OLEH
i
LEMBAR PENGESAHAN
HASIL PENELITIAN
“PENGARUH PENGGUNAAN CDI STANDAR DAN CDI RACING JUKEN 5, DENGAN
MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR PERTAMAX TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR
BAKAR YAMAHA MIO M3 125 CC”
OLEH
ABDUL AKBAR M.R TAMODEHE
Npm : 07241411002
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua program studi teknik mesin
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya sehingga
Penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN
CDI STANDAR DAN CDI RACING JUKEN 5, DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR
PERTAMAX TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR YAMAHA MIO M3 125 CC”.
Laporan proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi
pada program Strata-1 di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Khairun,
Ternate. Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak akan selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ivan Junaidi A. Karim, ST., M.Eng., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Khairun, Ternate.
2. Bapak Ishak Usman, ST,.MT selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan
bimbingan, saran, dan motivasi.
3. Bapak Iwan Gunawan, ST., M.Eng Selaku Pembimbing 2 yang selalu memberikan
bimbingan, masukan serta sarannya.
4. Kepada Suluruh Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Khairun,
yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
5. Teman-teman seangkatan yang telah membantu dan memberikan semangat, dan
seluruh mahasiswa Teknik Mesin, Terima kasih atas semua dukungan, semangat dan
kerjasamanya selama ini.
7. Kepada kedua Orang Tua tercinta, Kakak, Terima Kasih atas Doa, bimbingan serta
kasih sayang yang selalu tercurah hingga hari ini.
8. Seluruh civitas akademika jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan dukungan
moril kepada penulis.
iii
Penulis menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan.
Sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
dan perbaikannya. Sehingga akhirnya laporan proposal skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi
lebih lanjut, Amin.
Penulis
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menelit Pengaruh penggunaan CDI standar dan CDI
Racing juken 5 terhadap unjuk kerja motor bakar Yamaha Mio M3 125 cc. Dengan
parameter : Daya poros efektif (Ne), tekanan efektif rata-rata (Pe), konsumsi bahan bakar
(FC), konsunsi bahan bakar spesifik (SFCe), laju aliran massa udara (ma), perbandingan
udara dan bahan bakar (AFR), efisiensi volumetric ( ɳv), efisiesi thermal efektif (ɳth), kalor
total (Qtot), dan panas yang keluar dari gas buang (Qgb).
Metode yang digunakan yaitu untuk menganalisis dan mengumpulkan data dari
hasil penelitian. Penelitian ini termasuk pada penelitian eksperimen dimana penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari perlakuan (treatment) yang
dilakukan pada objek penelitian, yakni penggunaan CDI standar dan CDI racing juken 5,
pada motor Yamaha mio m3 125 cc
Hasil penelitian menunjukan. Daya poros efektif (Ne) yang dihasilkan untuk
penggunaan kedua CDI standar maupun racing juken 5, mengalami peningkatan daya
poros efektif pada tiap 3000, 4000, 5000, dan 6000 rpm. Dengan daya poros efektif yang
dihasilkan oleh penggunaan keduan CDI adalah sama besar. Dengan daya poros efektif
tertinggi 0,13 KW pada 6000 rpm, dan terendah 0,064 KW pada 3000 rpm. Tekanan efektif
rata-rata. (Pe) yang dihasilkan oleh penggunaan CDI standar dan CDI racing juken 5
sebesar 5,101 Kpa. Namun ada perbedaan pada konsumsi bahan bakar spesifik. Dimana
untuk konsumsi bahan bakar spesifik yang dihasilkan oleh penggunaan CDI standar
terbilang lebih irit dibanding dengan penggunaan CDI racing juken 5. Yaitu sebesar 2,531
kg/jam pada 6000 rpm untuk CDI standan dan 3,423 kg/jam untuk CDI racing pada 6000
rpm. Serta evisiensi thermal yang di hasilkan oleh penggunaan CDI standar lebih baik
dibandingkan dengan penggunaan CDI racing juken 5 pada tiap rpmnya.
