Krisnoadi - 145090701111012 - Paper GPR
Krisnoadi - 145090701111012 - Paper GPR
Krisnoadi Triharto
Abstrak
Secara garis besar Ground Penetrating Radar (GPR) adalah metode geofisika yang
digunakan untuk mendeteksi benda-benda yang berada di bawah permukaan dengan tingkat
kedalaman tertentu, dan menggunakan sumber gelombang elektromagnetik berupa radar (radio
detection and ranging) biasanya dalam range 10 MHz sampai 1 GHz, Penelitian ini GPR
di gunakan untuk mendeteksi adanya void dan zona mineralisasi yang di lakukan di daerah
kasinan dan songgoriti. Kemudian dilakukan pengolahan dan di intepretasi yang di dapatkan
dari line 1 – 4 terdapat beberapa gradasi warna dalam hasil data yaitu warna hijau menunjukkan
tanah (soil), warna orange menunjukkan kandungan mineral logam, warna kuning merupakan
lapisan yang termineralisasi serta warna biru menunjukkan daerah tersebut merupakan daerah
yang basah atau daerah yang berrongga. Pada kelompok 1 di dominasi dengan batuan breksi
vulcano, breksi tufan, dan lava gunung api. Hal ini dapat di identifikasikan adanya warna
kuning dan orange pada daerah penelitin merupakan suatu daerah yang termineralisasi
sedangkan pada kelompok 2 di dominasi dengan batuan breksi vulcano, breksi tufan, dan lava
gunung api. Hal ini dapat di identifikasikan adanya warna kuning dan orange pada daerah
penelitin merupakan suatu daerah yang termineralisasi. Sedangkan pada kelompok 3 di
dominai dengan warna biru Dapat diintepretasikan bahwa daerah penelitian terdapat aliran air
resapan dari sisi kanan ke sisi kiri akibat pengaruh dari topografi dan pada kelompok 4
didominasi oleh warna biru . Hal ini dapat diindikasikan bahwa pada daerah penelitian
didominasi sebagai rongga atau cavity dengan area yang cukup luas
kuarter. endapan ini berasal dari letusan Gunung Kawi - Butak (Qpvp) dan Gunung
gunung api kuarter. Berdasarkan Peta Geologi Arjuna Welirang (Qvaw). Hasil letusan
Lembar Kediri (Santosa dan Atmawinata, Gunung Kawi - Butak berada di Selatan
1992) daerah Songgoriti berada di 3 kaki Songgoriti sedangkan hasil aktivitas Gunung
gunung yaitu Gunung Butak - Kawi, Gunung Arjuna - Welirang berada di sisi Timur dan
Arjuna Welirang dan Gunung Anjasmara Tua. Utara Songgoriti. Hasil letusan Gunung api
Gunung Kawi - Butak (Qpvp) berupa lava
andesit, tuf, dan breksi vulkanik. Sedangkan
Gunung Arjuna - Welirang (Qvaw) berupa
breksi gunung api, lava, breksi tufan dan tuf.
Pada umur Holosen kemudian diperkirakan
terbentuk Gunung Panderman yang berada di
selatan Songgoriti. Hasil endapan aktifias
Gunung Panderman (Qvp) ini berupa breksi
gunungapi, tuf breksi, lava dan tuf. Ketiga
gunung api inilah yang akan mempengaruhi
potensi panasbumi di Songgoriti, Kota Batu.
Struktur geologi yang mempengaruhi daerah
ini berupa sesar-sesar mendatar di bagian
Selatan dan sebagian berupa sesar turun akibat
Gambar 1 Geologi Songgoriti yang berada di
dari letusan gunungapi. Sesar-sesar inilah
3 kaki gunung
yang membawa manisfestasi dari dalam keluar
permukaan.
µ = permeabilitas magnetik
J = rapat arus (A/m2
3. Metodologi
3.1 Diagram alir Penelitian
3.2 Desain Pengambilan GPR 3.2.1 Akuisisi
Hal yang harus dilakukan sebelum
akuisisi adalah merangkaian alat GPR.
