Anda di halaman 1dari 77

Fakultas Farmasi dan Kesehatan

Institut Kesehatan Helvetia


Medan

LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN


PRAKTEK KULIAH KERJA NYATA (KKN)

DUSUN BAHAGIA GAMPONG TANJONG KECAMATAN KEMBANG


TANJONG KABUPATEN PIDIE
TAHUN 2021

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

KELOMPOK III

Ketua : Rahnun A. Rani


Wakil Ketua : Rauzatul Jannah
Anggota :1. Rika Riana
2. Rika Safitri
3. Saumiyati
4. Siti Maryatul Qubtiyah
5. Siti Nurrahmi
6. Suci Rahmadhani
7. Syarifah Nurul Aini
8. Zamzami

DOSEN PEMBIMBING :
Apt. Hafizhatul Abadi, S.Farm., M. Kes

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN


INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
TAHUN 2021

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

HALAMAN PENGESAHAN

Kelompok : 3 (tiga)
Ketua : Rahnun A. Rani
Wakil Ketua : Rauzatul Jannah
Anggota :1. Rika Riana
2. Rika Safitri
3. Saumiyati
4. Siti Maryatul Qubtiyah
5. Siti Nurrahmi
6. Suci Rahmadhani
7. Syarifah Nurul Aini
8.Zamzami

Program Studi : S1 Farmasi


Lokasi KKN : Dusun Bahagia Gampong Tanjong Kecamatan Kembang
Tanjong Kabupaten Pidie

Medan, 2 Oktober 2021


Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing Kepala Desa

Apt. Hafizhatul Abadi, S.Farm., M. Kes T. Samsul Bahri, S.Pd

Diketahuai oleh
Dekan Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia

Apt. Darwin Syamsul, S.Si., M. Si


NIDN. 0125096601

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

RENCANA PROGRAM KERJA DUSUN BAHAGIA GAMPONG


TANJONG KECAMATAN KEMBANG TANJONG
KABUPATEN PIDIE TAHUN 2021

NO Hari/ Program Kerja Kegiatan


Tanggal/Pukul
1. 27 September Pembukaan dan Langkah I
2021 Pengumpulan Data/ a. Pembukaan PKL/KKN
Pengkajian Data b. Analisis situasi
Keluarga 1. Desa/Dusun
2. Puskesmas (Perwakilan Kel.S1 Far)
2 28-29 September Pengkajian Data Langkah II dan III
2021 keluarga a. Tabulasi, analisa data dan masalah
b. Pemecahan masalah dan evaluasi
c. Melengkapi laporan kelompok
3. 30 September Perencanaan Langkah IV
2021 FGD/Pelaksanaan FGD - Persiapan FGD / prioritas masalah
- FGD/ Rembuk Dusun
- Konsul dan Pembuatan Laporan KKN
- Melaksanakan kegiatan sesuai dengan
kesepakatan FGD /Intervensi
4 1 Oktober 2021 Penyuluhan dan - Pelaksanaan penyuluhan tentang
Evaluasi “Hipertensi, Diabetes Melitus”
- Evaluasi laporan kelompok
- Penyelesaian Laporan KKN
5 2 oktober 2021 Perpisahan - Persiapan penutupan
- Penutupan
- Makan Bersama dengan perangkat desa

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan
karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Dusun Bahagia Desa Tanjong Kecamatan
Kembang Tanjong Kabupaten Pidie. Laporan ini berisikan informasi yang didapat
dari pendataan dan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)yang disusun sebagai syarat
pengajuan untuk memenuhi tugas untuk menyelesaikan pendidikan program
Sarjana Farmasi Institut Kesehatan Helvetia Medan Tahun 2021.
Dalam penulisan laporan ini, kelompok penulis menyadari sepenuhnya
bahwa laporan ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak. Kelompok
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, baik moril dan sumbangan pemikiran dari awal hingga akhir
penyelesaian Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini. Pada kesempatan ini
kelompok penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M. Kes., selaku Ketua Pembina
Yayasan Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, S.E., S. Kom., M.M., M. Kes., selaku Ketua Yayasan
Helvetia Medan.
3. Dr. H. Ismail Efendi, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan helvetia Medan.
4. Apt. H. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Kesehatan Institut Keseheatan Helvetia Medan.
5. Apt. Adek Chan, S.Si., M.Si., selaku Ketua program studi S1 Farmasi dan
Kesehtan Institut Kesehatan Helvetia Medan.
6. Apt. Hafizhatul Abadi, S. Farm., M. Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan ilmunya untuk membimbing dan memberikan arahan
kepada kelompok penulis selama menyelesaikan penyusunan Laporan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) ini.
7. Seluruh Staf Dosen Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah memberikan
ilmu dan pengetahuan serta bimbingan kepada kelompok penulis selama
pendidikan.
8. Bapak Camat Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie
9. Bapak Kepala Desa di Desa Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten
Pidie
10. Bapak Kepala Dusun Bahagia Muhammad Januar di Desa Tanjong Kecamatan
Kembang Tanjong Kabupaten Pidie
11. Bapak, Ibu warga Desa Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten
Pidie yang bersedia sebagai responden
12. Seluruh teman-teman kelompok Jurusan S1 Farmasi terimakasih atas
kebersamaannya.
Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN i
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Kelompok penulis menyadari bahwa Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN)


ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kelompok
penulis menerima kritik dan saran untuk kesempurnaan Laporan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) ini. Kelompok penulis juga berharap semoga Laporan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) ini bermanfaat bagi pembaca, sekian dan terima kasih.

Medan, Oktober 2021


Penulis,

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN ii


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
PROGRAM RENCANA KERJA
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................. 1
1.2. Tujuan ............................................................................... 2
1.2.1. Tujuan Umum ........................................................ 2
1.2.2. Tujuan Khusus ....................................................... 2
1.3. Metode Pengumpulan Data ................................................ 3
1.4. Ruang Lingkup dan Sasaran............................................... 3
1.4.1 Ruang Lingkup ......................................................... 3
1.4.2. Sasaran .................................................................... 3
1.5. Profil Desa ......................................................................... 4
1.5.1 Keadaan Umum geografis Desa................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1. Definisi Desa .................................................................... 8
2.1.1. Ciri-Ciri Desa ........................................................ 10
2.1.2. Unsur Desa ............................................................ 12
2.1.3. Sistem Pembagian Desa ........................................ 12
2.1.4. Ciri-Ciri Masyarakat Desa ..................................... 13
2.2. Profil Gampong Tanjong .................................................. 14

BAB III PEMBAHASAN


3.1. Gambaran Umum Desa ..................................................... 15
3.2. Hasil Pengumpulan Data ................................................... 15
3.3. Tabulasi Data Penduduk .................................................... 16
3.4. Kesimpulan ....................................................................... 40
3.5. Perumusan Masalah dan Penetapan Masalah ...................... 41
3.6. Skala Prioritas Masalah ..................................................... 42
3.7. Urutan Skala Prioritas ........................................................ 43
3.8. Rencana Penanggulangan Masalah ................................... 44
3.9. Rencana Penganggulangan Keluarga Binaan ..................... 44

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ....................................................................... 51
4.2. Saran ................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN iii


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Media Penyuluhan Kelurga Binaan (Leaflet dan Poster)……. 68


Lampiran 2. Dokumentasi Pengambilan Data Dan Penyuluhan Keluarga
Binaan………………………………………………………….. 69

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN iv


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dusun 1 Desa Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie

merupakan wilayah yang menjadi “tempat belajar” kelompok KKN kami. Potensi

lingkungan dan kondisi masyarakat yang beragam diharapkan dapat menjadi bagian

dari proses pendidikan dan pembelajaran mahasiswa dalam mengamalkan ilmu

yang dimilikinya sekaligus sebagai langkah awal untuk terjun kemasyarakat yang

sebenarnya setelah menyelesaikan studi di universitas. Kelompok kami telah

menyusun berbagai macam program yang berorientasi pada pengembangan

masyarakat khususnya di Dusun Bahagia.

KKN merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di daerah tertentu

atau lembaga pendidikan, dilaksanakan secara kelompok, terintegrasi antar jurusan,

terkoordinasi di tingkat Fakultas, diutamakan kegiatan non fisik di bidang

pendidikan. Kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) bertujuan untuk memberikan

pengalaman kerja nyata lapangan dalam bidang membentuk sikapmandiri dan

tanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan. selain itu, KKN juga

bertujuan untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan taraf pengetahuan dan

keterampilan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraannya. Kegiatan

KKN dibagi menjadi empat tahap kegiatan, yaitu pembekalan, pelaksanaan

kegiatan di lokasi, penyusunan laporan, dan evaluasi.

Dengan demikian kegiatan KKN bagian dari wujud nyata kepedulian

Perguruan Tinggi untuk melaksanakan misinya membantu mengatasi permasalahan

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 1


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

penduduk, pembangunan, dan pembinaan lingkungan dengan karya dan bakti

nyata.KKN yang dilaksanakan harus memenuhi empat prinsip, yaitu dapat

dilaksanakan (feasible), dapat diterima (acceptable), berkesinambungan

(sustainable) dan partisipatif.

Secara garis bersar tahap pelaksanaan KKN terbagi atas tiga tahap yakni

tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Pada tahap laporan yang

dibuat terdiri atas dua jenis laporan yaitu, laporan kelompok yang disusun oleh

kelompok mahasiswa dan laporan individu yang disusun oleh setiap individu

anggota darikelompok KKN. Observasi dilakukan dengan metode: (1) tanya jawab,

(2) dokumentasi, dan melihat ke lapangan secara langsung. Berdasarkan hasil

observasi maka ditentukan program kerja KKN yang akan dilaksanakan meliputi

program Individu dan program kerja kelompok

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan penyuluhan terhadap masyarakat

setempat untuk mendaur ulang kehidupan masyarakat meliputi: Hipertensi dan

Diabetes Melitus.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang hipertensi

dan diabetes.

