TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan kehamilan atau yang lebih sering disebut antenatal care adalah
kegiatan yang diberikan untuk ibu sebelum melahirkan atau dalam masa kehamilan.
terhadap kesehatan ibu dan kandungannya. Asuhan kehamilan ini diperlukan karena
kelahiran bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan
kehamilan yaitu: satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester ke dua, dan
dua kali pada trimester tiga. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui
bertujuan untuk :
kembang bayi.
bayi.
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan penberian ASI
eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama kehamilannya sesuai pedoman
pelayanan kehamilan yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan
Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.
Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran
besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan
besar ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar
pertama, sekali pada trisemester kedua dan dua kali pada trisemester ketiga, angka ini
digunakan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Data dari
Dinkes Provinsi Aceh pada tahun 2006 cakupan K4 adalah 73,62% dan pada tahun
2007 75,92%, dan Kabupaten Aceh Besar adalah 83,5% (Profil Dinkes NAD, 2008).
menentukan prioritas digunakan empat indikator, yaitu cakupan kunjungan baru ibu
hamil (K1), cakupan kunjungan ibu hamil yang keempat (K4), cakupan imunisasi
TT2 dan cakupan pemberian Fe 90 tablet pada ibu selama hamil (Manuaba,1999).
diperlukan, maka petugas kesehatan akan memberikan asuhan antenatal yang baik
2) Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dan mendengarkan dengan teliti apa yang
dengan usia kehamilan, denyut jantung janin 120-160 denyut permenit, gerakan
biaya persalinan.
berlebihan dan beristirahat jika lelah, perubahan fisiologis yang terjadi dan cara
tanda-tanda bahaya.
lain yang mendukung seperti petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan keluarga yang
semangat dan nasihat kepada orang lain dalam situasi pembuat keputusan
(Chaplin, 2006).
masing individu. Dukungan sosial yang berarti bagi seseorang mungkin tidak berarti
bagi orang yang lain. Dukungan sosial dapat berasal dari orang-orang yang penting
yang dekat (significant others) bagi individu yang membutuhkan bantuan. Dukungan
sosial bisa berasal dari partner, anggota keluarga, teman. Dalam hubungan antar
manusia terdapat tiga sumber dukungan sosial, yaitu: atasan atau penyelia, rekan
informasi atau nasehat verbal dan non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang
diberikan oleh keakraban sosial atau dapat dikatakan karena adanya kehadiran
mereka mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerimanya.
Dukungan suami masuk didalam lingkup dukungan sosial, dimana yang dimaksud
dari dukungan sosial adalah bentuk dukungan dan hubungan yang baik untuk
adalah berupa dukungan secara emosional yang mendasari tindakan. Hal tersebut
Dukungan suami yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dukungan baik
fisik maupun psikologis yang diberikan suami terhadap istri. Suami ada pada saat
dibutuhkan dan dapat memberikan bantuan kepada istri. Dukungan sosial antara lain
bersumber dari suami, anak, saudara kandung, orang tua, rekan kerja, kerabat juga
penyediaan sumber daya tertentu atau jenis dari dukungan (Cohen et al., 1985).
perilaku kesehatan.
lingkungan sosial, dukungan sosial dan dukungan dari pemberi asuhan. Dukungan
yang diberikan oleh suami dan keluarga dapat memengaruhi persepsi terhadap
kehamilan dan memengaruhi tingkat kecemasan dan mekanisme koping yang ibu
alami.
1. Emotional yang dimaksud adalah rasa empati, cinta dan kepercayaan dari orang
seseorang dalam mencari jalan keluar atau memecahkan masalah seperti nasehat
atau pengarahan.
memberikan umpan balik mengenai hasil atau prestasi yang dicapai serta
kemampuan individu.
