Anda di halaman 1dari 1

Wiryanto Dewobroto dkk.

/ Procedia Engineering 125 (2015) 857 – 864 859

Gambar 1. Pengaruh Lb dan Cb Terhadap Kurva Momen Lentur Nominal Balok Baja [6]

Kurva momen lentur nominal balok baja (Gambar 1) menunjukkan kapasitas penampang baja tunggal melintasi berbagai jarak
bresing lateral (Lb) dan bentuk momen (Cb). Jika sebuah kurva yang merupakan hasil dari berbagai bagian dapat disatukan,
akan mudah untuk membandingkan bagian baja yang optimal untuk digunakan sebagai balok. Prinsip inilah yang mendasari
penelitian ini.

3. Konsep desain kurva dan nomenklatur bagian baja

Metode grafis desain baja memerlukan kurva kapasitas momen dari berbagai macam penampang baja yang tersedia di
pasaran. Manual desain baja [1] menyediakan berbagai macam kurva seperti itu, tetapi hanya untuk bagian baja AS.
Jarang ditemukan di pasar Indonesia; oleh karena itu manual ini tidak membantu sebagai alat bantu untuk perancangan
baja di Indonesia. Oleh karena itu, pembuatan kurva desain menggunakan penampang baja Indonesia tentu akan membantu
mempopulerkan metode grafis. Kurva momen lentur nominal balok menunjukkan hubungan antara momen lentur nominal dan
jarak bresing lateral dari berbagai penampang. Pada kurva adalah kapasitas momen nominal, Mn ditempatkan
pada sumbu y (vertikal) dan jarak bresing lateral, Lb pada sumbu x (horizontal) seperti terlihat pada Gambar 2.
Titik kurva menunjukkan bahwa batas besarnya tidak tergantung pada kondisi momen nominal Lb, sebagaimana ditentukan
oleh momen plastis penampang (Mn = Mp), jika Lb Lp. Titik Lp pada kurva ditunjukkan sebagai lingkaran padat. Titik
kurva lain yang menunjukkan penampang mungkin telah luluh pada awalnya tetapi gagal untuk menetapkan momen plastis
jika Lp < Lb Lr. Kurva linier di bagian itu dan titik pada kurva Lr ditunjukkan sebagai lingkaran terbuka. Penampang
baja dengan kondisi Lb > Lr tidak efisien karena keruntuhan (LTB) terjadi dalam kondisi elastis, sedangkan
belum mengalami keadaan plastis atau lelehnya, Mn < Mp . Kurva Gambar 4 hanya untuk satu bagian saja sehingga dapat
dibandingkan dari satu bagian ke bagian lainnya, yang akan menjadi kurva serupa dari bagian baja pada sumbu
yang sama. Jika momen nominal kedua kurva bertemu dan memotong penampang (lihat Gambar 3), maka penampang efisien
berdasarkan berat nominal kedua penampang dapat dilakukan. Pada Gambar 3, kurva yang menggambarkan garis penampang
ekonomis adalah kurva dengan garis tebal menerus, sedangkan penampang baja dengan kurva garis putus-putus (kurva program
diberi warna merah) tidak ekonomis. Dalam Kasus I kedua bagian (Bagian A dan Bagian B) dapat dipilih, kapasitasnya sebanding
dengan beratnya. Oleh karena itu kedua bagian memiliki garis tebal terus menerus. Hal ini berbeda dengan Kasus

Anda mungkin juga menyukai