2. Mahasiswa mampu mendukung dan memotivasi segala proses dan kegiatan

KKN yang ada dilingkungan masyarakat demi meningkatkan kesejahteraan

masyarakat

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 2


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

3. Dengan adanya mahasiswa KKN dapat memberikan informasi kepada

masyarakat.

4. Melatih mahasiswa dalam melakukan pengecekkan data dan pengumpulan

data dilingkungan masyarakat.

5. Mahasiswa dilatih untuk mengembangkan bakat serta kemampuan yang

dimilikinya lewat dari kegiatan nyata dalam masyarakat.

6. Memberikan ruang bagi masyarakat mengaplikasikan teori yang didapatkan

dari fakultas demi meningkatkan pengetahuan masyarakat.

1.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan selama Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di Dusun Bahagia Gampong Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong

Kabupaten Pidie pada tahun 2021, dilakukan dengan cara:

1. Observasi yaitu pengamatan langsung untuk mengetahui keadaan

kesehatan lingkungan.

2. Wawancara yaitu teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dengan

cara melakukan wawancara secara langsung dengan masyarakat.

1.4 Ruang Lingkup dan Sasaran

1.4.1 Ruang Lingkup

Dusun Bahagia Desa Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten

pidie.

1.4.2 Sasaran

Masyarakat Dusun Bahagia Gampong Tanjong Kecamatan Kembang

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 3


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Tanjong Kabupaten Pidie

1.5 Profil Desa

Bagan

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN GAMPONG TANJONG


KECAMATAN KEMBANG TANJONG KABUPATEN PIDIE

KEUCHIK

T. SAMSUL BAHRI, S.Pd

SEKRETARIS

M. FADILLAH, SPd.,M.Pd

KAUR KAUR KEUANGAN


PERENCANAAN
ABDURRANI, A.Md
KHAIRUN NIZAM, S.Pd

KASI
KASI
PEMERINTAHAN KESEJAHTERAAN
PELAYANAN OPERATOR KOMPUTER
SAFRIJAL
ADNAN, A.Md M. ISRATULLAH

KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN


BAHAGIA DAMAI KEUDE

M. JANUAR DARWIN, S. Sos FURQAN ANDREAN

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 4


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

1.3 Keadaan Umum Geografis Desa

a. Geografi

Gampong Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong terletak di Jl. Kembang

Tanjong – Sigli Gampong Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong dengan

batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatas dengan : Gampong Cebrek

2. Sebelah Selatan berbatas dengan : Gampong Jurong Balee

3. Sebelah Timur berbatas dengan : Gampong Asan Kumbang

4. Sebelah Barat berbatas dengan : Gampong Lamkawee

b. Keadaan Umum

Luas wilayah Gampong Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong adalah ± 21,63

Ha. Pemanfaatan tanah adalah sebagai berikut :

1. Perumahan & Permukiman : 4,93 Ha

2. Perkebunan : 8,17 Ha

3. Persawahan : 3,29 Ha

4. Perdangangan dan jasa : 1,62 Ha

5. Sungai : 0,96 Ha

6. Pendidikan : 2,66 Ha

Jumlah penduduk Gampong Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong adalah :

629 jiwa terdiri dari :

1. Laki-laki : 286 jiwa

2. Perempuan : 343 jiwa

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 5


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

3. Kepala Keluarga : 179 jiwa

Table 1
Jumlah Penduduk Gampong Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong
Tahun 2021
Rumah Jumlah
No Nama Desa Luas
Tangga Penuduk
01 Tanjong 21,63 179 KK 629 jiwa

Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk Gampong Tanjong Kecamatan Kembang

Tanjong sebahagian besar adalah : PNS, Petani, Karyawan/Buruh Pabrik, Pedagang

Table 2
Jumlah Penduduk Gampong Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong
Berdasarkan PendidikanTahun 2021

Tahun
No Jenis Laki Perempuan
2021
Tidak/ Belum
1 55 64 119
tamat SD
Tamat SD
2 45 80 125
sederajat
3 Tamat SMP 56 90 146
4 Tamat SMA 100 69 169
5 Tamat SMK
6 Tamat DI/DII
7 Tamat DIII 10 23 33
8 S1 19 16 35
9 S2 1 1 2
10 S3

TabeL 3
Jumlah Sarana Tempat Ibadah Gampong Tanjong Kecamatan Kembang
Tanjong Tahun 2021

No Tempat Ibadah Jumlah / Unit


1 Masjid 1
2 Mushollah 1
3 Pesantren 1

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 6


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Table 4
Jumlah Sarana Pendidikan Gampong Tanjong Kecamatan Kembang
Tanjong
Tahun 2021
Jumlah (Unit)
No Tingkat Pendidikan
2020 2021
1 Pendidikan Usia Dini (PAUD) / TK 1 1
2 SD 1 1
3 SLTP 2 2
4 SLTA 1 1
5 MD/Pesantren 1 1

Table 5
Jumlah Sarana Kesehatan
Tahun 2021
Sarana Jumlah Tenaga
No Jumlah (Unit)
Kesehatan Medis (orang)
1 Puskesmas 1 Unit 224 Orang
Poliklinik/
2 - -
Balai Pengobatan
3 Praktek Dokter 1 Unit 1
4 Toko Obat Berizin 3 Unit 3
5 Posyandu 1 Unit 1

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 7


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi Desa

Pengertian desa secara etimologi berasal dari kata Deshi (Sansekerta) yang

artinya tanah kelahiran atau tanah tumpah darah. Istilah desa digunakan untuk Jawa

dan Madura, di Bali desa disebut Banjar untuk Sumatera Barat, Huta di Batak,

Wanus di Sulawesi Utara dan Negara di Maluku dan Gampong di Aceh. Dalam arti

umum desa adalah suatu wilayah yang jauh dari pusat keramaian kota, memiliki

kondisi daerah yang masih alami, dihuni oleh penduduk yang relatif jarang serta

sebagian besar lahannya dimanfaatkan untuk pertanian, perkebunan dan perikanan.

Adapun definisi desa dari aspek hukum, yakni:

1. Sutarjo Kartohadikusumo, desa adalah suatu kesatuan hukum adat yang,

Gampong untuk Aceh, Nagari meliputi suatu masyarakatyang bertempat

tinggal di suatu wilayah tertentu dan berhak mengadakan pemerintahan

sendiri

2. Prof. Bintaro, desa adalah suatu perwujudan geografis yang ditimbulkan

oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi politik dan kultural yang

terdapat di situ (insitu), dalam hubungannya dengan pengaruh timbal balik

dengan daerah lain.

3. UU No 22 Tahun 1948 pasal 1, desa adalah daerah yang terdiri atas satu

atau lebih dusun yang digabungkan hingga merupakan suatu daerah yang

memiliki cukup untuk berdiri sendiri menjadi daerah otonom yang berhak

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 8


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

mengatur rumah tangganya sendiri.

4. UU No 5 tahun 1979 pasal 1 huruf A, desa adalah suatu wilayah yang

ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan hukum yang

mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan

berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara

kesatuan Republik Indonesia.

5. Kelurahan (wilayah di kota): UU No 5 Tahun 1979 Pasal 1 huruf B, desa

adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang

mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat

yang tidak berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri.

Adapun rumusan pengertian Desa dari aspek lain, yakni:

1. Aspek Morfologi: pemanfaatan lahan/tanah oleh penduduk atau masyarakat

yang bersifat agraris serta bangunan rumah tinggal yang terpencar.

2. Aspek Demografis: suatu daerah yang didiami oleh sejumlah kecil

penduduk yang terpencar.

3. Aspek Ekonomi: wilayah yang penduduknya bermata pencaharian pokok di

bidang pertanian, bercocok tanam / nelayan.

4. Aspek Sosial Budaya: wilayah dimana penduduknya mempunyai hubungan

sosial secara kekeluargaan yang homogen dan bersifat gotong royong.

5. Aspek Geografis (menurut Bintarto): perwujudan geografis yang

ditimbulkan oleh unsur fisiografis, sosial, ekonomi, budaya, politik yang

terdapat disitu dalam hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan

daerah lainnya.

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 9


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

2.1.1 Ciri-Ciri Desa

Berikut merupakan ciri ciri desa bedasarkan ciri umum dan ciri khusus dan

ciri ciri lainnya, yakni:

1. Ciri-ciri Umum Desa

Berikut merupakan ciri ciri umum desa, yakni:

a. Masyarakatnya sangat erat dengan alam.

b. Kehidupannya banyak tergantung pada musim.

c. Merupakan kesatuan social dan kesatuan kerja.

d. Jumlah penduduk relatif kecil dan wilayahnya relatif luas.

e. Struktur ekonomi dominan agraris.

f. Ikatan keluarga sangat erat merupakan suatu paguyuban / Gemeinchaft.

g. Sosial kontrol ditentukan oleh nilai moral dan hokum internal / adat.

h. Proses sosialnya berjalan lambat.

i. Umumnya berpendidikan rendah.

2. Ciri-ciri desa menurut Geografis

Berikut merupakan ciri ciri umum desa menurut Geografis, yakni:

a. Pemukiman penduduk yag tidak padat

b. Sarana dan prasarana transportasi yang langka

c. Sebagian besar pola penggunaan tanah untuk persawahan.

3. Ciri-Ciri Khusus

a. Ciri Desa menurut Direktorat Jendral Pembangunan Desa (BANGDES)

Berikut merupakan ciri ciri umum desa menurut Direktorat Jendral

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 10


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Pembangunan Desa (BANGDES), yakni:

1. Perbandingan lahan dengan manusia/man land ratio cukup besar.

2. Sektor pertanian lapangan kerja yang dominan.

3. Hubungan warga sangat erat.

4. Masih teguh memegang tradisi yag berlaku.

b. Ciri Desa menurut Suryono Sukanto ditinjau berdasarkan kondisi

masyarakatnya.

