Disusun Oleh:
NPM : (15.62.0066)
Kelas : 7A
BANJARMASIN
2019
HALAMAN PERSETUJUAN
banjary guna memenuhi tugas merencana mesin pada Bidang Studi Teknik Mesin.
Tugas ini dapat disetujui dan diterima setelah melalui tahap konsultasi dan perbaikan
yang diperlukan.
Menyetujui:
Pembimbing
M. Irfansyah,ST.,MT
NIP. 19720226.200501.1.003
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas karunia rahmat dan hidayahmu,
sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas merencana mesin ini. Dimana
laporan ini merupakan pra syarat untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Teknik
Penulis menyadari bahwa uraian laporan tugas merencana mesin ini masih
jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu kritik yang bersifat perbaikan dan penyempurnaan akan
2. Ayah dan bunda, saudaraku, serta teman-temanku, yang selalu membantu dan
Perencanaan mesin pencacah tandan kelapa sawit merupakan salah satu upaya
Tujuan dari penelitian perencanaan mesin ini yaitu untuk membuat desain dan
yang digunakan pada skala home industry. Metode yang digunakan yaitu merencana
mesin pencacah tandan kelapa sawit janjang kelapa sawit dimasukan melewati hooper
atas dan akan dicacah menggunakan pisau dengan bahan HSS dengan putaran pisau
searah yang digerakkan menggunakan tranmisi sabuk V dan puli dengan penggerak
Hasil perancangan ini yaitu didapat diameter poros ds1 = 22 mm dan ds2 = 24
mm, diameter kepala puli dk = 106 mm dan Dk = 139 mm digunakan jenis sabuk tipe
6,06 kw, n1 = 2500 rpm dan n2 =1850 rpm. Nomor bantalan 6205 Diameter lubang (d)
= 25 (mm), Diameter luar (D) = 52 (mm), Lebar cincin (B) = 15 (mm), Jari - ari filet
(r) = 1,5 (mm) Dengan umur bantalan 500 jam. biaya berdasarkan pemakaian perhari
sebesar Rp 29.250, biaya pemakaian perbulan sebesar Rp 884.250 dan untuk biaya
technology, and further enhance student creativity in planning and design calculation
formula. The purpose of the study plan of this machine is to make designs and the
design of the component - component element thrasher bunch of palm oil used in
The method used is to plan thrasher bunch of palm methods round single
pieces with a round shaft single, long and slender palm inserted past the hooper
above and enumerated using a knife with a material HSS with a round blade in the
direction that is driven using transmission V belts and pulleys with motor gasoline ,
The frame jointed by welding methods. The result of this design is derived DS1 shaft
diameter = 22 mm and ds2 = 24 mm, the diameter of the head pulley df = 106 mm
and Dk = 139 mm used types of belt type A 68 using a gasoline motor as the driving
power transmission by 6,06 kw plan, n1 = n2 = 2500 rpm and 1850 rpm. Bearing
number 6205 Diameter hole (d) = 25 (mm) outside diameter (D) = 52 (mm), width of
the ring (B) = 15 (mm), Jari - ari filet (r) = 1.5 (mm) with the bearing life of 500
hours. fees based on usage per day Rp 29,250, or monthly usage fee of Rp 884 250
Keywords: Engineering enumerator bunch of palm methods round single cut with a
single round shaft
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………..…i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
ABSTRAK...................................................................................................................iv
ABSTRACT..................................................................................................................v
DAFTAR ISI................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.........................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
3.5. Perencanaan......................................................................................................49
3.9. Kesimpulan Hasil Penelitian Yang Relevan Dan Modifikasi Mesin Pencacah
5.1. Kesimpulan......................................................................................................63
5.2. Saran.................................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................65
DAFTAR GAMBAR
Cpo……………………………………………………………..…...…2
Tabel 2. 1. Tabel Utnuk Kekuatan Tarik Dari Berbagai Macam Jenis Besi Baja Untuk
Konstruksi...................................................................................................8
Tariknya....................................................................................................13
