Anda di halaman 1dari 8

Transformasi Galileo dan Transformasi Lorentz kita kenal dalam pembahasan

gerak.Berdasarkan teori relativitas khusus, transformasi Galileo hanya berlaku untuk


kecepatanyang relative rendah, jauh lebih lambat dibanding kecepatan cahaya. Sementara
menurutteori relativitas khusus, transformasi Lorentz berlaku umum untuk semua kecepatan.
Namunsetelah kita memasukkan postulat ketiga dalam redefinisi relativitas, bisa dibuktikan
bahwatransformasi Galileo adalah transformasi inersia dan berlaku umum untuk semua
kecepatanpengamat. Sementara itu, dalam transformasi Lorentz ditemukan pengabaian
fundamentalpada arah sebaran cahaya dari objek kepada pengamat yang mengakibatkan
tidak terpenuhinya kondisi tertentu dalam konsep koordinat ruang dan waktu.
Konsep Titik Materi dalam Dimensi Ruang dan Waktu :
Dalam konteks makrokosmos dan mikrokosmos, koordinat ruang dan waktu
ditentukan oleh
koordinat ruang dan koordinat waktu. Jika P dan P’ adalah suatu titik materi dalam
dimensiruang dan waktu, maka P dan P’akan berada dalam koordinat yang sama persis,
hanya dan hanya jika P adalah P’ itu sendiri. Karena jika P adalah materi yang berbeda
dengan P’, makadalam waktu yang sama akan selalu ada jarak antara P dengan P’ sedemikian
hingga jarak P
-
P’ > 0 satuan jar
ak. Dengan demikian dalam titik original 0 seperti dalam gambar 1 berikut,
jika materi P mewakili titik original dan P’ juga mewakili titik original yang sama
dalamkoordinat ruang dan waktu, hanya mungkin terjadi jika dan hanya jika P adalah P’ itu
sendir i.

gambar 1 : Konsep Titik dalam Dimensi Ruang dan Waktu


Dalam konsep ini, titik materi P bisa memiliki jarak dengan P’ (materi yang sama
dengan P),
jika dan hanya jika berada dalam waktu yang berbeda sedemikian hingga waktu P-
P’ ≠ 0.
Materi P akan berada dalam ruang yang berbeda dalam waktu yang berbeda jika
bergerak.
Untuk rentang waktu tertentu dalam dimensi ruang, posisi koordinat P dan P’ bisa
digambarkan seperti gambar 2 berikut.
Gambar 2 : Koordinat materi bergerak P dan O dalam waktu yang berbeda
Demikian juga dengan titik materi O (x,y,z), hanya mungkin menempati ruang dan
waktu
yang sama dengan titik materi O’(x’,y’,z’),

jika dan hanya jika O adalah O’ itu sendiri.Dalam konsep ini, materi O akan memiliki
jarak dengan O’, jika dan hanya jika
berada dalamwaktu yang berbeda sedemikian hingga waktu O-
O’ ≠ 0. Materi O akan berada dalam ruang

yang berbeda dalam waktu yang berbeda jika bergerak. Pada rentang waktu dalam
dimensi
ruang, posisi koordinat O dan O’ juga bisa digambarkan seperti gambar 2
di atas.Jika koordinat ruang diwakili oleh koordinat x, y dan z, maka
titik temu
dalam koordinatruang dan waktu selain harus memiliki nilai x, y dan z yang sama,
juga harus berada dalamwaktu yang sama. Begitu juga dengan titik mula kejadian dalam
ruang dan waktu, hanya akanvalid jika dan hanya jika dimulai dari koordinat ruang yang
sama dan dalam waktu yangsama. Dengan kata lain, titik temu dan titik mula kejadian adalah
suatu titik dalam koordinatruang waktu sedemikian hingga nilai x, y, z dan t bernilai sama
bagi pengamat atau objek tertentu.
1. Transformasi Galileo :

Sesuai dengan konsep koordinat ruang dan waktu diatas, jika kita ingin
menggambarkankeadaan dua pengamat sebagai acuan dalam waktu yang sama, tentu harus ada dua
pengamatyang berbeda, misalnya P1dan P2 seperti dalam gambar 3 berikut :

Gambar 3 : Pengamat P1dan P2sedang mengamati objek O


Pengamat P1diam atau relatife diam, pengamat P2 relatif bergerak dan Objek O
relativebergerak. Marilah kita memotret koordinat ruang kejadian tersebut dalam suatu
rentang
waktu. Dalam rentang waktu yang lebih besar dari epsilon (ε) waktu, posisi P1adalah
tetapdalam tempatnya, sementara posisi P2 dan O berada dalam ujung panah merah dalam
dimensiruang.Berdasarkan tulisan sebelumnya (Redefinisi Relativitas : Kaitan Konsep
Kesinkronan danKetidaksinkronan Waktu , Konsep Ruang Inersia, Konsep Kecepatan Inersia
dan Relative),waktu inersia, ruang inersia dan kecepatan inersia adalah bernilai sama bagi
semua pengamat,baik yang diam maupun yang bergerak. Dengan demikian, rentang waktu
pemotretankejadian inersia O adalah sama bagi P1dan P2. Jika posisi O menurut P1dalam
koordinat x, ydan z memenuhi fungsi :x
o= f(t), dan kecepatan inersia O dalam sumbu x adalah vox=df(t)/dty
o=g(t), dan kecepatan inersia O dalam sumbu y adalah voy=dg(t)/dtz
o=h(t), dan kecepatan inersia O dalam sumbu z adalah voz=dh(t)/dt
Dan posisi P2menurut P1dalam koordinat x, y dan z memenuhi fungsi :
x2=h(t), dan kecepatan inersia P2dalam sumbu x adalah v2x=dh(t)/dt

y2=i(t), dan kecepatan inersia P2dalam sumbu x adalah v=di(t)/dt


z2=j(t), dan kecepatan inersia P2dalam sumbu x adalah v2z=dj(t)/dt
Ruang inersia menurut P2 adalah sama menurut P1, dengan demikian koordinat ruang
inersiaO menurut P1dan P2adalah juga sama.Dalam setiap waktu t dalam rentang waktu
tersebut,posisi O menurut P2adalah :
x’o= f(t) – h(t)
y’o= g(t)– i(t)
z’o= h(t)- j(t)
Karena waktu inersia sama bagi semua pengamat, maka kecepatan O menurut P2
bisadituliskan menjadi:
Vox’= dx’o /dt = df(t)/dt – dh(t)/dt = vox-v2x
Voy’ = dy’o /dt = df(t)/dt – dh(t)/dt = voy-v2y
Voz’= dz’o /dt = df(t)/d – dh(t)/dt = voz-v2z
Dengan demikian transformasi Galileo adalah transformasi ruang dan waktu inersia,
berlakusama untuk semua kecepatan pengamat dan untuk semua kecepatan objek. Kecepatan
relativeinersia benda menurut pengamat yang satu dengan yang lainnya juga memenuhi
transformasiGalileo, untuk semua kecepatan pengamat dan objek.
2. Tranformasi Lorentz

Cahaya merambat dengan kecepatan tertentu, dalam ruang hampa sebesar c.


Bagaimanapuncepatnya, untuk mencapai jarak tertentu cahaya memerlukan waktu tertentu
juga. Jika jarak
OP ≠ OP’, maka cahaya dari O tidak akan sampai dalam waktu yang sama di titik P
dan P’.Jika jarak OP > OP’ seperti yang digambarkan dalam gambar 4 berikut, dan jika
waktu tibacahaya di P’ adalah t1dan waktu tiba cahaya di P adalah t2, maka bisa disimpulkan
bahwa t2> t1.

Gambar 4 : Sebaran Cahaya Memerlukan Waktu Perambatan

Karenanya jika ada materi yang bergerak dari koordinat P ke P’, pada saat cahaya
merambatdari O ke P atau P’, kita akan selalu bisa menemukan bahwa materi tersebut sudah
bergerak lebih lama dari ε waktu. Kare
nanya materi tersebut akan memiliki jarak dengan koordinat P.

