Anda di halaman 1dari 30

A.

Pengertian
Menurut BKKBN, kehamilan merupakan sebuah proses bertemunya sel
telur yang sudah matang dengan sperma, hingga pada akhirnya membentuk
sel baru yang akan tumbuh.
Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu, karena
itu ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami
agar dapat menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan aman
dan nyaman (Yuliana, 2015).
Kehamilan adalah suatu keadaan di dalam rahim seorang wanita
terdapat hasil konsepsi (pertemuan ovum dan spermatozoa). Kehamilan
merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis (Yanti, 2017).
Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa kehamilan adalah
proses bertemunya sel telur yang sudah matag dengan sperma di Rahim
seorang wanita yang merupakan hasi konsepsi.
B. Anatomi Dan Fisiologi
1. Uterus
Pada akhir kehamilan trimester III, uterus mengalami pembesaran secara
bertahap. Pada minggu ke-38 sampai minggu ke-40 tinggi fundus uteri
mengalami penurunan karena janin mulai masuk pintu atas panggul
(Bobak, dkk., 2005).
2. Payudara
Payudara mengalami peningkatan pembentukan lobulus dan alveoli
memproduksi dan mensekresi kolostrum. Kolostrum adalah cairan
sebelum menjadi susu yang berwarna krem atau putih kekuningan dapat
keluar dari puting susu selama trimester ketiga (Bobak, dkk., 2005).
3. Sistem Endokrin
Sistem endokrin yang esensial terjadi untuk mempertahankan kehamilan
dan pertumbuhan normal janin. Sistem endokrin pada masa kehamilan
mengalami perubahan terutama pada hormon estrogen dan progesterone
serta oksitosin dan prolaktin. Hormon prolaktin dan oksitosin pada saat
kehamilan aterm sampai masa menyusui akan meningkat sedangkan
kelenjar adrenalin pada kehamilan normal akan mengecil. Hormon
prolaktin dan oksitosin berfungsi sebagai perangsang produksi ASI
(Saifuddin, 2009).
4. Sistem Muskuloskeletal
Semakin membesarnya uterus pada trimester III menyebabkan perubahan
tulang belakang sehingga terjadi lordosis. Lordosis yang progresif akan
menjadi bentuk yang umum pada kehamilan. Kompensasi dari pembesaran
uterus ke posisi anterior mengakibatkan lordosis menggeser pusat daya
berat kebelakang ke arah dua tungkai. Otot dinding perut meregang
menyebabkan tonus otot berkurang. Otot rektus abdominus memisah pada
kehamilan trimester III mengakibatkan isi perut menonjol di garis tengah
tubuh umbilikalis menjadi lebih datar atau menonjol. Tonus otot secara
bertahap kembali tetapi pemisahan otot rekti abdominalis tetap setelah
melahirkan (Bobak, dkk., 2005).
5. Sistem Perkemihan
Ibu hamil pada trimester III mengalami keluhan sering kencing yang
disebabkan oleh tertekannya kandung kencing oleh bagian terbawah janin
(Bobak, dkk., 2005)
C. Etiologi
Pada ibu hamil yang memasuki usia kehamilan trimester ( 28-40 minggu)
akan menyebabkan terjadinya :
1. Kenaikan berat badan
2. Sakit punggung dan panggul
3. Muncul kontraksi palsu
4. Napas jadi lebih pendek
5. Merasakan panas perut
6. Bengkak di beberapa bagian tubuh
7. Sering buang air kecil
8. Timbul ambeien dan varises di kaki
D. Patofisiologi
Untuk mempelajari proses konsepsi sebaiknya terlebih dahulu memahami
ovum dan sperma.
1. Ovum, Dikeluarkan oleh ovarium saat fase ovulasi, satu kali setiap
siklus haid dan akan habis jika sudah masuk masa menopause,
ovum mempunyai waktu hidup 24 – 28 jam setalah di keluarkan
dari ovarium, bisa dibuahi jika sudah melewati proses oogenesis,
mempunyai diameter 0,1 mm, di tengah tengahnya dijumpai
nucleus, terapung – apung dalam sitoplasma yang kekuning –
kuningan yakni vitelus. Vitelus banyak mengandung karbohidrat
dan asam amino, mempunyai lapisan pelindung sel – sel
granulosum / korona radiata dan zona pelusida, didalam zona ini
terdapat ruang perivitelina, dan tempat benda – benda kutub.
Bahan – bahan dari sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum
melalui saluran halus di zona pelusida. Jumlah sel korona radiata
dalam perjalanan ovum di ampul tuba makin berkurang, sehingga
ovum hanya dilingkari oleh zona pelusida pada waktu berada dekat
pada perbatasan ampula dan ismus tuba, tempat pembuahan umum
terjadi.
2. Sperma
Sperma dikeuarkan oleh testis dan peristiwa pematangannya
disebut spermatogenesis. Jumlahnya akan berkurang, tetapi tidak
akan habis seperti pada ovum dan tetap berproduksi meskipun pada
lansia, Kemampuan fertilisasi selama 2 – 4 hari, rata – rata 3 hari.
Pada spermatozoa di temukan peningkatan konsentrasi DNA di
nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah mennembus dinding ovum
karenadapat mengeluarkan enzim hialuroidase untuk melunakkan
korona radiate atau sel – sel granulosa, Mempunya morfologi yang
sempurna, yaitu kepala : berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti
(nukleus), diliputi lagi oleh kromosom dan membrane plasma.
Leher : menghubungkan kepala dengan bagian tengah. Ekor :
panjangnya kurang lebih 10 kali bagian kepala dan dapat bergetar
sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
Secara garis besar, proses kehamilan melputi beberapa tahapan sebagai
berikut :
a. Fertilisasi
Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa
yang biasanya berlangsung di ampul tuba (sarwono 2009). Saat
terjadi ejakulasi, kurang lebih 3 cc sperma dikeluarkan dari organ
reproduksi pria yang kurang lebih berisi 300 juta sperma. Setelah
masuk keoargan genetalia interna wanita, sperma akan menghadapi
bebebrapa rintangan antara lain lendir vagina yang bersifat asam,
lendir serviks yang kental, panjang uterus, serta silia yanga ada di
tuba fallopi. Untuk menghadapi rintangan tersebut sperma harus
mempunyai akrosom yang melewati proses kapasitasi. Sedangakan
ovum akan di keluarkan dari ovarium sebanyak satu dalam tiap
bulan, ditangkap oleh fimbrae dan berjalam menuju tuba fallopi.
Tempat bertemu ovum dan sperma paling sering adalah di daerah
ampula tuba. Adapun proses fertilisasi meliputi :
- Penetrasi spermatozoa ke dalam ovum
Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi
mampumelakukan penetrasi membrane sel ovum. Untuk
mencapai ovum, spermatozoa harus melewati korona radiata
(lapisan del di luar ovum) dan zona pelusida (suatu bentuk
glikoprotein ekstraseluler) , yaitu dua lapisan yang menutupi
dan mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu
sperma. Suatu molekul kompleks khusus di permukaan kepala
sperma mengikat ZP3 glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan
ini memicu akrosom untuk mengaluarkan enzim yang
membantu spermatozoa menembus zona pelusida, pada saat
yang bersamaan terjadi reaksi korteks ovum. Granula korteks di
dalam ovum (oosit sekunder) berdifusi denganmembran plasma
sel, sehingga enzim di dalam granula – granula dikeluarkan
secara eksitosis ke zona pelusida. Hal ini yang menyebabkan
glikoprotein di zona pelusida berkaitan satu sama lain
membentuk suatu materi keras dan tidak dapat di tembus oleh
spermatozoa. Proses ini mencegah ovum di buahi lebih dari satu
sperma.
- Fusi spermatozoa dan ovum

Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran


nukleusnya, yang tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor
spermatozoa dan mitokondrianya berdegenerasi. Itulah sebabnya
seluruh mitokondria mnusia berasal dari ibu. Masuknya
spermatozoa ke dalam vitelus membangkitkan nucleus ovum
yang masihdalam metaphase untuk proses pembelahan
selanjutnya (miosis ke II / anafase). Sesudah anaphase kemudian
telofase, dan benda kutub kedua menuju ke ruang perivitelina.
Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid.
Pronukleus spermatozoa juga telah mengandung jumlah
kromosom yang haploid.
- Fusi materi genetic
Kedua pronukleus dekat mendekati dan bersatu membentuk
zigotyang terdiri atas bahan genetic dari perempuan dan laki –
laki. Pada manusia terdapat 46 kromosom, ialah 44 kromosom
otosom dan 2 kromosom kelamin. Pada laki – laki satu X dan
satu Y. sesudah pembelahan kematangan, maka ovum matang
mempunyai 22 kromosom otosom dan 1 kromosom X, dan
suatu spermatozoa mempunyai 22 kromosom otosom dan 1
kromosom X atau Y. zigot yang memeliki 44 kromosom otosom
dan 2 kromosom X akan tumbuh menjadi janin perempuan,
namun bila memeliki 44 kromosom otosom dan 1 kromosom X
dan 1 kromosom Y akan tumbuh menjadi janin laki – laki.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembentukan
zigot. Hal ini dapat berlangsung karena sitoplasma ovum mengandung
bnyak asam amino dan enzim. Hasil konsepsi berada dalam stadium
morula. Energy pembelahan ini diperoleh dari vilitelus, sehingga volume
vitelus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan
demikian, zona pelusida tetap utuh, atau dengan kata lain besar hasil
konsepsi tetap sama. hasil konsepsi ini akan disalurkan ke pars ismika
danpars interstisisalis tuba dan terus di salurkan kea rah cavum uteri.
b. Nidasi
Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran
nukleusnya,yang tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan
ekor spermatozoa danmitokondrianya berdegenerasi. Itulah
sebabnya seluruh mitokondria mnusiaberasal dari ibu. Masuknya
spermatozoa ke dalam vitelus membangkitkannucleus ovum
yang masihdalam metaphase untuk proses
pembelahanselanjutnya (miosis ke II / anafase). Sesudah
anaphase kemudian telofase, danbenda kutub kedua menuju ke
ruang perivitelina. Ovum sekarang hanyamempunyai
pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoa juga
telahmengandung jumlah kromosom yang haploid. -Fusi materi
geneticKedua pronukleus dekat mendekati dan bersatu
membentuk zigotyang terdiriatas bahan genetic dari perempuan
dan laki – laki. Pada manusia terdapat 46kromosom, ialah 44
kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin. Pada laki –laki satu X
dan satu Y. sesudah pembelahan kematangan, maka ovum
matangmempunyai 22 kromosom otosom dan 1 kromosom X, dan
suatu spermatozoamempunyai 22 kromosom otosom dan 1
kromosom X atau Y. zigot yangmemeliki 44 kromosom otosom dan
2 kromosom X akan tumbuh menjadijanin perempuan, namun
bila memeliki 44 kromosom otosom dan 1kromosom X dan
1 kromosom Y akan tumbuh menjadi janin laki – laki.Dalam
beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembentukan
zigot. Halini dapat berlangsung karena sitoplasma ovum
mengandung bnyak asam aminodan enzim. Hasil konsepsi berada
dalam stadium morula. Energy pembelahan inidiperoleh dari
vilitelus, sehingga volume vitelus makin berkurang dan
terisiseluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona pelusida
tetap utuh, atau dengankata lain besar hasil konsepsi tetap sama.
hasil konsepsi ini akan disalurkan kepars ismika danpars
interstisisalis tuba dan terus di salurkan kea rah cavum
uteri.b.NidasiNidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi kedalam endometrium.Hasil konsepsi menanamkan
dirinya dalam bentuk blastokista (blastocyst), suatubentuk yang
dibagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya
disebutmassa inner cell yang berkembang menjadi plasenta.
Blastokista diselubungi olehsuatu simpai yang disebut trofoblas,
sejak trofoblas terbentuk, produksi hCGdimulai. Trofoblas
mempunyai kemampuan menghancurkan dan
mencairkanjaringan endometrium dalam masa sekresi, dengan sel
– sel desidua. Blastuladengan bagian yang berisi inner cell mass
akan mudah masuk ke desidua,menyebabakan luka kecil yang
kemudian sembuh dan menutup lagi. Itulahsebabnya,
terkadang nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidu. Sel
desidua mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan
oleh trofoblas. Nidasi diatur oleh suatu proses yang kompleks antara
trofoblas dan endometrium. Di suatu sisi trofoblas mempunyai
kemampuan invasi yang kuat, di sisi lain endometrium mengontrol
invasi trofoblas dengan mengeluarkan cyrokine dan protease.
Keberhasilan nidasi dan plasentasi yang normal adalah hasil
keseimbangan proses antara trofoblas dan endometrium.
Setelah bernidasi erat kurang lebih 10 hari setelah fertilisasi, maka akan
dimulai proses pertumbuhan dan perkembangan janin :
- Masa preembrionik. Berlangsung selama 2 minggu setelah
fertilisasi terjadi proses pembelahan sampai nidasi, kemudian
bagian inner cell mass akan membentuk 3 lapisan utama ectoderm,
endoderm dan mesoderm
- Masa embrionik, Berlangsung sejak 2 – 8 minggu, sistim utama di
dalam tubuh tekah ada dalam bentuk rudimenter (mengecil,
menciut dan akhirnya menghilang). Seringkali deisebut masa
oogenesis atau masa pembentukan organ.
- Masa fetal. Berlangsung setelah minggu ke – 8 sampai bayi lahir.
- Plasentasi. Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis
plasenta. Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi
dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12 – 18
minggu setelah fertilisasi. Dalam 2 minggu pertama perkembangan
hasil konsepsi, trofoblas invasive telah melakukan penetrasi ke
pembuluha darah endometrium. Terbentuklah sinus
intertrofoblastik yakni ruangan yang berisi darah maternal dari
pembuluh darah yang dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus,
sehingga timbul ruang – ruang interviler dimana vili korialis seolah
– olah terapung diatas ruangan tersebut sampai terbentuk plasenta.
Tiga minggu pascafertilisasi sirkulasi darah janin dapat diidentivkasi
dan dimulai pembentukan fili korialis. Sirkulasi darah janin ini berakhir di
lengkung kaplier di dalam vili corialis yang ruang interfilinya dipenuhi
dengan darah maternal yangdipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan
melalui vena uterine. Vili korialis akan tumbuh menjadi suatu massa
jaringan yaitu plasenta.
E. Tanda dan Gejela
Tanda dan gejala kehamilan yaitu:
1. Tanda diduga hamil
a. Amenorchea
b. Mual (nausea) dan muntah (emesis)
c. Sinkope/pingsan
d. Payudara tegang
e. Miksi
f. Konstipasi/obstipasi
g. Pigmentasi kulit
h. Epulis(tumo gusi)
i. Penampakan pembuluh darah vena
2. Tanda tidak pasti
a. Rahim membesar
b. Pada pemeriksaan dalam ditemukan:
 Tanda hegar : perlunakan ismush
 Tanda goodel : perlunakan serviks
 Tanda chadwick : warna keunguan
 Tanda piscasek : pembesaran perut yang asimetris
 Braxton hick : kontraksi karena peningkatan actomysin
pada usia kehamilan 8 minggu
 Teraba ballotemen 21
 Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif, sebagian
kemungkinan positif atau palsu
3. Tanda pasti
a. Gerakan janin dalam rahim
b. Denyut jantung janin - Didengar dengan stetoschope mekanik,
alat kardiotograf dan dopler - Dilihat dengan ultrasonografi -
Pemeriksaan dengan alat canggih yaitu rontgen untuk melihat
kerangka janin (Muchtar, 1998).
F. Penatalaksanaa
1. Memberitahu ibu berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan kondisi
ibu dan jannnya saat ini baik
2. Memberitahu ibu tentang ketidaknyamanan trimester III, yaitu salah
satunya sesak nafas. Bahwa rasa sesak yang ia rasakan adalah normal.
Rasa sesak tersebut disebabka karena perut ibu yang semakin membesar
sehingga menekan diafragma. Tetapi rasa sesak tersebut dapat dikurangi
dengan jika tidur, ibu tidur dengan posisi miring ke kiri
3. Memberikan ibu tablet Fe dan kalsium seperti biasanya. Tablet Fe (zat
besi) sebanyak 10 tablet diminum 1x1 pada malam hari dan kalsium
sebanyak 10 tablet diminum 1x1 pada pagi hari
4. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan, yaitu :
a. Kencang-kencang teratur pada perut semakin lama semakin sakit
b. Keluamya lendir darah dan jalan lahir serta keluamya air ketuban
c. Memberitahu ibu jika terdapat tanda-tanda persalinan seperti yang
disebutkan, meminta ibu segera datang ke klinik, puskesmas atau
petugas kesehatan terdekat.
G. Kemungkinn Data focus
1. Wawancara
Identitas
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
c. Riwayat Kesehatan masa lalu
d. Riwayat Kesehatan keluarga dan genogram tiga generasi
e. Riwayat kehamilan/persalinan/postnatal
f. Riwayat imunisasi
g. Riwayat KB
h. Riwayat Kesehatan Reproduksi
i. Riwayat pernikahan, kehamilan, persalinan
j. Aktivitas sehari – hari
k. Riwayat psiko, social, spiritual
2. Pemeriksaan Fisik (Head to toe)
3. Pemeriksaan Diagnostic
Pemeriksaan diagnostik meliputi:
a. Tes Darah lengkap
b. Tes Urine antenatal
c. Ultrasonografi(USG)
H. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah Keperawatan


1 DS : pasien mengeluh Perubahan Nyeri akut berhubungan
nyeri. Psikologis dengan pencedera
DO : pasien tanpak: fisiologis (D.0007)
- meringis Peningkatan Massa
- Gelisah Abdomen
- Frekuensi nadi
meningkat Penekanan Syaraf
- Sulit Tidur lumbal

Merangsang reseptor
nyeri perifer

Impuls nyeri ke otak

2 DS : pasien mengeluh: Istirahat tidak cukup Ganggan pola tidur


- Sulit tidur berhuungan dengan

- Mengeluh hambatan lingkungan


Lingkungan & Nyeri
sering terjaga (D.0055)

- Mengeluh tidak
Kualitas tidur
puas tidur menurun
- Mengeluh pola
tidur berubah
Kualitas tidur tidak
- Mengeluh
terpenuhi
istirahat tidak
cukup
DO: tanpak kelopak
mata berwarna
kehitaman
3 DS: pasien mengatakan Resiko defisit nutrisi b.d
sering mudah lapar. ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien
(D.0032)

I. Diagnose keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan pencedera fisiologis (D.0007)
2. Ganggan pola tidur berhuungan dengan hambatan lingkungan
(D.0055)
3. Resiko defisite nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan
mengabsorbsi nutrient (D.0032)
J. Rencana Keperawatan

No Dx Kep Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional


1. Nyeri akut b.d Tingkatan Manajemen nyeri 1. Untuk
agen pencedera Nyeri (I.08238) mengetahui
fisiologis (L.08066) 1. Identifikasi lokasi, lokasi,
(D.0077) Setelah karakteristik, karakteristik,
dilakukan durasi, frekuensi, durasi,
asuhan kualitas, intensitas frekuensi,
keperawatan nyeri kualitas,
3x24 jam, 2. Identifikasi skala imtensitas
tingkatan nyeri nyeri nyeri.
menurun 3. Identifikasi respon 2. Untuk
dengan nyeri non verbal memantau
Kriteria Hasil : 4. Berikan Teknik skala nyeri
a. Keluhan nonfarmakologis 3. Untuk
nyeri untuk mengurangi mengetahui
menurun rasa nyeri respon nyeri
b.Meringis non verbal
menurun klien
c. Gelisah 4. Untuk
menurun memberikan
d.Kesulitan Teknik
menurun relaksasi nyeri
pada klien
2. Gangguan pola Pola tidur Dukungan tidur 1. Untuk
tidur b.d (L.05045) (I.05174) memantau
hambatan Setelah 1. Identifikasi pola aktifitas dan
lingkungan dilakukan aktivitas dan tidur istirahat klien
(D.0055) asuhan 2. Identifikasi factor 2. Untuk
keperawatan pengganggu tidur mengurangi
3x24 jam, pola 3. Modifikasi factor
tidur membaik lingkungan pengganggu
dengan kriteria 4. Fasilitasi tidur klien
hasil : menghilangkan 3. Untuk
a. Keluhan sulit stress sebelum tidur memberikan
tidur 5. Lakukan prosedur kenyamanan
menurun untuk pada klien
b.Keluhan meningkatkan 4. Untuk
sering kenyamanan memberikan
terjaga relaksasi pada
menurun klien
c. Keluhan 5. Untuk
tidak puas memberikan
tidur kenyamanan
menurun pada klien
d.Keluhan pola
tidur berubah
menurun
3. Resiko defisit Status nutrisi Manajemen nutrisi 1. Untuk
nutrisi b.d (L.03030) (I.03119) memantau
ketidakmampuan Setelah 1. Identifikasi status status nutrisi
mengabsorbsi dilakukan nutrisi klien
nutrien (D.0032) asuhan 2. Identifikasi 2. Untuk
keperawatan kebutuhan kalori memberikan
3x24 jam, dan jenis nutrient kebutuhan
status nutrisi 3. Monitor asupan kalori dan
membaik makanan jenis nutrient
dengan kriteria 4. Berikan makanan sesuai
hasil : tinggi serat untuk kebutuhan
a. Porsi makan mencegah klien
yang konstipasi 3. Untuk
dihabiskan 5. Berikan makanan mementau
meningkat tinggi kalori dan asupan
b.Nyeri tinggi protein makanan klien
abdomen 4. Untuk
menurun mengurangi
c. Nafsu makan terjadinya
membaik konstipasi
pada klien
5. Untuk
mengurangi
terjadinya
kekurangan
gizi pada klien
dan calon bayi

Daftar pustaka
Racmawati, A. I.,Puspitasari, R.D &Cania, (2017). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi kunjungan antenatal care (ANC) Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan
Universitas Lampung, VII(10).

PPNI (2016), Standar Diagnosisi Keperawatan Indonesia: definisi dan indicator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018), Standar Luar Keperawatan Indonesia:defnisi dan kriteria hasil


Keperawatann,Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.
LAPORAN KASUS

A. Identitas
Nama : Ny. L
Umur : 26 tahun
Suku : Dayak/Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : D3 Keperawatan
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kelurahan.Sagatani, rt/rw:001/001,
kec.Singkawang Selatan, kota Singkawang Kalimantan Barat.
B. Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri di daerah punggung, pergerakan janin sekarang aktif
C. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan pegal – pegal didaerah punggung bagian belakang dan sering
kencing pada saat malam hari, ibu mengatakan sedang tidak menderita
penyakit kronis maupun penyakit menular.
D. Riwayat Kesehatan masa lalu
Ibu mengetakan tidak pernah mengalami penyakit yang serius sebelumnya.
E. Riwayat Kesehatan keluarga dan genogram tiga generasi
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada riwayat penyakit seperti
penyakit gula, hipertensi dan lainnya.
Genogram

Keterangan :

: laki - laki

: perempuan

: tinggal serumah
: Pasien (Ny. L)

F. Riwayat kehamilan/persalinan/postnatal
Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya
G. Riwayat imunisasi
H. Riwayat KB: Belum pernah
I. Riwayat Kesehatan Reproduksi
J. Riwayat pernikahan, kehamilan, persalinan
K. Aktivitas sehari – hari
Ibu mengatakan kegiatan sehari – hari adalah bekerja sebagai perawat di
Rumah Sakit

L. Riwayat psiko, social, spiritual


Kehamilan ini direncanakan oleh ibu dan suaminya, dan diterima oleh ibu dan
keluarganya. Ibu mengatakan bahwa dia sudah siap untuk menerima
keadaannya dan bayinya sekarang, sesuai yang diharapkan calon bayinya
adalah laki – laki, ibu juga mengatakan ia berharap kehamilannya selalu sehat
dan bisa melahirkan dengan lancar. Ibu juga sering berdoa dan seminggu
sekali ke Gereja berdoa supaya bayi yang dikandung bisa lahir dengan sehat.

M. Pemeriksaan fisik (head to toe)


1. Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TD: 110/70 mmHg, S:
36,3oC, N: 80 x/mnt, Rr: 20 x/mnt, TB : 155 cm, BB sekarang : 53 kg, BB
sebelum hamil : 43 kg, Kenaikan BB : 10 kg, LILA : 26 cm, tampak
sedikit lemah
2. Kepala :
 Bentuk kepala bulat,
 Rambut tampak sehat, berwarna hitam, kulit kepala bersih
 Muka tidak ada oedema, tidak pucat
 Mata simetris, tidak oedema, konjungtiva merah muda, tidak terdapat
kotoran, sklera putih, terdapat gambaran tipis pembuluh darah
 Hidung bersih, tidak terdapat secret
 Mulut bersih, warna bibir kemerahan, lembab, lidah pink, tidak
terdapat caries, tidak terdapat hipersalivasi, tidak terdapat bau mulut
 Telinga bersih, simetris, tidak ada serumen abnormal, pendengaran
baik
 Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan vena
jugularis
3. Dada : bentuk dada simetris, pernapasan teratur, expansi dada kanan dan
kiri baik
Payudara : bersih, simetris, puting susu menonjol, tidak ada benjolan atau
massa
4. Ketiak : tidak terdapat pembesaran getah bening
5. Abdomen tidak ada luka atau kelainan
Palpasi :
Leopold I : terdapat bagian bulat, lunak, tidak melenting, TFU
pertengahan puasat dengan procesus sipoideus
Leopold II : perut bagian kiri teraba keras memanjang seperti papan dan
ada tahanan yang kuat, yaitu punggung perut bagian kanan teraba bagian
kecil janin yaitu extremitas (PUKI)
Leopold III : bagian bawah teraba keras, bulat, tidak dapat digoyangkan
Leopold IV : bagian bawah janin sudah masuk PAP
Panjang uterus : 27 cm
TBJ : (27-11) x 155 = 2480 gram
Auskultasi :
DJJ : 140 x/mnt teratur dan kuat
6. Punggung dan pinggang
Tidak ada kelainan, ibu megatakan kadang merasa pegal-pegal
7. Genetalia
Ibu mengatakan tidak ada kelainan, sering menjaga kebersiahan
genetalianya
8. Extremitas
Atas : tidak ada oedema, tidak ada kekakuan sendi ataupun
varises
Bawah : oedema, tidak ada kekakuan sendi maupun varices,
reflek patela (+),(+)
9. Pemeriksaan panggul luar : tidak dilakukan