Pertama, power tank dirangkai dengan control
unit. Selanjutnya control unit dihubungkan
dengan headset, bluetooth dan receiver-
transmitter. Selanjutnya receiver-transmitter
dipasang pada pegangan dan diikatkan pada
pembawa control unit lalu diatur posisi dan
Gambar 5 Desain survey
panjang peganagan agar tingginya tepat di atas
Penelitian dilaksanan di daerah kasinan, permukaan tanah. Dan pada receiver-
kelurahan pesanggahan, Kota Batu. Kota transmitter terdapat panah yang dimana
batu sendiri terletak di kaki pegunungan dan panahnya harus menghadap kebawah agar
termasuk daerah dataran tinggi.Denga sinyal impuls dipancarkan kebawah
ketinggian kurang lebih 680 – 1200 meter
3.2.2 Pengolahan
dari permukaan laut.Dengan suhu rata – rata Processing data GPR dilakukan secara
15-19 °C. Dengan batas wilayah sebagai langsung dengan menggunakan 3D software
berikut : yaitu Future 2005. Software ini akan langsung
Batas Utara : Kab. Mojokerto & Kab. menampilkan kondisi area yang disurvey,
melalui warna . Gambar keluaran dari GPR
Pasuruan.
Future Series 2005 adalah pola-pola gambar,
Batas Selatan : Kab. Malang.
yang disebut sebagai difraksi. Sumbu
Batas Timur : Kota Malang & Kab.
horizontal adalah sampling impuls yang
Malang.
dipancarkan. Sumbu vertikal adalah jarak
Batas Barat : Kab. Malang & Kab
kedalaman atau waktu tempuh sinyal impuls
Kediri.
dari pemancar ke penerima.yang diindikasikan
Pengambilan data GPR di desain menjadi 3
sebagai metal, cavity, native, dan mineral. Hal
line, yang berlokasi di dekat sumber mata air
yang perlu dilakukan adalah mengubah
panas kasinan dan berada di daerah atas mata
arahnya, ini ditunjukan untuk memperjelas
air panas kasinan. Dengan arah turunan
tampilan dari hasil yang diperoleh
mengikuti aliran fluida. Penentuan lintasan
tersebut di ambil dengan menyesuaikan
3.2.3 Intepretasi
keadaan di lapangan. Pada pengintepretasian metode GPR ini
dapat dilakukan dengan melihat gradasi warna
dan nilai kedalaman, Gradasi warna yang visualizer 3D, terlihat bahwa terdapat
tampak pada software visualizer 3D adalah beberapa warna dalam hasil data yaitu warna
warna merah, Hijau dan warna biru. Pada hijau menunjukkan tanah (soil), warna orange
warna merah menunjukan daerah konduktif menunjukkan kandungan mineral logam,
dari batuan atau mineral dibawah permukaan warna kuning merupakan lapisan yang
sedangkan warna biru menunjukan daerah termineralisasi serta warna biru menunjukkan
cavity atau rongga.Warna kuning daerah tersebut merupakan daerah yang basah
menunjukkan daerah tersebut adalah daerah atau daerah yang berrongga. Dilihat dari data
kering Dan warna hijau yang agak gelap tersebut dapat dikatakan bahwa dalam area
menunjukkan daerah tersebut merupakan penelitian didominasi oleh warna hijau. Pada
daerah basah. gambar terlihat line horizontal 1-6 diperoleh
kedalaman maksimal yaitu 16,28 meter, 16,87
4. Pembahasan
meter, 18,54 meter, 17,00 meter, 16,10 meter,
4.1 Kelompok 1
dan 14,10 meter. Adanya variasi ini di
karenakan kemampuan atenuasi dari
gelombang. Pada line vertikal dengan
memotong line horizontal diperoleh
kedalaman maksimal yaitu 17,90 dan 16,40
meter. batuan penyusun yang berada di daerah
tersebut di dominasi dengan batuan breksi
vulcano, breksi tufan, dan lava gunung api.