Kata kunci : CDI standar, CDI racing juken 5, unjuk kerja motor bakar
v
DAFTAR ISI
Halaman judul
Lembar pengesahan ……………………………………………………………………….…..…..i
Kata pengantar ……………………………………………………………………………………..ii
Abstrak ………………………………………………………………………………………..…….iv
Daftar isi ……………………………………………………………………………………...……..v
Daftar gambar …………………………………………………………,.…………….……….…..vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang …………………………………………………………………………1
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………………………….2
1.3. Batasan Masalah ……………………………………………………...………………2
1.4. TujuanPenelitian ……………………………………………….………………………2
1.5. Manfaat Penelitian …………………………………………………………………….2
BAB II KAJIAN TEORI
2.1. penelitian sebelumnya………………...….…..........…………………………………3
2.2. Pengertian umum motor bakar ………….....…………………….........……………4
2.3 Prinsip Kerja Motor Bensin…………………...........………………..........…...…….5
2.4. Siklus Otto …………………………………....................…...…...........……………6
2.5. Sistem Pengapian ……………………………………………………..………………
7
2.6. Sistem Pengapian Menggunakan CDI …………………………………...…………8
2.6.1. Sistem Pengapian CDI-AC ………………………………………..…………8
2.6.2.Sistem Pengapian CDI-DC ………………………………………..…….….10
2.7. CDI Limiter dan Unlimiter ………………………………………...…………………11
2.7.1. CDI Limiter ……………………………………………………………………
11
2.7.2. CDI Unlimiter ………………………………….…..…………………………12
2.8. Parameter Prestasi Mesin …………………………..………………………………13
vi
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metodologi Penelitian ……………………………………………………………..…
19
3.2. Waktu dan Tempat ……………………………………………………………..……19
3.3. Alat dan Bahan Penelitian ………………………………………………………..…19
3.3.1. Alat ukur ……………………...…………………………………………….…19
3.3.2. Spesimen Uji ………………………………........…………………………………21
3.4. Proses penelitian ……………………….......…………………………………...…..23
3.5. Diagram alir penelitian ...............................................................................25
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1. Langkah Hisap
Pada langkah ini katup masuk terbuka kemudian Piston bergerak ke Titik
Mati Bawah (TMB). Gerakan tersebut mengakibatkan tekanan yang rendah atau
terjadi kevakuman di dalam silinder. Karena itu campuran udara-bahan bakar
terisap dan masuk melalui katup masuk. Ketika piston hampir mencapai TMB,
silinder sudah berisi sejumlah campuran bahan bakar dan udara.
2. Langkah Kompresi
Setelah piston menyelesaikan langkah hisap, katup masuk menutup. piston
kembali ke TMA. Dengan kedua katup hisap dan buang tertutup, campuran bahan
bakar-udara yang berada dalam silinder dikompresikan. Akibat proses kompresi
tersebut, terjadi kenaikan suhu di dalam silinder.
3. Langkah Usaha atau Ekspansi
Beberapa derajat sebelum TMA, busi memercikkan bunga api. Api dari busi
tersebut membakar campuran bahan bakar dan udara. Sehingga campuran bahan
bakar dan udara terbakar kemudian mendoromg piston bergerak menuju TMB.
4. Langkah Buang
Beberapa derjat sebelum piston mencapai TMB, katup buang mulai
membuka. Piston mulai bergerak ke atas. Memompa sisa hasil pembakaran Hisap
Kompresi Usaha Buang melalui lubang katup buang. Ketika piston hampir
mencapai TMA, katup hisap mulai membuka dan bersiap untuk memulai siklus
berikutnya( marlon marlindo.,2012).
Keterangan siklus :
1. Fluida kerja dianggap sebagai gas ideal dengan kalor spesifik yang konstan.
2. Langkah isap (0-1) merupakan proses tekanan konstan.
3. Langkah kompresi (1-2) merupakan proses isentropik.
4. Pada proses (2-3) adalah proses pemasukan kalor pada volume konstan.
5. Langkah kerja (3-4) ialah proses isentropik.
6. Pada proses (4-1) dianggap sebagai proses pembuangan atau proses pengeluaran
kalor pada volume konstan.
