Pengertian
Menurut BKKBN, kehamilan merupakan sebuah proses bertemunya sel
telur yang sudah matang dengan sperma, hingga pada akhirnya membentuk
sel baru yang akan tumbuh.
Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu, karena
itu ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami
agar dapat menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan aman
dan nyaman (Yuliana, 2015).
Kehamilan adalah suatu keadaan di dalam rahim seorang wanita
terdapat hasil konsepsi (pertemuan ovum dan spermatozoa). Kehamilan
merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis (Yanti, 2017).
Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa kehamilan adalah
proses bertemunya sel telur yang sudah matag dengan sperma di Rahim
seorang wanita yang merupakan hasi konsepsi.
B. Anatomi Dan Fisiologi
1. Uterus
Pada akhir kehamilan trimester III, uterus mengalami pembesaran secara
bertahap. Pada minggu ke-38 sampai minggu ke-40 tinggi fundus uteri
mengalami penurunan karena janin mulai masuk pintu atas panggul
(Bobak, dkk., 2005).
2. Payudara
Payudara mengalami peningkatan pembentukan lobulus dan alveoli
memproduksi dan mensekresi kolostrum. Kolostrum adalah cairan
sebelum menjadi susu yang berwarna krem atau putih kekuningan dapat
keluar dari puting susu selama trimester ketiga (Bobak, dkk., 2005).
3. Sistem Endokrin
Sistem endokrin yang esensial terjadi untuk mempertahankan kehamilan
dan pertumbuhan normal janin. Sistem endokrin pada masa kehamilan
mengalami perubahan terutama pada hormon estrogen dan progesterone
serta oksitosin dan prolaktin. Hormon prolaktin dan oksitosin pada saat
kehamilan aterm sampai masa menyusui akan meningkat sedangkan
kelenjar adrenalin pada kehamilan normal akan mengecil. Hormon
prolaktin dan oksitosin berfungsi sebagai perangsang produksi ASI
(Saifuddin, 2009).
4. Sistem Muskuloskeletal
Semakin membesarnya uterus pada trimester III menyebabkan perubahan
tulang belakang sehingga terjadi lordosis. Lordosis yang progresif akan
menjadi bentuk yang umum pada kehamilan. Kompensasi dari pembesaran
uterus ke posisi anterior mengakibatkan lordosis menggeser pusat daya
berat kebelakang ke arah dua tungkai. Otot dinding perut meregang
menyebabkan tonus otot berkurang. Otot rektus abdominus memisah pada
kehamilan trimester III mengakibatkan isi perut menonjol di garis tengah
tubuh umbilikalis menjadi lebih datar atau menonjol. Tonus otot secara
bertahap kembali tetapi pemisahan otot rekti abdominalis tetap setelah
melahirkan (Bobak, dkk., 2005).
5. Sistem Perkemihan
Ibu hamil pada trimester III mengalami keluhan sering kencing yang
disebabkan oleh tertekannya kandung kencing oleh bagian terbawah janin
(Bobak, dkk., 2005)
C. Etiologi
Pada ibu hamil yang memasuki usia kehamilan trimester ( 28-40 minggu)
akan menyebabkan terjadinya :
1. Kenaikan berat badan
2. Sakit punggung dan panggul
3. Muncul kontraksi palsu
4. Napas jadi lebih pendek
5. Merasakan panas perut
6. Bengkak di beberapa bagian tubuh
7. Sering buang air kecil
8. Timbul ambeien dan varises di kaki
D. Patofisiologi
Untuk mempelajari proses konsepsi sebaiknya terlebih dahulu memahami
ovum dan sperma.
1. Ovum, Dikeluarkan oleh ovarium saat fase ovulasi, satu kali setiap
siklus haid dan akan habis jika sudah masuk masa menopause,
ovum mempunyai waktu hidup 24 – 28 jam setalah di keluarkan
dari ovarium, bisa dibuahi jika sudah melewati proses oogenesis,
mempunyai diameter 0,1 mm, di tengah tengahnya dijumpai
nucleus, terapung – apung dalam sitoplasma yang kekuning –
kuningan yakni vitelus. Vitelus banyak mengandung karbohidrat
dan asam amino, mempunyai lapisan pelindung sel – sel
granulosum / korona radiata dan zona pelusida, didalam zona ini
terdapat ruang perivitelina, dan tempat benda – benda kutub.
Bahan – bahan dari sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum
melalui saluran halus di zona pelusida. Jumlah sel korona radiata
dalam perjalanan ovum di ampul tuba makin berkurang, sehingga
ovum hanya dilingkari oleh zona pelusida pada waktu berada dekat
pada perbatasan ampula dan ismus tuba, tempat pembuahan umum
terjadi.
