusahaannya. SMKP Minerba adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko keselamatan pertambangan yang terdiri atas keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan dan keselamatan operasi pertambangan. Modu! ini ditulis untuk membantu peserta dalam memahami materi diklat evaluasi dan tindak lanjut SMKP Minerba dalam Diklat Implementasi SMKP Minerba. Dengan modul ini maka peserta diklat diharapkan akan mampu memahami prinsip evaluasi dan tindak lanjut SMKP Minerba. Modul ini sangat berguna dalam mendukung implementasi SMKP Minerba. Modul ini sangat terkait dengan modul lain dalam Diklat Implementasi SMKP. Penyusunan Prosedur pemantauan dan pengukuran kinerja Keselamatan Pertambangan ‘Sub elemen V.1 SMKP Minerba menyatakan bahwa perusahaan wajib menyusun, menetapkan, menerapkan, dan mendokumentasikan prosedur pemantauan dan pengukuran kinerja Keselamatan Pertambangan. Prosedur yang disusun harus mencakup pemantauan dan pengukuran kinerja terhadap: Doe ee a a eae sasaran, target dan program Keselamatan Pertambangan; pengelolaan lingkungan kerja; pengelolaan kesehatan kerja; pengelolaan KO Pertambangan yang terdiri atas sistem dan pelaksanaan pemeliharaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan; pengamanan instalasi; kelayakan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan; kompetensi tenaga teknik; dan evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan. 5. _ pengelolaan bahan peledak dan peledakan yang terdiri atas: b. gudang bahan peledak; penyimpanan bahan peledak; Pemantauan dan pengukuran kinerja Keselamatan Pertambangan Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sub elemen V.1 SMKP Minerba menyatakan bahwa pemantauan dan pengukuran_ kinerja Keselamatan Pertambangan, meliputi: ive Sasaran, Target dan Program Keselamatan Pertambangan Sasaran, target dan program keselamatan pertambangan harus dipantau dan diukur. Kegiatan pemantauan dan pengukuran dilakukan dengan membandingkan antara sasaran, target dan program yang direncanakan dengan imlementasinya. Pemantauan dan pengukuran sasaran, target dan program sebaiknya dilakukan secara kuantitatif sehingga diketahui secara jelas persentase implementasi dari sasaran, target dan program keselamatan pertambangan yang telah direncanakan. Pengelolaan Lingkungan Kerja Pengelolaan fingkungan kerja harus dipantau dan diukur kinerjanya. Pemantauan dan pengukuran kinerja pengelolaan lingkungan kerja harus mencakup pemantauan dan pengukuran terhadap: a. pengendalian debu; b. pengendalian kebisingan; c. pengendalian getaran; ze pencahayaan; kualitas dan kuantitas udara kerja; pengendalian radiasi; pengendalian faktor kimia ; pengendalian faktor biologi; dan kebersihan lingkungan kerja. Proses pemantauan dan pengukuran kinerja pengelolaan lingkungan kerja harus dilakukan oleh petugas industrial hygiene yang memiliki pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan pelatihan yang sesuai apabila dibutuhkan dalam pelaksanaan pemantauan dan pengukuran kinerja pengelolaan lingkungan kerja. Pengelolaan Kesehatan Kerja Pengelolaan kesehatan kerja harus dipantau dan diukur kinerjanya. Pemantauan dan pengukuran kinerja pengelolaan kesehatan kerja harus mencakup pemantauan dan pengukuran terhadap: a. »poos > prosedur pengelolaan kesehatan kerja, budaya hidup bersih, dan sehat (higienis dan sanitasi); pelayanan kesehatan kerja; prinsip 4 (empat) pilar kesehatan kerja; pengelolaan ergonomic; pengelolaan makanan, minuman, dan gizi kerja; fasilitas kesehatan kerja; pemeriksaan kesehatan kerja; pemantauan pekerjatambang yang bekerja pada tempat kerja yang memiliki risiko tinggi dan tingkat kelelahan (fatigue); dan rekaman data kesehatan kerja. Pengelolaan keselamatan operasi pertambangan harus dipantau dan diukur kinerjanya. Pemantauan dan pengukuran kinerja pengelolaan keselamatan Operasi pertambangan harus mencakup pemantauan dan pengukuran terhadap: a. Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan Pemantauan dan pengukuran sistem dan _ pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan sekurang-kurangnya terdiri atas : 1) prosedur pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan; 2) program dan jadwal pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, peralatan pertambangan; 3) peralatan untuk melaksanakan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan; dan 4) pengevaluasian dan pendokumentasian sistem dan pelaksanaan pemeliharaan /perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan. Pengamanan instalasi Pemantauan dan pengukuran pengamanan instalasi sekurang- kurangmya terdiri atas: 1) prosedur pengamanan instalasi; 2) jenis instalasi yang diamankan; 3) program dan jadwal pemeriksaan pengamanan instalasi; dan 4) pengevaluasian dan pendokumentasian hasil pemeriksaan pengamanan instalasi Kelayakan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan Pemantauan dan pengukuran kelayakan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan sekurang-kurangnya terdiri atas: 1) prosedur pengujian kelayakan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan; EVALUASI DAN TINDAK LANJUT INSPEKSI PELAKSANAAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN Indikator Keberhasilan: Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat: 1. Menyusun prosedur inspeksi pelaksanaan keselamatan pertambangan. 2. Melaksanakan inspeksi pelaksanaan keselamatan pertambangan A. Penyusunan Prosedur inspeksi pelaksanaan Keselamatan Pertambangan Sub elemen V.2 SMKP Minerba menyatakan bahwa perusahaan wajib menyusun, menetapkan, menerapkan, dan mendokumentasikan prosedur inspeksi pelaksanaan Keselamatan Pertambangan. Prosedur inspeksi pelaksanaan Keselamatan Pertambangan yang disusun sekurang-kurangnya terdiri atas: tujuan inspeksi; Jenis inspeksi; pelaksana inspeksi; objek Inspeksi; jadwal dan frekuensi inspeksi; lembar periksa inspeksi; peralatan inspeksi; metode atau tala cara inspeksi; pelaksanaan inspeksi; Klasifikasi bahaya; laporan inspeksi; Uindak lanyut inspeksi. evaluasi hasil tindak lanjut inspeksi; dan dokumentasi. SPN PPS PM = ale gk ae Bons S Pelaksanaan Inspeksi pelaksanaan Keselamatan Pertambangan Dalam inspeksi pelaksanaan keselamatan pertambangan, terdapat beberapa he yang perlu diperhatikan yaitu: 4 Tujuan, jenis, pelaksana, objek, jadwal dan frekuensi Inspeksi merupakan salah satu elemen penting dalam evaluasi dan tindak lanjut. Inspeksi tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan pada diri pekerja atau suatu bagian kerja, akan tetapi memastikan apakah segalanya berjalan dengan memuaskan dalam arti sesuai dengan norma-norma keselamatan pertambangan yang berlaku. Secara umum inspeksi keselamatan pertambangan bertujuan untuk: a. Mengidentifikasi problem-problem yang mungkin terjadi b. Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan pada peralatan c. Mengidentifikasi tindakan tidak standar/aman pekerja d. Mengidentifikasi dampak dari _ perubahan/pergantian — suatu proses/material © Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam suatu perbaikan Te Menyediakan informasi tentang swanilai/swataksir manajemen g. Menunjukan komitmen manajemen Pada prinsipnya maksud dan tujuan inspeksi adalah untuk menemukan atau mengidentifikasi kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman. Selanjutnya adalah menentukan penyebab dasar agar dapat melakukan tindakan perbaikan sehingga kondisi dan tindakan tidak aman tidak sempat menyebabkan suatu kecelakaan. Berdasarkan pihak yang melaksanakan inspeksi, inspeksi dapat dibagi menjadi: a. Inspeksi eksternal Inspeksi yang dilakukan dari pihak luar antara lain: 1) Inspeksi oleh Inspektur Tambang 2) _ Inspeksi oleh Konsultan K3 EVALUASI DAN TINDAK LANJUT KEPATUHAN TERHADAP KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERSYARATAN LAINNYA YANG TERKAIT Indikator Keberhasilan: Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat : 1. Menyusun prosedur evaluasi kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang- undangan dan persyaratan lainnya yang terkait. Melaksanakan evaluasi kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang- undangan dan persyaratan lainnya yang terkait. A. Penyusunan Prosedur evaluasi kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang terkait Berdasarkan sub elemen V.3 SMKP Minerba, perusahaan wajib menyusun, menetapkan, menerapkan, dan mendokumentasikan prosedur untuk melakukan evaluasi kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang terkait. Prosedur tersebut sekurang-kurangnya harus mengatur: Tata cara dan waktu evaluasi. 2. Tata cara menyusun rencana dan pelaksanaan tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang terkait. 3. Tata cara mendokumentasikan hasil evaluasi kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang terkait. Pelaksanaan evaluasi kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang- undangan dan persyaratan lainnya yang terkait Evaluasi kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang terkait dilaksanakan dengan membandingkan persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang terkait dengan area kerja dan penerapan dari peraturan dan persyaratan lain tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus melaksanakan identifikasi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang terkait dan melakukan penilaian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang terkait tersebut. Evaluasi diharapkan dapat menghasilkan persentase pemenuhan dan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang terkait. Berdasarkan hasil evaluasi, perusahaan harus menyusun rencana dan pelaksanaan tindak lanjut untuk mematuhi peraturan dan persyaratan lainnya yang terkait yang belum dipatuhi oleh perusahaan. Rencana pematuhan harus jelas, terukur, memiliki target waktu pemenuhan, dan telah ditetapkan siapa yang bertanggung jawab melaksanakan rencana tersebut. Pelaksanaan rencana harus dipantau untuk memastikan rencana dilaksanakan. Kemudian, hasil evaluasi kepatuhan harus didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ada di perusahaan. Berdasarkan sub elemen VI.4.5.3 SMKP Minerba, dokumen dan rekaman dalam evaluasi kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang terkait meliputi: 1 prosedur evaluasi kepatuhanterhadap ketentuan peraturan perundang- undangan dan persyaratan lain yang terkait; 2 rekaman hasil evaluasi kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang- undangan dan persyaratan lain yang terkait; 3. dokumen rencana dan pelaksanaan tindak lanjut hasil evaluasi kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang terkait; dan

Anda mungkin juga menyukai