Gambar 6 Kelompok 1-A Hal ini dapat di identifikasikan adanya warna
kuning dan orange pada daerah penelitin
merupakan suatu daerah yang termineralisasi,
Hal ini bukanlah tanpa alasan, selain itu kita
juga dapat melihat adanya pola yang tidak
terjadi kemenerusan. Biasanya apabila adanya
kemenerusan pada warna orangedengan rentan
yang tidak begitu jauh dapat diidentifikasikan
adanya pipa bawah tanah.
4.3 Kelompok 3
4.4 Kelpmpok 4
Dari data yang didapat kelompok 4, Yang
kemudian di lakukan pengolahan pada
software visualizer 3D, terlihat bahwa terdapat
beberapa gradasi warna dalam hasil data yaitu
warna hijau menunjukkan tanah (soil), warna
orange menunjukkan kandungan mineral
logam, warna kuning merupakan lapisan yang
termineralisasi serta warna biru menunjukkan
daerah tersebut merupakan daerah yang basah
Gambar 13 Kelompok 4-A atau daerah yang berrongga. Dilihat dari data
tersebut dapat dikatakan bahwa dalam area
penelitian didominasi oleh warna biru . Hal ini api. Hal ini dapat di identifikasikan adanya
dapat diindikasikan bahwa pada daerah warna kuning dan orange pada daerah
penelitian didominasi sebagai rongga atau penelitin merupakan suatu daerah yang
cavity dengan area yang cukup luas. Namun termineralisasi. Sedangkan pada kelompok 3
juga dapat diakibatkan kesalahan pada saat di dominai dengan warna biru Dapat
akuisisi seperti yang kita ketahui diintepretasikan bahwa daerah penelitian
pengangkatan probe yang terlalu tinggi dapat terdapat aliran air resapan dari sisi kanan ke
membuat gradasi warnabiru pada tampilan sisi kiri akibat pengaruh dari topografi dan
namun karene penilaian nya secra objektif pada kelompok 4 didominasi oleh warna biru .
maka diintepretasikan daerah tersebut terdapat Hal ini dapat diindikasikan bahwa pada daerah
suatu void. Kedalaman yang diperoleh dari penelitian didominasi sebagai rongga atau
line 1 hingga line 8 berturut - turut adalah 15 cavity dengan area yang cukup luas
meter, 14,25 meter, 17,00 meter, 13,10 meter,
DAFTAR PUSAKA
15,18 meter, 12,66 meter, 13,44 meter dan
13,32 meter Jayanto, Agustinus Dwi. 2009. Ground
Penetrating
5. Kesimpulan Radar.http://www.scribd.com/doc/4900
Dari data yang telah di olah denngan 7472/METODE-GROUND-
PENETRATINGRADAR.
menggunkan software visualizer 3D dapat di
Murwanto, Eko Joko. 2009. Aplikasi
simpulkan bahwa pada daerah penelitian dari Teknologi Ground Penetrating Radar
line 1 – 4 terdapat beberapa gradasi warna (GPR) Untuk Deteksi Struktur
dalam hasil data yaitu warna hijau Tanah/Batuan dan Material Terpendam.
Buletin Balitbang Kemenhan RI No. 23
menunjukkan tanah (soil), warna orange Tahun 2009.
menunjukkan kandungan mineral logam,
warna kuning merupakan lapisan yang Oktafiani, Folin., Sulistyaningsih, Yusuf Nur
Wijayanto. Sistem Ground Penetrating
termineralisasi serta warna biru menunjukkan
Radar Untuk Mendeteksi Benda-benda
daerah tersebut merupakan daerah yang basah di Bawah Permukaan Tanah.Jurnal
atau daerah yang berrongga. Pada kelompok 1 Informatika LIPI.
di dominasi dengan batuan breksi vulcano,
Syukur, Fajri. 2012. Ground Penetrating
breksi tufan, dan lava gunung api. Hal ini Radar
dapat di identifikasikan adanya warna kuning (GPR).http://fajrisyukurwordpress.co
dan orange pada daerah penelitin merupakan m/intrumentasi geofisika/ground-
penetratingradgpr/. Diakses pada
suatu daerah yang termineralisasi sedangkan tanggal 10 Juni 2012, Pukul 13.15
pada kelompok 2 di dominasi dengan batuan WIB.
breksi vulcano, breksi tufan, dan lava gunung