Berikut merupakan ciri ciri umum desa menurut Suryono Sukanto ditinjau

berdasarkan kondisi masyarakatnya, yakni:

1. Hubungan kekerabatan kuat, karena biasanya berasal dari satu keturunan.

2. Kehidupan bercorak Gemeinschaft yatu sistem kekeluargaan kuat, antar

penduduk saling mengenal bersifat face to face.

3. Umumnya hidup sektor pertanian dan perkebunan.

4. Cara bertani masih tradisional, sehingga hasilnya rata-rata hanya untuk

memenuhi kebutuhan sendiri (subsistence farming).

5. Gotong royong sangat kuat.

6. Golongan tetua memegang peranan penting.

7. Norma agama kuat / religious trend.

c. Ciri desa menurut Paul H. Landis: Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500

jiwa, Dengan ciri ciri sebagai berikut:

1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan

jiwa.

2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 11


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat

dipengaruhi alam seperti: iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan

pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

2.1.2. Unsur-unsur Desa

Berikut merupakan unsur unsur desa, yakni:

1. Daerah, dalam arti tanah yang produktif dan yang tidak produktif berserta

penggunaannya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan

lingkungan geografi setempat.

2. Penduduk, penduduk meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, persebaran

dan mata pencaharian penduduk setempat.

3. Tata Kehidupan, dalam hal ini berkaitan dengan pola tata pergaulan dan

ikatan-ikatan pergaulan warga desa yang menyangkut seluk beluk

kehidupannya, adat istiadat, norma, sistem pergaulan.

2.1.3. Sistem Pembagian Desa

Berikut merupakan sistem pembagian desa atau klasifikasi desa berdasarkan

tingkatan pembangunan dan kemampuan pengembangan potensi yang dimilikinya:

1. Desa tradisional, desa pada masyarakat terasing, seluruh mata

pencahariannya termasuk teknologi bercocok tanam, pemeliharaan

kesehatan dan cara memasak tergantung pada pemberian alam

sekelilingnya.

2. Desa Swadaya, kondisi desa yang relatif statis tradisional, masyarakatnya

sangat tergantung dalam pengembangan kehidupan masyarakat pada faktor

alam yang belum diolah dan dimanfaatkan secara baik.

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 12


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

3. Desa swakarsa, desa yang sudah disentuh oleh pengaruh luar berupa

pembaharuan yang mulai dirasakan oleh masyarakat. Ciri karya dan jasa

sudah menjadi ukuran. Mobilitas horizontal maupun vertical sudah mulai

nampak.

4. Desa Swasembada, masyarakatnya sudah mengenal modernisasi pertanian

dan teknologi ilmiah sudah digunakan. Penilaian terhadap seseorang sudah

dikaitkan dengan keterampilan.

5. Desa Pancasila, desa yang ideal yang dicita-citakan desa yang adil makmur.

2.1.4. Ciri-Ciri Masyarakat desa (karakteristik)

Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi

“Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional

(Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut:

1. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan

dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong

menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang

lain dan menolongnya tanpa pamrih.

2. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari afektifitas, yaitu

mereka mementingkan kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri, tidak

suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus

memperlihatkan keseragaman persamaan.

3. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya

dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu.

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 13


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

2.2. Profil Gampong Tanjong

Nam Desa : Tanjong

Alamat : Gampong Tanjong, Kecamatan Kembang Tanjong, Kabupaten Pidie

Gampong Tanjong terdiri dari 3 (tiga) dusun dengan luas wilayah

keseluruhan adalah 21,63 Ha yang terdiri sawah dan ladang, serta wilayah

pemukiman perumahan warga. Jarak dari desa ke kecamatan adalah 0,3 km dan

jarak ke kabupaten adalah 13 km dan jarak ke Ibukota Propinsi 124 km.

Desa ini memiliki batas-batas wilayah desa sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Gampong Cebrek

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Gampong Jurong Balee

 Sebelah Barat berbatasan dengan Gampong Lamkawee

 Sebelah Timur berbatasan dengan Gampong Asan Kumbang

Peta Penduduk Dalam Lingkup Kelurahan

Jumlah Penduduk : 629 Jiwa


Jumlah Laki-Laki : 286 Jiwa
Jumlah Perempuan : 343 Jiwa
Jumlah KK : 179 KK

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 14


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum Desa

Gambaran umum desa berisi penjabaran mengenai sarana dan prasarana di

desa seperti: fasilitas kesehatan (Puskesmas/Pustu) dan Fasilitas non kesehatan

(Rumah Ibadah, Sekolah, dan lainnya) Gampong Tanjong terdiri dari 3 (tiga) dusun

dengan luas wilayah keseluruhan adalah 21,63 Ha yang terdiri sawah, Pusat

Perpedagangan dan Jasa, serta wilayah pemukiman perumahan warga. Jarak dari

desa ke kecamatan adalah 0,3 km dan jarak ke kabupaten adalah 13 km dan jarak

ke Ibu kota Propinsi 124 km.

Desa ini memiliki batas-batas wilayah desa sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Gampong Cebrek

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Gampong Jurong Balee

 Sebelah Barat berbatasan dengan Gampong Lamkawee

 Sebelah Timur berbatasan dengan Gampong Asan Kumbang

3.2. Hasil Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dari format pengumpulan data keluarga tiap dusun

digabungkan dan dijabarkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tiap masing-

masing data disertai dengan keterangan tabel.

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 15


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

3.3. Tabulasi Data Penduduk

1. Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Tabel 3.1.Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur, Jenis Kelamin di


Dusun Bahagia Gampong Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie
Tahun 2021

Jenis kelamin
Total
No Umur Laki-Laki Perempuan
F % F % F %
1 1-5 Tahun 2 3% 3 4% 5 6%
2 6-13 Tahun 4 5% 5 6% 9 11%
3 14-17 Tahun 7 9% 3 4% 10 13%
4 18-49 Tahun 18 23% 19 24% 37 47%
5 > 50Tahun 7 9% 11 14% 18 23%
Total 38 48% 41 52% 79 100%

Jenis Kelamin
20 19
laki-laki perempuan 18
18
16
14
12 11
10
8 7 7
6 5
4
4 3 3
2
2
0
1-5 tahun 6-13 tahun 14-17 tahun 18-49 tahun > 50 tahun

Analisa Data : Berdasarkan Tabel 3.1. diketahui bahwa dari 79 jiwa (100%)

paling banyak penduduk berada pada kelompok umur 18-49

tahun sebanyak 37 jiwa (47 %) dengan jenis kelamin pria 18 jiwa

(23%) wanita 19 jiwa (24%).

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 16


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Sumber Data : Dari hasil pendataan langsung oleh mahasiswi Sarjana Farmasi

Institut Kesehatan Helvetia Medan Dusun Bahagia Gampong

Tanjong Kec. Kembang Tanjong Kab. Pidie Tahun 2021.

2. Penduduk Berdasarkan Agama

Tabel 3.2.Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Dusun Bahagia Gampong


Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie Tahun 2021

Jumlah
No Agama
F %
1 Islam 79 100
2 Kristen Protestan
3 Kristen Katolik
4 Budha
5 Hindu
Total 79 100%

Agama
100
80
60
40 79
20
0 0 0 0
Islam Kristen Protestan Kristen Katolik Budha Hindu

Analisa Data : Berdasarkan Tabel 3.2. diketahui bahwa dari 21 KK (100 %),

mayoritas terdapat penduduk beragama Islam berjumlah 79 Jiwa.

Sumber Data : Dari hasil pendataan langsung oleh mahasiswi Sarjana Farmasi

Institut Kesehatan Helvetia Medan Dusun Bahagia Gampong

Tanjong Kec. Kembang Tanjong Kab. Pidie Tahun 2021.

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 17


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

3. Penduduk Berdasarkan Suku

Tabel 3.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku di Dusun Bahagia Gampong


Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie Tahun 2021

No Suku Bangsa Jumlah

F %
1 Aceh 79 100
2 Melayu - -
3 Jawa - -
4 Batak - -
5 Bugis - -
6 Betawi - -
7 Sunda - -
8 Ambon - -
9 Asmat - -
10 Minang - -
Total 79 100

90
80
79 Suku
70
60
50
40
30
20
10
0
Aceh Melayu Jawa Batak Bugis Betawi Sunda Ambon Asmat Minang

Analisa Data : Berdasarkan Tabel 3.3. distribusi frekuensi penduduk

berdasarkan suku bangsa di ketahui bahwa dari 21 KK (100%)

jumlah penduduk mayoritas yang bersuku Aceh berjumlah 79

Jiwa (100%).

Sumber Data : Dari hasil pendataan langsung oleh mahasiswi Sarjana Farmasi

Institut Kesehatan Helvetia Medan Dusun Bahagia Gampong

Tanjong Kec. Kembang Tanjong Kab. Pidie Tahun 2021.

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 18


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

4. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 3.4.Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Dusun Bahagia


Gampong Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie Tahun 2021

No Tingkat Pendidikan Jumlah


F %
1 Belum /tidak tamat SD 19 24.1
2 SD 21 26.6
3 SMP 12 15.2
4 SMA 17 21.5
5 S1 10 12.7
6 S2 - -
7 S3 - -
Total 79 100

25
Tingkat Pendidikan
21
20 19
17

15
12
10
10

0 0
0
Belum /tidak SD SMP SMA S1 S2 S3
tamat SD

Analisa Data : Berdasarkan Tabel 3.4. diketahui distribusi frekuensi penduduk

menurut tingkat pendidikan dari 21 KK (100%) mayoritas

pendidikan penduduk tingkat pendidikan SD sebanyak 21 Jiwa

(26,6%),

Sumber Data : Dari hasil pendataan langsung oleh mahasiswi Sarjana Farmasi

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 19


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Institut Kesehatan Helvetia Medan Dusun Bahagia Gampong

Tanjong Kec. Kembang Tanjong Kab. Pidie Tahun 2021.

5. Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 3.5.Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Dusun Bahagia


Gampong Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie Tahun 2021

No Pekerjaan Jumlah
F %
1 Polri/TNI 2 2.5
2 PNS 9 11.4
3 Pegawai swasta 1 1.3
4 Petani 5 6.3
5 Wiraswasta/Pedagang 12 15.2
6 Tidak Tetap 5 6.3
7 Ibu Rumah Tangga 15 19.0
7 Tidak / Belum Bekerja 30 38.0
Total 79 100

35
Pekerjaan 30
30

25

20
15
15 12
9
10
5 5
5 2 1
0

Analisa Data : Berdasarkan Tabel 3.5. diatas diketahui distribusi frekuensi

penduduk menurut pekerjaan dari 21 KK (100%) dengan

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 20


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

mayoritas tidak/ belum bekerja sebanyak 30 Jiwa (38%)

Sumber Data : Dari hasil pendataan langsung oleh mahasiswi Sarjana Farmasi

Institut Kesehatan Helvetia Medan Dusun Bahagia Gampong

Tanjong Kec. Kembang Tanjong Kab. Pidie Tahun 2021.

6. Penduduk Menurut Jenis Penyakit


Tabel 3.6.Distribusi Frekuensi Penduduk Menurut Jenis Penyakit Di Dusun
Bahagia Gampong Tanjong Kec. Kembang Tanjong Kab. Pidie Tahun 2021
Jumlah
No Jenis Penyakit
F %
1 TBC - -
2 Asma - -
3 Hipertensi 13 16.5
4 DM 9 11.4
5 Cacar - -
6 Rematik 6 7.6
7 Kolestrol 5 6.3
8 Asam lambung 7 8.9
9 Tidak Sakit 39 49.4
Total 79 100%

45
Jenis Penyakit 39
40
35
30
25
20
15 13
9
10 6 7
5
5
0 0 0
0
TBC Asma Hipertensi DM Cacar Rematik Kolestrol Asam Tidak Sakit
lambung

Analisa Data : Berdasarkan Tabel 3.6. diatas diketahui distribusi frekuensi


penduduk menurut jenis penyakit paling banyak dari 21 KK
terdapat dengan penyakit Hiperetensi 13 jiwa (16,5%) dan DM

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 21


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

sebanyak 9 jiwa (11,4 %).


Sumber Data : Dari hasil pendataan langsung oleh mahasiswi Sarjana Farmasi

Institut Kesehatan Helvetia Medan Dusun Bahagia Gampong

Tanjong Kec. Kembang Tanjong Kab. Pidie Tahun 2021.

7. Kesehatan Lingkungan Jenis Rumah

Tabel 3.7. Distribusi Frekuensi Kesehatan Lingkungan Jenis Rumah di Dusun


Bahagia Gampong Tanjong Kec. Kembang Tanjong Kab. Pidie Tahun 2021

Jumlah
No Jenis Rumah
Frekuensi %
1 Permanen 11 58%
2 Semi Permanen 3 16%
3 Tidak Permanen 5 26%
Total 19 100%

12 11
Jenis Penyakit
10

6 5

4 3

0
Permanen Semi Permanen Tidak Permanen

Analisa data : Berdasarkan Tabel 3.7. Distribusi kesehatan lingkungan jenis

rumah diketahui dari 18 (100%) adalah permanen sebanyak 11

Rumah (58%) & semi permanen ada 3 Rumah (16%) dan Tidak

Permanen 5 Rumah (26%).

Sumber Data : Dari hasil pendataan langsung oleh mahasiswi Sarjana Farmasi

Institut Kesehatan Helvetia Medan Dusun Bahagia Gampong

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 22


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Tanjong Kec. Kembang Tanjong Kab. Pidie Tahun 2021.

8. Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Sumber Penerangan

Tabel 3.8. Distribusi Frekuensi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Sumber


Penerangan di Dusun Bahagia Gampong Tanjong Kec. Kembang Tanjong Kab.
Pidie Tahun 2021

Jumlah
No Sumber Penerangan
Frekuensi %
1 PLN 19 100
2 Non PLN
Total 19 100%

Penerangan
20 19
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
PLN NON PLN

Analisa data : Berdasarkan Tabel 3.8. Distribusi kesehatan lingkungan

keluarga berdasarkan sumber penerangan diketahui sebanyak 19

Rumah (100%) mayoritas menggunakan PLN sebanyak 19

Rumah (100%).

menggunakan PLN.

Sumber Data : Dari hasil pendataan langsung oleh mahasiswi Sarjana Farmasi

Institut Kesehatan Helvetia Medan Dusun Bahagia Gampong

Tanjong Kec. Kembang Tanjong Kab. Pidie Tahun 2021.

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 23


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

20. Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Sumber Air Bersih

Tabel 3.9. Distribusi Kesehatan Lingkungan Keluarga berdasarkan Sumber Air


Bersih Dari Hasil di Dusun Bahagia Gampong Tanjong Kec. Kembang Tanjong
Kab. Pidie Tahun 2021

Jumlah
No Sumber Air Bersih
Frekuensi %
1 PAM
2 Sumur 19 100
Total 19 100%

Sumber Air Bersih


20 19
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
PAM Sumur

Analisa data : Berdasarkan Tabel 3.9. Distribusi kesehatan lingkungan

keluarga berdasarkan sumber air bersih diketahui sebanyak 19

Rumah (100%) mayoritas menggunakan sumur sebanyak 19

Rumah (100%).

Sumber Data : Dari hasil pendataan langsung oleh mahasiswi Sarjana Farmasi

Institut Kesehatan Helvetia Medan Dusun Bahagia Gampong

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 24


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Tanjong Kec. Kembang Tanjong Kab. Pidie Tahun 2021.

21. Kesehatan Lingkungan Keluarga Berdasarkan Tempat Pembuangan Air


Limbah
Tabel 3.10. Distribusi Kesehatan Lingkungan Keluarga Berdasarkan Tempat
Pembuangan Air Limbah Di Dusun Bahagia Gampong Tanjong Kec. Kembang
Tanjong Kab. Pidie Tahun 2021

Jumlah
No Tempat Pembuangan Limbah
Frekuensi %
1 Saluran Pembuangan Air Limbah 19 100
2 Non Saluran Pembuangan Air Limbah
Total 19 100%

limbah
20 19
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
limbah non limbah

Analisa data : Berdasarkan Tabel 3.10. Distribusi kesehatan lingkungan

keluarga berdasarkan pembuangan air limbah diketahui

sebanyak 19 (100%).

Sumber Data : Dari hasil pendataan langsung oleh mahasiswi Sarjana Farmasi

Institut Kesehatan Helvetia Medan Dusun Bahagia Gampong

Tanjong Kec. Kembang Tanjong Kab. Pidie Tahun 2021.

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 25


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

22. Kesehatan Lingkungan Keluarga Berdasarkan Tempat Pembuangan


Sampah
Tabel 3.11. Distribusi Frekuensi Kesehatan Lingkungan Keluarga Berdasarkan
Tempat Pembuangan Sampah Di Dusun Bahagia Gampong Tanjong Kec.
Kembang Tanjong Kab. Pidie Tahun 2021

Tempat Pembuangan Jumlah


No
Sampah Frekuensi %
1 Di bakar 19 100
2 Di tanam
3 Di angkat
4 Sembarangan
Total 19 100%

Sampah
20 19
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Di bakar Di tanam Di angkat Sembarangan

Analisa data : Berdasarkan Tabel 3.11. Distribusi kesehatan lingkungan

keluarga berdasarkan pembuangan sampah diketahui sebanyak

19 Rumah (100%) membuang sampah dengan cara dibakar

sebanyak 19 Rumah (100%).

Sumber Data : Dari hasil pendataan langsung oleh mahasiswi Sarjana Farmasi

Institut Kesehatan Helvetia Medan Dusun Bahagia Gampong

Tanjong Kec. Kembang Tanjong Kab. Pidie Tahun 2021.

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 26


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

23. Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Pembuangan Tinja

Tabel 3.12. Distribusi Kesehatan Lingkungan Keluarga Berdasarkan Pembuangan


Tinja Di Dusun Bahagia Gampong Tanjong Kec. Kembang Tanjong Kab. Pidie
Tahun 2021
No Tempat Pembuangan Tinja Jumlah
F %
1 Sepsi Tank 19 100
2 Cemplung tutup
3 Cemplung terbuka
4 Sungai
Total 19 100%

Tinja
20 19
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Sepsi Tank Cemplung tutup Cemplung terbuka Sungai

Analisa data : Berdasarkan Tabel 3.12. Distribusi kesehatan lingkungan

keluarga berdasarkan pembuangan tinja diketahui sebanyak 19

Rumah (100%) menggunakan sepsi tank.

Sumber Data : Dari hasil pendataan langsung oleh mahasiswi Sarjana Farmasi

Institut Kesehatan Helvetia Medan Dusun Bahagia Gampong

Tanjong Kec. Kembang Tanjong Kab. Pidie Tahun 2021.

