Puja dan puji syukur kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang
Maha Esa) karena atas rahmat dan karunia-Nya tulisan yang berjudul “Gangguan Citra Diri”
ini dapat diselesaikan tepat waktunya.
Tulisan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan
Jiwa I dalam menempuh pendidikan Program Studi S1 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Wira Medika Bali pada Semester IV tahun 2020, yang diampu ibu Desak Made Ari
Dwi Jayanti, S.Kep.,Ns.,M.Fis.
Dalam keberhasilan penyusunan tulisan ini tentu tidak luput dari bantuan beberapa pihak.
Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tulisan ini.
Kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari yang sempura, oleh karena itu segala
kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi karya-karya penulis berikutnya. Semoga
tulisan ini ada manfaatnya.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................
1.4 Manfaat......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gangguan citra diri...................................................
2.2 Penyebab Gangguan citra diri....................................................
2.3 Tanda dan Gejala Gangguan citra diri........................................
2.4 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gangguan citra diri………...
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas, terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam makalah
ini, seperti :
5. Untuk mengetahui devinisi dari Gangguan citra diri
6. Untuk mengetahui penyebab Gangguan citra diri
7. Untuk mengetahui tanda dan Gangguan citra diri.
8. Untuk mengetahui penanganan medis dan keperawatan pada pasien dengan Gangguan
citra diri
1.4 MANFAAT
Dari tujuan diatas, manfaat yang didapat dalam penulisan makalah ini adalah penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa kesehatan untuk pengembangan
ilmu keperawatan khususnya dalam gambaran mengenai masalah Gangguan citra diri.
BAB II
PEMBAHASAN
Gangguan citra diri adalah perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang
diakibatkan oleh perubahan truktur,ukuran,bentuk,dan fungsi tubuh karena tidak sesuai
dengan yang di inginkan.(Stuart,2013).
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap perubahan bentuk, struktur dan
fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan (Stuart-Laraia, 2005).
Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan diri dalam cara memandang dan menerima
gambaran tubuh (Nanda, 2005).
Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan secara mental dalam memandang fisik diri
sendiri (Nanda, 2008).
9. Rentang Respon
10. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang kosnep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
11. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya.
12. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan
merasa lebih rendah dari orang lain.
14. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri
yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan
dirinya dengan orang lain.
16. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif dan teramati
serta bersifatsubjektif dan dunia dalam pasien sendiri. Perilaku berhubungan dengan
harga diri yang rendah, keracuan identitas, dan deporsonalisasi.
17. Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks, tuntutan peran kerja,
dan harapan peran kultural.
18. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang tua,
tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur sosial.
b. Faktor Presipitasi
19. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian
mengancam kehidupan
20. Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalaminya sebagai frustasi. ada tiga jenis transisi peran :
Meliputi hasil pengukuran tanda vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan
keluhan fisik yang dialami oleh pasien.
b) Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu
mengambil keputusan.
c) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses menua, putus
sekolah, PHK
d) Ideal diri
e) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan
hubungan sosial , merendahkan martabat , mencederai diri, dan kurang percaya diri.
Pasien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubunga social dengan
orang lain terdekat dalam kehidupan, kelempok yang diikuti dalam masyarakat.
f) Status Mental
Kontak mata pasien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata , kurang
dapat memulai pembicaraan , pasien suka menyendiri dan kurang mampu
berhubungan dengan perawat.
g) Mekanisme Koping
Pasien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan nya pada
orang orang lain( lebih sering menggunakan koping menarik diri).
h) Aspek Medik
Terapi yang diterima pasien bisa berupa therapy farmakologi ECT, Psikomotor,
therapy okupasional, TAK , dan rehabilitas.
Data Subyektif :
40. Nafsu makan tidak ada.
41. Sulit tidur
42. Pasien suka mengeluh nyeri di dada.
43. Pasien mengeluh sesak nafas.
44. Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas dengan hasil operasi.
45. Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak berfungsi.
46. Mengungkapkan perasaan tidak berdaya, tidak berharga, keputusasaan.
47. Menolak berinteraksi dengan orang lain.
48. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh yang terganggu.
49. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.
50. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.
Tujuan tindakan keperawatan bagi pasien perubahan citra tubuh adalah meningkatkan
keterbukaan dan hubungan saling percaya, peran serta pasien sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki, mengidentifikasi perubahan citra tubuh, menerima perasaan dan pikirannya,
menetapkan masalah yang dihadapinya, mengidentifikasi kemampuan koping dan sumber
pendukung lainnya, melakukan tindakan yang dapat mengembalikan integritas diri (Keliat,
1998).
4. Implementasi
Pelaksanaan atau implementasi perawatan merupakan tindakan dari rencana
keperawatan yang disusun sebelumnya berdasarkan prioritas yang telah dibuat dimana
tindakan yang diberikan mencakup tindakan mandiri dan kolaboratif. Pada situasi nyata
sering impelmentasi jauh berbeda dengan rencana, hal ini terjadi karena perawat belum
terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam melaksanakan tindakan tindakan
keperawatan yang biasa adalah rencana tidak tertulis yaitu apa yang dipikirkan,
dirasakan, itu yang dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan pasien dan perawat jika
berakibat fatal dan juga tidak memenuhi aspek legal. Sebelum melaksanakan tindakan
yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana
perawatan masih sesuai dan dibutuhkan pasien sesuai kondisi saat ini. Setelah semua
tidak ada hambatan maka tindakan keperawatan boleh dilaksanakan. Pada saat akan
dilaksanakan tindakan keperawatan maka kontrak dengan pasien dilaksanakan.
Dokumentasikan semua tidakan yang telah dilaksanakan beserta respon pasien (Keliat,
2006,).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menilai aspek dari tindakan yang
dilakukan secara terus menerus terhadap respon pasien evaluasi adalah hasil yang
dilihat dan perkembangan persepsi pasien pertumbuhan perbandingan perilakunya
dengan kepribadian yang sehat.Evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP:
S : Respon subyektif pasien terhadap keperawatan yang telah dilaksanakan
O : Respon objektif pasien terhadap keperawatan yang dilaksanakan
A : Analisa ulang atas data subyektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masih
tetap atau masuk giliran baru.
P : Perencanaan untuk tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon pasien.
2.5.6 EVALUASI
Untuk mengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang kita lakukan,dapat dilakukan
dengan menilai kemampuan klien:
1. Mampu menganal Gangguan citra diri yang dialami
2. Mampu mengekspresikan emosi terkait kondisi Gangguan citra diri
3. Mampu menyebutkan keputusan terkait rencana perawatanya
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN.
Gangguan citra diri adalah perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang diakibatkan
oleh perubahan truktur,ukuran,bentuk,dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang di
inginkan.(Stuart,2013).
Gangguan citra diri adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan
ukuran bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh.
Gangguan citra diribiasanya melibatkan distorsi dan persepsi negatif tentang penampilan fisik
mereka.
3.2 SARAN.
Dengan diberikannya tugas ini mahasiswa dapat lebih memahami dan mengerti tentang
bagaimana masalah gangguan citra diri bisa terjadi dan dapat melakukan penanganan medis
yang baik dan tepat. Dengan adanya hasil tugas ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bacaan untuk menambah wawasan dari ilmu yang telah didapatkan dan lebih baik lagi dari
sebelumnya. Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukan tanda
dan gejala, seperti
100. Syok Psikologis
101. Faktor Presipitasi
DAFTAR PUSTAKA
Honigman, Rosberta dan David J. Castle. 2007. Living With Your Looks. Victoria: University of
Western Australia Press.
Larsen, P. D & Lubkin, I. M. (2009). Chronic illness: impact and intervention, Sudbury, Jones
and Bartlett Publishers.
Samura, Jul Asdar Putra. 2011. Hubungan Perubahan Fisik Pada Masa Pubertas Dengan Citra
Tubuh Remaja Putri Kelas 1 Di SMP Nusantara Lubuk Pakam. Volume 1 No 1.
Stuart dan Sundeen. 1995. Buku Keperawatan (Ahli Bahasa) Achir Yani S.Hamid, Edisi 3.
Jakarta : EGC.