kt = kb (1-t)
Dalam perhitungan diatas, pajak belum diperhitungkan. Bunga biasanya merupakan biaya
yang dapat dikurangkan terhadap pendapatan sehingga berakibat mengurangi pajak yang harus
dibayarkan oleh perusahaan. Dengan penyesuaian pajak ini formula untuk menghitung biaya
hutang (Kd) adalah:
Kd = Ki (1 – t)
Contoh :
Suatu hutang obligasi bernilai nominal Rp. 1.000.000,- dengan umur 20 tahun dan tingkat
bunga 10 % pertahun dari nilai nominal, pada saat ini obligasi tersebut laku dijual Rp. 850.000,-
pajak penghasilan 30 %. Berapa biaya obligasi tersebut ?.
Rp 100.000,- + ( Rp 1.000.000,- - Rp 850.000,-) : 20
Yield (Ki) =
( Rp 850.000,- + Rp 1.000.000,-) : 2
Ki = 0.1162 atau 11,62 %
Rp 1.200,-
Kp =
Rp 17.500,- - Rp 200,-
Kp = 0,06936 atau 6,94 %.
Valuation Approach.
Model penilaian saham yang telah dibahas adalah:
D1
P0 =
Ke – g
P0 = Harga saham pada saat penilaian.
D1 = Dividen pada akhir tahun pertama.
Ke = Rate of return yang diharapkan investor (pembeli).
g = Tingkat pertumbuhan dividen.
Selanjutnya dapat diturunkan formula “Biaya Saham Biasa”:
D1
Ke = +g
P0
Contoh :
PT. Anugrah, harga pasar sahamnya saat ini sebesar Rp 40.000,- perlembar dengan
dividen sebesar Rp 2.000,- perlembar dengan tingkat pertumbuhan 3 % pertahun. Berapa biaya
saham tersebut ?.
2.000
Ke = + 3% = 5% + 3% = 8 %
40.000
Ini berarti pemegang saham mengharapkan menerima dividen 5% dan 3 % pertumbuhan
dalam investasinya sehingga total “rute of return” 8 %.
D1
Ke = +g
P0
Ke = Biaya saham biasa dalam bentuk laba ditahan.
P0 = Harga saham biasa pada saat penilaian.
D1 = Dividen pada akhir tahun pertama.
g = Tingkat pertumbuhan dividen.
Jadi Ke tidak hanya menunjukan rate of return saham biasa tetapi juga menunjukan rate
of return laba ditahan sebagai biaya pengganti (opportunity cost), seandaanya dividen dibagikan.
Penyelesaian :
*)Biaya hutang obligasi setelah pajak (Kd) = 11,62 % (1 – 0,30) = 8,13 %
Sumber Dana Jumlah Modal Biaya Modal Hasil
(Stlh pajak)
Hutang Obligasi Rp 20.000.000,- 8,13 % Rp 1.626.000,-
Saham Preferen Rp 30.000.000,- 6,94 % Rp 2.082.000,-
Saham Biasa Rp 50.000.000,- 8,00 % Rp 4.000.000,-
Jumlah Rp 100.000.000,- -- Rp 7.708.000,-
Rp 7.708.000,-
Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) = = 0,07708 atau 7,71 %
Rp100.000.000,-
Cara lain:
SumberDana Jumlah Modal Proporsi Modal C.O.C Hasil
Hutang Obligasi Rp 20.000.000,- 20 % 8.13 % 1,63 %
Saham Preferen Rp 30.000.000,- 30 % 6,94 % 2,08 %
Saham Biasa Rp 50.000.000,- 50 % 8,00 % 4,00 %
WACC ---- ---- ---- 7,71 %
Biaya Modal Dalam Keputusan Investasi
Dalam mengambil keputusan investasi biaya yang dipertimbangkan adalah biaya dana
yang digunakan untuk pembiayaan invesatasi tersebut dan bukannya biaya modal (dana)
histories aau yang telah digunakan dan sedang berjalan.
2 6
2 4
2 2
2 0
1 8
17% B ia y a M o d a l (k a )
1 6 E
1 4
1 2
1 0
0 1 ,5 1 5 1 9 3 9 5 0 7 0 8 5 #
Kalau data ini dimasukkan dalam gambar hubungan tingkat kembalian dan biaya modal seperti
diatas, hasilnya akan nampak pada gambar 2.4 berikut ini.
Gambar 2.4
Tingkat kembalian
Invesatasi (persen).
