1. JUDUL PENELITIAN
Pengembangan Teknologi Pasca Panen Cabai Rawit Lokal Provinsi Gorontalo Untuk Ketersediaan Benih dan
Pangan Lokal
Teknologi Penguatan
pascapanen dan agroindustri
Pangan Teknologi Pasca Panen
rekayasa teknologi berbahan baku
pengolahan pangan sumber daya lokal
Kategori (Kompetitif
Strata (Dasar/ SBK (Dasar, Lama
Nasional/ Skema Target Akhir
Terapan/ Terapan, Penelitian
Desentralisasi/ Penelitian TKT
Pengembangan) Pengembangan) (Tahun)
Penugasan)
Penelitian
Kerjasama
Penelitian Kompetitif
Antar SBK Riset Dasar SBK Riset Dasar 3 2
Nasional
Perguruan
Tinggi
2. IDENTITAS PENGUSUL
Perguruan Program Studi/
Nama, Peran Bidang Tugas ID Sinta H-Index
Tinggi/ Institusi Bagian
Bertugas sebagai
ketua peneliti,
melaksanakan
penelitian,
menyusun
FADHIL
rancangan
ABDULLAH Universitas Teknologi Hasil
penelitian, 6657542 0
Gorontalo Pertanian
berkoordinasi
Ketua Pengusul
dengan anggota dan
mitra penelitian,
serta menyusun
laporan dan luaran
penelitian.
Sebagai Anggota
Peneliti yang
bertugas membantu
dalam pelaksanaan
penelitian,
A KHAIRUN penyusunan
MUTIA S.TP, M.Si Universitas Teknologi Hasil Rancangan
6072490 0
Gorontalo Pertanian Anggaran
Anggota Pengusul 1 Penelitian,
berkoordinasi
dengan mitra
peneliti, menyusun
laporan dan luaran
hasil penelitian
Memberikan
Dr Ir YOHANES Arahan dan
ARIS PURWANTO Pembinaan Untuk
Institut Teknik Pertanian
M.Sc. Pengembangan 36148 7
Pertanian Bogor dan Biosistem
Teknologi Pasca
Ketua TPM 1 Panen dan
Laboratorium
Bertugas
memberikan
Dr. Ir LILIK
pembinaan ttg
PUJANTORO EKO
Institut Teknologi metode
NUGROHO M.Agr 6186896 1
Pertanian Bogor Pascapanen penyimpanan yang
dibutuhkan oleh
Anggota TPM 1
bawang merah
konsumsi
Artikel di Jurnal
Internasional
International Journal of Postharvest
1 Terindeks di Published
Technology and Innovation
Pengindeks
Bereputasi
5. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya penelitian mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan maksimum
sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi 13 Revisi.
Total RAB 2 Tahun Rp. 120,000,000
Tahun 1 Total Rp. 60,000,000
Jenis Biaya
Komponen Item Satuan Vol. Total
Pembelanjaan Satuan
Bahan Penelitian
Bahan Penelitian (Habis
Bahan (Cabai Rawit unit 12 800,000 9,600,000
Pakai)
Lokal)
Alat Tambahan
Bahan Barang Persediaan (Termometer dan unit 2 400,000 800,000
Rheometer)
Sekretariat/Administrasi Peneliti
Peneliti
Konsumsi
Pengumpulan Data Biaya konsumsi paket 4 1,250,000 5,000,000
Penelitian
Pembantu
Pengumpulan Data HR Pembantu Lapangan paket 1 200,000 200,000
Lapangan
Penyewaan
Sewa Peralatan Peralatan penelitian unit 2 500,000 1,000,000
Refrigerator
Penyewaan Kebun
Sewa Peralatan Kebun Percobaan Penanaman Benih unit 1 3,000,000 3,000,000
Cabai
Transport ke
Laboratorium
Sewa Peralatan Transport penelitian paket 1 4,500,000 4,500,000
GTO - BOGOR
(PP)
Pelaporan, Luaran
Biaya penyusunan buku Biaya
Wajib, dan Luaran paket 1 2,000,000 2,000,000
termasuk book chapter Prenyusunan buku
Tambahan
Bahan Habis
Bahan Penelitian (Habis
Bahan Pakai (Cabai unit 12 800,000 9,600,000
Pakai)
Rawit Lokal
Bahan Habis
Bahan Penelitian (Habis
Bahan Pakai (Kemasan unit 12 800,000 9,600,000
Pakai)
Penelitian)
HR
Administrasi
Pengumpulan Data Sekretariat/Administrasi paket 1 500,000 500,000
Peneliti
Peneliti
Biaya Harian
Pengumpulan Data Uang Harian OH 2 3,000,000 6,000,000
selama 3 bulan
Konsumsi
Pengumpulan Data Biaya konsumsi paket 4 1,250,000 5,000,000
Penelitian
Pembantu
Pengumpulan Data HR Pembantu Lapangan paket 1 340,000 340,000
Lapangan
Penyewaan
Sewa Peralatan Ruang penunjang penelitian Laboratorium unit 1 1,500,000 1,500,000
Pendukung
Biaya Analisis
Analisis Data HR Pengolah Data paket 1 500,000 500,000