2. Sperma
Sperma dikeuarkan oleh testis dan peristiwa pematangannya
disebut spermatogenesis. Jumlahnya akan berkurang, tetapi tidak
akan habis seperti pada ovum dan tetap berproduksi meskipun pada
lansia, Kemampuan fertilisasi selama 2 – 4 hari, rata – rata 3 hari.
Pada spermatozoa di temukan peningkatan konsentrasi DNA di
nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah mennembus dinding ovum
karenadapat mengeluarkan enzim hialuroidase untuk melunakkan
korona radiate atau sel – sel granulosa, Mempunya morfologi yang
sempurna, yaitu kepala : berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti
(nukleus), diliputi lagi oleh kromosom dan membrane plasma.
Leher : menghubungkan kepala dengan bagian tengah. Ekor :
panjangnya kurang lebih 10 kali bagian kepala dan dapat bergetar
sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
Secara garis besar, proses kehamilan melputi beberapa tahapan sebagai
berikut :
a. Fertilisasi
Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa
yang biasanya berlangsung di ampul tuba (sarwono 2009). Saat
terjadi ejakulasi, kurang lebih 3 cc sperma dikeluarkan dari organ
reproduksi pria yang kurang lebih berisi 300 juta sperma. Setelah
masuk keoargan genetalia interna wanita, sperma akan menghadapi
bebebrapa rintangan antara lain lendir vagina yang bersifat asam,
lendir serviks yang kental, panjang uterus, serta silia yanga ada di
tuba fallopi. Untuk menghadapi rintangan tersebut sperma harus
mempunyai akrosom yang melewati proses kapasitasi. Sedangakan
ovum akan di keluarkan dari ovarium sebanyak satu dalam tiap
bulan, ditangkap oleh fimbrae dan berjalam menuju tuba fallopi.
Tempat bertemu ovum dan sperma paling sering adalah di daerah
ampula tuba. Adapun proses fertilisasi meliputi :
- Penetrasi spermatozoa ke dalam ovum
Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi
mampumelakukan penetrasi membrane sel ovum. Untuk
mencapai ovum, spermatozoa harus melewati korona radiata
(lapisan del di luar ovum) dan zona pelusida (suatu bentuk
glikoprotein ekstraseluler) , yaitu dua lapisan yang menutupi
dan mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu
sperma. Suatu molekul kompleks khusus di permukaan kepala
sperma mengikat ZP3 glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan
ini memicu akrosom untuk mengaluarkan enzim yang
membantu spermatozoa menembus zona pelusida, pada saat
yang bersamaan terjadi reaksi korteks ovum. Granula korteks di
dalam ovum (oosit sekunder) berdifusi denganmembran plasma
sel, sehingga enzim di dalam granula – granula dikeluarkan
secara eksitosis ke zona pelusida. Hal ini yang menyebabkan
glikoprotein di zona pelusida berkaitan satu sama lain
membentuk suatu materi keras dan tidak dapat di tembus oleh
spermatozoa. Proses ini mencegah ovum di buahi lebih dari satu
sperma.
- Fusi spermatozoa dan ovum
Merangsang reseptor
nyeri perifer
- Mengeluh tidak
Kualitas tidur
puas tidur menurun
- Mengeluh pola
tidur berubah
Kualitas tidur tidak
- Mengeluh
terpenuhi
istirahat tidak
cukup
DO: tanpak kelopak
mata berwarna
kehitaman
3 DS: pasien mengatakan Resiko defisit nutrisi b.d
sering mudah lapar. ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien
(D.0032)
I. Diagnose keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan pencedera fisiologis (D.0007)
2. Ganggan pola tidur berhuungan dengan hambatan lingkungan
(D.0055)
3. Resiko defisite nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan
mengabsorbsi nutrient (D.0032)
J. Rencana Keperawatan
Daftar pustaka
Racmawati, A. I.,Puspitasari, R.D &Cania, (2017). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi kunjungan antenatal care (ANC) Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan
Universitas Lampung, VII(10).
A. Identitas
Nama : Ny. L
Umur : 26 tahun
Suku : Dayak/Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : D3 Keperawatan
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kelurahan.Sagatani, rt/rw:001/001,
kec.Singkawang Selatan, kota Singkawang Kalimantan Barat.
B. Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri di daerah punggung, pergerakan janin sekarang aktif
C. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan pegal – pegal didaerah punggung bagian belakang dan sering
kencing pada saat malam hari, ibu mengatakan sedang tidak menderita
penyakit kronis maupun penyakit menular.
D. Riwayat Kesehatan masa lalu
Ibu mengetakan tidak pernah mengalami penyakit yang serius sebelumnya.
E. Riwayat Kesehatan keluarga dan genogram tiga generasi
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada riwayat penyakit seperti
penyakit gula, hipertensi dan lainnya.
