Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL EKSPERIMEN

UJI RESPIRASI SERANGGA (JANGKRIK)

Guru Pembimbing : Budiyono S. Pd. M.Pd

Disusun Oleh XI MIPA 4

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 2 TRENGGALEK


Jl. Soekarno Hatta Gang Siwalan Telp/Fax. (0355) 791628 Trenggalek
sman2tglk@yahoo.co.id
Tahun 2021/2022
NILAI :

Anggota Kelompok 7 / Kelas XI MIPA 4 :

1. Detha Dwina Virga A. P (11)


2. Deviani Dini. (12)
3. Hillona Bryliani R. (18)
4. Kent Thoriq A. (20)
5. Rizky M. Iqbal. (31)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sang pencipta alam semesta,
manusia, dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya, karena berkat limpahan rahmat,
taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan

judul “ LAPORAN HASIL EKSPERIMEN UJI RESPIRASI SERANGGA ( JANGKRIK )” tidak kurang

daripada waktunya.

Kami sebagai penulis sekaligus penyusun makalah ini sangat berterimakasih kepada
Bapak Budiyono S.Pd M.Pd yang telah mengajarkan mata pelajaran BIologi sekaligus yang
telah menuntun dalam pelaksanaan praktik hingga penyusunan makalah ini. Kami pun
berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah ikut berpartisipasi atas terbentuknya makalah
yang sederhana ini.

Dalam penulisan laporan praktikum ini, saya mendapatkan suatu pelajaran baik dalam
penulisan laporan serta mendapatkan pengetahuan tentang praktikum tersebut. Saya
sebagai penulis dalam laporan ini masih dalam proses belajar baik dalam tata cara penulisan
laporan yang baik maupun dalam memahami dengan baik dalam menyajikan laporan
sehingga saya selaku penulis dalam penyusunan laporan ini sangat mengharapkan saran-
saran yang membangun sehingga menghasilkan isi laporan yang dapat mendidik serta dapat
dipertanggungjawabkan.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Trenggalek, 3 Februari 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar Isi .................................................................................................................. ii
A. Tujuan ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Dasar Teori ................................................................................................ 1
D. Alat dan Bahan .......................................................................................... 4
E. Langkah Kerja ............................................................................................ 4
F. Data Hasil Eksperimen .............................................................................. 5
G. Analisis data .............................................................................................. 5
H. Hasil Diskusi .............................................................................................. 6
I. Kesimpulan................................................................................................ 7
J. Daftar Pustaka........................................................................................... 7
Lampiran ................................................................................................................. 8

ii
LAPORAN HASIL EKSPERIMEN
UJI RESPIRASI SERANGGA (JANGKRIK)

A. TUJUAN

Mengetahui faktor faktor yang memengaruhi banyak sedikitnya oksigen yang diperlukan
hewan jangkrik dalam melakukan respirasi.
B. RUMUSAN MASALAH

Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi kadar oksigen dalam respirasi hewan jangkrik ?
C. DASAR TEORI

Respirasi adalah segala proses pertukaran gas yang terjadi antara makhluk hidup
(organisme) terhadap lingkungannya, baik ekstrasel maupun intrasel untuk memperoleh
energi yang diperlukan untuk aktivitas sel. Respirasi intrasel adalah segala proses
pertukaran gas yang terjadi di dalam sel, yaitu di mitokondria. Disana terjadi pertukaran
gas O2 yang diikat oleh Hb dengan CO2 dari hasil sisa metabolisme.
C6H1206 + 602 -> 6C02 + 6H20 + 686 Kalori.
Serangga merupakan hewan terestial yang menggunakan system trakea untuk pertukaran
gas.Trakea tersusun dengan teratur, sebagian berjalan longitudinal dan sebagian lagi
tranpersal. Diameter trakea yang besar berkisar sekitar 1mm dan selalu terbuka dengan
penebalan berbentuk spiral dan melingkar, terbentuk dari khitin yang keras, merupakan
suatu bahan yang juga terdapat pada kutikula bentuknya berupa pembuluh yang silindris
yang mempunyai lapisan kitin (chitin). Lapisan kitin ini mempunyai penebalan seperti spiral.
Trakea mempunyai cabang-cabang dan cabang yang terkecil yang menembus jaringan
disebut trakeolus dengan diameter 1-24. Trakeolus tidak mempunyai lapisan kitin dan
dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas, trakeolus pada serangga ujungnya buntu dan
berisi udara atau kadang-kadang berisi cairan.
Alat pernapasan pada serangga berupa trakea, udar masuk dan keluar melalui lubang kerut
yang disebut spirakel atau stigma yang terletak di kanan kiri tubuhnya. Dari stigma udara

