Disusun Oleh:
-Sherly Amelia
- Sita Aledya
- Tiara Devi Sekarsari
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur atas Kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena atas
Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan
judul “SOSIALISASI POLITIK ” dengan tujuan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Sosiologi Politik Tahun Ajaran 2019.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kategori sempurna,
oleh karena itu kami dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan tugas yang akan datang.
Selanjutnya dalam kesempatan ini kami tidak lupa untuk menyampaikan ucapan terima
kasih yang sedalam–dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,
langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga Makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
A. PENGERTIAN SOSIALISASI
Apa itu sosialisasi? Pengertian Sosialisasi adalah suatu proses
belajar-mengajar atau penanaman nilai, kebiasaan, dan aturan dalam
bertingkah laku di masyarakat dari satu generasi ke generasi lainnya sesuai
dengan peran dan status sosial masing-masing di dalam kelompok
masyarakat.
2. A. Thio
Sosialisasi politik merupakan proses dimana individu-individu
memperoleh pengetahuan, kepercayaan-kepercayaan, dan sikap politik.
3. Gabriel A. Almond
Sosialisasi politik merupakan proses dimana sikap-sikap politik dan pola-
pola tingkahlaku politik diperoleh atau dibentuk, dan juga merupakan sarana
bagi suatu generasiuntuk menyampaikan patokan-patokan politik dan
keyakinan-keyakinan politikkepada generasi berikutnya.
1. Keluarga
Pola sosialisasi politik dapat berlangsung dalam dua bentuk umum:
pertama,sosialisasi represif, yaitu sosialisasi yang menekankan padakepatuhan anak
dan penghukuman terhadap perilaku yang
keliru. Kedua, sosialisasi partisipatif, yaitu sosialisasiyang menekankan pada otonomi
anak dan memberikan imbalan terhadap perilaku anak yang baik.Menurut Berstein ada
dua pola ideal keluarga, yaitu pertama keluarga posisional,dikutip oleh Robinson (1986:
81-82) dalam kaitannya dengan sosialisasi politik, anakmengalami sosialisasi akan sangat
memerhatikan posisi mereka dalam hubungan orang lain.Disamping itu, ia lebih bebas
menentukan sikap dan perilaku politikny sesuai dengan pikirannya yang relatif bebas,
tidak tergantung pada (orientasi) keluarganya. Kedua, keluargaterpusat mereka
disosialisasikan melaui keluarga yang terpusat pada pribadi akan dididik,diuji, dan
dikembangkan sesuai dengan format keluarga. Dengan kata lain, bakat, potensi,dan
kompetensi yang dimilikinya dikembangkan tidak jauh dari apa yang dimiliki
olehkeluarga. Dalam hubungan dengan sosialisasi politik, keluarga menjadi patron dan
rujukandalam bertindak dan bersikap.
2.Sekolah
C.Learner-centered versus teacher-centered
2. Intruksi
Intruksi (perintah) merupakan penyampaian suatu yang berisi amar atau
keputusan oleh orangatau pihak yang memiliki kekuasaan (ordinat) kepada orang yang
tunduk atau dipengaruhiorang yang memiliki kekuasan (subordinat) untuk dilaksanakan.
Seperti, intruksi politik
3. Desiminasi
Desiminasi merupakan suatu yang bersifat penyebarluasan informasi politik,
sehinggakelompok sasaran memiliki pengetahuan tentang apa yang didiseminasi.
Seperti desiminasi
politik yang dilakukan oleh anggota legislatif dan birokrat dalam seminar atau pelati
han, penyebaran pamplet, baliho, dan media massa seperti surat kabar, radio, dan
televisi.
4. Motivasi
Motivasi politik merupakan bagian dari sosialisasi politik untuk membentuk
sikap, perilakuseseorang atau kelompok tentang suatu nilai-nilai, pengetahuan
kepercayaan, sikap politikdan harapan politik. Motivasi ini biasanya dilakukan oleh
seorang yang disebut “motivator”yang memiliki keahlian untuk memberikan
pengaruh terhadap kepercayaan tersebut danuntuk mengubah sikap seorang tau
kelompok sesuai yang diharapkan.
5. Penataran
Mekanisme sosialisasi lainnya adalah penataran. Pada masa Orde Baru
penatarandengan nama P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).
Penataran inidigunakan untuk menanamkan nilai, pengetahuan, kepercayaan, sikap
dan perilaku sesuaidengan pancasila. Penanaman ini diharapkan dapat diwujudkan
dalam interaksi dalam masyarakat.
2. Kita manafsirkan reaksi orang lain. Kita berkesimpulan sendiri tentang diri kita
terhadap pandangan orang lain
3. Kita mengembangkan konsep diri ( self-concept ). Kita berpendapat terhadap reaksi
oranglain yang pada akhirnya kita memberikan persaan dan diri mengenai diri
sendiri.Konsep diri menurut Cooley merupakan suatu hal yang tidak pernah selesai
dibentuk, bahkan samapi usia lanjut. Artinya, proses perkembngan diri Cooley
ini berlangsung seumurmasa kita.Dalam relevansi looking glass self (cermin diri)
pada proses perkembangan dalamdiri masyarakat saat ini, khususya dimensi politik
cermin diri ini dimanfaatkan
sebagai pencitraan positif yang dilakukan oleh para elite politik untuk memperoleh
kekuasaan.Pencitraan ini melibatkan berbagai cara dan teknik efek citra media.
KESIMPULAN:
Gabriel A. Almond dan Sydney Verba, Budaya Politik, (Jakarta: Rajawali Press)
Michael Rush dan Phillip Althoff, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta: Rajawali Press)
**TERIMA KASIH**