Tabel 2. 6 Baja Karbon Untuk Kontruksi Mesin Dan Baja Batang Yang Di Finis
Tabel 2. 11. Diameter minimum puli yang diiziankan dan dianjurkan (mm).............26
PENDAHULUAN
dunia (Deptan RI, 2009). Menurut data Oil World Annual (2009-2010), Indonesia
menghasilkan rata-rata 3.6 ton minyak CPO dalam setiap hektare-nya. Hal itu berarti
24% hasil komoditas kelapa sawit dunia adalah milik Indonesia. Namun, selain
Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO ) juga menghasilkan limbah yang cukup
Menurut Harri Hartanto, Ketua Bidang Tenaga Kerja, Advokasi dan Publikasi
sangatlah berbahaya karena limbah tersebut dapat mencemari udara dan air. Selain
itu, hanya sedikit limbah dari industri-industri kelapa sawit yang telah diolah menjadi
material yang memiliki nilai tambah, seperti fiber kelapa sawit yang dapat diolah
menjadi bahan bakar uap dan cangkang sawit kering dapat diolah menjadi bahan
sawit tersebut, tandan kelapa sawit merupakan salah satu limbah padat utama yang
dihasilkan dalam jumlah yang cukup banyak. Namun, selama ini pemanfaatannya
dengan baik limbah tersebut sebagai hal yang dapat dikomersilkan. Padahal,
kandungan unsur hara potensial pada janjang kelapa sawit, terutama unsur kalium dan
berkualitas diperlukan perawatan tanaman yang baik,selain itu juga diperlukan pupuk
yang bagus untuk perkembangan tanaman tersebut sehingga bisa menghasilkan hasil
tanam yang berkualitas dan memiliki nilai jual yang tinggi. Dengan kemajuan
kelapa sawit yang efesien, diharapkan dapat mengolah limbah janjang kelapa sawit
3
menjadi sesuatu yang bermanfaat yaitu seperti pupuk organik yang sangat cocok
untuk tumbuh kembang tanaman. Pupuk organik yang diolah dengan mesin ini
memiliki banyak kelebihan tersendiri dan juga nilai tukarnya lebih murah
dibandingkan dengan pupuk kimia. Selain itu dengan adanya kegiatan ini,mahasiswa
bisa mengasah tingkat kreatifitasnya dengan merencana mesin pencacah tandan sawit
dan juga kita bisa mngurangi limbah padat yang mencemari lingkungan.
2. Apa saja jenis bahan untuk merencana mesin pencacah tandan kelapa
sawit?
cara merencana mesin pencacah janjang kelapa sawit dengan rumus perancangannya,
dan apa saja jenis bahan yang digunakan untuk merencana mesin.
Tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah untuk membuat mesin pencacah
tandan kelapa sawit (limbah sawit) skala home industry menjadi pupuk organik
pencacah.
4. Meningkatkan hasil bercocok tanam para petani dengan kualitas lebih baik.
5
BAB II
STUDI LITERATUR
tersebut.
sawit di Indonesia. Kedua, limbah tandan kelapa sawit akan bersifat polutan
atau pencemar lingkungan apabila terus menerus menumpuk tanpa ada proses
penyusutan volume. Ketiga, tandan kelapa sawit yang diolah dengan baik
sebagai berikut; Atap bangunan dan dinding alat terbuat dari bahan logam
yang tidak berkarat (seperti Stainless Stell atau Baja Campuran) yang
pisau dari bahan stainless stell masing-masing pisau terdiri dari dua mata
pisau dan dipasang dengan kemiringan sudut 100 dari poros putaran mesin.
antara permukaan pisau dengan janjang yang akan dicacah, serta dapat
dengan memanfaatkan putaran pisau. Selain itu, desain pisau diolah menjadi
Komponen utama amesin pencacah janjang kelapa sawit ini terdiri dari
Motor bakar adalah suatu perangkat alat untuk mengubah energy yang
terdapat dalam kandungan bahan bakar (bensin dan diesel) menjadi energy
kalor dan kemudian diubah menjadi enrgi gerak. Prinsip kerja dari alat ini
adalah berdasarkan asas kerja dari motor bakar umum 4 tak maupun 2 tak
motor bakar dikarenakan motor bakar mempunyai daya atau tenaga yang
untuk bagian konstruksinya. Pada bagian konstruksi suatu alat atau mesin
kandungan karbon yang tinggi menjamin kekuatan dari besi tersebut lebih
tinggi disbanding dengan besi jenis lain, hal ini dikarenakan untuk bagian
konstruksi menerima gaya yang besar dari mesin atau alat pada saat bekerja
Sehingga diperlukan material yang kokoh dan kuat untuk dapat menjamin
ketebalannya.
Pada alat ini menggunakan plat besi baja dengan penampang L dengan
jenis S35C dengan ketebalan 4 mm Karen plat besi baja jenis ini mempunyai
kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan plat besi baja biasa dengan
penampang lurus dan besi baja jenis S35C dalam proses pengerjaannya lebih
Tabel 2. 1. Tabel Utnuk Kekuatan Tarik Dari Berbagai Macam Jenis Besi Baja Untuk
Konstruksi.