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 27


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

3.4. Kesimpulan Tabel:

a. Jumlah KK : 21 KK
b. Jumlah Penduduk : 79 Jiwa
c. Jumlah Penduduk Laki-laki : 38 Jiwa
d. Jumlah Penduduk Perempuan : 41 Jiwa

3.5. Perumusan Masalah dan Penetapan Masalah

MASALAH I

a. Rumusan Masalah : Masyarakat menggunakan obat-obatan farmakologi

dan non farmakologi yang tidak tepat dengan

penyakit hipertensi.

b. Analisa Masalah : Berdasarkan Tabel 3.6. diatas diketahui distribusi

frekuensi penduduk menurut jenis penyakit di Dusun

Bahagia Gampong Tanjong Kecamatan Kembang

Tanjong Kabupaten Pidie diketahui bahwa dari 21

KK (100%) terdapat 13 jiwa dengan masing-masing

menderita penyakit hipertensi yang selama ini

menggunakan obat-obatan secara rutin namun tidk

sesuai dengan anjuran dokter hanya berdarkan

perkiraan.

c. Masalah : Kurangnya pengetahuan tentang penggunaan obat

hipertensi yang tepat.

d. Kebutuhan : Edukasi penggunaan obat-obatan farmakologi dan

non farmakologi hipertensi

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 28


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

MASALAH II

e. Rumusan Masalah : Masyarakat menggunakan obat-obatan farmakologi

dan non farmakologi yang tidak tepat dengan

penyakit Diabetes Militus.

f. Analisa Masalah : Berdasarkan Tabel 3.6. diatas diketahui distribusi

frekuensi penduduk menurut jenis penyakit di Dusun

Bahagia Gampong Tanjong Kecamatan Kembang

Tanjong Kabupaten Pidie diketahui bahwa dari 21

KK (100%) terdapat 9 jiwa dengan masing-masing

menderita penyakit Diabetes Militus yang selama ini

menggunakan obat-obatan secara rutin namun tidk

sesuai dengan anjuran dokter hanya berdarkan

perkiraan.

g. Masalah : Kurangnya pengetahuan tentang penggunaan obat

Diabetes Militus yang tepat.

h. Kebutuhan : Edukasi penggunaan obat-obatan farmakologi dan

non farmakologi Diabetes Militus

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 29


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

3.6. Skala Prioritas Masalah

Masalah 1: Kurangnya pengetahuan tentang penggunaan obat Hipertensi dan

Diabetes Militus yang tepat

Kriteria Masalah Perhitungan Score Pembahasan

Sifat masalah 2/2 x 1 2/2 Penggunaan obat-obatan


Ancaman Kesehatan yang tidak tepat sasaran
- akan menyebabkan beban
organ tubuh meningkat dan
mengalami kerusakan serius.
Kemungkinan masalah ½x2 ½ Dilakukan edukasi dengan
dapat di ubah menyatakan dampak
Sebagian penggunaan obat- obatan
Potensi masalah untuk 2/2 x 1 2/2 Masyarakat menerima
dicegah informasi tentang
Sedang penggunaan obat yang benar
sehingga persepsi
masyarakat tentang
penggunaan obat menjadi
positif
Menonjolnya masalah 2/2 x1 2/2 Karena masyarakat
Masalah berat, harus menganggap bahwa diri
segera ditangani mereka baik baik saja
setelah mengonsumsi obat-
obatan
Total 7/2

3.7. Urutan Prioritas Masalah

1. Kurangnya pengetahuan tentang penggunaan obat hipertensi yang tepat


dengan score 7/2
2. Kurangnya pengetahuan tentang penggunaan obat Diabetes yang tepat
dengan score 7/2

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 30


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

3.8. Rencana Penanggulangan masalah

Rancangan Waktu & Pelaksanaan


Masalah Tujuan Sasaran
kegiatan tempat dan Evaluasi
Kurangnya Memberikan Orang Penyuluhan O1 Penyuluhan
pengetahua pemahaman tua tentang Oktober penggunaan
n tentang kepada penggunaan 2021 Di obat-obatan
penggunaan masyarakat obat obatan dusun farmakologi
obat tentang hipertensi Bahagia dan non
hipertensi penggunaan Gampong farmakologi
yang tepat obat obatan Tanjong pada penyakit
hipertensi hipertensi
Kurangnya Memberikan Orang Penyuluhan O1 Penyuluhan
pengetahua pemahaman tua tentang Oktober penggunaan
n tentang kepada penggunaan 2021 Di obat-obatan
penggunaan masyarakat obat obatan dusun farmakologi
obat tentang Diabetes Bahagia dan non
Diabetes penggunaan Militus Gampong farmakologi
militus yang obat obatan Tanjong pada penyakit
tepat Diabetes Diabetes
militus militus

3.9. RencanaPenanggulangan Keluarga Binaan

Manajemen Asuhan Pada Keluarga Binaan I


Di Dusun Bahagia Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie
Tahun 2021
I.Pengumpulan Data

1. Identitas Keluarga Binaan

1.Nama kepala keluarga (KK) : M Hasbi Rasyid

Usia : 92 Tahun

Pendidikan : Putus Sekolah dari SD

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Dusun Bahagia Gampong Tanjong

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 31


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

2.Komposisi keluarga
Jenis
No Nama Hub Umur Pendidikan Ket
Kelamin
1 M Hasbi Rasyid Lk Suami 92 Putus Sekolah
sejak SD
2 Nuraini Pr Istri 86 SMA
3 Rahmat Lk Anak 57 DIII

2. Status Kesehatan Keluarga

Keluarga dalam keadaan sehat

3. Kesehatan Anggota Keluarga Dalam 1 Tahun

Keluarga tidak pernah menderita penyakit serius dalam satu tahun terakhir

4. Status Kesehatan Individu

Ada individu yang mengalami sakit

II. Pemeriksaan Fisik

Nama Tekanan darah Gula Darah Nadi Suhu BB


M Hasbi Rasyid 160/100 mmHg 320 mmdl 80/menit 36 ͦ C 65 kg
Nuraini 160/80 mmHg 80/menit 36 ͦ C 49 kg
Rahmat

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 32


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Manajemen Asuhan Pada Keluarga Binaan II


Di Dusun Bahagia Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie
Tahun 2021

I.Pengumpulan Data

1. Identitas Keluarga Binaan

1. Nama kepala keluarga (KK) : Abdul Hamid

2. Usia : 71 Tahun

3. Pendidikan : SMA

4. Pekerjaan : Petani

5. Alamat :Dusun Bahagia Gampong Tanjong

KecamatanKembang Tanjong Kabupaten

Pidie

2. Komposisi keluarga

Jenis
No Nama Hub Umur Pendidikan Ket
Kelamin
1 Abd Hamid Lk Suami 71 SMA
2 Nurmala Pr Istri 52 SD
3 Supriadi Lk Anak 30 SMA
4 Hamsar Lk Anak 28 SMA
5 Misratul Jannah Pr Anak 24 SMP
6 Muhammad Yasir Lk Anak 24 Tidak Sekolah SD
7 Juwanda Lk Anak 21 SD
8 Nazila Pr Anak 19 SD
9 Muna Wardah Pr Anak 17 Belum Tamat SD
10 Novia Agustina Pr Anak 15 Belum Tamat SD

3. Status Kesehatan Keluarga

Keluarga dalam keadaan sehat

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 33


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

4. Kesehatan Anggota Keluarga Dalam 1 Tahun

Keluarga tidak pernah menderita penyakit serius dalam satu tahun terakhir

5. Status Kesehatan Individu

Ada individu yang mengalami sakit

II. Pemeriksaan Fisik

Nama Tekanan darah Gula Darah Nadi Suhu BB


Abd Hamid 200/100 mmHg - 80/menit 36 ͦ C 70 kg
Nurmala 140/80 mmHg - 80/menit 36 ͦ C 52 kg
Supriadi - - - - -
Hamsar - - - - -
Misratul Jannah 120/80 mmHg - 80/menit 36 ͦ C 52 kg
Muhammad Yasir - - - - -
Juwanda - - - - -
Nazila 120/80 mmHg - 80/menit 36 ͦ C 44 kg
Muna Wardah - - - - -
Novia Agustina - - - - -

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 34


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari hasil pendataan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)Mahasiswa

Fakultas Farmasi dan kesehatan Helvetia Medan di Dusun Bahagia Gampong

Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie periode 27 September s/d

01 Oktober 2021, beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu:

a. Jumlah KK : 21 KK
b. Jumlah Penduduk : 79 Jiwa
c. Jumlah Penduduk Laki-laki : 38 Jiwa
d. Jumlah Penduduk Perempuan : 41 Jiwa

4.2. Saran

4.2.1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan pada mahasiswa agar dapat atau mampu menerapkan ilmu

pengetahuan serta keterampilan dan sikap yang telah dipahami dalam bangku

perkuliahan.

4.2.2. Bagi Institusi Pendidikan

Supaya dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk di perpustakaan

sehingga dapat digunakan sebagai bahan panduan bagi mahasiswa untuk

melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selanjutnya.

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 35


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

4.2.3. Bagi Kepala Desa Lama

Diharapkan kepada Kepala Desa agar ikut berperan serta jika ada

penyuluhan tentang kesehatan sehingga kepala Desa dapat mengembangkan dan

meningkatkan pengetahuan masyarakat setempat.

4.2.4. Bagi Tenaga Kesehatan, Puskesmas dan Dinas Kesehatan

Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat yang membutuhkan, kepada Puskesmas agar menyediakan fasilitas

kesehatan dan sarana transportasi misalnya ambulance desa, polindes di Dusun

Bahagia Gampong Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie

4.2.5. Bagi Masyarakat

Diharapkan kepada masyarakat untuk dapat berperan serta dalam

meningkatkan kesehatan, dan dapat bekerja sama dengan pihak tenaga kesehatan

agar kesehatan dapat dicapai.