N. Hasil pemeriksaan Penunjang


No Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
1 Haemoglobin 12.0 g/dl 11.7-15.5
2 Leukosit 16,700 /ul 3,800-10,600
3 Hematokrit 33,4 % 35-47
4 Trombosit 93.000 /ul 150.000-440.000
O. Terapi
injeksi yang diberikan Ranitidine 2x1, ondancentron 3x1 dan paracetamol
500 mg iv, curcuma 3x1 Po.
P. Analisa data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS : Ibu mengatakan Perubahan Psikologis Nyeri akut
nyeri di daerah
punggung, pergerakan
Peningkatan Massa
janin sekarang aktif
Abdomen
P : Kehamilan
trimester 3, kontraksi
dalam uterus
Penekanan Syaraf
Q : sakit seperti
tertusuk-tusuk lumbal
R : Ibu mengatakan
nyeri di daerah
punggung, pergerakan
Merangsang reseptor
janin sekarang aktif
S : 4 (skala nyeri nyeri perifer
sedang)
T : sakit muncul
kadang-kadang ± 5-10
Impuls nyeri ke otak
menit

DO : Keadaan umum
baik, kesadaran compos
mentis, TD: 110/70
mmHg, S: 36,5oC, N:
80 x/mnt, Rr: 20 x/mnt,
TB : 155 cm, BB
sekarang : 53 kg, BB
sebelum hamil : 43 kg,
Kenaikan BB : 10 kg
2. DS : Ibu mengatakan Istirahat tidak cukup Gangguan pola tidur
pegal – pegal didaerah
punggung bagian
Lingkungan & Nyeri
belakang dan sering
kencing pada saat
Kualitas tidur
malam hari menurun
DO : TD: 110/70
mmHg, S: 36,3oC, N:
Kualitas tidur tidak
80 x/mnt, Rr: 20 x/mnt,
terpenuhi
tampak sedikit lemah,
terdapat kantung pada
area kelopak mata
bawah pasien,

Q. Diagnose keperawatan (SDKI)


1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (D.0077)
2. Gangguan pola tidur b.b hambatan lingkungan (D.0055)
R. Rencana asuhan keperawatan
No Dx Kep Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
1. Nyeri akut Tingkatan Nyeri Manajemen nyeri 1. Untuk mengetahui
b.d agen (L.08066) (I.08238) lokasi,
pencedera Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
fisiologis asuhan karakteristik, durasi, durasi, frekuensi,
(D.0077) keperawatan 3x24 frekuensi, kualitas, kualitas,
jam, tingkatan intensitas nyeri imtensitas nyeri.
nyeri menurun 2. Identifikasi skala 2. Untuk memantau
dengan nyeri skala nyeri
Kriteria Hasil : 3. Identifikasi respon 3. Untuk mengetahui
a. Keluhan nyeri nyeri non verbal respon nyeri non
menurun 4. Berikan Teknik verbal klien
b.Meringis nonfarmakologis 4. Untuk
menurun untuk mengurangi memberikan
c. Gelisah menurun rasa nyeri Teknik relaksasi
d.Kesulitan nyeri pada klien
menurun
2. Gangguan Pola tidur Dukungan tidur 1. Untuk memantau
pola tidur (L.05045) (I.05174) aktifitas dan
b.d Setelah dilakukan 1.Identifikasi pola istirahat klien
hambatan asuhan aktivitas dan tidur 2. Untuk
lingkungan keperawatan 3x24 2.Identifikasi factor mengurangi factor
(D.0055) jam, pola tidur pengganggu tidur pengganggu tidur
membaik dengan 3.Modifikasi lingkungan klien
kriteria hasil : 4.Fasilitasi 3. Untuk
a. Keluhan sulit menghilangkan stress memberikan
tidur menurun sebelum tidur kenyamanan pada
b.Keluhan sering 5.Lakukan prosedur klien
terjaga menurun untuk meningkatkan 4. Untuk
c. Keluhan tidak kenyamanan memberikan
puas tidur relaksasi pada
menurun klien
d.Keluhan pola 5. Untuk
tidur berubah memberikan
menurun kenyamanan pada
klien
Tgl/ No. Implementasi Evaluasi
jam Dx
Kep
13-01- 1 1. Mengkaji tingkat nyeri S : pasien mengatakan masih
R/ : nyeri di daerah punggung.
2022
P : Kehamilan trimester 3, kontraksi O : pasien tampak lemah,
Pukul dalam uterus pasien tampak meringis,
Q : sakit seperti tertusuk-tusuk pasien tampak gelisah, skala
09.00
R : Ibu mengatakan nyeri di daerah nyeri 4. TD: 110/80 mmhg
punggung, pergerakan janin HR 80x/m RR 20x/m T
sekarang aktif 36,3ºc, spo2 98 %
S : 5 (skala nyeri sedang) A : masalah nyeri akut belum
T : sakit muncul kadang-kadang ± 5- teratasi
10 menit P : intervensi dilanjutkan
2. Mengkaji TTV - Kaji tingkat nyeri pasien
R/ TD 110/80 mmhg HR 80x/m RR - Kaji TTV
20x/m T 36,3ºc, spo2 98 % - Beri posisi yang nyaman
3. Memberikan posisi yang nyaman - Ajarkan tehnik relaksasi
R/ pasien merasa sedikit nyaman nafas dalam
dengan posisi semi fowler - dengan dokter dalam
4. Mengajarkan tehnik relaksasi nafas pemberian obat
dalam
R/ pasien mengerti dan
melakukannya pasien merasakan
nyeri nya masih tapi sedikit
berkurang
5. Menciptakan lingkungan yang
nyaman dan tenang
R/ pasien merasa nyaman
6. Mengkolaborasikan dengan dokter
pemberian obat
R/ Inj. Ondancentron 4 mg,
Ranitidin 50 mg, po. Paracetamol iv
500 mg

13-01 - 2 1. Mengkaji pola tidur pasien S : pasien mengatakan sulit tidur


Respon : pasien mengatakan sulit ±4 jam/hari, masih sering
2022
tidur karena sering kecing . tidur ±3- terbangun pada tengah malam
4 jam dan sulit tidur lagi, masih tidak
2. Mengkaji masalah gangguan tidur bias untuk tidur siang
pasien dan penyebab kurang tidur O : terdapat kantung pada area
R/pasien mengatakan sering kelopak mata bawah pasien,
terbangun pada tengah malam pasien tampak gelisah
karena pusing A : masalah gangguan tidur
3. Mengatur posisi tidur pasien belum teratasi
R/pasien tampak tidur P : intervensi di lanjutkan
terlentang/supine
4. Membatasi pengunjung
R/ : pasien merasa nyaman
5. Menciptakan lingkungan yang
nyaman
R/ pasien tampak tenang lebih rileks

Hari Kedua, 14-januari-2022

Tgl/jam No. Implementasi Evaluasi


Dx
Kep
14-01- 1. 1. Mengkaji tingkat nyeri S : pasien mengatakan masih
R/ : nyeri di daerah punggung.
2022
P : Kehamilan trimester 3, kontraksi O : pasien tampak lemah,
Pukul dalam uterus pasien tampak meringis,
09.00 Q : sakit seperti tertusuk-tusuk pasien tampak gelisah
R : Ibu mengatakan nyeri di daerah A : masalah nyeri belum
punggung, pergerakan janin teratasi
sekarang aktif P : intervensi dilanjutkan
S : 3 (skala nyeri sedang) - Kaji tingkat nyeri pasien
T : sakit muncul kadang-kadang ± 5- - Kaji TTV
10 menit - Beri posisi yang nyaman
2. Mengkaji TTV - Ajarkan tehnik relaksasi
R/ TD 120/80 mmhg HR 80x/m RR nafas dalam
20x/m T 36,3ºc, spo2 98 % - dengan dokter dalam
3. Memberikan posisi yang pemberian obat
nyaman
R/ pasien merasa sedikit nyaman
dengan posisi semi fowler
4. Mengajarkan tehnik relaksasi
nafas dalam
R/ pasien mengerti dan
melakukannya pasien merasakan
nyeri nya masih tapi sedikit
berkurang
5. Menciptakan lingkungan yang
nyaman dan tenang
R/ pasien merasa nyaman
6. Mengkolaborasikan dengan
dokter pemberian obat
R/ Inj. Ondancentron 4 mg,
Ranitidin 50 mg, po. Paracetamol
500 mg

14-01 - 2 1. Mengkaji pola tidur pasien S : pasien mengatakan sulit


Respon : pasien mengatakan sulit tidur ±4 jam/hari, masih sering
2022
tidur karena sering kecing . tidur ±3- terbangun pada tengah malam
4 jam dan sulit tidur lagi, masih tidak
2. Mengkaji masalah gangguan tidur bias untuk tidur siang
pasien dan penyebab kurang tidur O : terdapat kantung pada area
R/pasien mengatakan sering kelopak mata bawah pasien,
terbangun pada tengah malam pasien tampak gelisah
karena pusing A : masalah gangguan tidur
3. Mengatur posisi tidur pasien belum teratasi
R/pasien tampak tidur P : intervensi di lanjutkan
terlentang/supine
4. Membatasi pengunjung
R/ : pasien merasa nyaman
5. Menciptakan lingkungan yang
nyaman
R/ pasien tampak tenang lebih rileks
Hari ke tiga, 17-januari-2022

Tgl/jam No. Implementasi Evaluasi


Dx
Kep
15-01- 1. 1. Mengkaji tingkat nyeri S : pasien mengatakan masih
R/ : nyeri di daerah punggung.
2022
P : Kehamilan trimester 3, kontraksi O : pasien tampak rileks TD
Pukul dalam uterus 140/90 mmhg
Q : sakit tidak lagi seperti tertusuk- A : masalah nyeri teratasi
09.00
tusuk sebagian
R : Ibu mengatakan nyeri di daerah P : intervensi dihentikan
punggung, pergerakan janin
sekarang aktif
S : 2 (skala nyeri ringan)
T : sakit muncul kadang-kadang ± 5-
10 menit
2. Mengkaji TTV
R/ TD 110/80 mmhg HR 80x/m RR
20x/m T 36,3ºc, spo2 99 %
3. Memberikan posisi yang
nyaman
R/ pasien merasa sedikit nyaman
dengan posisi semi fowler
4. Mengajarkan tehnik relaksasi
nafas dalam
R/ pasien mengerti dan
melakukannya pasien merasakan
nyeri nya masih tapi sedikit
berkurang
5. Menciptakan lingkungan yang
nyaman dan tenang
R/ pasien merasa nyaman
6. Mengkolaborasikan dengan
dokter pemberian obat
R/ Inj. Ondancentron 4 mg,
Ranitidin 50 mg, po. Paracetamol
500 mg
RESUME

1. Identitas Klien
a. Nama : Ny.L
b. Tempat/tanggal lahir : : Kelurahan.Sagatani, rt/rw:001/001,
kec.Singkawang Selatan, kota Singkawang Kalimantan Barat
c. Umur : 27 tahun
d. Agama : Kristen Protestan
e. Alamat : Kelurahan.Sagatani, rt/rw:001/001,
kec.Singkawang Selatan, kota Singkawang Kalimantan Barat
f. Tanggal dikaji : 13 Januari 2022
g. Kunjungan ke- : Pertama
h. Diagnose/kasus : Ibu Hamil Trimester 3
2. Keluhan utama/masalah/fenomena: nyeri pinggul, badan serasa berat
3. Anamnesa/Riwayat Kesehatan : Tidak ada
4. Pemeriksaan fisik (head to toe)
10. Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TD: 110/70 mmHg, S:
36,3oC, N: 80 x/mnt, Rr: 20 x/mnt, TB : 155 cm, BB sekarang : 53 kg, BB
sebelum hamil : 43 kg, Kenaikan BB : 10 kg, LILA : 26 cm, tampak
sedikit lemah
11. Kepala :
 Bentuk kepala bulat,
 Rambut tampak sehat, berwarna hitam, kulit kepala bersih
 Muka tidak ada oedema, tidak pucat
 Mata simetris, tidak oedema, konjungtiva merah muda, tidak terdapat
kotoran, sklera putih, terdapat gambaran tipis pembuluh darah
 Hidung bersih, tidak terdapat secret
 Mulut bersih, warna bibir kemerahan, lembab, lidah pink, tidak
terdapat caries, tidak terdapat hipersalivasi, tidak terdapat bau mulut
 Telinga bersih, simetris, tidak ada serumen abnormal, pendengaran
baik
 Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan vena
jugularis
12. Dada : bentuk dada simetris, pernapasan teratur, expansi dada kanan dan
kiri baik
Payudara : bersih, simetris, puting susu menonjol, tidak ada benjolan atau
massa
13. Ketiak : tidak terdapat pembesaran getah bening
14. Abdomen tidak ada luka atau kelainan
Palpasi :
Leopold I : terdapat bagian bulat, lunak, tidak melenting, TFU
pertengahan puasat dengan procesus sipoideus
Leopold II : perut bagian kiri teraba keras memanjang seperti papan dan
ada tahanan yang kuat, yaitu punggung perut bagian kanan teraba bagian
kecil janin yaitu extremitas (PUKI)
Leopold III : bagian bawah teraba keras, bulat, tidak dapat digoyangkan
Leopold IV : bagian bawah janin sudah masuk PAP
Panjang uterus : 27 cm
TBJ : (27-11) x 155 = 2480 gram
Auskultasi :
DJJ : 140 x/mnt teratur dan kuat
15. Punggung dan pinggang
Tidak ada kelainan, ibu megatakan kadang merasa pegal-pegal
16. Genetalia
Ibu mengatakan tidak ada kelainan, sering menjaga kebersiahan
genetalianya
17. Extremitas
Atas : tidak ada oedema, tidak ada kekakuan sendi ataupun
varises
Bawah : oedema, tidak ada kekakuan sendi maupun varices,
reflek patela (+),(+)
5. Pemeriksaan laboratorium/penunjang:
6. Diagnosa keperawatan
- Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (D.0077)
7. Implementasi dan evaluasi
Implementasi: mengkaji skala nyeri psien, ttv pasien, dan memberikan edukasi
tenang penanganan nyeri, hasil evaluasi pasien tanpa mengerti dengan nyeri
yang dialami dan dapat melakukan relaksasi nafas dalam dengan baik.

Lembar Log Book

Anda mungkin juga menyukai