1
terus masuk ke pembuluh trakea memanjang dan sebagian ke kantung hawa halus yang
masuk ke seluruh jaringan tubuh. Pada system trakea ini pengangkutan oksigen dan karbon
dioksida tidak memerlukan bantuan system transportasi khususnya darah.
Fungsi spirakel dan trakea untuk memungkinkan lewatnya udara kepercabangan saluran
yang disebut trakeol, yang merupakan saluran lembut intraseluler dengan diameter sekitar
1μm. Jumlahnya sangat banyak dan berada diberbagai jaringan, terutama otot. Berbeda
dengan trakease, saluran-saluran lembut ini tidak dilapisi dengan kutikula, pertukaran gas
terjadi dengan mudah melewati dinding saluran ini. System pernapasan pada serangga
melalui sejumlah percabangan saluran udara pada system trakea. Oksigen langsung dibawa
ke jaringan, jadi tidak dilaksanakan melewati aliran darah. Distribusi oksigen dan
pengeluaran karbondioksida tidak dilakukan lewat system peredaran. Pada kebanyakan
serangga dengan difusi saja sudah tercukupi oleh karena itu tubuh serangga pada
umumnya berukurab kecil. Pada beberapa spesies difusi ini dibantu dengan gerakan ritmiks
toraks atau abdomen.
Cara mengalirkan udara (ventilsi) seperti itu, pada jangkrik spirakel dibuka dan ditutup
bergantian, sehingga udara dapat masuk ke tubuh lewat spirakel toraks dan keluar tubuh
lewat spirakel abdomen. Selain itu serangga dapat mengendalikan laju masuknya oksigen
ke jaringan. Bila terjadi peningkatan otot (saat terbang ) akan terjadi penumpukan asam
laktat di jaringan. Akibatnya tekanan osmosis cairan jaringan meningkat sehingga cairan di
trakeol terserap masuk, sehingga jalan udara lebih leluasa mencapai jaringan dan difusi
oksigen ke jaringan lebih cepat.
Ada tiga fase gerakan pernafasan serangga, yaitu:
• Inspirasi kurang ¼ detik, pada awal inspirasi katub spirakel terbuka
• Fase pertukaran selama 1 detik, baik spirakel pada toraks atau abdomen menutup
• Fase ekspirase, dan spirakel abdomen membuka
Udara masuk dari system trakea sebelah muka pada inspirasi dan bergerak ke jangkrik
selama fase pertukaran gas dan pada fase ke-3 udara keluar dari spirakel bagian posterior.
Membuka dan menutupnya spirakel dikontrol oleh system saraf.
System trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya keseluruh tubuh dan
sebaliknya mengangkut CO2 hasil respirasi untuk dikelurkan dari tubuh. Maka darah pada
serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas
pernafasan. Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke

2
jaringan. Pada serangga air jentik nyamuk udara di peroleh dengan menjulurkan tabung
pernafasan kepermukaan air untuk mengambil udara, serangga air tertentu mempunyai
gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama
menyelam, karbondiksida dalam gelembung dipindahkan melalui system trakea ke sel-sel
pernafasan. Selain itu adapula serangga yang pengambilan udara melelui cabang-cabang
harus serupa insang selanjutnya dari cabang halus ini oksigen di edarkan melalui pembuluh
trakea.
Salah satu factor yang mendukung laju metabolisme yang tinggi, adalah bahwa sel-sel otot
terbang dibungkus dengan mitokondria dan pipa trake mempunyai oksigen yang
mencukupi bagi tiap-tiap organel yang membangkitkan ATP ini.Pertukaran gas 02 dan gas
CO2 berlangsung melalui proses difusi di dalam alat pernapasan. Alat-alat pernapasan
dapat berupa paru-paru, insang, trakea, maupun bentuk lain yang dapat melangsungkan
pertukaran gas O2 dan CO2.
Alat pernapasan serangga berupa sistem trakea yang berfungsi untuk mengangkut dan
mengedarkan O2 keseluruh tubuh serta mengeluarkan CO2 . Trakea memanjang
dan bercabang-cabang menjadi saluran kecil yang menyebar keseluruh jaringan
tubuh. Jadi dalam sistem ini tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi
darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat
sepanjang lateral tubuh serangga. Selanjutnya udara masuk ke pembuluh trakea
yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Terjadinya pertukaran gas sisa
karena kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.
Sistem trakea terdiri atas spirakel, pembuluh trakea, dan trakeolus. Udara keluar masuk
melalui spirakel yang terletak berpasangan disetiap segemen tubuh. Oksigen yang masuk
melalui spirakel kemudian menuju pembunuh trakea. Bercabang-cabang lagi menjadi
cabang halus (trakeolus) yang dapat mencapai seluruh jaringan tubuh. Di dalam trakeolus
terjadi pertukaran gas dengan sel-sel tubuh. Oksigen akan berdifusi dari trakeolus ke sel-
sel tubuh. Sementara karbondioksida akan berdifusi dari sel-sel tubuh ke trakeolus

3
D. ALAT DAN BAHAN

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN

ALAT
1. Respirometer Sederhana
2. Pipet
3. Timbangan
4. Kapas
BAHAN

1. Vaselin
2. Kristal NaOH
3. Jangkrik
4. Eosin
E. LANGKAH KERJA

1. Membungkus Kristal NaOH dengan kapas, lalu memasukkan kedalam tabung


respirometer.
2. Memasukkan belalang yang telah ditimbang beratnya ke dalam botol
respirometer, kemudian ditutup dengan pipa berskala.
3. Mengoleskan vaselin pada celah penutup tabung.
4. Menutup ujung pipa berskala dengan jari selama 1 menit, kemudian masukkan
setetes Eosin dengan menggunakan pipet.
5. Mengamati dan mencatat perubahan kedudukan Eosin pada pipa berskala setiap
dua menit selama 10 menit.
6. Melakukan percobaan yang sama dengan menggunakan jangkrik lain dengan
ukuran dan berat yang berbeda.

4
F. DATA HASIL EKSPERIMEN

Perpindahan Eosin (Dalam Skala)


NO Berat Tubuh Serangga
2 menit 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit
Jangkrik (kecil +
1 0,15 0,39 0,55 0,78 0,95
sedang) 0,7 gram
Jangkrik (kecil + besar)
2 0,20 0,42 0,60 0,79 1
0,9 gram
Jangkrik (sedang
3 0,22 0,48 0,61 0,80 1
+besar) 0,12 gram
G. ANALISIS DATA

Setelah melakukan eksperimen, kelompok kami mengetahui bahwa :

1. Jangkrik (kecil + sedang)

Apabila dimasukkan kedalam respiro meter sederhana lalu ditutup dan diberi tetesan
eosin, maka kita bisa melihat bahwa pergerakan eosin pada pipa berskala berjalan
sangat lambat setiap 2 menit selama 10 menit.
2. Jangkrik (kecil + besar)
Apabila dimasukkan kedalam respiro meter sederhana lalu ditutup dan diberi tetesan
eosin, maka kita bisa melihat bahwa pergerakan eosin pada pipa berskala berjalan
lumayan cepat setiap 2 menit selama 10 menit.
3. Jangkrik (sedang + besar)
Apabila dimasukkan kedalam respiro meter sederhana lalu ditutup dan diberi tetesan
eosin, maka kita bisa melihat bahwa pergerakan eosin pada pipa berskala berjalan
cepat setiap 2 menit selama 10 menit.
4. Dari hasil eksperimen yang sudah dilakukan, kami mengetahui bahwa faktor yang
menyebabkan lambat atau cepatnya pergerakan eosin pada pipa berskala adalah
berat serangga dalam hal ini jangkrik.