7. Langkah buang (1-0) adalah proses tekanan konstan. Siklus dianggap‘tertutup’ yang
artinya siklus ini belangsung dengan fluida kerja yang sama; atau, gas yang berada
di dalam silinder padatitik 1 dapat dikeluarkan dari dalam silinder pada waktu
langkah buang, tetapi pada langkah isap berikutnya akan masuk sejumlah fluida
kerja yang sama.
2.5. Sistem Pengapian
Awal pembakaran sangat diperlukan karena, pada motor bensin pembakaran
tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Pembakaran campuran bensin dan udara yang
dikompresikan terjadi di dalam ruang bakar (silinder blok) setelah busi memercikkan bunga
api, sehingga diperoleh tenaga akibat pemuaian gas (eksplosif) hasil pembakaran,
mendorong piston ke posisi TMB (titik mati bawah) menjadi langkah usaha. Agar busi
dapat memercikkan bunga api dengan tepat, maka diperlukan suatu sistem yang bekerja
secara akurat. Sistem pengapian terdiri dari beberapa komponen, yang bekerja bersama-
sama dalam waktu yang sangat cepat dan singkat. Menurut Haryono (1989:29). Bunga api
pada busi berasal dari arus listrik tegangan tinggi di mana arus ini mengalir pada waktu
tertentu, jadi sewaktu arus mengalir busi memercikkan bunga api dan sewaktu tidak ada
aliran, busi mati. Sistem pengapian sepeda motor terdapat dua macam sistem pengapian,
yaitu sistem pengapian konvensional dan sistem pengapian elektronik. Sistem pengapian
konvensional adalah sistem pengapian yang masih menggunakan platina untuk memutus
dan menghubungkan tegangan pada bateraike kumparan primer. Sistem pengapian CDI
dibuat untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terjadi pada sistem pengapian
konvensional, baik yang menggunakan baterai maupun magnet. Pada pengapian
konvensional umumnya kesulitan membuat komponen seperti contact breaker (platina)
dan unit pengatur saat pengapian otomatis yang cukup presisi (teliti) untuk menjamin
keteran dalam dari kerja mesin. Bahkan saat dipakai pada kondisi normal, keausan
komponen tersebut tidak dapat dihindari (Muharam Yuli Prasojo., 2015 : 11).
Syarat penting yang harus dimiliki oleh motor bensin, agar mesin dapat bekerja
dengan efisien menurut Jamadan Wagino (2008b: 165), dalam (Agus Setiawan.,2017 : 8 )
yaitu:
a. Tekanan kompresi yang tinggi.
b. Saat pengapian yang tepat dan percikan bunga api yang kuat.
c. Perbandingan campuran bensin dan udara yang tepat.
2.6. Sistem Pengapian Menggunakan CDI
Sistem pengapian yang digunakan pada sepeda motor dengan menggunakan
sistem pengapian CDI (Capasito Discharge Ignition) Sistem pengapian ini terdiri dari
beberapa komponen utama yaitu baterai, Unit CDI, koil pulsa ( pick upcoil), koil pengapian,
dan busi. Baterai befungsi sebagai sumber arus dan koil pulsa berfungsi sebagai pemberi
sinyal ke unit CDI serta mengatur waktu pengapian, unit CDI berfungsi sebagai penyalur
dan pemutus arus sedangkan koil pengapian berfungsi untuk menghasilkan tegangan
tinggi yang kemudian menghasilkan bunga api listrik pada busi. Sistem pengapian DC
(direct current). Berbeda dengan sistem AC yang mengandalkan spul, sistem DC
tergantung pada kinerja aki, karena sumber arusnya berbeda, maka CDI yang dipakai
memiliki teknologi lebih rumit. Di dalam komponen CDI ada rangkaian step-up DC to AC.
