Anda di halaman 1dari 1

Anatimi patologi

Sapi

Gambar 1 abortus pada sapi


Fetus aborsi dapat tampak normal, mengalami autolisis, atau oedema subkutan dan cairan
serosanguineus dalam rongga tubuhnya. Limpa dan/atau hati dapat mengalami pembesaran
dan pada paru-paru dapat ditemukan pneumonia dan pleuritis fibrous. Kejadian aborsi fetus
pada betina terinfeksi umumnya disertai dengan plasentitis, dimana kotiledon dapat tampak
merah, kuning, normal, atau nekrotik. Daerah interkotiledon dapat tampak basah dengan
penebalan fokal. Dapat juga ditemukan eksudat pada permukaannya.
Lesio purulen hingga granulomatosa dapat ditemukan pada saluran reproduksi jantan
maupun betina, kelenjar mamae, limfonodus supramamari, jaringan limfoid lainnya, tulang,
sendi, serta jaringan dan organ lain. Endometritis ringan hingga berat dapat ditemukan setelah
kejadian aborsi dan pada hewan jantan dapat ditemukan epididimitis dan/atau orchitis unilateral
atau bilateral. Higroma juga dapat ditemukan pada sendi karpalis, lutut, tarsalis, serta antara
ligamentum nuchae dan os vertebrae thoracic pertama.

Center for Food Security and Public Health (CFSPH), Insititute for Interational Cooperation in Animal
Biologics (IICAB), World Animal Health Organizatino (OIE), 2007. Brucellosis
[Online] http://www.cfsph.iastate. edu/Factsheets/pdfs/brucellosis.pdf.
Direktorat Kesehatan Hewan. 2004. Kebijakan Pemerintah Dalam Pemberantasan Brucellosis di
Indonesia Khususnya Pulau Jawa. Disampaikan pada Pertemuan Evaluasi Pemberantasan
Brucellosis di Surabaya 10-11 Desember 2004.

Anda mungkin juga menyukai