5
H. HASIL DISKUSI

1. Membuat grafik yang menunjukan hubungan antara berat tubuh jangkrik dengan
banyaknya oksigen yang diperlukan jangkrik dalam melakukan pernafasan.

: 0,7 gram
: 0,9 gram
:0,12 gram

2. Faktor yang menyebabkan pergerakan kedudukan eosin pada pipa berskala yaitu
karena saat jangkrik bernapas akan menghirup oksigen atau udara di sekitar. Pada
saat jangkrik berada di dalam respirometer sederhana, udara yang tersimpan di
dalamnya tidak dapat keluar ataupun masuk, sehingga jumlah udara yang berada
di dalam respirometer tersebut semakin sedikit. Karena pada ujung respirometer
diberikan eosin, sehingga eosin tersebutakan terseret mendekat akibat dari
bertambah sedikitnya jumlah udara yang ada di respirometer tersebut. Serta
menghembuskan karbon dioksida dan uap air, dimana karbon dioksida yang
terhembus langsung diikat oleh kristal NaOH yang ada di dalam tabung specimen.
3. jangkrik bernafas dengan menggunakan trakhea. udara keluar masuk melaluai
spirakel (lubang kecil) di dada kanan dan kiri serangga. selanjutnya udara masuk
ke pembuluh trakhea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. terjadinya

6
pertukaran gas terjadi akibat kontraksi otot tubuh yang bergerak teratur.Udara
masuk melalui lubang-lubang yang sangat kecil yang berada di sisi samping
serangga. Lubang ini disebut dengan stigma.Stigma berfungsi sama seperti hidung,
sebagai tempat keluar masuknya udara. Udara dari stigma dialirkan oleh
pembuluh-pembuluh yang tersambung ke trakea. Udara ini disebarkan ke seluruh
tubuh jangkrik.
I. KESIMPULAN

Kelompok kami mendapatkan kesimpulan bawasannya faktor-faktor yang mempengaruhi


banyaknya oksigen yang diperlukan jangkrik pada saat melakukan respirasi adalah
Berat tubuh atau ukuran tubuh, semakin berat dan besar ukuran tubuh jangkrik maka
semakin banyak pula oksigen yang dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya.
Aktivitas, makhluk hidup yang bergerak memerlukan energi.
Semakin tinggi aktivitas yang dilakukan maka semakin banyak pula energi yang
dibutuhkan, sehingga pernafasan juga semakin cepat.
J. DAFTAR PUSTAKA

1. Buku siswa biologi kelas XI halaman (143-155) karya Irnaningtyas dan Yossa Istiadi
Tahun 2016.
2. Buku anatomi fisiologi untuk mahasiswi keperawatan halaman (111-118) Karya Drs.
Hj. Syariffudin, AMK.
3. Buku Biologi Beol A. CAMPEBELL dan JANE B. REECE halaman (123-127) karya Neil A.
Campebell , Jane B. Tercekik, Lusa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman,
Peter V. Minorsy, Robert B. Jackson.
4. Buku Zoologi umum edisi keenam jilid 1 halaman (163-164) karya Villee . Walker.
Barnes.
5. https://www.alodokter.com/fungsi-protein-penting-mendukung-tubuh-siap-
beraktivitas
6. https://brainly.co.id/tugas/1851314
7. https://leonard72morenk.wordpress.com

7
K. LAMPIRAN

Praktikan mengukur laju eosin setiap 2 menit selama 10 menit.

Praktikan memasukkan eosin kedalam respirometer.

Praktikan sedang meletakkan Kristal NaOH di kapas.

8
Praktikan sedang mengoleskan vaselin pada tabung.

Foto praktikan setelah mlakukan eksperimen.

Anda mungkin juga menyukai