Peralatan ini berfungsi untuk menaikkan tegangan DC aki 12 volt menjadi 400 volt, karena
itu, sepeda motor yang sistem pengapiannya AC tidak bisa menggunakan komponen CDI
tipe DC. Begitu pula sebaliknya (Sachrul Ramdani., 2015 : 29).
Cara kerja CDI-AC menurut Jama & Wagino (2008: 210) adalah: “Pada saat
flywheel magnet ini berputar, maka akan menghasilkan arus listrik AC dalam bentuk
induksi listrik dari source coil. kemudian arus tersebut akan diterima oleh CDI unit
dengan tegangan sebesar 100 volt sampai 400 volt. Arus tersebut selanjutnya
dirubah menjadi arus setengah gelombang(menjadi arus searah) oleh diode,
kemudian disimpan dalam kondensor (kapasitor) dalam CDI unit. Kapasitor tersebut
tidak akan melepas arus yang disimpan sebelum SCR bekerja. Pada saat terjadinya
pengapian, pulsa generator akan menghasilkan arus sinyal. Arus sinyal ini akan
disalurkan ke gerbang (gate) SCR. Dengan adanya trigger (pemicu) dari gate
tersebut, kemudian SCR akan aktif dan menyalurkan listrik dari anoda (A) ke katoda
(K). Dengan berfungsinya SCR tersebut menyebabkan arus ( discharge) dengan
cepat. Kemudian arus mengalir kekumparan primer koil- pengapian untuk
menghasilkan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt sebagai tegangan induksi
sendiri. Akibat induksi dari kumparan primer tersebut kemudian terjadi induksi
didalam kumparan sekunder dengan tegangan sebesar 15 kV sampai 20 kV.
Tegangan tinggi tersebut selanjutnya mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga
api yang akan membakar campuran bensin dan udara di dalam ruang bakar”
2.6.2. Sistem Pengapian CDI-DC
Sistem pengapian CDI-DC menggunakan arus yang bersumber daribaterai,
berbeda dengan CDI-AC yang bersumber dari source coil (koil- pengisi/sumber).
Prinsip dasar CDI-DC (Direct Current) adalah seperti gambar di bawah ini:(Muharam
Yuli Prasojo,2015 : 16).
Cara kerja sistem pengapian CDI dengan arus DC menurut Jama & Wagino
(2008: 214) menyatakan: “Pada saat kunci kontak di ON-kan, arus akan mengalir dari
baterai menuju sakelar. Bila sakelar ON maka arus akan mengalir ke kumparan
penguat arus dalam CDI yang meningkatkan tegangan dari baterai (12 Volt DC
menjadi 220 Volt AC). Selanjutnya, arus disearahkan melalui dioda dankemudian
dialirkan ke kondensor untuk disimpan sementara. Akibat putaran mesin, koil pulsa
menghasilkan arus yang kemudian mengaktifkan SCR, sehingga memicu
kondensor/kapasitor untuk mengalirkan arus ke kumparan primer koil pengapian.
Pada saat terjadi pemutusan arus yang mengalir pada kumparan primer koil
pengapian, maka timbul tegangan induksi pada kedua kumparan yaitu
kumparanprimer dan kumparan sekunder dan menghasilkan loncatan bunga api
pada busi untuk melakukan pembakaran campuran bahan bakar dan udara”
T = F x b ( N.m)
Dengan T = torsi (N.m)
F = gaya (N)
b = jarak benda ke pusat rotasi (m)
kerja persiklus
Pe =
voume langkah torak
60 . Ne (kw)
Pe = ..........................................................................
vi ( m3 ) . Z . n (rpm) . ɑ
(2.2)
Dimana :
Pe = tekanan efektif rata-rata (kPa)
VI = Volume langkah torak= 1,25 x 10 -4 m3
π 2
VI = 4 d . L
d = diameter silinder 5,24 cm
L = langkah torak 5,8 cm
Z = Jumlah silinder 1
n = putaran poros engko.
