Anda di halaman 1dari 26

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI

HUKUM NEWTON BERBASIS KAHOOT

PROPOSAL

Riski Aninditya Firmayanty

201684203014

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu hal penting bagi manusia dan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat di era

global. Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk

meningkatkan kualitas kemampuan seseorang, peran dari pendidikan adalah

untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi yang telah ada dalam

sumber daya manusia melalui proses pembelajaran, oleh karena itu sekolah

harus mumpuni dalam upaya menghasilkan sumber daya manusia yang

memiliki kompetensi di bidangnya. Sejala dengan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 yang mengatur tentang Standar

Nasional Pendidikan, kompetensi merupakan seperangkat sikap, pengetahuan,

dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh peserta didik

setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program,

atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu. Peserta didik diharapkan

mampu memiliki kompetensi mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan

sehingga mampu memenuhi tuntutan dunia kerja.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang

Kualifikasi Akademik dan Standar Kompetensi Guru menyatakan bahwa

menyelenggarakan penilaian kemampuan kognitif atau hasil belajar

merupakan salah satu kompetensi inti yang harus dipenuhi. Permendiknas

1
Nomor 16 Tahun 2007 disebutkan bahwa penilaian merupakan salah satu

unsur pembelajaran yang harus dikuasai oleh guru. Penilaian merupakan

bagian yang menyatu dalam suatu proses pembelajaran dan merupakan

seperangkat system yang berhubungan dengan tujuan (Pinilih, 2013). Guna

melakukan suatu penilaian, tenaga pendidik bisa mengetahui sejauh mana

batas kemampuan pengetahuan serta penguasaan peserta didik setelah

mempelajari materi yang telah diajarkan.

Penilaian yang sahih dan objektif dapat diperoleh dengan menggunakan

tes yang memuat soal atau pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggambarkan

suatu kemampuan yang akan diukur. Soal yang baik tentunya soal yang

berkualitas baik. Dikatakan berkualitas baik apabila sesuatu yang hendak

diukur sejajar dengan sasaran proses pembelajaran yang akan diraih (Uno,

2008). Bentuk soal yang dimaksud adalah soal-soal yang sesuai dengan revisi

Taksonomi Bloom (Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R: 2001).

Ketidaksesuaian dalam penyusunan soal penilaian untuk mengukur

kemampuan peserta didik sebagian besar masih dijumpai di berbagai sekolah

di seluruh Indonesia. Tak jarang pula kita temukan bentuk soal yang hanya

asal jadi tanpa melihat kompetensi Taksonomi Bloom yang telah di revisi oleh

Krathwohl dan Anderson, di dalam pengaplikasiannya di sekolah, masih

seringkali kita jumpai guru membuat instrumen penilaian tanpa mengikuti

kaidah-kaidah tertentu (Arifin, 2009). Peserta didik menjadi kritis yaitu

dengan seiring memberikan latihan mengerjakan soal-soal evaluasi yang dapat

2
mengembangkan pola piker peserta didik. Sebab itu dituntut untuk lebih

kreatif dan inovatif terhadap pembelajaran fisika.

Berbagai media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi kian marak.

Revolusi industry 4.0 yang menekan SREAM (Science, Technology,

Engineering The Arts, And Matemathics) di bidang pendidikan (Kementrian

perindustrian,2014). Hal ini mendorong pembelajaran yang memanfaatkan

teknologi serta pemecahannya. Pengembangan teknologi dalam pembelajaran

pun kian marak sehingga menciptakan pembelajaran yang up to date dan

mudah di pahami oleh peserta didik terutama dalam masa pandemik Covid-19

seperti saat ini.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, instrumen penilaian yang

diberikan oleh guru mata pelajaran fisika sudah memenuhi kompetensi

Taksonomi Bloom revisi oleh Krathwohl dan Anderson, dengan kata lain

penilaian berbentuk tes yang bertujuan untuk mengukur kemampuan kognitif

peserta didik merupakan soal yang dibuat sendiri oleh guru mata pelajaran

sesuai dengan materi yang diajarkannya, namun belum dilakukan validasi dan

diuji cobakan. Sementara itu untuk penyusunan instrumen penilaian dikatakan

baik apabila telah melalui tahap uji coba (Arifin, 2013).