(kg/mm2)
S45C Penormalan 58
S50C Penormalan 62
S55C Penormalan 66
antara hal-hal
tersebut.
cara dilas dengan menggunakan las listrik dengan elektroda terbungkus. Hal
pad alas gas suhu selama proses pengelasan lebih tinggi disbanding dengan
menggunakan las listrik yang mengakibatkan logam induk dan logam lasan
sambungan las juga tergantung dari jenis elektroda yang dipakai dalam
proses pengelasan. Pada umumnya pada konstruksi las digunakan logam las
(elektroda) yang mempunyai kekuatan dan keuletan yang lebih baik atau
paling tidak sama dengan logam induk. Tetapi Karena proses pengelasan
kekuatan dan keuletan dapat berubah. Dalm hal ini logam yang dilas sifat ini
Bagian utama dari mesin pencacah janjang kelapa sawit ini adalah
1. Kekuatan poros
beban teknis
10
2. Kelenturan poros
3. Putaran kritis
4. Bahan poros
Bahan poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang
yang ditarik dingin dan difinis, baja karbon konstruksi umum. Bahan
kelapa sawit ini adalah baja karbon konstruksi mesin SC42 dengan
(kg/mm2) (kg/mm2)
SC – 42 21 42 Untuk konstruksi
SC – 46 23 46 Umum
cepat atau tinggi putaran poros, maka presentase bahan yang akan terpotong
Prinsip kerja dari silinder (poros) ini adalah pada saat janjang kelapa
sawit dimasukan kedalam mesin ini akan cacah (dihancurkan) oleh poros
pencacah yang berputar yang digerakan oleh motor bakar yang dihubungkan
melalui seperangkat puli dan sabuk - v, agar diperoleh kekuatan yang cukup
A. Jenis poros
Pros merupakan bagian terpenting dari suatu alat yang pada prinsip
bagian sisinya kebagian sisi lainnya. Poro terdiri dari beberapa jenis
antara lain:
1. Poros tranmisi
2. Spindle
3. Gandar
12
Paramita,2013, Hal 1)
Kekuatan Tariknya.
adalah daya (KW) Dan putaran poros, dimana daya harus ditranmisikan
dan putaran poros (rpm) , bentuk persamaan utnuk daya perencanaan dari
14
Pd = fc.P (KW)……………………………………….(2.1)
fc = factor koreksi
Poros ini sangat dipengaruhi dengan beban puntir, jadi momen puntir
Paramita,2013 halaman 7)
Pd
T = 9,74 . 105 ..........................................................................(2.2)
n1
15
Dimana:
T
Τ= 3 s ......................................................................................(2.3)
( πd )
16
Dimana:
Poros yang menerima beban torsi artinya jika mengalami kegagalan maka
Mesin,Alfabeta,2010,Halaman 35)
T xr
τ= ………………………………………………………………(2.4)
J
16
adalah
16 .T
τ maxs = …………………………………………………………(2.5)
π .d ³
yaitu
16 . T
d3 = ………………………………………………………....(2.6)
π . τ maxs
d =
√
3 16 . T
π . τ maxs
………………………………………………………..
(2.7)
Mesin,Alfabeta,2010,Halaman 35)
Untuk kondisi poros yang lebih aman maka perlu memasukkan factor
keamanan (FS)
S y /2
τ allowable = ……………………………………………………….(2.8)
FS
Mesin,Alfabeta,2010,Halaman 35)
17
d=
√ 3 16 . T
π . τ allowable
=
√
3 32 X FS X T
π . Sy
…………………………………….
(2.9)
FS = factor keamanan
p
M ω = ………………………………………………………….….
ω
(2.10)
poros bulat padat yang terjadi karena pembebanan gabungan dari lenturan
32 M 16 T
σx = τ xy = .(2.11)
……………………………………..……….
πd ³ πd ³
σx = tegangan lentur
τ xy = tegangan puntir
d = diameter poros
Paramita,2013 halaman 8)
τa = σB / (Sf1 x Sf2).............................................................................(2.12)
Dimana:
Tabel 2. 6 Baja Karbon Untuk Kontruksi Mesin Dan Baja Batang Yang Di Finis
Kekuatan Tarik
Standar Lambang Perlakuan Panas
(kg/mm2)
19
S 45 C Penormalan 58
S 50 C Penormalan 62
S 55 C Penormalan 66
5,1
ds = [ K C T ] ⅓ ...........................................................................(2.13)
τa t b
Dimana:
Keterangan :
21
bilangan standar
Pembebanan Kt
Pembebanan Cb
Bahan poros yang dipakai untuk putaran dengan beban berat, umumnya
terbuat dari baja padu dengan pengerasan kulit dan tahan terhadap
keausan.
elemen mesin yang lain seperti: puli dan batang ulir yang dipasang pada
poros. Pada umumnya pasak berpenampang segi empat dan dalam arah
Jika momen puntir dari poros adalah T (kg.mm), dan diameter poros
adalah ds (mm), maka gaya tangensial F (kg) pada putaran poros adalah.