26
24
22
C 21% B ia y a M o d a l ( K a )
20
19%
18 D
17%
16 E
14
12
10
0 1 ,5 15 19 39 50 70 85 #
Dengan Keadaan seperti diatas maka perusahaan tentunya hanya akan memilih proyek
investasi dari A sampai D, tidak termasuk E seperti sebelumnya.
XI. STRUKTUR MODAL
Struktur modal (Capital Structure) adalah perbandingan pendanaan dana jangka
panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang dengan modal
sendiri. Pendanaan yang efisien akan terjadi apabila perusahaan mempunyai struktur modal yang
optimal. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimalkan biaya
penggunaan modal rata-rata keseluruhan.
Untuk melihat kaitan antara biaya modal, struktur modal dan nilai perusahaan, kita
perlu mengingat kembali bahwa biaya modal sebenarnya sama dengan return yang diharapkan
oleh investor atau pemilik perusahaan.
Dalam teori struktur modal diasumsikan bahwa perubahan struktur modal terjadi dari penerbitan
obligasi dan pembelian kembali saham biasa dan sebaliknya. Perlu dkaji apakah ada pengaruh
perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan dan harga saham perusahaan. Untuk
mempermudah dalam analisis struktur modal dipergunakan beberapa asumsi sebagai berikut :
1.Tidak ada pajak penghasilan
2.Tidak ada perubahan laba
3.Seluruh laba dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham
K e t e r a n g a n Simbul N i l a i
Laba operasi bersih O Rp 8.000.000,00
Tingkat kapitalisasi total ko 0.20
1).Total nilai perusahaan V Rp 40.000.000,00
Nilai hutang B Rp 10.000.000,00
2).Nilai pasar saham S Rp 30.000.000,00
3). E Nb: E = O - I
Ke = E = Rp 8 jt – ( 15% x Rp 10 jt )
S E = Rp 6,5 jt
Rp 6,5 jt
ke = = 0,2167 atau 21,67%
Rp 30 jt
Nilai pasar saham
4) Harga pasar perlembar saham =
Jumlah saham beredar
Rp 30.000.000,00
Harga pasar perlembar saham =
10.000 lbr
Penyelesaian :
Keterangan Simbol N i l a i
Laba operasi bersih O Rp 8.000.000,00
Tingkat kapitalisasi total ke 0.20
1).Total nilai perusahaan V Rp 40.000.000,00
Nilai hutang B Rp 25.000.000,00
2).Nilai pasar saham S Rp 15.000.000,00
3).E = Rp 8 jt – (15% x Rp 25 jt )
E = Rp 8 jt – Rp 3,75 jt
E = Rp 4,25 jt
Ke= Rp 4.25.000,00 : Rp 15.000.000,00 = 0,2833 atau 28,33%
Nb: Jumlah saham beredar = Jml saham lama – Jml saham yang ditukar hutang
Jumlah saham beredar = 10.000 lbr – (Rp 15 jt : Rp 3.000,00)
Jumlah saham beredar = 10.000 lbr - 5.000 lbr = 5.000 lbr
Penyelesaian :
K e t e r a n g a n Simbol N i l a i
Laba opeasi bersih O Rp 20.000.000,00
Bunga obligasi 10% I Rp 5.000.000,00
1).Laba untuk saham E Rp 15.000.000,00
Tingkat keuntungan disyaratkan ke 0,15
2).Nilai pasar saham S Rp 100.000.000,00
Nilai obligasi B Rp 50.000.000,00
3).Totaal nilai perusahaan V Rp 150.000.000,00
O
4). ko =
V
ko = Rp 20 jt : Rp 150 jt = 0,1333 atau 13,33%
Penyelasian :
K e t e r a n g a n Simbol N i l a i
Laba operasi bersih O Rp 20.000.000,00
Bunga obligasi I Rp --
1).Laba untuk pemegang saham E Rp 20.000.000,00
Tingkat keuntungan disyaratkan ko 0,12
2).Nilai pasar saham S Rp 166.666.666,67
Nilai pasar obligasi B Rp --
3).Total nilai perusahaan V Rp 166.666.666,67
4).Tingkat kapitalisasi perusahaan = Rp 20 jt : Rp 166,67 jt
= 0,1199 atau 11,99%
Kesimpulan:
1.Peningkatan leverage pempengaruhi tingkat keuntungan yang disyaratkan
disbabkan risiko perusahaan meningat.
2.Tingkat keuntungan yang disyaratkan berubahsecara linear dengan leverage
keuangan.
3.Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang memberikan biaya
modal keseluruhan yang terendah dan memberikan harga saham yang tertinggi