Semakin berkembangnya alat teknologi, penggunaan alat evaluasi dengan

basik teknologi yang memberikan dapak positif, karna peserta didik akan

antusian dalam pembelajaran yang berlangsung. Salah stu alat evaluasi yang

dikembangkan dalam pembelajaran fisika adalah Aplikasi Kahoot. Kahoot

adalah aplikasi online di mana kuis berupa soal-soal tes dapat dikembangkan

3
dan disajikan dalam format “permainan”. Pemberian poin akan diberikan

kepada yang menjawab benar dan peserta didik yang terlibat permainan

tersebut akan tertera namanya dalam daftar.

Aplikasi Kahoot akan mempermudah guru dalam mengevaluasi. Tidak

dapat dipungkiri keberadaan teknologi dapat menjadi media pembelajaran

yang menarik serta dengan memanfaatkan aplikasi pembelajaran dapat

mempermudah guru dalam mengelola dan menyamppaikan pesan kepada

peserta didik ( (Kurnia, 2018)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti melakukan

penelitian dengan judul : “Pengembangan Instrumen Penilaian Pada

Materi Hukum Newton Berbasis Kahoot”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil

pengembangan instrumen penilaian pada materi hukum Newton berbasis

Kahoot ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan pengembangan produk ini

adalah mengembangkan instrumen penilaian pada materi hukum Newton

berbasis Kahoot.

4
D. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Pendidik

Dapat memerikan alternatif instrumen penilaian dan

memberikan informasi dalam penyusunan instrument penilaian

yang baik dan tepat.

2. Peserta didik

Dapat memberikan informasi mengenai konsep mana yang

telah dipahami dan yang belum dipahami.

3. Bagi sekolah

Dapat dijadikan bahan masukan prosedur dalam memilih cara

alternatif membuat instrumen penilaian .

4. Bagi peneliti

Dapat mengembangkan instrument penilaian berasis kahoot

untuk mengukut kemampuan peserta.

E. Batasan Masalah

1. Instrumen penilaian yang dikembangkan difokuskan khusus pada

materi hukum Newton.

2. Instrumen penilaian ini difokuskan pada aspek kognitif dalam bentuk

pilihan berganda (multiple choice) yang menyesuaikan indikator soal

sesual taksonomi bloom.

3. Produk yang dikembangkan adalah instrument penilaian berbasis

Kahoot.

5
4. Instrumen penilaian ini hanya divalidasi oleh pada ahli tidak melalui

validasi empiris.

F. Defenisi Operasional

Kemungkinan akan muncul ganda pengertian terhadap beberapa istilah

yang dapat dihindari dengan adanya definisi oprasional sebagai berikut.

1. Instumen adalah suatu alat ukur yang digunakan dalam pengukuran

dalam rangka pengunpulan data.

2. Pengembangan instrumen adalah suatu komponen pokok dalam

penelitian dengan melakukan pengolahan data dan merancang instrumen

melalui beberapa tahap dengan memandang kelayakan suatu produk

yang dihasilkan.

3. Kahoot adalah aplikasi online di mana kuis berupa soal-soal tes dapat

dikembangkan dan disajikan dalam format “permainan”.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Intrumen Penilaian

Instrumen merupakan alat ukur yang digunalkan untuk mengukur

sesuatu dalam pengumpulan data (Purwanto, 2013). Penilaian

(assessment) dianggap sebagai salah satu komponen penting yang ada

dalam proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kualitas

pembelajaran yang disesuaikan dengan meningkatkan kualitas system

penilaian (Widoyoko, 2014).

Penilaian sebagai salah satu komponen dari proses pembelajaran

diharapkan dapat memberikan hasil umpan balik secara objektif sesuai

apa yang telah dipelajari oleh peserta didik serta digunakan untuk

mengetahui keefektifan pembelajaran (Muttaqin, 2017).Penilaian dalam

pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu yang relatif, yang berarti sesuatu

yang baru. Penelitian didefenisikan sebagai cara unyuk menempatkan

peserta didik dalam konteks yntuk menyatakan alat ukur bahwa sejauh

mana konsep yang diketahui dan belu diketahui (Sumintono, 2015)

Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat maka dapat disimpilkan

bahwa instrument penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan oleh

pendidik untuk mengukur sejauh mana kemampuan yang dimiliki

peserta didik, serta dapat memberikan informasi sebagai umpan balik

dalam memodifikasi aktifitas belajar dan mengajar serta meningkatkan

7
kualitas pembelajaran. Depdiknas tahun 2008 tentang Panduan

Penulisan Butir soal menyatakan bahwa dalam penulisan instrument

penilaian perlu memperhatikan ketentuan/kaidah penulisannya,

diantaranya sebagai berikut:

a. Materi

Materi yang digunakan perlu disesuaikan terhadap rumusan

indikator dalam kisi-kisi dan setiap aspek yang diukur sesuai dengan

tuntunan kisi-kisi instrumen.

b. Konstruksi

Beberapa pernyataan yang perlu diperhatikan dalam kontruksi

penulisan instrumen penilaian yaitu:

1) Pernyataan dirumuskan secara singkat dan jelas.

2) Kalimat yang digunakan bebas dari pernyataan tidak relevan

terhadap objek.

3) Kalimat yang digunakan bebas dari pernyataan bersifat negatif

ganda.

4) Kalimat yang digunakan bebas dari pernyataan mengacu pada

masa lalu.

5) Kalimat yang digunakan bebas dari pernyataan fakual.

6) Kalimat yang digunakan bebas dari pernyataan yang

diintrepretasikan lebih dari satu cara.

7) Kalimat yang digunakan bebas dari pernyataan yang mungkin

disetujui atau dikosongkan oleh hampir semua responden.

8
8) Pernyataan berisi satu gagasan secara lengkap pada setiap

kalimatnya.

9) Kalimat yang digunakan bebas dari pernyataan yang berisi kata

tidak pasti seperti semua, selalu, kadang-kadang, tidak stupun,

tidak pernah dan lain-lain.

c. Bahasa

Beberapa pernyataan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan

bahasa dalam penulisan instrument penilaian yaitu:

1) Penggunaan bahasa harus komunikatif dan sesuai terhadap

jenjang pendidikan peserta didik.

2) Penggunaan bahasa Indonesia yang baku dalam butir soal.

3) Penggunaan bahasa dalam butir soal tidak berlaku

setempat/tabu.

d. Media

Menurut (Daryanto, 2016), media pembelajaran adalah alat dan

bahan yang dapat dijadikan sebagai alat komunikasi dalam proses

pembelajaran. Selanjutnya menurut (Arsyad, 2019) media pembelajaran

merupakan semua alat dan bahan yang bisa digunakan untuk

menyampaikan pesan pembelajaran. Dari beberapa pendapat para ahli,

disimpulkan bahwa media pembelajaran ialah segala sesuatu yang bisa

dijadikan sebagai alat untuk menyampaikan informasi pada proses

pembelajaran, sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.

9
Salah satu instrumen yang baik dapat dilihat dalam bentuk penyusunannya

terkait isi instrumen yang menyangkut lebih dari sekedar menanyakan soal-soal

sulit kepada peserta didik. Penyusunan instrumen merupakan usaha yang

menumbuhkan keterampilan, kecakapan dan kesabaran yang diujikan kepada

peserta didik dapat dikatakan telak layak apabila instrument tersebut dapat

mengukur pemahaman peserta didik serta sesuai dengan ketentuan kompetensi

dasar yang telah ditetapkan. Ada beberapa bentuk penyusunan instrument

penilaian yaitu bentuk esai, pilihan ganda, betul/salah, isian, mencocokan dan

open-book (shirann, 2008). Namun, pada penelitian ini peneliti hanya focus pada

instrument penilaian bentuk pilihan ganda (multiple choice).

Format umum dalam penyusunan pada intrumen penilaian bentuk

pilihan ganda adalah sebagai berikut:

a) Menguji kelayakan butir soal

Butir soal dikatakan layak apabila isinya memiliki tujuan dan

penggunaa kalimat yang jelas sehingga peserta didik dapat memahami

maksud dari butir soal yang diujikan.

b) Hanya memiliki satu jawaban yang tepat

Penyusunan butir soal memiliki salah satu komponen penting

diantaranya yaitu alternatif jawaban. Penggunaan alternative jawaban

pada butir soal perlu ditafsirkan agar tidak memiliki lebih dari satu

konteks. Misal, hanya ada satu pilihan alternatif jawaban yang

merupakan kata kerja sedangkan yang lainnya merupakan kata benda.