Empat jenis perilaku atau tindakan yang mendukung (Heaney and Israel,
informasi, penjelasan tentang situasi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
balik yang positif, menengahi penyelesaian masalah yang merupakan suatu sumber
bantuan yang praktis dan konkrit. Bantuan mencakup memberikan bantuan yang
nyata dan pelayanan yang diberikan secara langsung bisa membantu seseorang
Menurut Sarason dan Sarason (1997), ada tiga cara untuk mengukur besarnya
dukungan sosial, yaitu pesceived social support, social embeddnes, dan enected
support. Ketiganya tidak memiliki korelasi yang signifikan antara satu dengan yang
2. Social embeddnes; cara pengukuran ini berdasarkan ada atau tidaknya hubungan
antara individu dengan orang lain sekitarnya. Fokus pengukuran ini tidak melihat
pada kualitas dan keadekuatan, tetapi hanya melihat jumlah orang yang
perilaku dari orang sekitar individu yang dapat digolongkan kedalam pemberian
dukungan sosial tanpa melihat adanya persepsi akan dukungan sosial yang
diterima individu.
social support. Dalam hal ini faktor subjektivitas sangat berpengaruh karena
menerima dukungan.
Memeriksakan kehamilan sejak dini dalam hal ini suami dapat mendukung
atau dana untuk biaya konsultasi. Suami seharusnya menemani istrinya konsultasi,
sehingga suami dapat belajar mengenai gejala dan tanda-tanda komplikasi kehamilan.
potensial dan selalu siaga untuk mencari pertolongan bila hal itu terjadi (Beni, 2000).
kehamilan, suami akan lebih banyak mendapatkan informasi sehingga lebih siap
menghadapi kehamilan dan persalinan isterinya. Selain itu isteri juga lebih merasa
memahami kebutuhan isteri. Saat hamil seorang wanita mengalami perubahan baik
fisik maupun mental. Suami sebaiknya memahami perubahan ini dan dapat lebih
bersabar. Suami diharapkan tidak terlalu cemas agar tidak memengaruhi kondisi
tenaga bidan terlatih dan menyiapkan dana untuk persiapan biaya kelahiran. Suami
juga dapat menyusun waktu yang tepat untuk menyediakan transportasi dan bahan-
Salah satu peran suami dalam menurunkan angka kematian ibu adalah suami
dapat memastikan persalinan isterinya ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan
tenaga penolong, transportasi, siapa yang menemani ibu bersalin, biaya, siapa yang
menjaga keluarganya yang lain) dan membuat rencana siapa pembuat keputusan
utama jika terjadi kegawatdaruratan dan siapa pembuat keputusan bila pembuat
biaya.
Partisipasi dan tanggung jawab suami baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam asuhan kehamilan saat ini masih rendah. Kehamilan merupakan suatu
peristiwa yang luar biasa dan merupakan anugrah Tuhan YME, maka sebuah
kehamilan perlu mendapat perhatian khusus dari ibu sendiri, suami dan keluarga yang
lain. Partisipasi suami sangat dibutuhkan untuk dukungan psikis, fisik, sosial dan
spiritual. Partisipasi dalam asuhan kehamilan ini merupakan refleksi dari peran suami
Karakteristik merupakan ciri khas yang mempunyai sifat khas dengan watak
tertentu seperti tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak (budi pekerti) yang
nilai yang terwujud dalam suatu sistem daya dorong yang melandasi pemikiran, sikap
aktualisasi diri seseorang potensi dari dalam dan internalisasi nilai-nilai yang terpatri
lingkungan, menjadi nilai yang intrinsik yang melandasi sikap dan perilaku.
dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, umur, sikap perilaku, etnis, jenis kelamin,
1. Karakteristik lingkungan terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi.
kepribadian, gaya hidup dan demografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, status
budaya dan ide-ide tentang kehamilan juga memiliki pengaruh pada penggunaan
2.3.1. Paritas
aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas lebih dari 3 (paritas
tinggi) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih
percaya diri tentang kehamilannya dan merasa kurang perlu untuk melakukan
2.3.2. Usia
Menurut Wiknjosastro dkk (2002), kematian maternal pada wanita hami dan
melahirkan pada usia 20 tahun 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang
terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia
30-35 tahun. Ciceklioglu et al., (2005) menyatakan ada hubungan yang signifikan
peningkatan kesakitan dan kematian perinatal. Pada kehamilan > 35 tahun juga
puluhan melakukan pemeriksaan kehamilan awal dan lebih sering daripada remaja
dan wanita yang lebih tua. Penelitian Mathole et al (2004), juga menunjukkan bahwa
meyakinkan bahwa bayi mereka tumbuh, sedangkan wanita yang lebih tua yang tidak
mengalami masalah, tidak peduli mereka menganggap hal tersebut hal biasa.
2.3.3. Pendidikan
kehamilan lebih baik (Nielsen et al., 2001). Wanita berpendidikan tinggi memulai
merupakan suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang, dan sering
kebutuhan dasar manusia untuk mendapatkan nafkah kebutuhan diri sendiri dan
menunjukkan pada jenis pekerjaan dilapangan kerja formal, mereka yang dianggap
bekerja hanya sebatas pada pegawai atau karyawan yang mempunyai kantor, setiap
hari berangkat kerja, dan menerima gaji pada akhir bulan. Dalam arti sesungguhnya
lapangan kerja informal kenyataan banyak menampung dan menyerap tenaga kerja
justru kurang mendapat perhatian dari para pencari kerja. Lapangan kerja informal
biasanya dijadikan pilihan terakhir setelah mereka gagal memasuki lapangan kerja
formal. Lapangan kerja dapat dibedakan menjadi lapangan kerja formal dan informal.
Lapangan kerja formal adalah lapangan kerja yang keberadaannya diatur dan
ABRI, karyawan perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sementara lapangan kerja informal adalah lapangan kerja yang keberadaannya atas
usaha sendiri dan upah tidak terjangkau oleh oleh peraturan ketenagakerjaan,
dibandingkan ibu rumah tangga dan ibu yang tidak bekerja (Kabir et al. 2005).Wanita
yang bekerja cenderung memulai antenatal care lebih awal (Magadi et al., 2002).
Wanita yang bekerja di luar rumah selama kehamilan secara signifikan berhubungan
respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yang meliputi: a) peningkatan dan
rehabilitation behavior).
Kerangkan teori pada penelitian ini adalah modifikasi dari beberapa landasan
teori perubahan perilaku kesehatan. Green and Kruiter dalam Glanz (2005),
perilaku yang menjadi dasar atau motivasi perilaku dan yang termasuk didalamnya
adalah: pengetahuan, sikap, keyakinan dan nilai-nilai serta persepsi individu untuk
melakukan tindakan.
perilaku yang memungkinkan motivasi atau aspirasi terlaksana dan yang termasuk
ditentukan apakah pelaku menerima umpan balik yang positif atau negatif dan
pengaruh sebaya.
Menurut Andersen (1995), ada 3 kategori utama dalam health system model
kesehatan:
kesehatan. Hal ini disebabkan karena adanya ciri-ciri individu yang digolongkan
ke dalam tiga kelompok yakni: ciri demografi (umur, jenis kelamin), struktur
Berdasarkan dua teori diatas maka dapat dimodifikasi menjadi skema dibawah
ini:
(1995) dipaparkan dan dirangkum dalam suatu landasan teori berikut ini:
Predisposing
Factors Specific
behavior by
Knowledge individuals or
by
Attitudes organizations
Perdisposing
Characteristics
Beliefs
Demographic
Social structure
Enabling factors
Programs,
Service, Enabling Resources
Resources necessary Personal/ family
for behavioral and -
enviromental -
outcomes to be-
realized,
Need
Reinforcing factors
Perceived ( subject
Social support assessment)
Peers influence Evaluated (clinical
Significant others
Gambar 2.1. Skema modifikasi teori Green and Kruiter dalam Glanz (2008),
dan teori Andersen (1995)
Karakteristik ibu
Pemeriksaan kehamilan
1. Paritas
2. Usia
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
Dukungan suami
1. Dukungan Informasional
2. Dukungan Penilaian/
Penghargaan
3. Dukungan Instrumental
4. Dukungan Emosional