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 36


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

SATUAN ACARA PENYULUHAN


HIPERTENSI

Masalah : Hipertensi Dan Diabetes Melitus


Pokok Pembahasan : Hipertensi Dan Diabetes Melitus
Tempat : Gampong Tanjong
Jam : 10 - Selesai
Waktu : 30 Menit
Tanggal : 1 Oktober 2021
pelaksana : Mahasiswa
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada
pembuluh darah vascular, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah
menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO (2015) menyatakan 1,3
Milyar orng di Dunia menderita Hipertensi data itu mengartikan 1 dari 3 orang
di Dunia terdiagnosis menderita Hipertensi. Di Indonesia hasil Riskesdas tahun
2018 Hipertensi mengalami kenaikan jika di bandingkan hasil riskesdas 2013
dari 25,8% menjadi 34,1%.
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 30 menit, diharapkan Keluarga mampu
memahami dan mengerti tentang Hipertensi Dan Diabetes Melitus.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang Hipertensi,
diharapkan Keluarga dapat:
1. Menjelaskan pengertian
2. Menyebutkan penyebab
3. Menyebutkan tanda dan gejala
4. Menyebutkan upaya pencegahan
5. Menjelaskan kenapa Hipertensi dan Diabetes Melitus harus di cegah

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 37


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

D. Materi Penyuluhan
Terlampir
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Media
1. Poster
G. Kegiatan penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Sasaran Media
Kegiatan Penyuluhan
1 Pembukaan 3 1. Mengucapkan 1. Menjawab Kata-
Menit salam salam kata/
2. 2.Mendengarkan kalimat
Memperkenalkan dan menyimak
diri 3. Bertanya
3. Menyampaikan mengenai
tentang tujuan perkenalan dan
pokok materi tujuan jika ada
4. Meyampakaikan yang kurang
pokok jelas
pembahasan
5. Kontrak waktu
2 Pelaksanaan 17 Penyampaian 1.Mendengarkan Poster
menit Materi dan menyimak
1. Menjelaskan 2. Bertanya
pengertian mengenai
2. Menjelaskan halhal yang
penyebab 3. belum jelas dan
Menjelaskan dimengerti
tanda dan gejala
4. Menjelaskan
faktor resiko
5. Menjelaskan
upaya
pencegahan
3 Penutup 10 1. Tanya jawab 1. Sasaran dapat Kata-
menit 2. Memberikan menjawab kata/
kesempatan pada tentang kalimat
peserta untuk pertanyaan
bertanya 3. yang diajukan
Melakukan 2. Mendengar

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 38


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

evaluasi 3.Memperhatikan
4. Menyampaikan 4. Menjawab
kesimpulan salam
materi
5. Mengakhiri
pertemuan dan
mengucapkan
salam

H. Evaluasi
Diharapkan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian Hipertensi dan Diabetes Melitus
2. Menyebutkan penyebab Hipertensi dan Diabetes Melitus
3. Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi dan Diabetes Melitus
4. Menyebutkan cara pencegahan /Pengobatan Hipertensi dan Diabetes
Melitus
5. Menjelaskan Kenapa hipertensi dan Diabetes Melitus harus di cegah

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 39


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

MATERI PENYULUHAN

1.1 Pengertian Hipertensi


Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko
tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti
penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin
besar resikonya (1).
Tekanan darah bisa diartikan sebagai kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi
darah terhadap dinding arteri tubuh, yaitu pembuluh darah utama yang berada
dalam tubuh. Besarnya tekanan ini bergantung pada resistensi pembuluh darah dan
seberapa keras jantung bekerja. Semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung
dan semakin sempit pembuluh darah arteri, maka tekanan darah akan semakin
tinggi.
Hipertensi dapat diketahui dengan rutin melakukan pemeriksaan tekanan
darah. Setidaknya, orang dewasa dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah,
termasuk tekanan darah setiap lima tahun sekali.
Penulisan hasil tekanan darah berupa dua angka. Angka pertama atau
sistolik mewakili tekanan dalam pembuluh darah ketika jantung berkontraksi atau
berdetak. Sementara itu, angka kedua atau diastolik mewakili tekanan di dalam
pembuluh darah ketika jantung beristirahat di antara detaknya.

1.2 Penyebab
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.
a. Hipertensi primer (esensial) Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak
diketahui penyebabnya. Factor yang mempengaruhinya yaitu: genetik,
lingkungan, hiperaktivitas saraf simpatis system rennin. Antigiotensin dan
peningkatan Na + Ca intraseluler. Factor-faktor yang meningkatkan resiko
: obesitas, merokok, alcohol dan polisitemia.
b. Hipertensi sekunder Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal,
sindrom cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 40


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

1.3 Tanda dan gejala


1. Menurut Dalyoko (2010), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain
yaitu : Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
2. Sering gelisah
3. Wajah merah
4. Tengkuk terasa pegal
5. Mudah marah
6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur
8. Sesak napas
9. Rasa berat ditengkuk
10. Mudah lelah
11. Mata berkunang-kunang/ penglihatan kabur
12. Mimisan (keluar darah dari hidung).

1.4 Faktor resiko


1. faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dikontrol:
a. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.
Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum
menopause. Harrison, Wilson dan Kasper mengatakan bahwa wanita
yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen
yang berperan dalam meningkatkan kadarHigh Density Lipoprotein
(HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor
pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek
perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas
wanita pada usia premenopause. Dari hasil penelitian didapatkan hasil
lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis kelamin wanita
sekitar 56,5%. Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi
pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita
Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 41
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita.


Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah
menopause.
b. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya,
jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang
tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Peningkatan kasus
hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan dan enam
puluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko
hipertensi.
c. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini
berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan
rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium. Individu dengan
orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar
untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai
keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80%
kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga.
2. Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol:
a. Obesitas
Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori
sehingga mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya
aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat. Obesitas dapat
memperburuk kondisi lansia. Kelompok lansia karena dapat memicu
timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh
darah, hipertensi.
b. Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah.Perokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 42


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.


Merokok menyebabkan hipertensi karena nikotin yg terkandung di
dalam rokok memiliki kecenderungan untuk menyempitkan pembuluh
darah dan arteri yang dapat menyebabkan plak.Plak menyempitkan
pembuluh darah.Nikotin juga memiliki kemampuan untuk merangsang
produksi hormon epinefrin juga dikenal sebagai adrenalin yang
menyebabkan pembuluh darah mengerut.
c. Mengkonsumsi garam berlebih
Dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hipertensi) kita di
wajibkan untuk membatasi asupan natrium (garam) hanya 2/3 sendok
teh atau setara dengan 1500 mg natrium.
d. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara
intermiten (tidak menentu). Stres yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Hal ini dapat
dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami kelompok
masyarakat yang tinggal di kota. Stress akan meningkatkan resistensi
pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi
aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini dapat berhubungan dengan
pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal.
e. Penyakit jasmani
Penyakit jasmani merupakan penyakit yang dapat menyebabkan
meningkatkan hipertensi yaitu asam urat, arterosklerosis,
hiperkolesterol dan hiperuresemi. Asam urat dapat menyebabkan
peningkatan hipertensi karena asam urat akan menyumbat aliran darah
ke jantung sehingga jantung akan bekerja lebih keras dalam memompa
jantung demikian tekanan darah akan meningkat (2).

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 43


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

1.5 Upaya Pencegahan


1. Cek Kesehatan secara berkala
2. Hindari Kegemukan
3. Hindari rokok dan alkohol.
4. Hindari stress
5. Olah raga teratur / Aktifitas fisik
6. Batasi pemakaian garam
7. Istirahat cukup

1.6 Diet Hipertensi


1. Pengertian
Diet Hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang bertujuan untuk
membatu menurunkan takanan darah dan mempertahankan tekanan darah
menuju normal, selain itu diet hipertensi juga bertujuan untuk menurunkan
factor resiko hipertensi lainnya seperti berat badan berlebih, tinggi
kolestrol dan Asam Urat dalam darah.
2. Tujuan
Membantu Menghilangkan Nutrisi garam / mengurangi air dalam jaringan
tubuh dan menurunkan tekaan darah pada hipertensi.
3. Syarat- Syarat Diet
a. Cukup energy, Protein, Mineral dan Vitamin
b. Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit
c. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat ringannya Hipertensi
4. Makanan yang dianjurkan / Boleh di konsumsi :
a. Pisang
b. Sayuran Hijau kecuali daun singkong , daun melinjo dan bijinya
c. Buah- buahan kecuali buah durian
d. Yogurt dan olahan susu lainnya yang rendah lemak
e. Susu Skim
f. Oatmeal
g. Ikan
Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 44
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Makanan yang di Hindari /Dibatasi


a. Makanan yang mengandung garam, seperti makanan cepat saji,
makanan kemasan.
b. Makanan yang banyak mengandung Gula
c. Makanan Berlemak
d. Makanan dan Minuman mengandung Alkohol
e. Contoh jus Penurun Hipertensi yang mudah di buat dan di peroleh
bahan – bahan nya :
 Jus Apel dan Seledri 1 buah apel ukuran sedang di tambah 2-3
sendok irisan seledri
 Jus belimbing dan Timun 3- 4 iris belimbing buah di tambah 5-7
iris mentimun segar bisa di tambah perasan jeruk nipis sesuai selera
 Jus timun Seledri 5-7 iris mentimun segar ditambah 2-3 sendok
irisan seledri.
2.1 Pergertian Diabetes Melitus

Diabetes Melitus (DM) atau disingkat diabetes adalah gangguan kesehatan yang

berupa kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa)

darah akibat kekurangan ataupun resistensi insulin. Penyakit ini sudah lama

dikenal, terutama dikalangan keluarga, khususnya keluarga berbadan besar

(kegemukan) bersama dengan gaya hidup tinggi, kenyataannya, kemudian Diabetes

mellitus menjadi penyakit masyarakat umum, menjadi beban masyarakat, meluas

dan membawa banyak kematian.

Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok gangguan metabolik kronik

terkait kelainan metabolisme golongan karbohidrat, lemak, dan protein. Gangguan

ini umumnya ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia)

akibat gangguan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya sehingga
Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 45
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

membutuhkan perawatan medis, pendidikan pengelolaan diri penderita, dan

dukungan yang berkesinambungan untuk mencegah komplikasi akut dan untuk

mengurangi risiko komplikasi jangka panjang (kronik)

2.2 Klasifikasi

Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan endokrin yang ditandai dengan

tingginya kadar glukosa darah. Secara etiologi Diabetes mellitus dapat dibagi

menjadi DM tipe 1, DM tipe 2, DM dalamkehamilan , dan diabetes tipe lain:

1) Diabetes mellitus tipe1atau yang dulu dikenal dengan nama Insulin

Dependen Diabetes Mellitus (IDDM), terjadi karena kerusakan sel β

pankreas (reaksi autoimun). Sel β pankreas merupakan satu-satunya sel

tubuh yangb menghasilkan insulin yang berfungsi untuk mengatur kadar

glukosa dalam tubuh. Bila kerusakn sel β pankreas telah mencapai 80-9-%

maka gejala DM mulai muncul. Perusakn sel ini lebih cepat terjadi pada

anak-anak dari pada dewasa. Sebagian besar penderita DM tipe 1 oleh

karena proses autoimun dan sebagian kecil non autoimun. DM tipe 1 yang

tidak diketahui penyebabnya juga disebut sebagai type 1idiopathic, pada

mereka ini ditemukan insulinopenia tanpa adanya pertanda imun dan mudah

sekali mengalami ketoasidosis.

2) Diabetes mellitus tipe 2 merupakan 90% dari kasus DM yang dulu dikenal

sebagai noninsulin dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Bentuk DM ini

bervariasi mulai yang dominan resistensi insulin defisiensi, insulin relatif

sampai defek sekresi insulin. Pada diabetes ini terjadi penurunan

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 46


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

kemampuan insulin bekerja di jaringan perifer (insulin resistance) dan

disfungsi sel β. Akibatnya, pankreas tidak mampu memproduksi insulin

yang cukup untuk mengkompensasi insulin risistance. Kedua hal ini

menyebabkan terjadinya difisiensi insulin relatif.kegemukan sering

berhubungan dengan kondisi ini.DM tipe 2 umumnya terjadi pada usia > 40

tahun. Pada DM tipe 2 terjadi gangguan pengikatan glukosa oleh

reseptornya tetapi produksi insulin masih dalam batas normal sehingga

penderita tidak tergantung pada pemberian insulin. Walaupun demikian

pada kelompok diabetes mellitus tipe 2 sering ditemukan komplikasi

mikrovaskuler dan makrovaskuler.

3) Diabetes mellitus dalam kehamilan (Gestational Diabetes Mellitus – GDM)

adalah kehamilan yang disertai dengan peningkatan insulin resistance (ibu

hamil gagalmempertahankan euglycemia). Pada umumnya mulai ditemukan

pada kehamilan trimester kedua atau ketiga. Faktor resiko GDM yakni

riwayat keluarga DM, kegemukan dan glikosuria.

Diabetes mellitus lainnya yakni individu mengalami hiperglikemia akibat

kelainan spesifik (kelainan genetik fungsi sel beta), endokrinopati (penyakit

Cushing’s, akromegali), penggunaan obat yang mengganggu fungsi sel beta

(dilantin), penggunaan obat yang mengganggu kerja insulin(b-adrenergik) dan

infeksi atau sindroma genetik (Down’s, Klinefelter’s)

2.3 Penyebab

Diabetes mellitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin,

namun karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin
Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 47
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

secara normal. Keadaan ini lazim disebut sebagai “resistensi insulin”. Resistensi

banyak terjadi akibat dari obesitas dan kurangnya aktivitasfisik serta penuaan pada

penderita diabetes mellitus tipe 2 dapat juga terjadi produksi glukosa hepatik yang

berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan sel-sel β langerhans secara autoimun

seperti diabetes mellitus tipe 2.

Defisiensi fungsi insulin pada penderita DM tipe 2 hanya bersifat relatif dan

tidak obsolut. Pada awal perkembangan DM tipe 2, sel β menunjukan gangguan

padasekresi insulin fase pertama, artinya sekresi insulin gagal mengkompensasi

resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan dengan baik pada perkembangan

selanjutnya akan terjadi kerusakan sel-sel β pankreas. Kerusakan sel-sel β pankreas

akan terjadi secara progresif sering kali akan menyebabkan difesiensi insulin,

sehingga akhirnya penderita memerlukan insulin eksogen. pada penderita diabetes

mellitus tipe 2 memang umumnya ditemukan kedua faktor tersebut, yaitu resistensi

insulin dan defisiensi insulin.

2.4 Gejala dan Tanda

Gejala diabetes mellitus yang sering muncul adalah :

1) Poliuri (banyak kencing)

Poliuri merupakan gejala awal diabetes yang terjadi apabila kadargula darah

sampai diatas 160-180mg/dl. Kadar glukosa darah yang tinggi akan

dikeluarkan melalui air kemih, jika semakin tinggi kadar glukosa darah

makaginjalmenghasilkan air kemih dalamjumlah yang banyak. Akibatnya

penderita diabetes sering berkemih dalam jumlah banyak.

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 48


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

2) Polidipsi (banyak minum)

Polidipsi terjadi karena urin yang dikeluarkan banyak, makapenderita akan

merasa haus yang berlebihan sehingga banyak minum.

3) Polifagi (banyak makan)

Polifagi terjadi karena berkurangnya kemampuan insulin mengelola kadar

gula darah dalam darah sehingga penderita merasakan lapar yang

berlebihan.

4) Penurunan Berat Badan

Penurunan berat badan terjadi karena tubuh memecah cadangan energi lain

dalam tubuh seperti lemak.

5) Rasa lelah dan kelemahan otot

Rasa lelah dan kelemahan otot dapat terjadi karena adanya gangguan pada

produksi glukosa sehingga sel-sel makanan dari glukosa yang harusnya di

distribusikan ke semua sel tubuh untukmembuat energi jadi tidak berjalan

dengan semestinya sehingga seseorang akan merasa lelah dan lemah karena

kebutuhan akan energi tidak diserap dengan optimal.

6) Kesemutan

Tanda-tanda neuropati pada pasien DM yang sering dirasakan adalah

kesemutan dikaki dan tangan. Hal tersebut terjadi secara bertahap dari

waktu ke waktu karena glukosa dalam darah tinggi akan merusak sistem

saraf. Pada penderita DM tipe II kejadiannyasecara bertahap dan orang-

orang tidak menyadari bahwa salah satu pertanda penyakit DM. Kondisi

gula darah tinggi kemungkinan terjadi beberapa tahun sebelum seseorang

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 49


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

itu mengetahui bahwadirinya telah terkena Diabetes mellitus. Kerusakn

saraf dapat menyebar tanpa pengetahuan pasien Diabetes mellitus.

7) Mata kabur

Tingginya kadar gula darah menarikcairan dari jaringan termasuk lensa

mata. Halini mempengaruhi kemampuan seseorang untuk fokus. Jika tidak

diobati, diabetes dapat menyebabkan pembuluh darah baru akan terbentuk

dalam retina. Bagi kebanyakan orang, perubahan awal tidak menyebabkan

masalah penglihatan. Namun, jika tidak segera ditangani maka akan

menyebabkan gangguan penglihatan bahkan kebutaan.

2.5 Faktor resiko

Peningkatan jumlah penderita DM yang sebagian besar DM tipe 2, berkaitan

dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah, faktor resiko

yang dapat diubah dan faktor lain. Menurut American Diabetes Association (ADA

) bahwa DM berkaitan dengan faktor resiko yang tidak dapat diubah meliputi

riwayat keluarga dengan DM (first dengree relative), umur ≥45 tahun, etnik,

riwayatmelahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi >4000 gram atau riwayat

pernah menderita DM gestational dan riwayat lahir dengan berat badan rendah

(<2,5 kg).

Faktor lain yang terkaitdengan resiko diabetes adalah penderita polycystic

ovarysindrome (PCOS), penderita sindrom metabolik memiliki riwayat toleransi

glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya,

memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler seperti stroke, PJK, atau peripheral

nterial Diseases (PAD), konsumsi alkohol, faktor stres, kebiasaan merokok, jenis
Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 50
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

kelamin, konsumsi kopi dan kafein

1) Obesitas ( kegemukan)

Terdapat kolerasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa darah,

pada derajat kegemukan gengan IMT >23 dapat menyebabakan

peningkatam kadar glukosa darah menjadi 200mg%

2) Hipertensi

Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat dengan tidak

tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan darah

dalam tubuh pada sirkulasi pembuluh darah perifer.

3) Riwayat keluarga DM

Seorang yang menderita Diabetes Mellitus diduga mempunyai gen diabetes.

Diduga bahwa bakat diabetes merupakan gen resensif. Hanya orang yang

bersifat homozigot dengan gen resensif tersebut yang menderita DM.

4) Dislipidemia

Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah

(Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan plasma

insulin dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering didapat pada pasien

Diabetes.

5) Umur

Berdasarkan penelitian, usia terbanyak terkenak Diabetes Mellitus adalah >

45tahun.

6) Riwayat Persalinan

Riwayat obortus berulang, melahirkan bayi cacat atau berat badan bayi

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 51


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

>4000gram.

7) Faktor Genetik

DM tipe 2 berasal dari intereksi genetis dan berbagai faktor mental penyakit

ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi familial. Resiko

empiris dalam hal terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai enam

kali lipat jika orang tua atau saudara kandung mengalami penyakit ini.

