Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU PENYAKIT TANAMAN

“Pengamatan Keparahan dan Kejadian Penyakit Blas pada tanaman Padi”

Dosen Pengampu :
Dr. Ir Asniwita, M.Si.
Ir. Sri Mulyati, M.P.

Disusun Oleh :
Husnul Hotima Siregar
D1A019017

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ
tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari.Secara singkat
penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan normal.Penyebab sakit
bermacam-macam antara lain cendawan, bakteri, virus, kekurangan air, kekurangan atau
kelebihan unsur hara. Berbagai penyakit yang umumnya timbul misalnya penyakit Blast
pada tanaman padi, bercak daun, kudis, penyakit gosong, penyakit layu, penyakit karat
dan penyakit embun tepung. Penyebabnya berbeda- beda, misal penyakit layu dapat
disebabkan oleh bakteri ataupun jamur. Pengetahuan mengenai berbagai jenis
mikroorganisme yang menyebabkan penyakit sangat diperlukan, sehingga kita bisa
merencanakan bagaimana cara penanganan penyakit tersebut.
Penyakit tumbuhan adalah suatu pertumbuhan yang abnormal atau
penyimpangan tumbh baik pada bagan tertentu tumbuhan mauoun seluruh bagian yang
disebabkan oleh gangguan biotok (makhluk hidup) atau abiotik (bukan makhluk hidup)
dan berakibat ilai ekonomisnya menurun baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Sementara itu gejala penyakit adalah kelainan atau penyimpanagan keadaan
normal tanaman akibat adanya gangguan penyebab penyakit dan dapat dilihat oleh mata
telanjang. (Natawigena,1993).
Penyakit tumbuhan hanya akan terjadi jika pada satu tempat terdapat tumbuhan
yang rentan, patogen virulen dan lingkungan yang sesuai. Penyakittumbuhan tidak akan
terjadi jika patogen yang virulen bertemu dengan tumbuhan yang rentan, tetapi
lingkungan tidak membantu perkembangan patogen dan tidak meningkatkan kerentanan
tumbuhan. Utamanya yang menyerang tanaman adalah pathogen.Pada waktu sekarang
telah dikenal banyak macam patogen tumbuhan dan tidak sedikit diantaranya yang
mempunyai arti ekonomi penting.
1.2 Tujuan pratikum
Adapun Tujuan dari praktikum ini pengenalan penyebab penyakit yaitu
dapat mengetahui berbagai penyebab gejala dan tanda penyakit pada tanaman cabai dan
padi.
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilakukan di desa Tanponggol kelurahan Sitinjak, kecamatan
Angkola Barat, kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara dari tanggal 7
September 2021 – 3 Oktober 2021. Penilaian penyakit blas pada padi dilakukan
pertanaman sawah padi.

2.2 Bahan dan Alat


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengamatan ini antara lain :
kertas, alat tulis, dan kamera untuk mendokumentasikan hasil pengamatan.

2.3 Pelaksanaan Praktikum


Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini yaitu :
1. Menentukan satu spesies tanaman dan satu jenis penyakit
2. Pengamatan terhadap satu jenis penyakit dilakukan pada 3 pertanaman
3. Setiap pertanaman ditetapkan 10 sampel tanaman dengan
pola pengambilan sampel mengikuti pola Z,
4. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama 4 minggu
5. Pengamatan meliputi: Keparahan penyakit (disease severity)Dan Kejadian
penyakit (disease incidence)
6. Dokumentasikan setiap penyakit pada saat pengamatan dan membuat laporan
pengamatannya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 pertanaman 1

Tanaman Skor
ke- minggu
ke -
1 2 3 4

1 3 1 2 2

2 1 1 0 1

3 2 0 1 1

4 0 1 1 0

5 2 1 2 1

6 2 3 3 4

7 1 1 1 2

8 2 1 0 1

9 0 1 0 2

10 3 2 2 1

 Minggu ke- 1
Keparahan penyakit :
( N 1−v 1)
P =≤ X 100 %
N .V
( 1 x 2 )+ (2 x 4 )+ (3 x 2 )+(0 x 2)
= x 100%
10 .5
(2+8+ 6+0)
= x 100 %
50
16
= x 100 %
50
= 32 %
n
Kejadian penyakit = x 100%
N
8
= = 100 %
10
= 80 %

 Minggu ke 2
Keparahan penyakit :
( N 1−v 1)
P =≤ X 100 %
N .V
( 1 x 7 ) + ( 2 x 1 )+ ( 3 x 1 ) +(0 x 1)
= x 100%
10 .5
(7+2+3+ 0)
= x 100 %
50
12
= x 100 %
50
= 24 %
n
Kejadian penyakit = x 100%
N
9
= = 100 %
10
= 90 %

 Minggu ke 3
Keparahan penyakit :
( N 1−v 1)
P =≤ X 100 %
N .V
( 1 x 3 )+ ( 2 x 3 ) + ( 3 x 1 ) +(0 x 3)
= x100%
10 .5
(4+6+ 3+0)
= x 100 %
50
13
= x 100 %
50
= 26 %
n
Kejadian penyakit = x 100%
N
7
= = 100 %
10
= 70 %

 Minggu ke 4
Keparahan penyakit :
( N 1−v 1)
P =≤ X 100 %
N .V
( 1 x 5 )+ ( 2 x 3 ) + ( 4 x 1 )+(0 x 1)
= x 100%
10 .5
(5+6 +4 +0)
= x 100 %
50
15
= x 100 %
50
= 30%
n
Kejadian penyakit = x 100%
N
9
= = 100 %
10
= 90 %

3.1.2 Pertanaman 2
Tanaman Skor
ke- minggu
ke -
1 2 3 4

1 2 3 1 2

2 0 3 0 1

3 2 0 2 3

4 0 2 2 0
5 5 3 2 1

6 3 1 0 0

7 1 0 1 1

8 1 2 4 2

9 0 1 0 1

10 3 2 2 1

 Minggu ke 1
Keparahan penyakit :
( N 1−v 1)
P =≤ X 100 %
N .V
( 1 x 2 )+ (2 x 2 )+ (3 x 2 )+ (5 x 1 )+(0 x 3)
= x100%
10 .5
(2+ 4+6+ 5+0)
= x 100 %
50
17
= x 100 %
50
= 34%
n
Kejadian penyakit = x 100%
N
7
= = 100 %
10
= 70 %

 Minggu ke 2
Keparahan penyakit :
( N 1−v 1)
P =≤ X 100 %
N .V
( 1 x 2 )+ (2 x 3 )+ ( 3 x 3 ) +( 0 x 2)
= x100%
10 .5
(2+6+ 9+0)
= x 100 %
50
17
= x 100 %
50
= 34%
n
Kejadian penyakit = x 100%
N
8
= = 100 %
10
= 80 %

 Minggu ke 3
Keparahan penyakit :
( N 1−v 1)
P =≤ X 100 %
N .V
( 1 x 2 )+ (2 x 4 )+ ( 4 x 1 ) +(0 x 3)
= x100%
10 .5
(2+8+ 4+ 0)
= x 100 %
50
14
= x 100 %
50
= 28%
n
Kejadian penyakit = x 100%
N
7
= = 100 %
10
= 70 %

 Minggu ke 4
Keparahan penyakit :
( N 1−v 1)
P =≤ X 100 %
N .V
( 1 x 5 )+ ( 2 x 2 )+ ( 3 x 1 )+(0 x 2)
= x 100%
10 .5
(5+ 4+3+ 0)
= x 100 %
50
12
= x 100 %
50
= 24%
n
Kejadian penyakit = x 100%
N
8
= = 100 %
10
= 80 %

3.1.3 pertanaman 3
Tanaman Skor
ke- minggu
ke -
1 2 3 4

1 5 4 3 2

2 0 4 3 1

3 1 3 2 0

4 3 2 1 0

5 4 2 1 1

6 2 0 1 2

7 0 0 1 1
8 5 3 4 3

9 4 2 3 1

10 2 1 2 3

 Minggu ke 1
Keparahan penyakit :
( N 1−v 1)
P =≤ X 100 %
N .V
( 1 x 1 )+ ( 2 x 2 ) + ( 3 x 1 )+ ( 4 x 2 )+(5 x 2)
= x 100%
10.5
(1+ 4+3+8+ 10)
= x 100 %
50
26
= x 100 %
50
= 52%
n
Kejadian penyakit = x 100%
N
8
= = 100 %
10
= 80 %
 Minggu ke 2
Keparahan penyakit :
( N 1−v 1)
P =≤ X 100 %
N .V
( 1 x 1 )+ ( 2 x 3 )+ ( 3 x 2 )+ ( 4 x 2 )+(0 x 2)
= x 100%
10 .5
(1+6+ 6+8+0)
= x 100 %
50
21
= x 100 %
50
= 42%
n
Kejadian penyakit = x 100%
N
8
= = 100 %
10
= 80 %
 Minggu ke 3
Keparahan penyakit :
( N 1−v 1)
P =≤ X 100 %
N .V
¿
= ( 1 x 4 ) + ( 2 x 2 ) + ( 3 x 3 ) + ( 4 x 1 ) ¿ 10 .5 x 100%

