Anda di halaman 1dari 5

Nama :Soly Deo Glorya Hutagalung

NIM : A1C320014

Kelas : REG A 2020

RESUME MATERI PERSPEKTIF KURIKULUM

Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya


«pelari» dan curere yang artinya «tempat berpacu». Kurikulum berarti suatu jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh
penghargaan. Sementara itu, dalam UU tentang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003
pasal 1 butir 19 disebutkan, kurikulum merupakan seperangkat pengaturan dan rencana
mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman kegiatan
pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum bertujuan sebagai arah atau sasaran
yang hendak dituju oleh proses penyelenggaraan pendidikan. Hal ini dirumuskan berdasarkan
dua hal. Pertama, perkembangan tuntutan, kebutuhan, dan kondisi masyarakat. 6 Kedua, didasari
oleh pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai filosofis, terutama falsafah Negara.

Di dalam kurikulum terdapat empat komponen pembentukan, diantaranya:

1. Tujuan
2. Isi atau materi
3. Strategi pelaksanaan
4. Evaluasi

Fungsi Kurikulum yaitu sebagai berikut :

1. Fungsi penyesuaian
2. Fungsi integrasi
3. Fungsi diferensiasi
4. Fungsi persiapan
5. Fungsi pemilihan
6. Fungsi diagnostic

Perspektif dari kurikulum antara lain yaitu :

1. Kurikulum sebagai Konten atau Subject Matter


Curriculum as Subject matter, merupakan kurikulum sebagai kombinasi bahan
pelajaran untuk membentuk kerangka isi materi yang akan diajarkan kepada peserta
didik.
2. Kurikulum sebagai program Rencana Kegiatan
Kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (outcomes) yang
diharapkan dari suatu pembelajaran
3. Kurikulum Ditujukan sebagai Hasil Belajar
Evaluasi dilaksanakan untuk melihat apakah perilaku yang diharapkan sesuai dengan
tujuan pendidikan yang telah dicapai oleh siswa atau belum.
4. Kurikulum sebagai Reproduksi Budaya
Kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan menekankan pada unsur
berpikir kritis. Niali –nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan masa
mendatang dihilangkan dan diadakan modifikasi dan perbaikan, sehingga kurikulum
perlu mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu.
5. Kurikulum sebagai Pengalaman
Curriculum as experience, kurikulum yang berupa seperangkat pengalaman yang
diperoleh oleh anak didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
6. Kurikulum sebagai Karakter (Discrete Tasks) dan Konsep
Pendidikan karakter adalah sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan. Kalau kita
peduli untuk meningkatkan mutu lulusan SD, SMP dan SMA, maka tanpa pendidikan
karakter adalah usaha yang sia-sia. Mahatma Gandhi sebagai Bapak India
memperingatkan tentang kesalahan fatal, yaitu “education without character”
(pendidikan tanpa karakter). Kecerdasan plus karakter pada dasarnya adalah tujuan
akhir dari pendidikan sebenarnya.
7. Kurikulum sebagai Agenda Rekonstruksi Sosial
Konsep ini merupakan kurikulum yang berpusat pada masalah-masalah yang dihadapi
dalam masyarakat.
8. Kurikulum sebagai "Currere"
Mengambil makna yang terkandung dari rumusan tersebut, kurikulum dalam
pendidikan diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan
anak didik untuk memperoleh ijazah.