8) Alkohol dan Rokok

Perubahan-perubahan dalam gaya hidup berhubungan dengan

peningkatanfrekuensi DM tipe 2 walaupun kebanyakan peningkatan ini

dihubungkan dengan peningkatan obesitas dan pengurangan ketidak aktifan

fisik, faktor-faktor lain yang berhubungan dengan perubahan dari

lingkungan tradisional kelingkungan kebarat-baratan yang meliputi

perubahan-perubahan dalam konsumsi alkohol dan rokok, juga berperan

dalam peningkatan DM tipe 2. Alkohol akan mengganggu metabolisme gula

darah terutama pada penderita DM, sehingga akan mempersulit regulasi

gula darah dan meningkatkan tekanan darah.

2.6 Upaya pencegahan

Ada 3 jenis pencegahan diabetes mellitus :

1) Pencegahan primer

Tujuannya untuk mencegah terjadinya diabetes mellitus. Untuk itu, faktor-

faktor yang dapat menyebabkan diabetes mellitus perlu diperhantikan, baik

secara genetik maupun lingkungan.

Berikut hal-hal yang harus dilakukan dalam pencegahan primer :


Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 52
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

a) Pola makan sehari-hari harus seimbang dan tidak berlebihan

b) Olahraga teratur dan tidak banyak berdiam diri

c) Usahakan berat badan dalam batas normal

d) Hindari obat-oabatan yang dapat menimbulkan diabetes mellitus

(diabetogenic).

2) Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder tujuannya adalah mencegah agar penyakit diabetes

mellitus yang sudah timbul tidak menimbulkan komplikasi penyakit lain,

menghilangkan gejala, dan keluhan penyakit diabetes mellitus. Pencegahan

sekunder meliputi deteksi dini penderita diabetes mellitus,terutama bagi

kelompok yang beresiko tinggi terkena diabetes mellitus, perlu diteliti lebih

lanjut untuk memperkuat dugaan adanya diabetes mellitus.

Berikut hal-hal yang harus dilakukan dalam pencegahan sekunder :

a) Diet sehari-hari harus seimbang dan sehat

b) Menjaga berat badan dalam batas normal

c) Usaha pengendalian gula darah agar tidak terjadi komplikasi diabetes

mellitus.

d) Olahraga teratur sesuai dengan kemampuan fisik dan umum.

3) Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier bertujuan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dari

komplikasi penyakit yang sudah terjadi.

Berikut pencegahan yang dimaksud :

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 53


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

a) Mencegah terjadinya kebutaan jika menyerang pembuluh darah

mata.

b) Mencegah gagal ginjal kronik jika menyerang pembuluh darah

ginjal.

c) Mencegah stroke jika menyerang pembuluh darah otak.

Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan secara rutin dan berkala terhadap

bagian organ tubuh yang rentan terhadap komplikasi dan kecacatan.

2.7 Pengobatan

2.7.1 Terapi Farmakologi

Pengobatan Diabetes Mellitus bertujuan untuk menghilangkan gejala dan

tanda Diabetes Mellitus, tercapainya pengendalian kadar glukosa dalam darah

mencegah terjadinya progresivitas penyulit seperti mikroangiopati dan neuropati.

Pada DM tipe 1 dan DM gestasional, pengobatan menggunakan insulin sedangkan

pada DM tipe 2, pengobatan menggunakan obat hiperglikemik oral (OHO) .

1) Sulfonilurea

Golongan ini berkerja dengan merangsang produksi insulin. Yang termasuk

dalam golongan ini adalah glibenklamid, glikazid, gliplizid, dan glimepirid.

2) Biguanid

golongan ini berkeja dengan meningkat sensitivitas insuli. Yang termasuk dalm

golongan ini adalah metformin.

3) Thiazolidinedion

Golongan obat ini berkerja dengan cara meningkatkan sensitivitas insulin di

otot, hepar, dan jarinagnan lemak secara tidak langsung dengan mengaktivitasi
Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 54
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

PPAR- γ. PPAR- γ merupakan faktor penting dalam transkripsi inti pada

deferensi sel lemak dan metabolisme asam lemak. Contoh golongan ini adalah

pioglitazon dan rosiglitazon.

4) α-Glukosidase Inhibitors

golongan ini berkerja dengan cara mencegah pemecahan sukrosa dan

karbonhidrat oleh enzim α glukosidase di usus halus sehingga waktu obsorpsi

karbonhidrat lebih lama. Contoh golongan ini adalah acarbose.

2.7.2 Terapi Non Farmakologi

1. Diet

Tujuan umum penatalaksanaan diet pada diabetes mellitus adalah :

a) Mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah mendekati

kadar normal.

b) Mencapai dan mempertahankan lipid memdekati kadar yang

optimal.

c) Mencegah komplikasi akut dan kronik.

d) Meningkatkan kualitas hidup.

2. Olah raga

Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama kurang lebih

½ jam yang sifatnya sesuai CRIPE (Continous Rythmiccal Intensity

Prigressive Endurance).

3. Gaya hidup

perubahan gaya hidup dengan melakukan pengaturan pola makan yang

dikenal sebagai terapi gizi medis, meningkakan aktivitas jasmani, dan

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 55


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

edukasi berbagai masalah yang berkaitan dengan penyakit diabetes mellitus

yang dilakukan secara terus menerus. gizi medis ini pada prinsipnya adalah

melakukan pengaturan pola makan yang didasarkan pada status gizi

diabetisi dan melakukan modifikasi diet berdasarkan pada kebutuhan

individual.

4. Senam kaki

Senam kaki diabetes melitus merupakan kegiatan atau latihan yang di lakukan

oleh penderita diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu

melancarkan peredaran darah bagian kaki. Senam kaki diabetes dapat

membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki

dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan

kekuatan otot betis, otot paha, dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan

sendi.

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 56


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

DAFTAR PUSTAKA

1. Theresia Devi Febyliani, Implementasi Peraturan Menteri Desa Nomor 19


Tahun 2017 Terkait Penggunaan Dana Desa Di Desa Ngloram, Kecamatan
Cepu, Kabupaten Blora, Universitas Semarang, 2020
2. Bayu laksana yudha, dkk. Klasifikasi risiko hipertensi menggunakan metode
neighbor weighted knearest neighbor (NWKN). Jurnal pengembangan
teknologi informasi dan ilmu komputer vol. 2 no. 2, februari 2018, hlm. 897-
904.
3. Agustina susilowati, cici risnawati, dkk. Gambaran pola pengobatan
hipertensi di puskesmas berbah sleman yogyakarta bulan januari 2017.
Journal homepage: http://jofar.afi.ac.id akfarindo vol. 2 no.1 2017: 25-32.
4. Maya annisa lubis, dkk. Analisis cost-effectivenees penggunaan antidiabetik
oral pada pasien diabetes melitus tipe 2 rawat jalan peserta bpjs di rsu haji
medan. Volume 2, no.3, agustus 2018: 128-147.
5. Magdarita Riwu, dkk. Korelasi Faktor Usia, Cara Minum, dan Dosis Obat
Metformin terhadap Risiko Efek Samping pada Penderita Diabetes Melitus
Tipe 2. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, September 2015 Vol. 4 No. 3, hlm
151–161.
6. Restyana Noor Fatimah. Diabetes Melitus Tipe 2. J Majority | Volume 4
Nomor 5 | Februari 2015.
7. Naufal ways al khusaini, dkk. Keterkaitan pola makan pada penderita
diabetes melitus. Institut ilmu kesehatan surya mitra husada kediri indonesia.
8. Dr. agung endro nugroho. Farmakologi. Buku, ISBN: 978-602-229-038-4.
9. Nurul Alfiani, dkk. Hubungan pengetahuan diabetes melitus dengan gaya
hidup pasien diabetes melitus di rumah sakit tingkat ii dr. Soepraoen malang.
Volume 2, Nomor 2, 2017.
10. Misroh Mulianingsih, dkk. Penurunan Gula Darah Pasien Diabetes Melitus
Tipe 2 Dengan Senam Kaki Puskesmas Ubung Lombok Tengah.Vol. 1, No.
1, Februari (2021) PP: 1-7.

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 57


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Lampiran 1.Media Penyuluhan Kelurga Binaan (Leaflet dan Poster)

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 58


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 59


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Lampiran 2. Dokumentasi Pengambilan Data Dan Penyuluhan Keluarga


Binaan.

Keterangan : Dokumentasi Pendataan masyarakat serta Penyuluhan penyakit


Hipertensi dan Diabetes Militus

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 60


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Keterangan : Dokumentasi Pendataan masyarakat serta Penyuluhan penyakit


Hipertensi

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 61


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Keterangan : Dokumentasi Pendataan masyarakat serta Penyuluhan penyakit


Hipertensi

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 62


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Keterangan : Dokumentasi Pendataan masyarakat serta Penyuluhan penyakit


Diabetes Militus

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 63


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Keterangan : Dokumentasi Penyuluhan antiseptik dan pemberian masker

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 64


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Keterangan : Dokumentasi Pendataan masyarakat serta Penyuluhan penyakit


Hipertensi dan Diabetes Militus beserta pemberian masker

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 65


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Keterangan : Dokumentasi Pendataan masyarakat serta Penyuluhan penyakit


Hipertensi dan Diabetes Militus beserta pemberian masker

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 66


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Keterangan : Dokumentasi Pendataan masyarakat serta Penyuluhan penyakit


Hipertensi dan Diabetes Militus beserta pemberian masker

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 67


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Keterangan : Dokumentasi Pendataan masyarakat serta Penyuluhan penyakit


Hipertensi dan Diabetes Militus beserta pemberian masker

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 68


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Keterangan : Dokumentasi Pendataan masyarakat , Penyuluhan Antiseptik serta


pemberian masker

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 69


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Medan

Keterangan : Dokumentasi Rekapitulasi data dan Pembuatan laporan KKN

Laporan Praktik Belajar Lapangan/KKN 70


Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Tanggal 27 September – 02 Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai