NIM : 200111600497
Offering / Prodi : C20 / Bimbingan dan Konseling
Mata Kuliah : Konseling Humanistik
TUGAS PTM 16 ( RESUME KONSELING GESTALT )
2. KONSEP DASAR
a. Di Sini dan Sekarang (Here and Now)
Perls mengatakan bahwa “kekuatan ada pada masa kini” (power is in the present). Pendekatan
gestalt mengutamakan masa sekarang, segala sesuatu tidak ada kecuali yang ada pada masa sekarang,
karena masa lalu telah berlalu dan masa depan belum sampai, hanya masa sekarang yang penting.
Pendekataan gestalt mengapresiasi pengalaman pada masa ini. Menurut gestalt, kebanyakan orang
kehilangan kekuatan masa sekarangnya karena individu menginvestasikan energinya untuk mengeluh
tentang kesalahan masa lalu dan bergulat pada resolusi dan rencana masa depan yang tidak ada
ujungnya. Oleh karena itu, kekuatan individu untuk melihat masa sekarang menjadi berkurang bahkan
hilang.
Selanjutnya Perls berpendapat bahwa kecemasan yang dialami individu terjadi karena ada jarak antara
kenyataan masa sekarang deng harapan masa yang akan datang. Menurutnya ketika individu memulai
berpikir, merasa dan bertindak dari masa kini namun dikuasai oleh harapan-harapan masa depan.
Kecemasan yang dialami individu diakibatkan oleh harapan katastropik dan harapan anastropik.
Harapan katastropik, yaitu kecemasan akan kejadian-kejadian buruk dan tidak menyenangkan yang
akan terjadi di masa yang akan datang. Harapan anastropik, yaitu harapan-harapan yang berlebihan
bahwa hal-hal yang baik dan menyenangkan akan terjadi di masa depan .
Dalam model konseling gestalt, untuk membantu konseli melakukan kontak dengan masa sekarang,
konselor menggunakan kata tanya “apa” (what) dan “bagaimana” (how). Jarang sekali koselor
menggunakan kata “mengapa” (why). Masa lalu tidak penting kecuali bila berhubungan dengan
fungsi-fungsi individu yang dibutuhkan pada masa sekarang. Dengan demikian ketika konselor
membahas masa lalu yang signifikan tersebut, konselor membawanya ke masa sekarang. Misalnya,
ketika membicarakan trauma masa kecil yang dialami konseli berkaitan dengan ayahnya, konselor
bukan hanya membicarakan pengalaman masa lalunya tetapi bagaimana trauma itu berpengaruh
ketika konseli berbicara dengan ayahnya di masa sekarang. Dengan proses ini, individu mendapatkan
kelegaan dari kesatikat dan potensi untu berubah serta mencapai resolusi baru.
Individu memiliki lima bentuk pertahanan diri yang beroperasi dalam dirinya, yaitu :
Introyeksi (Introjection)
Introyeksi adalah memasukkan ide-ide, keyakinan-keyakinan dan asumsi-asumsi tentang diri individu,
seperti apa individu seharusnya dan bagaimanan individu harus bertingkah laku. Dalam proses
interaksi dengan lingkungan, individu yang sehat dapat membedakan dan memberikan batasan antara
dirinya dan lingkungannya. Akan tetapi, individu yang melakukan proses introyeksi pada
diri (self) individu, yaitu bila individu memasukkan ide-ide, keyakinan, dan nilai yang dianut
lingkungan terhadap dirinya tanpa proses filterisasi, sehingga individu tidak dapat membedakan
dirinya dengan lingkungan. Hal ini membuat self mengadopsi semua nilai lingkungan yang top
dog, sehingga self berusaha untuk mempertahankan diri dalam posisi under dog.
Proyeksi
Proses dimana individu melakukan atribusi kepada pemikiran, perasaan, keyakinan dan sikap orang
lain yang sebenarnya adalah bukan milik individu. Proyeksi juga berarti individu tidak dapat
membedakan dirinya dan lingkungan, mengatribusikan diri kepada orang lain serta menghindari
tanggung jawab terhadap perasaan dan diri individu sebenarnya, serta membuat individu tidak
berdaya untuk membuat perubahan.
Retrofleksi (retroflection)
Retrifleksi adalah proses di mana individu mengembalikan implus-implus dan respon-respon kepada
dirirnya karena ia tidak dapat mengekspresikannya kepada orang lain dan lingkungan. Dalam hal ini
individu menekan perasaanya karena ia tidak dapat menerima kehadiran perasaan tersebut, atau
individu mengetahui dan mempercayai bahwa perasaan itu tidak dapat diterima oleh orang lain
disekitarnya.
Defleksi (deflection)
Defleksi adalah metode penghindaran, yaitu cara mengubah pertanyaan atau pernyataan menjadi
memiliki makna lain sehingga individu dapat menghindari dari merespon pertanyaan atau pernyataan
tersebut. Defleksi merupakan cara untuk menghindari kontak dengan kenyataan. Defleksi dapat
terlihat dari penggunaan humor yang berlebihan, menjawab pertanyaan dengan tersenyum atau
tertawa melakukan generalisasi abstrak, menghindari kontak mata.
Confluence dan Isolasi (isolation)
Confluence secara harfiah berarti menyatu. Hal ini bermakna bahwa individu berada dalam hubungan
dengan linngkungan, menjadi orang lain, tempat, objek, atau ideal-ideal. Individu tidak dapat
membedakan antara dirinya dengan lingkungan, selalu sesuai dan tidak ada konflik antara keyakinan
dan pikiran orang lain dengan dirinya. Orang yang mengalami confluence biasanya tidak pernah
mengekspresikan perasaan sebenarnya. Orang yang mengalami confluence biasanya mengisolasi diri
dari lingkungan. Ia menarik diri dari lingkungan dalam rangkan mengamankan perasaanya dari
kondisi yang tidak dapat ditoleransi oleh dirinya.
Pendekatan konseling ini berpandangan bahwa manusia dalam kehidupannya selalu aktif
sebagai suatu keseluruhan. Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran,
perasaan, dan tingkah lakunya. Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung
jawab pribadi, memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju
terbentuknya integritas atau keutuhan pribadi.
4. TUJUAN KONSELING
Tujuan utama konseling Gestalt adalah membantu konseli agar berani mengahadapi berbagai
macam tantangan maupun kenyataan yang harus dihadapi. Tujuan ini mengandung makna bahwa
konseli haruslah dapat berubah dari ketergantungan terhadap lingkungan/orang lain menjadi percaya
pada diri, dapat berbuat lebih banyak untuk meingkatkan kebermaknaan hidupnya.