10
Hal ini tentu menggunakan bahwa alternatif jawaban dalan butir soal

memiliki konteks lebih dari satu.

c) Penggunaan bahasa yang memadai

Kosistensi dalam penggunaan bahasa sebagai alternatif jawaban

sangat diperlukan dalam penyusunan butir soal, agar tidak

membingungkan responden saat mengerjakan instrumen penilaian.

d) Menghindari penggunaan kata negatif

Penyusunan butir soal juga perlu memperhatikan dalam penggunaan

kata yang digunakan. Dalam penyusunan butir soal yang baik perlu

dihindari kata negatif missal kata tidak, bukan dan kecuali.

2. Kahoot

Kahoot merupakan salah satu platform pembelajaran berbasis

game(game based learning) tidak berbayar yang terdiri dari empat fitur yakni

game, kuis, diskusi, dan survei (Ningrum, 2018). Kahoot merupakan aplikasi

learning games yang digunakan untuk membuat game atau kuis interaktif

(Dwianto, 2018). Sebagaimana menurut Barners yang dikutip oleh (Çetİn,

2018) menjelaskan bahwa Kahoot merupakan aplikasi penilaian formatif

yang dapat digunakan untuk semua mata pelajaran serta dapat meningkatkan

partisipasi siswa dalam belajar dan dapat diakses secara gratis. Kahoot

merupakan platform learning games yang dapat dimanfaatkan untuk membuat

permainan atau kuis interaktif, diskusi, dan survei (Helmawati, 2019:260).

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa Kahoot

adalah aplikasi pembelajaran berbasis permainan yang diakses secara gratis

11
serta dapat dimanfaatkan untuk melakukan penilaian hasil belajar peserta

didik.

Pembuatan game kahoot dibutuhkan pengguna untuk masuk ke web

kahoot (http://getkahoot.com). Setelah memiliki akun kahoot, pengguna bisa

menggunakan vitur yang tersedia. Secara otomatis akan menerima kode untuk

menjalankan kahoot menggunakan leptop atau semartphone peserta didik

dapat mengakses permainan dengan menggunakan aplikasi kahoot atau

dengan browsing www.kahoot.it. Peserta didik perlu memasukan kode yang

muncul di layar dan mendaftarkan nama. Setelah game kahoot dimulai,

peserta didik akan mendapatkan poin berdasarkan jika menjawab benar yang

diberikan untuk pejawab tercepat.

Disimpulkan bahwa kahoot merupakansuatu game interaktif berbasis

pendidikan yang di dalamnya terdapat beberapa ikon yang dibanggakan. Salah

satunya yaitu ikon kuis dimana pengguna dapat membuat kuis menggunakan

kahoot untuk suatu pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi menarik dan

tidak membosankan.

(Kurnia, 2018)
Gambar 2. 1 Tampilan Login

12
(Kurnia, 2018)
Gambar 2. 2 Setelah Login Akan Tampilan Gambar Seperti Di Atas, Untuk
Membuat Kuis Pilih Salah Satu.

(Kurnia, 2018)
Gambar 2. 3 Setelah Itu Terdapat Beberapa Fitur Yang Disediakan,
Kita Tinggal Memilih Sesui Kebutuhan.

13
(Kurnia, 2018)
Gambar 2. 4 Setelah Selesai Membuat Silakan Save And Published

(Kurnia, 2018)
Gambar 2. 5 Sebagai Contoh Untuk Bergabung Masukkan Pin Pengguna

3. Materi Hukum Newton

B. Penelitian Yang Relevan

1) Cahya Kurnia Dewi (2018), Pengembangan Alat Evaluasi Menggunakan

Aplikasi Kahoot Pada Pembelajaran Matematika Kelas X. penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagimana kelayakan alat evaluasi menggunakan

aplikasi Kahoot dan bagaimana respon peserta didik terhadap alat evaluasi

yang akan dikembangkan. Hasil validasi dari ahli materi mendapatkan

persentase akhir sebesar 82% dengan kriteria sangat layak. Hasil validasi

dari ahli media mendapatkan pesentase akhir sebesar 83% dengan kategori

14
sangat layak. Hasil validasi dari ahli bahasa mendapatkan persentase akhir

sebesar 84% dengan kategori sangat layak. Validitas dari hasil uji coba

diperolah uji coba pertama 6 soal yang tidak valid dan pada uji coba kedua

12 soal yang tidak valid, reliabilitas yang diperoleh pada tahap pertama

sebesar 0,943 dan pada tahap kedua sebesar 0,537. Pada penilaian peserta

didik memperoleh persentase akhir sebesar 81% dengan kriteria sangat

menarik. Disimpulkan bahwa alat evaluasi berbentuk test online yang

dikembangkan sangat layak sebagai alat evaluasi yang baik digunakan

dalam pembelajaran matematika.

2) Penelitian Raula Samsul Amarila, Aini Habibah, dan Arif Widiyanto

(2014) yang berjudul “Pengembangan alat evaluasi kemampuan berpikir

kritis siswa pada pembelajaran IPA terpadu model WEBBED tema

lingkungan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat evaluasi yang

dikembangkan sangat layak digunakan dengan memperoleh skor rata-rata

82 (87,23%). Perbedaan penelitian ini lebih menekankan pada kemampuan

berpikir kritis pada pembelajaran, sedangkan persamaannya adalah sama-

sama mengembangkan alat evaluasi.

3) Kunuzil Jannah, Triesninda Pahlevi (2020), Pengembangan Instrumen

Penilaian Berbasis Higher Order Thinking Skills Berbantuan Aplikasi

“Kahoot” Pada Kompetensi Dasar Menerapkan Penanganan Surat Masuk

dan Surat Keluar Jurusan. Penelitian Hendra Nugraha (2018) yang

berjudul “Meningkatkan Pemahaman Matematika Siswa SMP Negeri 1

Pagadean Kelas VII dengan Gamification Kahoot. Hasil studi, validitas

15
instrumen asesmen lebih dari 0,227 dan reliabilitas 0,714. Itu instrumen

asesmen juga telah memenuhi tes tingkat kesulitan soal, diferensiasi

pertanyaan, dan penipuan pertanyaan. Rata-rata kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa berada pada kategori "baik" dan siswa memberikan

tanggapan "sangat positif" untuk penggunaan Kahoot sebesar 96%.

Kekuatan Kahoot antara lain punya tampilan dan background musik yang

menarik, serta terdapat variasi berupa kuis.

4) Anderias Henukh, Yudi Guntara (2020), Menganalisis respon peserta didik

dengan menggunakan kahoot sebagai gamifikasi pembelajaran fisika.

Hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa respon

peserta didik dalam penggunaan Kahoot sebagai gamifikasi pembelajaran

berada pada kategori pilih dengan rata-rata skor keseluruhan yang

diperoleh adalah 87,28%.

5) Anderias Henukh (2017), Pengembangan Multimedia Berbasis Web

Connected Massive Open Online Course (Cmoocs) Pada Materi Fisika

Dasar I Untuk Meningkatkan Belajar Mandiri Peserta Didik Hasil validasi

ahli materi menunjukkan 94,19 % (sangat baik). Hasil validasi ahli

multimedia menunjukkan 79,16% (baik). Berdasarkan hasil uji coba

kelompok kecil menunjukkan rata-rata secara keseluruhan aspek teks,

animasi, gambar, video,suara dan materi adalah adalah 82,67%. Hasil uji

coba kelompok besar juga menunjukkan rata-rata secara keseluruhan

aspek teks, animasi, gambar, video,suara dan materi adalah adalah

90,03%. Hasil penilaan terhadap keefektifan web phycsera.com pada

16
materi fisika dasar I, diperoleh N-gain pada materi mekanika sebesar skor

0,818, N-gain pada materi osilasi dan gelombang mekanik diperoleh skor

0,831, N-gain padaa materi termodinamika diperoleh skor 0,711 sehingga

termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan

meningkatnya skor hasil belajar mandiri peserta didik. Selain itu hasil

kuesioner belajar mandiri menunjukkan aspek inisiatif mendapatkan skor

85 %, aspek usaha sendiri 88% dan aspek tanggung jawab 97%.

Berdasarkan data di atas, penelitian ini menunjukkan bahwa

pengembangan multimedia berbasis web cMOOCs phycsera.com pada

materi fisika dasar I dapat digunakan sebagai multimedia pembelajaran

dan dapat meningkatkan belajar mandiri peserta didik.

C. Kerangka Pikir

Mengamati dan menganalisis proses penilaian


Observasasi
peserta didik.

Kurangnya instrument penilaian pada materi


Permasalahan
hukum newton berbasis kahoot.

Merancang dan membuat instrument penilaian


Solusi berbasis kahoot sesuai syarat yang baik secara isi
ataupun empiris.

Produk Instrument penilaian yang telah dikembangkan


berbasis kahoot berupa tes pilihan ganda yang
dapat digunakan untuk mengukur tingkat
kemampuan kognitif peserta didik.

Gambar 2 1 Kerangka Pikir

17
18
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain dan Model Pengembangan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

(research and development). Research and development merupakan rangkaian

proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk

baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat

dipertanggungjawabkan. Berdasarkan beberapa jurnal yang telah ditelaah oleh

penulis, bahwa model pengembangan yang sering digunakan pada

pengembangan instrument penilaian yaitu model 4-D. Penelitian dan

pengembangan 4-D merupakan suatu proses untuk mengembangkan, merevisi,

menilai program dan suatu produk pada bidang pendidikan. Penelitian ini

kegiatan utamanya adalah: (1) menganalisis dan merumuskan tujuan

penelitian untuk mengahasilkan rancangan produk tertentu, (2) pengembangan

yaitu proses pembuatan instrumen penilaian, validitas rancangan yang telah

dibuat, dan menguji efektivitas dan menjadi produk yang teruji dan bisa

dimanfaatkan masyarakat luas (Sugiyono, 2016).

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian untuk mengembangkan

produk, membuat produk dan menguji kelayakan produk. Produk yang

dikembangkan adalah instrument penilaian berbasis kahoot. Pengembangan

19
dilakukan pada materi hukum newton untuk peserta didik. Adapun prosedur

penelitian dan pengembangan dijabarkan sebagai berikut:

1. Define (Pendefenisian)

Tahap ini bertujuan untuk menetapkan dan mendefenisikan perangkat

pembelajaran yang akan digunakan dengan dibatasi pada materi hukum

newton.

2. Design (Perancangan)

Pada tahap Design ini, bertujiuan untuk membuat suatu rancangan

pengembangan instrument penilaian berbasis kahoot .

3. Development (Pengembangan)

Pada tahap ini bertujuan untuk memperbaiki rancangan produk dari

instrumen penilaian berbasis kahoot yang akan di kembangkan. Kegiatan

selanjutnya akan di uji oleh materi yang bertujuan untuk memvalidasi

instrument penilaian yang telah dikembangkan. Hal ini dilakukan untuk

menentukan kelayakan produk akhir

4. Dessiminate (Penyebaran)

Tahap ini adalah tahap penyebaran setelah perangkat diuji cobakan.

Penyebaran instrument berbasis kahoot akan disebarluaskan kepada

peserta didik.

20
Analisis kebutuhan
Define

c
Merancang kisi-kisi yang memenuhi taksonomi
Desing
bloom yang telas direvisi Krathwohl dan Anderson.
c
v
c
v
c Mengembangkan instrumen
v bebasis kahoot
v

Develop Judgement instrumen kepada ahli

Revisi Uji coba

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

C. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Pengumpulan data

Instrumen yang dipakai dalam pengumpulan data pada penelitian ini

adalah berupa observasi, wawancara, validasi (ahli materi dan ahli media),

respon peserta didik, serta lembar instrimen penilaian. Adapun rubrik dari

validasi instrumen penelitian ole para ahli dan respon peserta didik sebagai

berikut:

21
a) Kisi – kisi Instrumen Ahli Materi

Kisi – kisi validasi ini diisi oleh ahli materi yang bertujuan guna

mengetahui tanggapan bapak/ibu dosen sebagai ahli materi terhadap

instrumen penilaian ini. Adapun kisi – kisinya dapat di lihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Instrumen Ahli Materi

Aspek Nomor butir Jumlah


Materi 1,2,3,4,5 5
Konstruks
6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16 11
i
Bahasa 17,18,19 3
Total 19

b) Kisi – kisi Instrumen Ahli Media

Validasi ni diisi oleh ahli media yang bertujuan guna mengetahui

tanggapan bapak/ibu dosen sebagai ahli media terhadap instrumen penilaian

ini. Adaun kisi – kisinyadapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen Ahli Media