ɑ = Jumlah siklus / putaran
= 1 untuk motor 2 langkah
= 2 untuk motor 4 langkah
FC (kg/jam)
SFCe= (kg/jam.kW) ..................................................................(2.4)
Ne (kW)
mɑ = ρɑ . Qɑ ( kg/jam) ......................................................................................(2.5)
Qɑ = Ao (mm) . Cd.
2 . g (m/s 2) . ρ minyak rem (kg /m3 ).ho (mhg). R( j/kg .° K ). T ɑ(° K ) (m3/s)
√ Pa
Dimana :
Ao = Diameter orifice 10-14 (mm)
π
¿ . do2 (m)
4
do = diameter orifice 0,0013 m
Cd = Koefisien discharge orifice
R = Konstanta udara 287 (J/kg. oK)
Ta = Temperatur udara masuk = 31oC + 373 = 304oK
ho = Deda head orifice ( mmMinyak rem)
pɑ = Tekanan udara ruang = 765 mmHg x 133,416 N/m 2 = 102063,24 N/m2
ρ minyak rem = 1056,42 (kg/m3)
ma = ρa . Qa (kg/jam)
Pa 102063,24 N /m 2
ρa = =
R . Ta 287 J /kg ° K x 304 ° K
= 1.1698 (kg/m3)
Dimana :
A = Luas penampang selinder (m2)
π 2
A = 4 d (m)
3,13
= x 0,0522
4
= 0,785 x 0,002704
= 0.002123 m2
d = diameter selinder = 0,052 (m)
L = Panjang langkah 0,053 (m)
n = Putaran mesin (rpm)
mɑ(kg / jam)
AFR = .....................................................................................(2.7)
Fc (kg/jam)
mɑ (kg/jam)
ɳv = x 100% ...........................................................................(2.8)
mat (kg/jam)
(2.9)
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Stopwatch.
Adalah suatu alat ukur yang dugunakan untuk mengukur waktu yang
dibutuhkan dalam melakukan kegiatan yang memiliki ketelitian sampai tingkat detik.
Gambar 3.2. Stopwatch.
(nymag.com stopwatches 2019)
3. Infrared Thermometer
Disebut thermometer laser adalah sebuah alat ukur suhu yang dapat
mengukur temperatur/atau suhu tampa bersentuhan dengan objek yang akan
diukur suhu.
4. Buret.
Adalah alat ukur yang terbuat dari bahan gelas yang digunakan untuk
memindahkan volume larutan yang dapat diketahui dengan tepat/teliti namun
dapat diubah-ubah. Biasanya sering digunakan dalam kegiatan analisis untuk
melakukan tirasi.
1. motor
CDI limiter ini merupakan CDI yang diberikan dari bawaan pabrik yang
3. CDI Recing
Setiap mesin memiliki karakter yang berbeda meskipun untuk tipe motor
yang sama. Jadi faktor lain dari limiter yang membedakan dari CDI standard
dengan CDI unlimiter yaitu timing pengapian dan kemampuannya, yang dimaksud
kemampuan disini adalah fitur yang terdapat didalam CDI yang mendukung
performance suatu mesin, misalnya timing pengapian yang dapat disesuaikan
(programmable) dengan setiap perubahan yang terjadi dari suatu mesin.
Gambar 3.7. CDI Racing
(imotorbike.co.id CDI brt juken 5)
SPESIFIKASI:
1. DC system
2. Operating Voltage ; 15,5 vdc ( max)
3. Microprosessor : Free Scale 16 bit / ST microne 32 bit
4. Current Consumtion : 1.0 A (max)
5. Analog Driver : infineon / ST semiconductor
6. Operation Temp : -15C to 80C
7. Operation Frequency : 16.000 RPM ( MA
(Sumber . www.pertamina.com)
3.5. Diagram alir penelitian
MULAI
Studi Literatur
Persiapan Penelitin
Melakukan Pengujian
Pengambilan data
dan analisi data
Kesimpulan
Selesai