T
F= .........................................................................................(2.14)
(d s /2)
F
τk = 2.l ................................................................................................
(2.15)
23
Dimana:
poros ds (mm).
F
τka ≥ b .l ........................................................................................(2.16)
1
Dimana:
dipilih antara 2 – 5.
F
Pa ≥ ........................................................................(2.17)
l x ¿¿
Dimana:
Pk ≤ Pka (kg/mm2)
berikut:
F
Pa ≥ ………………………………………………..(2.18)
I X ¿¿
torsi pada poros itu, maka gaya tangensial (berupa gaya geser) yang
T
Ft = ……………………………………………………………….(2.19)
R
25
Biasanya puli dan sabuk dipakai untuk memindahkan daya antara dua
poros sejajar atau menyilang dengan cara kerjanya yaitu; puli penggerak
lewat gesekan antara sabuk dan puli, gesekan ini ditimbulkan oleh gaya yang
bekerja di kedua bagian puli. Keuntungan dari transmisi ini adalah tidak
sederhana tanpa pelumasan dan ekonomis. Pada umumnya puli terbuat dari
besi cor kelabu FC 20 atau FC 30 dan ada pula yang terbuat dari baja.
Sedangkan sabuk atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampang
travesium.
26
jarak ds)
A 70 – 100 34 11,95
(sumber : sularso dan suga, dasar perencana dan pemilihan elemen mesin, tahun
Penampang A B C D E
Yang Diizinkan
Yang Dianjurkan
Yang Dianjurkan
(sumber : sularso dan suga, dasar perencana dan pemilihan elemen mesin, tahun
2013, hal 169)
Tabel 2. 12 Ukuran Puli Minimum (In*)
A 3,0
B 5,4
C 9,0
D 13,0
E 21,0
28
Mesin,Alfabeta,2010,Halaman 166)
*Ukuran puli bias dipilih lebih keci dari angka diatas tetapi pemakaiannya
Jarak antar pusat puli, system tranmisi puli – sabuk V relative cocok
diterapkan dalam kondisi jarak yang pendek, jika jarak antar puli (C) belum
diketahui maka jarak ini bias diatur. (Sumber: Ir. Hery Sonawan,
D2¿C¿ 3(D2+D1)………………………………..……………………(2.20)
π
L = 2C + (D1 + D2)…………………………………………………
2
(2.21)
efektif = F, maka daya yang dipindahkan oleh sabuk (Sumber : Ir. Jac.
Mesin,Erlangga,1981,Halaman 460)
P = F . v……………………………………………………………………….(2.22)
elastis turutannya lebih besar sabuk yang menarik dari pada sabuk yang
29
menarik harus lebih besar dari pada kecepatan v2 sabuk yang tertarik. sebab
S1 S2
) dalam bentuk sabuk yang menarik dan l2 = lo . (1 + ) dalam
E.A E.A
belahan sabuk yang tertarik. dalam rumus ini A = luas penampang sabuk
dan E = modulus keelastikan bahan sabuk. Untuk S1/ A dan S2/A dapat
ditulisσ 1 dan σ 2 yaitu tegangan tarik masing – masing dalam belahan sabuk
yang menarik dan belahan sabuk yang kendur (Sumber : Ir. Jac. Stolk , Ir.
Mesin,Erlangga,1981,Halaman 461)
σ1 σ2
l1 = lo . (1 + ) dan l2 = lo . (1 + )………………………………(2.23)
E E
untuk hasil yang baik, suatu sabuk V harus beroprasi agak cepat , 4000 fpm
adalah kecepatan yang baik. Kesulitan mungkin tibul bila sabuk bekerja
lebih cepat dari 5000 fpm atau kurang dari 1000 fpm. Karena itu, bila
kecepatan sabuk disekitar 4000 fpm (20 m/s). persamaan panjang sabuk V
( D−d 2)
Lp = 2C + 1,57 (D+d) +
4C
30
K + K 2−32(D−d)2
C=
16
halaman 166)
n1 Dp 1 1
= i = = u = i ........................................................................
n2 dp
(2.25)
d1n1
V = ……………………………………………………….
60 x 1000
(2.26)
Dimana:
Dan dapat diketahui panjang dari sabuk yang akan digunakan adalah.