Data
Analisis Data Biaya analisis sampel Analisis Laju unit 36 30,000 1,080,000
Jenis Biaya
Komponen Item Satuan Vol. Total
Pembelanjaan Satuan
Respirasi
Analisis Nilai
Analisis Data Biaya analisis sampel unit 36 40,000 1,440,000
Kekerasan
Analisis Data Biaya analisis sampel Analisis Warna unit 36 40,000 1,440,000
Analisis Kadar
Analisis Data Biaya analisis sampel unit 36 60,000 2,160,000
Air
Analisis Vitamin
Analisis Data Biaya analisis sampel unit 36 80,000 2,880,000
C
Analisis
Analisis Data Biaya analisis sampel unit 36 110,000 3,960,000
Capsaisin
Pelaporan, Luaran
Publikasi artikel di Jurnal Publikasi Jurnal
Wajib, dan Luaran unit 1 10,000,000 10,000,000
Internasional Internasional
Tambahan
Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan
tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang diusulkan.
RINGKASAN
Gorontalo merupakan salah satu provinsi yang memiliki tingkat konsumsi cabai sangat tinggi.
Gorontalo memiliki aneka makanan khas yang memiliki cita rasa sangat pedas. Namun,
pemerintah provinsi Gorontalo belum mampu menyediakan cabai rawit untuk wilayah mereka
sendiri. Hal ini membuat, pemerintah provinsi Gorontalo harus mengambil hasil panen cabai
rawit dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Provinsi Gorontalo memiliki
cabai rawit lokal yang tidak diberdayakan oleh petani dan pemerintah setempat. Cabai rawit
lokal ini dikenal oleh masyarakat dengan nama “marisa deti”. Cabai rawit ini memiliki cita
rasa yang sangat pedas dan memiliki ukuran yang sangat kecil. Cabai rawit lokal ini umumnya
tumbuh di hutan dan semak secara liar. Keunggulan cabai rawit lokal ini adalah memiliki umur
panen selama 2 tahun, karena memiliki umur yang sangat lama sehingga cabai rawit lokal ini
dianggap mampu memenuhi kebutuhan cabai rawit di Provinsi Gorontalo disaat terjadi panen
raya untuk cabai rawit umumnya.
Penelitian ini akan dilakukan selama 2 tahun. Tahun 1, akan dilakukan eksplorasi terhadap
cabai lokal untuk memperoleh cabai rawit lokal yang diinginkan. Selanjutnya cabai rawit
tersebut disiapkan untuk menjadi benih cabai rawit. Kemudian dilakukan penyimpanan selama
3 bulan sesuai dengan standar penyimpanan benih. Penyimpanan yang dilakukan yaitu suhu
5°C, 10°C, 15°C dan suhu ruang dengan menggunakan kemasan aluminium foil, kertas dan
plastik. Selanjutnya akan dilakukan parameter pengamatan selama penyimpanan yaitu kadar
air benih, panjang hipokotil benih cabai, keserampakan tumbuh, berat kering kecambah normal
potensi tumbuh maksimal (PTM), daya kecambah (DB), kecepatan tumbuh perkecambahan
(KCT) dan indeks vigor (IV) serta indek vigor hipotetik (IVH). Luaran wajib pada tahun
pertama adalah buku hasil penelitian dan luaran tambahan yaitu pulikasi jurnal internasional di
International Journal of Postharvest Technology and Inovation.
Tahun 2, cabai rawit lokal yang telah ditanam pada tahun 1 akan dipanen dan akan dilakukan
penyimpanan yang bertujuan untuk cabai rawit konsumsi. Metode penyimpanan yang
dilakukan yaitu Penyimpanan yang dilakukan yaitu suhu 5°C, 10°C, 15°C dan suhu ruang
dengan menggunakan kemasan polyprophylene, kemasan jala plastik, kemasan karung plastik.
Setiap kemasan akan diisi sebanyak 3kg cabai rawit lokal. Kemudian akan disimpan, hingga
cabai rawit lokal sudah tidak layak konsumsi. Adapun parameter pengamatan yaitu laju
respirasi, susut bobot, nilai kekerasan, perubahan warna, kadar air, vitamin C, senyawa
kapsaisin yang akan diukur setiap 1 minggu sekali. Luaran wajib pada tahun pertama adalah
publikasi jurnal internasional di International Journal of Postharvest Technology and Inovation
dan luaran tambahan yaitu menerbitkan buku hasil penelitian.