Konsekuensinya, materi tersebut akan sampai pada suatu titik dimana jarak materi
tersebut keP saat t1 akan lebih dekat dibanding jarak materi tersebut ke P saat t2.Begitu juga
dengan benda yang bergerak dari koordinat O. Ketika cahaya tiba di P’ dalamwaktu t1, benda
tersebut sudah bergerak dalam waktu yang lebih lama dari ε waktu.
Karenanya benda tersebut akan memiliki jarak dengan koordinat O. Dan saat cahaya
sampaidi P dalam waktu t2, benda tersebut akan berada dalam jarak yang lebih jauh dari
O.Sekarang kita analisa transformasi Lorentz menggunakan arah sebaran cahaya dalam
salahsatu sumbu ruang, misalnya sumbu x, seperti dalam gambar 5 berikut. Posisi O
menurutpengamat P yang diam adalah x dan posisi O menurut pengamat P’ yang bergerak adalah
x’.

Gambar 5 : Transformasi Lorentz


Seperti disarankan dalam RSTR, dalam pembahasan gerak relative, kita harus
memperhatikanfakta bahwa cahaya menyebar dari objek menuju pengamat. Dengan
memperhatikan arahsebaran cahaya dari objek menuju pengamat, sesuai dengan gambar 5,
kita bisa melihatbahwa dalam transformasi Lorentz yang selama ini dikenal, terdapat
kesalahan fundamentaldalam hal pengabaian arah sebaran cahaya. Pengabaian ini membuat
titik temu P’, yangbergerak, dianggab sebagai titik temu dari kejadian Vp.t dan c.t’, meskipun
kedua kejadian tersebut berada dalam waktu yang berbeda.
Sesuai dengan prinsip dilasi waktu, untuk pengamat dan objek yang bergerak, jika t
dan t’dimulai dari wak tu 0 yang sama, maka t ≠ t’. Konsekuensinya, titik temu P’ akan
menyalahi konsep titik temu koordinat ruang dan waktu seperti dipaparkan dalam
pembahasan dibagianawal tulisan ini. Untuk mengatasi ini, Lorentz memperkenalkan
variablek sebagai penyamapersamaan, sedemikian hingga bisa dituliskan persamaan berikut :
c.t’ = k(c.t – vp.t)………………(1)
Tetapi walau bagaimanapun hal ini tidak akan menghasilkan kesimpulan yang valid,
karena
titik P’ yang bergerak tidak bisa disebut sebagai titik temu dalam dimensi ruang dan
waktuuntuk dua kejadian Vp.t dan c.t’ karena t ≠ t’.

P’ hanya akan merupakan titik temu dari dua kejadian dalam waktu yang berbeda, jika
danhanya jika P’ diam. Selain itu sesuai dengan konsep titik materi dalam koordinat ruang
dan waktu, jika P’ adalah pengamat yang semula dalam satu koordinat dengan P, tentu P
adalahP’ itu sendiri. Konsekuensinya ketika P’ berada dalam koordinat ruang yang berbeda
denganP, maka tentu P’ berada dalam waktu yang berbeda dengan P. Karenanya
penggambaran O dan O’ dalam transformasi Lorentz dalam rentang waktu yang sama dengan
P dan P’, hanya akan berada dalam koordinat ruang yang sama jika dan hanya jika O adalah
diam. Dalamkondisi ini, transformasi Lorentz akan menjadi seperti digambarkan dalam
gambar 6 berikut.

Gambar 6 : Transformasi Lorenz valid untuk kondisi P dan O diam.