Genogram
Keterangan :
: laki - laki
: perempuan
: tinggal serumah
: Pasien (Ny. L)
F. Riwayat kehamilan/persalinan/postnatal
Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya
G. Riwayat imunisasi
H. Riwayat KB: Belum pernah
I. Riwayat Kesehatan Reproduksi
J. Riwayat pernikahan, kehamilan, persalinan
K. Aktivitas sehari – hari
Ibu mengatakan kegiatan sehari – hari adalah bekerja sebagai perawat di
Rumah Sakit
DO : Keadaan umum
baik, kesadaran compos
mentis, TD: 110/70
mmHg, S: 36,5oC, N:
80 x/mnt, Rr: 20 x/mnt,
TB : 155 cm, BB
sekarang : 53 kg, BB
sebelum hamil : 43 kg,
Kenaikan BB : 10 kg
2. DS : Ibu mengatakan Istirahat tidak cukup Gangguan pola tidur
pegal – pegal didaerah
punggung bagian
Lingkungan & Nyeri
belakang dan sering
kencing pada saat
Kualitas tidur
malam hari menurun
DO : TD: 110/70
mmHg, S: 36,3oC, N:
Kualitas tidur tidak
80 x/mnt, Rr: 20 x/mnt,
terpenuhi
tampak sedikit lemah,
terdapat kantung pada
area kelopak mata
bawah pasien,
1. Identitas Klien
a. Nama : Ny.L
b. Tempat/tanggal lahir : : Kelurahan.Sagatani, rt/rw:001/001,
kec.Singkawang Selatan, kota Singkawang Kalimantan Barat
c. Umur : 27 tahun
d. Agama : Kristen Protestan
e. Alamat : Kelurahan.Sagatani, rt/rw:001/001,
kec.Singkawang Selatan, kota Singkawang Kalimantan Barat
f. Tanggal dikaji : 13 Januari 2022
g. Kunjungan ke- : Pertama
h. Diagnose/kasus : Ibu Hamil Trimester 3
2. Keluhan utama/masalah/fenomena: nyeri pinggul, badan serasa berat
3. Anamnesa/Riwayat Kesehatan : Tidak ada
4. Pemeriksaan fisik (head to toe)
10. Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TD: 110/70 mmHg, S:
36,3oC, N: 80 x/mnt, Rr: 20 x/mnt, TB : 155 cm, BB sekarang : 53 kg, BB
sebelum hamil : 43 kg, Kenaikan BB : 10 kg, LILA : 26 cm, tampak
sedikit lemah
11. Kepala :
Bentuk kepala bulat,
Rambut tampak sehat, berwarna hitam, kulit kepala bersih
Muka tidak ada oedema, tidak pucat
Mata simetris, tidak oedema, konjungtiva merah muda, tidak terdapat
kotoran, sklera putih, terdapat gambaran tipis pembuluh darah
Hidung bersih, tidak terdapat secret
Mulut bersih, warna bibir kemerahan, lembab, lidah pink, tidak
terdapat caries, tidak terdapat hipersalivasi, tidak terdapat bau mulut
Telinga bersih, simetris, tidak ada serumen abnormal, pendengaran
baik
Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan vena
jugularis
12. Dada : bentuk dada simetris, pernapasan teratur, expansi dada kanan dan
kiri baik
Payudara : bersih, simetris, puting susu menonjol, tidak ada benjolan atau
massa
13. Ketiak : tidak terdapat pembesaran getah bening
14. Abdomen tidak ada luka atau kelainan
Palpasi :
Leopold I : terdapat bagian bulat, lunak, tidak melenting, TFU
pertengahan puasat dengan procesus sipoideus
Leopold II : perut bagian kiri teraba keras memanjang seperti papan dan
ada tahanan yang kuat, yaitu punggung perut bagian kanan teraba bagian
kecil janin yaitu extremitas (PUKI)
Leopold III : bagian bawah teraba keras, bulat, tidak dapat digoyangkan
Leopold IV : bagian bawah janin sudah masuk PAP
Panjang uterus : 27 cm
TBJ : (27-11) x 155 = 2480 gram
Auskultasi :
DJJ : 140 x/mnt teratur dan kuat
15. Punggung dan pinggang
Tidak ada kelainan, ibu megatakan kadang merasa pegal-pegal
16. Genetalia
Ibu mengatakan tidak ada kelainan, sering menjaga kebersiahan
genetalianya
17. Extremitas
Atas : tidak ada oedema, tidak ada kekakuan sendi ataupun
varises
Bawah : oedema, tidak ada kekakuan sendi maupun varices,
reflek patela (+),(+)
5. Pemeriksaan laboratorium/penunjang:
6. Diagnosa keperawatan
- Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (D.0077)
7. Implementasi dan evaluasi
Implementasi: mengkaji skala nyeri psien, ttv pasien, dan memberikan edukasi
tenang penanganan nyeri, hasil evaluasi pasien tanpa mengerti dengan nyeri
yang dialami dan dapat melakukan relaksasi nafas dalam dengan baik.