Aspek Nomor butir Jumlah


Teks 1,2,3,4 4
Grafik 5,6,7,8 4
Gamba
9,10,11,12 4
r
Total 12

c) Respon Peserta Didik

Instumen ini diisi oleh peserta didik guna mengetahui respon peserta

didik mengenai instrumen penilaian ini. Penilaian ini dimulai pada rentang

(1) Sangat Tidak Setuju (STS), (2) Tidak Setuju (TS), (3) Kurang Setuju

22
(KS), (4) Setuju (S), (5) Sangat Setuju (SS). Adapun kisi-kisi terdapat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 3. 3 Respon Peserta Didik

Penilaian
Indikator penilaian
1 2 3 4 5
Tampilan instumen Penilaian memanfaatkan aplikasi Kahoot ini
menarik
Instrumen penilaian ini membuat saya lebih bersemangat dalam
belajar
Pemanfaatan aplikasi Kahoot ini membuat pembelajaran fisika
tidak membosankan
Tampilan visual (foto, gambar, dll) pada kuis aplikasi Kahoot ini
sangat menarik.
Menggunakan aplikasi Kahoot ini memudahkan penilaian
Penggunaan aplikasi Kahoot kurang bermanfaat bagi saya.
Saya lebih suka mengerjakan soal menggunakan aplikasi
Kahoot.
Soal yang disajikan sesuai dengan yang saya pelajari di kampus.
Saya merasa belajar fisika dengan memanfaatkan kuis
menggunakan aplikasi Kahoot sangat memudahkan saya dalam
mengerjakan dan memahami soal
Materi soal yang disajikan mudah dipahami
Kuis ini memuat tes evaluasi yang dapat menguji seberapa jauh
pemahaman saya tentang materi yang sudah diajarkan di
kampus.
Kalimat yang digunakan dalam soal jelas dan mudah dipahami
Bahasa yang digunakan dalam kuis fisika ini sederhana dan
mudah dimengerti
Dengan adanya aplikasi Kahoot ini sangat memudahkan saya
pada saat ujian pengambilan nilai.
Saya merasa lebih sulit memahami soal kuis yang disajikan
dalam aplikasi Kahoot.

2. Teknik Pengumpulan Data

Mekaisme yang dipakai dalam pengumpulan data pada penelitian ini

antara lain sebagai berikut:

a) Observasi

Observasi merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan

yang dilakukan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai

23
beberapa fenomena untuk mencapai tujuan tertentu. Observasi dilakukan

dengan terjun langsung ke lapangan guna melihat kegiatan pembelajaran

untuk menganalisis lembar instrumen penilaian peserta didik yang dipakai

oleh tenaga pengajar dalam menilai.

b) Wawancara

Teknik wawancara adalah percakapan atau tanya jawab yang

dilakukan secara langsung maupun tidak langsung kepada tenaga pengajar.

Dalam hal ini, proses pewawancaraan menggunakan jenis wawancara yag

tidak terstruktur. Pada wawancara ini bertujuan untuk mengetahui tentang

metode penilaian yang telah dilakukan selama ini.

c) Angket

Angket yang digunakan dalam teknik pengumpulan data yaitu

angket respon peserta didik terhadap instrumen penilaian berbasis Kahoot.

Skala instrumen yang digunakan adalah Skala Likert dengan rentang 1

sampai 5. Skor tertinggi yang diberikan untuk setiap butir item adalah 5

dan terendah adalah 1.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dari perolehan skor rata-rata hasil penilaian oleh

ahli materi da, ahli media dan lembar isian respon peserta didik. Perolehan

skor tersebut merupakan dasar penilaian kualitas berdasarkan kriteria skala

Likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

24
sosial (Sugiyono, 2015). Dalam menentukan presentase keberhasilan

digunakan perhitungan sebagai berikut.

S
P= × 100 % . .. . . .. . . .. . . .. . .(1)
N

Keterangan:

P = Presentase keberhasilan (%)

S = Jumlah perolehan nilai

N = Jumlah nilai maksimum

Data yang diperoleh selanjutnya ditulis interpretasi skornya di bawah ini.

Tabel 3. 4 Skala Likert

Skor Rata-rata Interpretasi


0%-20% Tidak Baik
21%-40% Kurang Baik
41%-60% Cukup
61%-80% Baik
81%-100% Sangat Baik
(Sugiyono, 2015)

E. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila dari hasil validasi ahli materi,

validasi ahli materi dan respon peserta didik memperoleh hasil dalam kategori

baik.

25

Anda mungkin juga menyukai