Dalam kondisi P dan O diam atau relative diam, sesuai dengan gambar 6, maka
persamaan(1) konsep dasar transformasi Lorentz akan menjadi :
c.t’ = k(c.t)………….(2)
Dan k akan bernilai 1, sehingga persamaan (2) akan menjadi :
t’ = t……………..(3)
Dengan demikian menurut RSTR, bisa disimpulkan bahwa penurunan transformasi
Lorentzhanya valid untuk kondisi pengamat dan objek yang diam.Dalam penggambaran
penurunan transformasi Lorentz, seperti dalam gambar 5, jika posisi P
dalam waktu yang berbeda berada dalam koordinat yang berbeda (P’), maka untuk
objek Oyang bergerak maka O’ harus berada dalam koordinat ruang yang berbeda juga. Hal
ini bisa
digambarkan seperti dalam gambar 7 berikut.
Gambar 7 : Koreksi transformasi Lorentz jika objek bergerak. Vp adalah kecepatan
inersia P,Vo adalah kecepatan inersia O, t adalah waktu inersia yang berlaku sama bagi P dan
O, dan t’ adalah waktu pengamatan. Dengan demikian untuk gerak
dalam sumbu tersebut, akan didapatkan persamaan :
Vp.t’+c.t’ = c.t+vo.t………………..(4)
Sebagai pengganti persamaan (1) yang merupakan dasar penurunan transformasi
Lorentzuntuk sumbu yang sama. Dengan cara ini, transformasi Lorentz yang semula
mengabaikanarah gerak sebaran cahaya dari objek kepada pengamat, bisa direvisi.

1. Massa Relativistik

Pada subbab sebelumnya telah dijelaskan bahwa pengukuran waktu dan pengukuran
panjang adalah fungsi-fungsi dari kecepatan v. Lalu, bagaimana dengan massanya? Menurut
teori relativitas khusus bahwa massa relativistik m dari sebuah partikel yang bergerak dengan
laju v terhadap pengamat dinyatakan:

Dengan m0 adalah massa diam, yaitu massa yang diukur bila partikel tersebut berada
dalam keadaan diam (v = 0) dalam suatu kerangka acuan, dan m disebut massa relativistik
partikel.

Contoh Soal 1 :

Astronaut yang bermassa 96 kg di Bumi, berada dalam sebuah roket yang bergerak
dengan kelajuan 0,8 c. Tentukan massa astronaut tersebut ketika berada dalam roket!

Penyelesaian:

Massa diam, m0 = 90 kg
kelajuan roket, v = 0,8 c ⇔ v/c = 0,8

massa relativistik m terukur adalah :

m = γ . m0 = (10/8) x 96 = 120 kg
2. Momentum Relativistik

Momentum suatu partikel didefinisikan sebagai perkalian massa dan kecepatannya.


Berdasarkan hukum kekekalan momentum linier dalam relativitas umum, maka didefinisikan
kembali momentum sebuah partikel yang massa diamnya m0 dan lajunya v adalah:

3. Energi Relativistik
Dalam mekanika klasik, usaha yang dilakukan oleh gaya yang bekerja pada partikel
sama dengan perubahan pada energi kinetik partikel tersebut. Sebagaimana dalam mekanika
klasik, kita akan mendefinisikan energi kinetik sebagai kerja yang dilakukan oleh gaya dalam
mempercepat partikel dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan tertentu. Jadi,

dengan v = ds/dt, jadi:

Kemudian, persamaan tersebut disubstitusikan ke persamaan (2), maka diperoleh:

Suku kedua persamaan (3) tidak bergantung pada kecepatan dan disebut energi diam
partikel E0, yang merupakan perkalian massa diam dengan c2 .
E0 = m0 . c2 ....................................................... (4)

Jumlah energi kinetik dan energi diam disebut energi relativistik, yaitu :

Contoh Soal 2 :

Sebuah proton bergerak dengan kecepatan 0,8 c. Hitunglah energi diam dan energi
total proton tersebut!

Pembahasan :

Kecepatan gerak proton v = 0,8 c ⇔ v/c = 0,8

Energi proton :

E0 = m0 . c2 = (1,6 × 10-27)(3 × 108)2 J = 14,4 × 10-11 J = (14,4 x 10-11) / (1, 6 x 10-19)

E0 = 9 × 108 eV = 900 MeV

Energi total :

E = γ. E0 = (10/6) x 900 MeV) = 1.500 MeV

Anda mungkin juga menyukai