Tingkat Kesiapan Teknologi yang ditergetkan tahun pertama adan skala 2 sedangkan tahun
kedua direncanakan adalah skala 3.………………………… dst.
Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus dan studi kelayakannya. Pada bagian ini perlu dijelaskan
uraian tentang spesifikasi keterkaitan skema dengan bidang fokus atau renstra penelitian PT.
LATAR BELAKANG
Gorontalo merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tingkat konsumsi yang
tinggi terhadap cabai rawit. Biasanya masyarakat menggunakannya menjadi bahan aneka
masakan khas, baik digunakan dalam bentuk segar maupun dijadikan bumbu untuk produk
olahan. Jumlah penggunaan komoditas cabai rawit setiap orang umumnya banyak dan diperlukan
setiap hari, hal ini disebabkan daerah Gorontalo terkenal dengan masakannya yang sangat pedas
sehingga perlu diimbangi dengan ketersediaan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Namun pemerintah provinsi Gorontalo belum mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Untuk memenuhi total permintaan cabai rawit lokal, maka perlu mengambil produksi cabai dari
luar Gorontalo. Salah satu faktor yag menyebabkan tidak dapat tercapainya kebutuhan cabai
rawit di Gorontalo yaitu terjadinya perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi. Misalnya
terjadinya musim kering yang lebih panjang sehingga sering terjadi gagal panen pada lahan
petani. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi dari cabai rawit
wilayah Gorontalo adalah dengan melakukan pengembangan terhadap cabai rawit lokal yang
memiliki hasil panen tinggi dan kualitas yang baik. Cabai rawit lokal inilah yang dapat dijadikan
sebagai sumber genetik yang sangat penting dalam rangka pemenuhan kebutuhan terhadap cabai
rawit wilayah Gorontalo.
Cabai rawit lokal ini dikenal di Gorontalo dengan nama “marisa deti”. Cabai rawit ini memiliki
karakteristik ukuran yang sangat kecil dibanding cabai rawit biasanya, namun memiliki rasa yang
lebih pedas dibanding cabai rawit pada umumnya. Karakteristik lainnya untuk cabai rawit ini
adalah memiliki umur selama 2 tahun dibanding cabai rawit lainnya hanya mampu hidup selama
3 hingga 4 bulan. Cabai rawit lokal “marisa deti” masih sangat jarang dibudidayakan oleh petani
cabai rawit di Gorontalo, tanamana cabai rawit lokal ini lebih banyak tumbuh di hutan dan
semak. Hal ini disebabkan penanganan pascapanen yang belum berjalan dengan baik, sehingga
belum diperolehnya benih yang dapat digunakan kembali oleh petani untuk ditanam kembali.
Cabai rawit umumnya memiliki sifat yang mudah rusak (perishable) baik secara kimia, mekanik,
mikrobiologi maupun fisik (Aryasita dan Mukarromah, 2013) serta sulit untuk dipertahankan
kesegarannya dalam waktu lama. Kerusakan yang terjadi dapat menyebabkan susut kuantitas dan
susut kualitas. Menurut Nurdjannah et al (2014), penanganan cabai rawit pada umumnya secara
konsvensional yang biasa dilakukan oleh petani hanya dapat mempertahankan selama 2-3 hari.
Secara umum faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kerusakan komoditas hortikultura
meliputi suhu, kelembaban udara dan komposisi udara (Anna dan Darudriyo, 2018), polusi dan
cahaya, kerusakan patologis dan fisik (Kasmiyati, 2014).
Kerusakan hortikultura dapat dipercepat bila penanganan selama panen atau sesudah panen
kurang baik. Setelah panen kemudian dilakukan penyimpanan, cabai rawit tetap melakukan
respirasi sehingga susut bobotnya semakin besar. Teknologi pascapanen yang tepat akan
memperpanjang umur simpan cabai rawit baik ditujukan untuk benih maupun untuk dikonsumsi.
Penyimpanan pada suhu rendah yang dikombinasikan dengan penggunaan kemasan yang tepat,
mampu mempertahankan cabai rawit selama penyimpanan.
Diharapkan dengan penanganan cabai rawit lokal yang baik dan tepat akan mampu memenuhi
kebutuhan benih serta kebutuhan cabai rawit masyarakat lokal Gorontalo.
……………………………………………. dst.
Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam bidang
yang diteliti/teknologi yang dikembangkan. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan
dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini.