= ¿ ¿ x 100 %
21
= x 100 %
50
= 42%
n
Kejadian penyakit = x 100%
N
10
= = 100 %
10
= 100 %
 Minggu ke 4
Keparahan penyakit :
( N 1−v 1)
P =≤ X 100 %
N .V
¿
= ( 1 x 4 ) + ( 2 x 2 ) + ( 3 x 2 ) + ( 0 x 2 ) ¿ 10 .5 x 100%

(4+ 4+6+ 0)
= x 100 %
50
14
= x 100 %
50
= 28%
n
Kejadian penyakit = x 100%
N
8
= = 100 %
10
= 80 %

3.1. 4 keparahan penyakit


Pertanaman ke- Keparahan
penyakit ( %)
minggu ke -
1 2 3 4
1 32% 24% 26% 30%
2 34% 34% 28% 24%
3 52% 42% 42% 28%

3.1.5 Kejadian Penyakit


Pertanaman ke- Kejadian
penyakit ( %)
minggu ke -
1 2 3 4
1 80% 90% 70% 90%
2 70% 80% 70% 80%
3 80% 80% 100% 80%

3.2 Pembahasan
Pengamatan yang dilakukan pada pratikum penilaian penyakit di lapanan dengan
sampel dan parameter yang sudah ditentukan, terdapat berbagai perbedaan skor atau
keparahan penyakit pada masing-masing pengamatan yang dilakukan. Adapun data
keparahan penyakit yang diperoleh pada pengamatn yakni : pada Pertanaman 1
pengamatan minggu pertama terdapat keparahan penyakit sekitar 32 %, keparahan
penyakit pada pengamatan minggu ke dua sekitar 24 %, dan pengamatan keparahan
penyakit pada minggu ke tiga sekitar 26 %, sedangkan keparahan penyakit minggu ke
empat 30 %.
Pada Pertanaman 2 juga didapati beberapa perbedaan skor pada masing-masing
pengamatan sehingga keparahan penyakit juga terdapat perbedaan. Pada pengamatan
minggu pertama keparahan penyakit yang diperoleh sekitar 34 %, pada pengamatan
minggu ke dua terdapat keparahan penyakit sekitar 34 %, dan pada pengamatan minggu
ke tiga keparahan penyakit sekitar 28 %, sedangkan pada pengamatan minggu ke empat
keparahan penyakit yang diperoleh 24 %.
Pada Pertanaman 3, keparahan penyakit yang diperoleh pada pengamatan
minggu pertama sekitar 52 %, pada pengamatan minggu ke dua diperoleh pula
keparahan penyakit sekitar 42 %, dan pada pengamatan minggu ke tiga keparahan
yangg diperoleh sekitar 42 %, sedangkan pada pengamatan minggu ke empat terdapat
keparahan penyakit sekitar 28 %.

BAB IV
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang bisa diambil dari pengamatan ini yakni hasil
perhitungan menunjukkan keparahan penyakit tertinggi mencapai 52%, maka dapat
diduga bahwa kondisi tanaman padi seimbang dan tidak perlu harus dilakukan
pengendalian lebih lanjut. Tetapi Pengamatan atau penilaian penyakit sangat penting
dilakukan untuk mengetahui keputusan apa yang harus kita ambil guna dilakukannya
pengendalian. Serangan penyakit digolongkan kedalam serangan ringan, sedang dan
berrat yang dinyatakan dalam skala skoring. Karena setiap penilaian bersifat subjektif
maka kejadian penyakit yang tinggi belum tentu memiliki tingkat keparahan yang berat,
sehingga akan berdampak pada tingginya kehilangan hasil dari tanaman.

DAFTAR PUSTAKA
Sastrahidayat, R I. 2011. Epidemiologi Teoritis Penyakit Tumbuhan. Malang (ID): UB
PressUniversitas Brawijaya.

Deptan. 2013. Hama dan Penyakit Padi Sawah. http://cybex.deptan.go.id/hama-sawah.


Diakses pada 23 Maret 2014. Pukul 07.04 WIB.

Pratama, M., S. 2015. Keparahan Penyakit. Magister Agronomi Pascasarjana


Universitas Lampung. Bandar Lampung.

LAMPIRAN
Lampiran Gambar skor 1

Gambar skor 2 Gambar Skor 3


Lampiran Gambar skor 4 gambar tidak ada gejala

Gambar skor 5

Anda mungkin juga menyukai