Dimana:
m/s). pada kecepatan lebih rendah, gaya tarik sabuk menjadi sangat besar
untuk penampang sabuk tertentu. Pada putaran lebih tinggi, efek dinamik
maka
V = D1 x n1 = D2 x n2
32
n1 D1
Rasio kecepatan, R = = ≥ 1 ………………………………….
n2 D2
(2.28)
Mesin,Alfabeta,2010,Halaman 164)
2.1.1.4. Bantalan
tetapi tetap memberikan keleluasaan gerak relative antara dua elemen dalam
bundar atau beerbagai jenis rol lainnya atara bagian mesin yang diam dan
sebuah poros yang berputar menahan beban radial murni atau gabungan
beban radial dan aksial. Beberapa bantalan dirancang hanya untuk menahan
gerakan lurus.
cincin dalam, cincin luar dan elemen – elemen gelinding. Biasanya cincin
luar tidak bergerak dan ditahan oleh rumahan mesin. Cincin dalam dipasang
bola – bola berputar diantara cincin luar dan cincin dalam. Beban diteruskan
dari poros kecincin dalam kebola – bola kemudian kecincin luar dan
yang halus dengan gaya gesek yang kecil atau rendah. Umumnyan koefisien
gesek untuk antalan gelinding kira – kira 0,001 hingga 0,005. Nilai – nilai
ini hanya berlaku untuk elemen – elemen gelinding itu sendiri dan
a) Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
b) Bantalan gelinding
34
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru) dan
rol.
Bantalan Radial
Arah beban yang ditumpu bantalan adalah tegak lurus sumbu poros.
Bantalan Aksial
adalah beban ringan, 3 adalah beban sedang, dan 4 adalah beban berat.
Dibawah ini adalah rumus untuk menghitung beban ekivalen dinamis untuk
Pr = XVFr + YFo……………………………………………………………..(2.29)
P = XFr + YFo……………………………………...……(2.30)
Dimana :
berputar, dan 1,2 untuk pembebanan pada cincin luar yang berputar. Harga
α = 20o 0,43 1,00 1,09 0,70 1,63 0,57 0,42 0,84
= 25 o
0,41 0,87 0,92 0,67 1,41 0,68 0,38 0,76
= 30 o
0,39 0,76 0,78 0,63 1,24 0,80 0,33 0,66
= 35 o
0,37 0,66 0,66 0,60 1,07 0,95 0,29 0,58
= 40 o
0,35 0,57 0,55 0,57 0,93 1,14 0,26 0,52
Bantalan
1 1,2 1 0,5 1
bola sudut
fn = ¿ ………………………………………………………………………………..(2.31)
Dimana:
38
Jika beban nominal dinamis spesifik adalah C (kg) dan beban ekivalen
C
fh = fn ................................................................................................
P
(2.32)
1
Lh = 500 f ...........................................................................................
h
(2.33)
Apabila dua benda padat bergerak saling melintas,maka ada selalu gaya
yang hendak mencagah gerakan kedua benda tersebut satu terhadap yang
lain. Tahanan ini (tahanan luncur) disebut gesekan luncur. Apabila kedua
benda tidak terdapat zat ketiga ata zat antara (minyak,gemuk,air dan
sebagainya) maka gesekan ini ialah gesekan kering. (Sumber : Ir. Jac.
Mesin,Erlangga,1981,Halaman 247)
39
yang berbeda
1. Kondisi pelumasan
2.2.1. Rancangan Dan Uji Performansi Alat Pencacah Tandan Buah Kosong
mempersiapkan alat dan bahan, data awal. Yang kedua dengan cara uji
performansi dengan tandan terendah 36, jumlah tandan 198 kg dengan waktu
cacahan 3,916667 detik dan kapasitas cacahan 3033,191 kg/jam. Dan tandan
terbanyak 55, jumlah tandan 302,5 kg dengan waktu cacahan 6,466667 detik
2.2.2. Analisis Sudut Mata Pisau Terhadap Proses Pencacahan Tandan Kosong
penyusun tandan sawit, Pemotongan tandan dengan sudut mata pisau, sudut
potong. Uji teknis mesin pencacah tandan kosong sawit. Gaya potong
sudut mata pisau 35˚. Gaya potong minimum terletak pada sudut 25˚ sebesar
38,511 N/cm2. Juga mempengaruhi terhadap gaya potong spesifik dan energy
potong spesifik menjadi kecil dan besar kedua sudut mata pisau tersebut,
dengan memperkecil sudut mata pisau dapat menghemat 40,8% gaya potong.
Untuk pemotongan sepliket dengan cara yang sama, variasi sudut mata pisau
41
didapat gaya potong terkecil pada sudut 25˚ sebesar 135 N/ cm2 dan terbesar
sudut 35˚ sebesar 147,059 N/cm2 dengan memperkecil mata pisau dapat
menghemat 12%.
pisau dan volume TKS dari luas pisau pencacah yang berbentukcakram.
Selanjutnya menentukan daya mesin dan daya motor penggerak. Pada unit
berbentuk cakram, giginya berbentuk gigi metal disusun zig zag jarak antara
cakran 1,7 cm. evaluasi teknis, pengujian 3 macam putaran 700,500,300 rpm
169 rpm, daya mesin yang dihasilkan pada poros penggerak mesin 14,5 HP,
diambil daya motor standar 15 HP dengan 3 phase pada putaran 1450 rpm.
42
cm.
komponen utama dari mesin pencincang tandan kosong kelapa sawit. Desain
berlapis. Pada poros diameter 310 mm dan putaran berlawanan antara 2 pisau,
posisi sudutnya 20˚, panjang poros 950 mm, diameter poros 50 mm, pasangan
poros ditumpu dengan 4 buah bantalan dari jenis nomor 310. Proses
150-250 kg/jam secara teoritis, hopper dan bak penampung hasil cincangan
(1100 mm x 900 mm), dan bagian bawah 700 mm x 900 mm, tinggi450 mm,
mesin ini dibuat untuk mengeluarkan cairan yang ada pada TKS , cacahan
kosong sawit (TKS) kandungan seratnya ±70% dan bisa dimanfaatkan untuk
serat berkaret, matres, kasur, keset dan bahan baku produk papan komposit
serat dalam skala usaha kecil, salah satunya adalah mesin pengepress TKS
cacahan skala kecil.Teknologi pengepress TKS cacahan yang ada saat ini
adalah skala besar yang hanya bisa dimiliki oleh industri kelapa sawit dengan
tetapi mesin ini belum tersedia dipasaran. Secara umum tujuan penelitian ini
44
±250 kg/jam, ukuran mesin yaitu 130 cm x 60 cm x 120 cm, daya motor
komponen utama dari mesin yaitu unit pengepress terdiri dari ulir screw
4,5 cm x 130 cm, cone head Ø 20 cm x 10 cm dengan sudut konis 300, rumah
screw Ø 9 inchi x 80 cm dan saringan. Unit corong, dan unit rangka Unit
penggerak terdiri dari reducer, motor listrik, transmisi sabuk dan pully. Hasil
pengujian mesin diperoleh penurunan kadar air TKS cacahan setelah di press
adalah 50%, kapasitas mesin press adalah ± 220 kg/jam dengan lebar bukaan
cone head antara 2-3 cm. Cairan TKS cacahan dikeluarkan melalui gaya
gesekan antar TKS serta gesekan antara TKS cacahan dengan dinding mesin.
Gaya gesekan antara TKS cacahan dengan dinding mesin akan semakin besar
dengan adanya tekanan balik yang disebabkan penyempitan dari cone head.
selanjutnya pada proses penguraian serat TKS cacahan akan lebih mudah
2.2.6. Perancangan Mesin Pencacah Pelepah Sawit Untuk Pakan Ternak Sapi,
yang digunakan untuk penentu daya mesin ini dilakukan pengukuran gaya
pada puli pada poros pemotong dengan alat pengukur gaya pada saat proses
bantalan duduk JIS B 1520. System tranmisi putaran N 1 = 1500 rpm, N2 = 400
rpm, daya p = 182 HP, jarak antara pusat puli C- 950 (37,4), jenis sabuk – V:
tipe – 94, diameter puli kecil 76,2 mm, diameter puli besar 228,6 mm, rangka
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yang diteliti yaitu menggunakan metode kuantitatif dan teknik pengumpulan data
Yaitu untuk penelitian landasan teori dan tugas ini dengan membaca
penyusunan tugas ini disertai data – data berupa gambar, dan tabel
Merupakan tahap awal dari pembuatan sebuah produk. Tahap ini yang
akan menentukan hasil akhir dari sebuah produk yang akan di buat hampir secara
keseluruhan Dalam perancangan ini, banyak hal-hal yang harus ditinjau terlebih
pembuatan alat yang lebih teratur, maka dibuat diagram alir perancangan seperti
mulai
Data awal
Apakah mesin
berfungsi dengan baik
(ya)
selesai
gunakan pada mesin pencacah tandanan kelapa sawit ini didasari oleh beberapa
khusus.
perawatannya.
3.5. Perencanaan
berikut:
Bahan dan alat yang digunakan pada penelitian ini adalah antara lain:
Bahan penelitian :
2. Besi siku L
5. Baud dan mur, kawat las, mesin gerinda potong/poles, thiner dan
cat,kuas,mistar,penggores.
1 Motor Listrik 1
3 Pully 2
4 Sabuk V 1
5 Bantalan 2
7 Poros 1
8 Besi Plat 2 mm 1
51
yang tepat dalam mencacah tandan kosong kelapa sawit, yang antara lain
dilakukan dengan :
Pencacahan ini menggunakan golok yang sudah diasah dan hasilnya masih
sebagai alas cacah dan tandan sawit yang tercacah lebih banyak
a. Mengumpulkan literature yang berhubungan dengan tugas ini serta alat dan
sawit
d. Desain pemasukan tandan kelapa sawit terbuat dari plat dengan tebal 2 mm
segi empat.
e. Badan/konstruksi rangka terdiri dari 6 kaki dengan bahan plat siku (L)
pengelasan.
menggerakan poros dan mata pisau yang digerakkan oleh motor bensin.
Mata pisau dengan bahan HSS yang berfungsi untuk mencacah tandanan
Kesimpulan dari hasil penelitian yang relevan dari desain pisau pencacah
terdapat sebagian penelitian yang tidak menggunakan sudut pada mata pisau,
segi empat dan mata pisau dilas atau diperkuat dengan system baut pada poros.
Bahan pisau pencacah terbuat dari per baja yang dikerjakan dengan permesinan
dengan bentuk pisau cakram. Kemudian terdapat juga hasil penelitian yang
relevan dengan menggunakan variasi sudut mata pisau karena dapat menghemat
gaya potong, semakin kecil sudut mata pisau yang digunakan, maka semakin
kecil pula gaya potong spesifik (GPS) dan energy potong spesifik (EPS) yang
dihasilkan.
dengan poros bulat tunggal berdiameter 24 mm dengan jumlah mata pisau 10 dan
terbuat dari bahan HSS dengan tebal 4 mm dengan panjang 18 cm. System
bensin 1 buah. Konstruksi mesin menggunakan bahan plat siku (L) yang sudah
pengelasan
54
Keterangan:
1. Motor listrik
6. Badan mesin
55
BAB IV
menentukan diameter sebuah poros bulat untuk meneruskan daya 5,5 Hp pada
2500 (rpm). Disamping beban puntir, diperkirakan pula akan dikenekan beban
lentur. Sebuah alur pasak dibuat, dan dalam sehari akan bekerja selama 16 jam
dengan tumbukan ringan, bahan diambil baja batang dipinish dingin S30C.
7. Cb = 2,0 Kt = 1,5
menentukan ukuran dan bahan suatu pasak untuk poros yang meneruskan daya
sebesar 5,5 (HP) pada 2500 (rpm). Panjang pasak benam tidak boleh lebih dari
2) Fc = 1,5
7) Km = 2,0 , Kt = 1,5
11) Jika bahan pasak S30C dicelup dingin dan dilunakan, maka
mesin pencacah digerakkan dengan motor bensin dengan daya 5,5 (Hp),4
kutup, 2500 (rpm) dan diameter poros 22 (mm). Diameter poros dan putaran
yang dikehendaki adalah 24 (mm) dan 1850 (rpm). Kompresor bekerja selama
C ≈ 500 (mm)
2) Fc = 1,5
τa = 48/( 6 x 2 ) = 4 (kg/mm2)
58
Kt = 1,5
Cb = 2,0
8) dmin = 95 (mm)
5/3ds1 + 10 = 46 dB = 50 (mm)
5/3ds2 + 10 = 51 dB = 60 (mm)
156+315
12) 500 - = 264,5 (mm), baik
2
(304−225)
L = 2 x 500 +1,35 (304 + 225) + = 1714 (mm)
4 x 300
1792+ √1792²−8(304−225)²
C= = 446 (mm)
8
57(304−225)
16) θ=¿ 180 o - = 171 → Kθ = 0,99 (mm)
300
59
6,06
17) N = = 1,01 →1 buah
6,06 x 0,99
Data bantalan:
102 x 4,04
2. Fr = = 184 (kg)
2,23
60
4. Fn = ( 1850
33,3
) 1/3
= 0,12
5. Fh = 0,12 x 1100/184 = 1
Dalam perencana mesin pencacah janjang kelapa sawit ini memerlukan biaya
Jumlah
No Nama Barang Harga Satuan
Satuan
1 Cat 1 Rp. 50.000
2 Motor bensin 1 Rp. 2.000.000
4 Baut dan Mur Seperlunya Rp. 20.000
5 Puli 2 Rp. 150.000
6 Plat siku L tebal 4 mm 6m Rp. 150.000
7 Poros 1 Rp. 100.000
8 Besi Plat tebal 2 mm 2m Rp. 100.000
9 V-Belt 1 Rp. 150.000
10 Bearing (Bantalan) 2 Rp. 100.000
11 Pisau pencacah HSS 10 Rp. 200.000
12 Biaya pengelasan 1 Rp. 100.000
TOTAL Rp. 3.120.000
Keterangan :
61
Tabel di atas menjelaskan mengenai biaya yang dihabiskan dalam pembuatan Mesin
Perhitungan biaya pemakaian motor bensin yang beroprasi 4 jam perhari, 1 liter
10.676.250.