Perkembangan Kurikulum di Indonesia


1. Kurikulum Rencana Pelajaran (1947)
Kurikulum ini memiliki tujuan yang berfokus pada pendidikan pikiran dan
pendidikan karakter sebagai warga negara Indonesia. Kurikulum Rencana
Pelajaran 1947 mulai diterapkan di sekolah-sekolah sejak tahun 1950.
2. Kurikulum Rencana Pelajaran Terurai (1952)
Kurikulum ini dapat dikatakan sebagai cikal bakal sistem pendidikan Indonesia.
Dalam Kurikulum Rencana Pelajaran Terurai sudah terdapat rincian mata
pelajaran dan menggunakan silabus sebagai pokok-pokok atau isi materi
pelajarannya. Di kurikulum ini juga seorang guru memiliki tanggung jawab untuk
mengajar satu mata pelajaran.
3. Kurikulum 1964
Pada Kurikulum 1964 pemerintah menerapkan program Pancawardhana sebagai
pembekalan di jenjang Sekolah Dasar (SD), yakni pendidikan yang meliputi
pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Kemudian, untuk mata
pelajaran diklasifikasikan menjadi 5 kelompok bidang studi yaitu, moral,
kecerdasan, emosional atau artistik, keterampilan, dan jasmani.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 adalah penyempurnaan dari Kurikulum Pelajaran Terurai (1952)
hingga Kurikulum 1964. Terjadi perubahan dari program Pancawardhana menjadi
pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum
1968 bertujuan untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat secara jasmani,
menjunjung kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan
beragama.
5. Kurikulum 1975
Di Kurikulum 1975 inilah mulai dikenal istilah satuan pelajaran atau rencana
pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran diperinci lagi menjadi
petunjuk umum, tujuan instruksional khusus, materi pelajaran, alat pelajaran,
kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Banyak yang mengkritik Kurikulum
1975 tidak ideal dikarenakan beban tugas guru yang terlalu banyak dalam
melakukan rincian tersebut.
6. Kurikulum 1984
Kurikulum ini sering disebut juga sebagai Kurikulum 1975 yang disempurnakan.
Melalui Kurikulum 1984 siswa mulai ditempatkan sebagai subjek belajar yang
diharapkan dapat mengamati sesuatu, mengelompokan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Kurikulum ini menggunakan metode CSBA (Cara Belajar Siswa
Aktif) atau Student Active Learning (SAL).
7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum ini merupakan revisi terhadap kurikulum selanjutnya dan dinilai tidak
memiliki dasar perbedaan yang prinsipil. Pada kurikulum ini ada perubahan
sistem pembagian waktu pelajaran dari semester ke caturwulan.
8. Kurikulum 2004
Kurikulum 2004 atau lebih dikenal dengan KBK (Kurikulum Berbasis
Kompetensi) yakni, perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap
yang ditunjukkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
9. Kurikulum 2006
Berbagai kekurangan dalam KBK berakhir di awal tahun 2006 yang kemudian
digantikan dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dari segi isi
dan proses pencapaian target kompetensi siswa dan teknik evaluasi pelajaran tidak
banyak yang berubah dengan KBK. Akan tetapi, terdapat perbedaan yang cukup
signifikan untuk guru yang diberikan kebebasan dalam merancang pembelajaran
yang sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa di sekolah tersebut.
10. Kurikulum 2013
Kurikulum terbaru (Kurikulum 2013) akan lebih menekankan pemikiran
kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Di kurikulum ini guru
diharapkan dapat mendorong siswa untuk melakukan observasi, bertanya,
bernalar, dan mengomunikasikan apa yang telah siswa pahami setelah menerima
materi pembelajaran. Kemudian untuk siswa itu sendiri, diharapkan dapat
memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar, kemampuan interpersonal,
antar-personal, dan memiliki kemampuan berpikir kritis.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kriteria mengenai kualifikasi


kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar kompetensi
lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan.

Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagai berikut.

1. Standar kompetensi lulusan (SKL) satuan pendidikan


2. Standar kompetensi lulusan (SKL) kelompok mata pelajaran
3. Standar kompetensi lulusan (SKL) mata pelajaran

Kompetensi Inti (KI) adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi


Lulusan yang harus dimiliki peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi
landasan Pengembangan Kompetensi Dasar. Kompetensi inti merupakan terjemahan atau
operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang
dinyatakan telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu.

Kompetensi Inti mencakup empat dimensi yang mencerminkan :

(1) sikap spiritual;

(2) sikap sosial;

(3) pengetahuan; (

4) dan keterampilan.

Keempat dimensi tersebut dirancang sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata


pelajaran, atau program dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Kompetensi yang
berkaitan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect
teaching), yaitu pada saat peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3)
dan penerapan pengetahuan atau keterampilan (kompetensi Inti kelompok 4).

Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus
diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi dasar berisi sejumlah kemampuan
yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai rujukan penyusunan
indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. Kompetensi Dasar berisi sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi
tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
dan ciri suatu mata pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai