APLIKASI GROUND PENETRING RADAR Krisno
APLIKASI GROUND PENETRING RADAR Krisno
APLIKASI GROUND PENETRING RADAR Krisno
Krisnoadi Triharto
Abstrak
Secara garis besar Ground Penetrating Radar (GPR) adalah metode geofisika yang
digunakan untuk mendeteksi benda-benda yang berada di bawah permukaan dengan tingkat
kedalaman tertentu, dan menggunakan sumber gelombang elektromagnetik berupa radar
(radio detection and ranging) biasanya dalam range 10 MHz sampai 1 GHz, Penelitian ini
GPR di gunakan untuk mendeteksi adanya void dan zona mineralisasi yang di lakukan di
daerah kasinan dan songgoriti. Kemudian dilakukan pengolahan dan di intepretasi yang di
dapatkan dari line 1 – 4 terdapat beberapa gradasi warna dalam hasil data yaitu warna hijau
menunjukkan tanah (soil), warna orange menunjukkan kandungan mineral logam, warna
kuning merupakan lapisan yang termineralisasi serta warna biru menunjukkan daerah tersebut
merupakan daerah yang basah atau daerah yang berrongga. Pada kelompok 1 di dominasi
dengan batuan breksi vulcano, breksi tufan, dan lava gunung api. Hal ini dapat di
identifikasikan adanya warna kuning dan orange pada daerah penelitin merupakan suatu
daerah yang termineralisasi sedangkan pada kelompok 2 di dominasi dengan batuan breksi
vulcano, breksi tufan, dan lava gunung api. Hal ini dapat di identifikasikan adanya warna
kuning dan orange pada daerah penelitin merupakan suatu daerah yang termineralisasi.
Sedangkan pada kelompok 3 di dominai dengan warna biru Dapat diintepretasikan bahwa
daerah penelitian terdapat aliran air resapan dari sisi kanan ke sisi kiri akibat pengaruh dari
topografi dan pada kelompok 4 didominasi oleh warna biru . Hal ini dapat diindikasikan
bahwa pada daerah penelitian didominasi sebagai rongga atau cavity dengan area yang cukup
luas
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Geologi Regional Songgoriti
Secara umum geologi daerah Gambar 1 Geologi Songgoriti yang berada
c
v m=
(√ ∈2μ )[ (1+ P )+ 1]
r r 2
Dimana :
c =Kecepatan cahaya dalam yang
hampa (3 x 108)
εr = Konstanta dielektrik relatif
Gambar 3 Akuisisi GPR
Mulai
3.2.1 Akuisisi
Hal yang harus dilakukan sebelum
akuisisi adalah merangkaian alat GPR.
Pertama, power tank dirangkai dengan
control unit. Selanjutnya control unit
dihubungkan dengan headset, bluetooth
Gambar 5 Desain survey
dan receiver-transmitter. Selanjutnya
receiver-transmitter dipasang pada daerah konduktif dari batuan atau mineral
pegangan dan diikatkan pada pembawa dibawah permukaan sedangkan warna biru
control unit lalu diatur posisi dan panjang menunjukan daerah cavity atau
peganagan agar tingginya tepat di atas rongga.Warna kuning menunjukkan daerah
permukaan tanah. Dan pada receiver- tersebut adalah daerah kering Dan warna
transmitter terdapat panah yang dimana hijau yang agak gelap menunjukkan
panahnya harus menghadap kebawah agar daerah tersebut merupakan daerah basah.
sinyal impuls dipancarkan kebawah
4. Pembahasan
3.2.2 Pengolahan 4.1 Kelompok 1
Processing data GPR dilakukan
secara langsung dengan menggunakan 3D
software yaitu Future 2005. Software ini
akan langsung menampilkan kondisi area
yang disurvey, melalui warna . Gambar
keluaran dari GPR Future Series 2005
adalah pola-pola gambar, yang disebut
sebagai difraksi. Sumbu horizontal adalah
sampling impuls yang dipancarkan. Gambar 6 Kelompok 1-A
Sumbu vertikal adalah jarak kedalaman
atau waktu tempuh sinyal impuls dari
pemancar ke penerima.yang diindikasikan
sebagai metal, cavity, native, dan mineral.
Hal yang perlu dilakukan adalah
mengubah arahnya, ini ditunjukan untuk
memperjelas tampilan dari hasil yang
diperoleh
Gambar 7 Kelompok 1-B
3.2.3 Intepretasi
Dari data kelompok 1, Yang
Pada pengintepretasian metode GPR
kemudian di lakukan pengolahan pada
ini dapat dilakukan dengan melihat gradasi
software visualizer 3D, terlihat bahwa
warna dan nilai kedalaman, Gradasi warna
terdapat beberapa warna dalam hasil data
yang tampak pada software visualizer 3D
yaitu warna hijau menunjukkan tanah
adalah warna merah, Hijau dan warna
(soil), warna orange menunjukkan
biru. Pada warna merah menunjukan
kandungan mineral logam, warna kuning 4.2 Kelompok 2
merupakan lapisan yang termineralisasi
serta warna biru menunjukkan daerah
tersebut merupakan daerah yang basah
atau daerah yang berrongga. Dilihat dari
data tersebut dapat dikatakan bahwa dalam
area penelitian didominasi oleh warna
hijau. Pada gambar terlihat line horizontal
1-6 diperoleh kedalaman maksimal yaitu
16,28 meter, 16,87 meter, 18,54 meter,
Gambar 8 Kelompok 2-A
17,00 meter, 16,10 meter, dan 14,10
meter. Adanya variasi ini di karenakan
kemampuan atenuasi dari gelombang.
Pada line vertikal dengan memotong line
horizontal diperoleh kedalaman maksimal
yaitu 17,90 dan 16,40 meter. batuan
penyusun yang berada di daerah tersebut
di dominasi dengan batuan breksi vulcano,
breksi tufan, dan lava gunung api. Hal ini
dapat di identifikasikan adanya warna
Gambar 9 Kelompok 2-B
kuning dan orange pada daerah penelitin
merupakan suatu daerah yang Dari data yang di dapaat yang kemudian di
termineralisasi, Hal ini bukanlah tanpa lakukan lanjut dapat diidentifikasikan
alasan, selain itu kita juga dapat melihat dari kelompok 2, terlihat bahwa terdapat
adanya pola yang tidak terjadi gradasi warna dalam hasil data yaitu
kemenerusan. Biasanya apabila adanya warna hijau menunjukkan tanah (soil),
kemenerusan pada warna orangedengan warna orange menunjukkan kandungan
rentan yang tidak begitu jauh dapat mineral logam, warna kuning merupakan
diidentifikasikan adanya pipa bawah lapisan yang termineralisasi serta warna
tanah. biru menunjukkan daerah tersebut
merupakan daerah yang basah atau daerah
yang berrongga. Dilihat dari data tersebut
dapat dikatakan bahwa dalam area
penelitian didominasi oleh warna biru
yang kemungkinan adalah void atau dapat
juga batuan yang terisi fluida. Kedalaman
maksimal yang diperoleh adalah 13,37
meter, 13,76 meter, 13,14 meter, 15,50
meter, 14,20 meter, dan 13, 40 meter.
5. Kesimpulan
Dari data yang telah di olah
Gambar 15 Kelompok 4-C
denngan menggunkan software visualizer
3D dapat di simpulkan bahwa pada daerah
penelitian dari line 1 – 4 terdapat beberapa DAFTAR PUSAKA
gradasi warna dalam hasil data yaitu
Jayanto, Agustinus Dwi. 2009. Ground
warna hijau menunjukkan tanah (soil),
Penetrating
warna orange menunjukkan kandungan Radar.http://www.scribd.com/doc/49
mineral logam, warna kuning merupakan 007472/METODE-GROUND-
PENETRATINGRADAR.
lapisan yang termineralisasi serta warna
Murwanto, Eko Joko. 2009. Aplikasi
biru menunjukkan daerah tersebut Teknologi Ground Penetrating
merupakan daerah yang basah atau daerah Radar (GPR) Untuk Deteksi Struktur
Tanah/Batuan dan Material
yang berrongga. Pada kelompok 1 di
Terpendam. Buletin Balitbang
dominasi dengan batuan breksi vulcano, Kemenhan RI No. 23 Tahun 2009.
breksi tufan, dan lava gunung api. Hal ini
dapat di identifikasikan adanya warna Oktafiani, Folin., Sulistyaningsih, Yusuf
Nur Wijayanto. Sistem Ground
kuning dan orange pada daerah penelitin Penetrating Radar Untuk
merupakan suatu daerah yang Mendeteksi Benda-benda di Bawah
termineralisasi sedangkan pada kelompok Permukaan Tanah.Jurnal
Informatika LIPI.
2 di dominasi dengan batuan breksi
vulcano, breksi tufan, dan lava gunung api. Syukur, Fajri. 2012. Ground Penetrating
Hal ini dapat di identifikasikan adanya Radar
(GPR).http://fajrisyukurwordpress.
warna kuning dan orange pada daerah
com/intrumentasi geofisika/ground-
penelitin merupakan suatu daerah yang penetratingradgpr/. Diakses pada
termineralisasi. Sedangkan pada kelompok tanggal 10 Juni 2012, Pukul 13.15
WIB.
3 di dominai dengan warna biru Dapat
diintepretasikan bahwa daerah penelitian
terdapat aliran air resapan dari sisi kanan
ke sisi kiri akibat pengaruh dari topografi
dan pada kelompok 4 didominasi oleh
warna biru . Hal ini dapat diindikasikan
bahwa pada daerah penelitian didominasi
sebagai rongga atau cavity dengan area
yang cukup luas