1. Dari perencanaa poros didapat daya rencana 6,06 kw dengan momen puntir 2360
(kg.mm) dan tegangan geser yang diijinkan 3 kg/mm2. Kemudian diameter poros
ds1 = 22 mm, ds2 = 24 mm. dengan Penampang pasak 7 x 7, Kedalaman alur pasak
pada poros t1 = 4,0 (mm), Kedalaman alur pasak pada naf t2 = 3,5 (mm).
2. Jenis sabuk V yang digunakan yaitu tipe A 68, kecepatan sabuk 20 m/s, Jarak
sumbu poros 446 dengan bias disetel – 40 mm dan + 50 mm. kemudian didapat
3. Nomor bantalan 6205 Kapasitas nominal bantalan dinamis (C) = 1100 (kg),
Kapasitas nominal statis (Co) = 730 (kg), Diameter lubang (d) = 25 (mm),
Diameter luar (D) = 52 (mm), Lebar cincin (B) = 15 (mm), Jari - ari filet (r) = 1,5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
komponen – komponen mesin pencacah tandan kelapa sawit dan biaya yang
digunakan.
1. Aspek Teknis
dengan daya 5,5, Hp didapatkan daya rencana 6,06 kw, dengan menggunakan
bahan poros S30C dengan kekuatan tarik 48 kg/mm 2 didapat tegangan geser 3
kg/mm2. Kemudian diameter poros ds1 = 22 mm, ds2 = 24 mm. Penampang pasak 7
x 7 dengan Kedalaman alur pasak pada poros t1 = 4,0 (mm) dan Kedalaman alur
pasak pada naf t2 = 3,5 (mm). sabuk V tipe A 68, kecepatan sabuk 20 m/s, Jarak
sumbu poros 446 dengan bias disetel – 40 mm dan + 50 mm. kemudian didapat
pula diameter puli dk = 106 mm dan Dk = 139 mm. Nomor bantalan 6205 Kapasitas
nominal bantalan dinamis (C) = 1100 (kg), Kapasitas nominal statis (C o) = 730
(kg), Diameter lubang (d) = 25 (mm), Diameter luar (D) = 52 (mm), Lebar cincin
(B) = 15 (mm), Jari - jari filet (r) = 1,5 (mm) Dengan umur bantalan 500 ja
63
2. Aspek Ekonomis
tandan kelapa saawit ini menghabiskan biaya Rp 3.120.000. Jadi jumlah biaya
5.2. Saran
Dalam prose perencanaan mesin pencacah tandan kelapa sawit ini disarankan
untuk lebih teliti dalam perhitungan, seperti perhitungan data awal karna berpengaruh
pada hasil perhitungan yang didapat. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
menyangkut kekentalan minyak pelumasan dan waktu lama pelumasan serta umur
DAFTAR PUSTAKA
Andi,Yogyakarta.
Mesin,Erlangga,Jakarta.
Jakarta.
R. Bintarso, 2011, Staf pengajar jurusan Teknik Mesin Polnep (Politeknik Negeri
Aidil Zamri, Safril, 2002,Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Kelapa Sawit,
Http://Download.Portalgaruda.Org/Article.Php?Article=58116&Val=4376,03-12-
Anwar Kasim,Aidil Zamri Dan Sir Adreson, 2013, Pengembangan Mesin Pencacah
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang Kampus Limau Manis Padang,
Sawit, Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalan Padang,
Kosong Kelapa Sawit (TKS) Cacahan Dengan System Hataran Screw, Politeknik
Https://Jurnal.Ftumj.Ac.Id/Index.Php/Semnastek/Article/View/316 , 04-12-2016
Pukul 13.00.
Robiyansyah, Perancangan Mesin Pencacah Pelepah Sawit Untuk Pakan Ternak Sapi,
Http://E-Journal.Upp.Ac.Id/Index.Php/Mhsteknik/Article/View/538/477,04-12-2016
Pukul 13.30