TINJAUAN PUSTAKA
Kandungan Gizi Cabai Rawit
Cabai rawit mengandung zat gizi yang cukup lengkap. Menurut Lamona (2015), cabai rawit
paling banyak mengandung vitamin A dibandingkan cabai lainnya. Cabai rawit segar
mengandung 11050 SI vitamin A, sedangkan cabai rawit kering mengandung 1000 SI.
Sementara itu, cabai hijau segar mengandung 260 vitamin A, cabai merah segar 470, cabai merah
kering 576 SI. Selain tingginya kandungan vitamin A yang baik untuk kesehatan mata, cabai
juga mengandung capsaicin yang memberikan efek rasa pedas. Kandungan capsaicin pada cabai
mampu menstimulus hormon endorfin yang memberi efek nikmat sekaligus pembangkit selera,
oleh sebab itu ketika seseorang menyantap makanan berbumbu cabai biasanya cenderung
menambah porsi makan.
Pascapanen Cabai Rawit Merah
Penanganan pascapanen dimulai sejak produk dipanen sampai produk tersebut dikonsumsi atau
diproses lebih lanjut. Hal tersebut sangat menentukan mutu yang diterima konsumen dan juga
masa simpan dari komoditas pertanian. Sistem pascapanen bertujuan mempertahankan mutu
produk yang dipanen (kenampakan, tekstur, citarasa, nilai nutrisi dan keamanannya) dan
memperpanjang umur simpan (Mutia et al, 2014). Menurut Wulandari et al (2012), pascapanen
merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam menunjang keberhasilan agribisnis dalam
menjaga kualitas dan mutu suatu komoditas pertanian. Meskipun hasil panen melimpah dan
kualitasnya baik, jika tanpa penanganan pascapanen yang benar maka risiko kerusakan dan
menurunnya mutu produk akan sangat besar.
Produk holtikultura bersifat mudah rusak, mudah membusuk, dan tidak tahan lama hal ini
menyebabkan pemasarannya sangat terbatas sehingga membutuhkan penanganan pascapanen
yang baik dan benar (Wulandari et al, 2012). Penanganan pascapanen cabai dimulai setelah buah
dipetik, kemudian diangin‐anginkan. Setelah itu dilakukan sortasi (pemilahan) untuk
menentukan cabai yang masih utuh dan sehat, cabai yang rusak sewaktu pemanenan, dan cabai
yang terserang hama atau penyakit. Setelah dilakukan proses pemilahan, selanjutnya dilakukan
grading yaitu penggolongan buah berdasarkan kualitas dan ukuran buah. Setelah semua proses
selesai, cabai dimasukkan ke dalam karung goni dan langsung dijual ke pasar (Babarinde dan
Fabunmi, 2019).
Cabai rawit merah bersifat mudah rusak, menyusut, dan cepat membusuk, sehingga kegiatan saat
panen dan pascapanen merupakan mata rantai yang tidak dapat dipisahkan dan sangat penting
untuk meningkatkan umur simpan cabai (Palar et al, 2016). Cabai termasuk ke dalam kelompok
non-klimaterik (Rosmainar et al, 2018). Produk hortikultura golongan nonklimakterik proses
respirasinya akan berjalan lambat sehingga tidak terlihat nyata perubahan yang terjadi pada fase
pemasakan. Hal ini mengakibatkan beberapa buah non-klimakterik termasuk cabai harus dipanen
pada saat matang penuh untuk mendapatkan kualitas maksimum dalam hal penerimaan visual
(kesegaran, warna, dan tidak adanya kebusukan atau kerusakan fisiologis), tekstur (kekerasan
dan kerenyahan), citarasa, dan kandungan nutrisi yang meliputi vitamin, mineral dan serat.
Penyimpanan Suhu Dingin
Salah satu cara menjaga agar sayuran tetap segar dalam waktu yang agak lama adalah menekan
kerja enzim yang dilakukan dengan cara menyimpan pada suhu rendah (Jefri, 2016). Kapoh et
al (2015) menambahkan, penyimpanan pada suhu rendah dapat memperpanjang masa hidup
jaringan-jaringan dalam bahan pangan karena aktivitas respirasi menurun dan menghambat
aktivitas mikroorganisme. Penyimpanan yang biasa dilakukan adalah dalam refrigerator atau
ruang pendingin dan cara ini dianggap paling efektif untuk mencegah kerusakan hasil panen.
Jenis tanaman sayur seperti buncis, selada, brokoli serta sayuran lainnya baik disimpan pada
suhu rendah karena bisa mengurangi kerusakan hasil panen yang disebabkan oleh
mikroorganisme (Kapoh et al, 2015). Penyimpanan bertujuan mengontrol permintaan pasar
tanpa menimbulkan banyak kerusakan dan penurunan mutunya. Penyimpanan yang umumnya
dilakukan adalah menggunakan suhu rendah dimana suhu diatur di atas titik beku sehingga daya
simpannya lebih lama. Suhu rendah ini biasanya diikuti dengan kelembaban nisbi yang optimum
agar produk tidak mengalami kekeringan. Penurunan suhu penyimpanan merupakan satu cara
yang paling efektif untuk menjaga komoditas karena dapat mengurangi respirasi dan proses
metabolisme (Asmarita, 2017). Menurut Jefri (2016), penggunaan ruang pendingin cocok untuk
penyimpanan cabai karena dapat mempertahankan kesegaran produk untuk waktu yang lebih
lama.
Kondisi optimum penyimpanan cabai merah segar berada di antara 5 sampai 10°C dengan
kelembaban relatif 95% (Jefri, 2016). Menurut Kapoh et al (2015), bahwa kandungan air dalam
cabai rawit merupakan indikasi dari tingkat kesegaran sehingga sangat berpengaruh terhadap
mutu, terutama mutu fisik. Hal tersebut terjadi karena proses metabolisme yang terjadi selama
penyimpanan dapat mengakibatkan perubahan komponen non air terutama karbohidrat.
Penyimpanan cabai rawit dengan dibungkus dan disimpan pada suhu rendah dapat
mempertahankan kesegaran dan mutu cabai rawit. Penyimpanan suhu dingin tidak dapat
meningkatkan kualitas produk. Oleh karena itu, sayuran yang disimpan dalam suhu dingin harus
dipanen dalam kondisi prima. Sebaiknya pemanenan dilakukan pada pagi hari dan segera
disimpan dalam refrigerator untuk mempertahankan kualitasnya serta mencegah hilangnya
vitamin yang terkandung di dalamnya.
Tujuan penyimpanan suhu dingin (cool storage) adalah untuk mencegah kerusakan tanpa
mengakibatkan pematangan abnormal atau perubahan yang tidak diinginkan sehingga dapat
mempertahankan komoditas dalam kondisi yang dapat diterima oleh konsumen selama mungkin.
Pendinginan pada suhu dibawah 10°C kecuali pada waktu yang singkat tidak mempunyai
pengaruh yang menguntungkan bila komoditas itu peka terhadap cacat suhu rendah (chilling
injury) (Mahendra et al, 2015). Menurut Jefri (2016), penyimpanan pada suhu 7.5°C (45°F)
merupakan suhu terbaik yang mampu mempertahankan mutu cabai (3-5 minggu). Cabai yang
disimpan pada suhu 5°C (41°F) dapat bertahan setidaknya dua minggu tanpa menunjukkan
adanya gejala chilling injury. Penyimpanan pada suhu 5°C mampu menurunkan laju kehilangan
air dan pengerutan, tapi setelah 2-3 minggu, gejala chilling injury mulai terlihat yakni perubahan
warna pada biji cabai. Gejala chilling injury termasuk munculnya lubang pada cabai, kebusukan,
perubahan warna pada biji, dan terlalu banyak cabai yang lembek. Cabai hijau matang lebih
sensitif terhadap chilling injury daripada cabai berwarna yang
matang………………………………………………………………………………………. dst.
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang akan dikerjakan selama waktu yang
diusulkan. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang jelas, semua
tahapan untuk mecapai luaran beserta indikator capaian yang ditargetkan. Pada bagian ini harus
juga dijelaskan tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan penelitian yang diusulkan.
METODA
Rencana Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 tahun (2 tahap) dengan rincian kegiatan pertahun adalah :
1. Tahun 1 : melakukan penyimpanan cabai rawit lokal yang ditujukan untuk benih.
Teknologi pascapanen yang dilakukan adalah penyimpanan dingin dengan suhu rendah yang
dikombinasikan dengan kemasan penyimpanan. Perlakuan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
A11 = penyimpanan pada suhu 5°C, kemasan aluminium foil
A12 = penyimpanan pada suhu 5°C, kemasan kertas
A13 = penyimpanan pada suhu 5°C, kemasan plastik
A21 = penyimpanan pada suhu 10°C, kemasan aluminium foil
A22 = penyimpanan pada suhu 10°C, kemasan kertas
A23 = penyimpanan pada suhu 10°C, kemasan plastik
A31 = penyimpanan pada suhu 15°C, kemasan aluminium foil
A32 = penyimpanan pada suhu 15°C, kemasan kertas
A33 = penyimpanan pada suhu 15°C, kemasan plastik
A41 = penyimpanan pada suhu 24-29°C, kemasan aluminium foil
A42 = penyimpanan pada suhu 24-29°C, kemasan kertas
A43 = penyimpanan pada suhu 24-29°C, kemasan plastik
Persiapan benih cabai rawit, penelitian dilakukan dengan menyiapkan benih cabai rawit,
kemudian dihitung sebanyak 100 biji dan dimasukkan ke dalam wadah sesuai perlakuan yaitu
menggunakan aluminium foil, kertas dan plastik. Kemasan kertas ditutup menggunakan lem
kertas, kemasan plastik ditutup menggunakan zipper dan aluminium foil direkatkan
menggunakan isolasi. Kemudian benih disimpan sesuai perlakuan selama 3 bulan sesuai
dengan penyimpanan standard benih. Parameter yang akan diukur yaitu kadar air benih,
panjang hipokotil benih cabai, keserampakan tumbuh, berat kering kecambah normal potensi
tumbuh maksimal (PTM), daya kecambah (DB), kecepatan tumbuh perkecambahan (KCT) dan
indeks vigor (IV) serta indek vigor hipotetik (IVH).
2. Tahun II : melakukan penanganan pascapanen cabai rawit lokal yang ditujukan untuk
konsumsi. Cabai rawit lokal yang dihasilkan dari hasil panen pada tahun pertama, kemudian
dilanjutkan untuk tahun kedua dengan tujuan penyimpanan yaitu konsumsi. Penyimpanan
cabai rawit lokal ini akan dikombinasikan antara suhu penyimpanan dan jenis kemasan. Jenis
kemasan yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis kemasan yang umum dipakai oleh
petani dan pedagang pengumpul untuk membawa hasil pertanian ke pasar untuk dijual namun
dengan skala ukuran yang lebih kecil. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
A41 = penyimpanan pada suhu 5°C, kemasan jala plastik
A42 = penyimpanan pada suhu 5°C, kemasan karung plastik
A43 = penyimpanan pada suhu 5°C, kemasan polyprophylene
A51 = penyimpanan pada suhu 10°C, kemasan jala plastik
A52 = penyimpanan pada suhu 10°C, kemasan karung plastik
A53 = penyimpanan pada suhu 10°C, kemasan polyprophylene
A61 = penyimpanan pada suhu 15°C, kemasan jala plastik
A62 = penyimpanan pada suhu 15°C, kemasan karung plastik
A63 = penyimpanan pada suhu 15°C, kemasan polyprophylene
A71 = penyimpanan pada suhu 24-29°C, kemasan jala plastik
A72 = penyimpanan pada suhu 24-29°C, kemasan karung plastik
A73 = penyimpanan pada suhu 24-29°C, kemasan polyprophylene
Penyimpanan cabai akan dilakukan hingga cabai dalam kemasan sudah tidak layak lagi secara
ekonomi. Adapun parameter pengamatan selama penyimpanan adalah laju respirasi, susut
bobot, nilai kekerasan, perubahan warna, kadar air, vitamin C, senyawa kapsaisin yang akan
diukur setiap 1 minggu sekali
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL PENELITIAN
Tahun ke-1
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan Proposal
2 Penyusunan Rencana Kerja
Eksplorasi Cabai rawit Lokal di Provinsi
3
Gorontalo
Pengambilan Cabai Rawit Lokal di
4
lokasi
5 Penyiapan benih cabai rawit lokal
6 Penyimpanan benih cabai rawit lokal
7 Survai lokasi penelitian penanaman
Penanaman benih cabai rawit setelah
8
penyimpanan
8 Pembuatan Laporan Akhir Penelitian
9 Pembuatan Buku
10 Publikasi Jurnal Internasional
Tahun ke-2
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan Proposal Penelitian
2 Pemanenan Cabai Rawit Lokal
3 Sortasi Cabai Rawit
4 Penyimpanan cabai rawit
5 Analisis Kimia selama 1 minggu sekali
6 Analisis Data dan Interpretasi Data
7 Penyusunan Laporan Penelitian
8 Publikasi Jurnal Internasional
9 Pembuatan Buku
Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
1. Putri Rintan Aryasita, Adatul Mukarromah. 2013. Analisis Fungsi Transfer pada Harga
Cabai Merah yang diperngaruhi oleh Curah Hujan di Surabaya. Jurnal Sains dan Seni
ITS Vol. 2 No.2.
2. Nurdjannah R, Yohannes Aris.P, Sutrisno. 2014. Pengaruh Jenis Kemasan dan
Penyimpanan Dingin terhadap Mutu Fisik Cabai Merah. J. Pascapanen 11(1) 2014 : 19-
29.
3. Anna, S dan Darudriyo. 2018. Decreasing of Cayenne Pepper Quality During Storage in
Room Temperature. Jurnal Agronida Vol. 4 No.
2.…………………………………………………………………………………………
……
4. Kasmiati E, Darmawati E, Haryadi Y. 2014. Evaluasi Efek Kemasan Plastik terhadap
Daya Simpan Beras. J. Pascapanen 11(1) : 9-18.
5. Lamona A. 2015. Pengaruh Jenis Kemasan dan Penyimpanan Suhu Rendah terhadap
Perubahan Kualitas Cabai Merah Keriting Segar. J. Keteknikan Pertanian 3(2) : 145-
152.
6. Mutia AK, Purwanto YA, Pujantoro L. 2014. Perubahan kualitas bawang merah
(Allium ascalonicum L.) selama penyimpanan pada tingkat kadar air dan suhu yang
berbeda. J. Pascapanen 11(2) 2014 : 108-115.
7. Wulandari S, Bey Y, Tindaon KD. 2012. Pengaruh jenis bahan pengemas dan lama
penyimpanan terhadap kadar vitamin C dan susut berat cabai rawit (Capsicum
frutescens L.). J Biogenesis. 8(2):23-30.
8. Babarinde GO and Fabunmi OA. 2019. Effects of packaging materials and storage
temperature on quality of fresh okra (Abelmoschus esculentus) Fruit. Agricultura
Tropica Et Subtropika. 42(4):151-156.
9. Palar N, Pangemanan P, Tangkere E. 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga
cabai rawit di Kota Manado. J. Agri-Sosio ekonomi 12(2) : 105-120.
10. Jefrri. H.M. 2016. Respon Kualitas Cabai Rawit Hijau (Capsicum Frustescens L.) Yang
Disimpan Pada Berbagai Suhu Penyimpanan. [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian
Institusi Pertanian Bogor. Bogor.
11. Kapoh D.O., W Frans, M. D. Douwes, dan K. M. E. Stella. 2015. Kajian Penggunaan
Wadah Pengemasan Terhadap Mutu Cabai Rawit (Capsicum Frutescens) Yang
Disimpan Pada Suhu Ruang Pendingin. [Skripsi]. Fakultas Pertanian Universitas
Ratulangi. Manado.
12. Asmarita, U. 2017. Pengaruh Jenis Bahan Pengemas dan Lama Penyimpanan Dingin
Terhadap Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Cabai Merah.[Skripsi]. STIPER Dharma
Wacana Metro. Lampung.
13. Mahendra, I. P. A. O., & Pudja, I. R. P. (2015). Pengaruh Package Icing Terinterupsi
Terhadap Mutu Brokoli (Brassica Oleracea, L.) Selama Penyimpanan. Jurnal BETA
(Biosistem dan Teknik Pertanian),
4(1).…………………………………………………………………..…………………
…… dst.
LAMPIRAN 1. BIODATA PENGUSUL
A. BIODATA KETUA PENGUSUL
Nama FADHIL ABDULLAH S.TP, M. Sc.
NIDN/NIDK 0908018002
E-mail fadhil_abd80@yahoo.co.id
ID Sinta 6657542
h-Index 0
Buku
No Judul Buku Tahun Penerbitan ISBN Penerbit URL (jika ada)
Perolehan KI
Tahun
No Judul KI Jenis KI Nomor Status KI (terdaftar/granted) URL (jika ada)
Perolehan
B. ANGGOTA PENGUSUL 1
Nama A KHAIRUN MUTIA S.TP, M.Si
NIDN/NIDK 0904088802
E-mail andikhairunmutia@gmail.com
ID Sinta 6072490
h-Index 0
PEKAN PEMBANGUNAN
PERTANIAN “PEMBANGUNAN
Karakteristik Organoleptik PERTANIAN BERKELANJUTAN
1 Makanan Otak-otak dengan first author DALAM MENDUKUNG -
Bahan Baku Berbagai Jenis Ikan KETAHANAN PANGAN
DAERAH DAN NASIONAL”,
2018, , , 978-602-52820-0-3
Buku
No Judul Buku Tahun Penerbitan ISBN Penerbit URL (jika ada)
Perolehan KI
Tahun
No Judul KI Jenis KI Nomor Status KI (terdaftar/granted) URL (jika ada)
Perolehan
C. ANGGOTA PENGUSUL 2
Nama Dr Ir YOHANES ARIS PURWANTO M.Sc.
NIDN/NIDK 0007036406
E-mail arispurwanto@apps.ipb.ac.id
ID Sinta 36148
h-Index 7
Authentication of the
geographical origin of patchouli
oil using front‐face Flavour and Fragrance Journal,
4 co-author https://onlinelibrar
2019, 34, 1, 1099-1026
fluorescence spectroscopy
and chemometric analysis
Combined Fluorescence-
Transmittance Imaging System Spectrochimia Acta Part A, 2019,
5 co-author https://www.scienced
for Geographical Authentication 218, -, 1386-1425
of Patchouli Oil
Authentication of The
Geographical Origin of
Flavour and Fragrance Journal,
9 Patchouli Oil Using Front Face co-author https://onlinelibrar
2018, 34, 1, 1099-1026
Fluorescence Spectroscopy and
Chemometric Analysis
Dynamical Performance
Analysis of Moving Part
International Journal of Sciences:
Material Replacement from Cast
15 Basic and Applied Research http://gssrr.org/ind
Iron to EFB Filber Filled Epoxy
(IJSBAR), 2016, 27, 3, 2307-4531
of CNC Woodworking
Machinery
Thermal Properties,
Crystallinity, and Oxygen
Permeability of Na- Makara Journal of Technology,
20 http://journal.ui.ac
Montmorillonite Reinforced 2016, 20, 1, 2356-4539
Plasticized Poly (lactic acid)
Film
Effects of preprocessing
techniques in developing a
International Journal of
calibration model for soluble
24 Engineering and Technology, http://www.enggjourn
solid and acidity in 'Gedong
2015, 7, 5, 23198613
Gincu' mango using NIR
spectroscopy
Nondestructive Evaluation of
Anthocyanin Concentration and
Soluble Solid Content at the Food Science and Technology
28 Vine and Blossom Ends of Research, 2015, 21, 1, 1881- https://www.research
Green Mature Mangoes during 3984/1344-6606
Storage by Hyperspectral
Spectroscopy
Prediction of Hardness
Development in Mangosteen Engineering in Agriculture,
34 Peel Using NIR Spectroscopy co-author Environment and Food , 2014, 7, http://www.sciencedi
During Low Temperature 2, 1881-8366
Storage
Determination of catechin as
main bioactive component of Journal of Medicinal Plant
36 co-author http://www.academicj
gambir (Uncaria gambir Roxb.) Research, 2013, 7, 41, 1996-0875
by FT-NIR Spectroscopy
PENGARUH PENAMBAHAN
KALIUM PERMANGANAT
TERHADAP MUTU PISANG
(CV. MAS KIRANA) PADA
KEMASAN ATMOSFIR
TERMODIFIKASI AKTIF Jurnal Penelitian Pascapanen
16 http://www.ejurnal.l
(EFFECT OF POTASSIUM Pertanian, 2017, 10, 2, 2541-4054
PERMANGANATE ADDING
ON BANANA (CV. MAS
KIRANA) FRUIT QUALITY IN
ACTIVE MODIFIED
ATMOSPHERE PACKAGING)
International Symposium on
Transdisciplinary Approach for
IOP Conference Series: Earth and
Knowledge Co-Creation in
1 co-author Environmental Science, 2019, 325, https://iopscience.i
Sustainability 2018 6 November
, 1757-899X
2018, Bogor, West Java,
Indonesia
11 2nd International Conference on co-author IOP Conference Series: Earth and http://iopscience.io
Biomass: Toward Sustainable Environmental Science , 2018,
Biomass Utilization for 141, , 17551307
Industrial and Energy
Applications
Buku
No Judul Buku Tahun Penerbitan ISBN Penerbit URL (jika ada)
Perolehan KI
Tahun Status KI
No Judul KI Jenis KI Nomor URL (jika ada)
Perolehan (terdaftar/granted)
METODE PENGURANGAN
RESIDU PESTISIDA PADA Paten https://pdki-
3 2021 Terdaftar
CABAI DENGAN OZONATED Sederhana indones
FINEBUBBLE WATER
METODE PEMATAHAN
DORMANSI BENIH BAWANG Paten https://pdki-
6 2021 Terdaftar
PUTIH DENGAN TEKNOLOGI Sederhana indones
ULTRAFINE BUBBLE
D. ANGGOTA PENGUSUL 3
Nama Dr. Ir LILIK PUJANTORO EKO NUGROHO M.Agr
NIDN/NIDK 0030116207
E-mail lilikpen@yahoo.com
ID Sinta 6186896
h-Index 1
PENGGUNAAN PENGADUK
STATIK UNTUK
PENGURANGAN Jurnal Teknologi Industri
10 https://scholar.goog
KEBUTUHAN KATALIS Pertanian , 2017, 26, 3, 2252-3901
DALAM PRODUKSI
BIODIESEL
Buku
No Judul Buku Tahun Penerbitan ISBN Penerbit URL (jika ada)
Perolehan KI
Tahun
No Judul KI Jenis KI Nomor Status KI (terdaftar/granted) URL (jika ada)
Perolehan
PERSETUJUAN USULAN
Nama Pimpinan Nama Unit Lembaga
Tanggal Pengiriman Tanggal Persetujuan Sebutan Jabatan Unit
Pemberi Persetujuan Pengusul
- - - - -