Anda di halaman 1dari 11

Bab 8 Beberapa Besaran Gas

Isi Bab Ini


Bab ini berisi diskusi tentang beberapa aplikasi distrubusi Maxwell-Boltzmann
untuk menentukan beberapa besaran yang dimiliki gas.

Tujuan Bab Ini


Tujuan bab ini adalah mahasiswa memahami beberapa besaran besaran gas yang
diturunkan dari fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann.

Apa Yang Perlu Dikuasai Lebih Dahulu


Untuk memahami lebih baik tentang bab ini, mahasiswa diharapkan memahami
terlebih dahulu Bab 2, Bab 3, dan Bab 4.

8.1 Laju Dengan Peluang Maksimum


Pertama kita akan tentukan laju gas yang memiliki peluang maksimum. Fungsi
distribusi Maxwell-Boltzmann memprediksi bahwa pada suhu tertentu laju partikel gas
tidak seragam. Laju partikel gas bervariasi dari nol sampai tak berhingga. Tetapi ada laju
yang memiliki peluang kemunculan paling besar. Laju tersebut berkaitan dengan lokasi
puncak distribusi Maxwell-Boltzmann bila dinyatakan dalam variable laju. Gambar 8.1
adalah kurva kerapatan partikel gas sebafai fungsi laju pada berbagai suhu.
Laju dengan peluang kemunculan paling besar tersebut ditentukan dengan
memecahkan persamaan

dn(v)
=0 (8.1)
dv

Dengan menggunakan n(v) pada persamaan (3.17) maka distribusi partikel dalam
variable laju adalah

n(v)dv = (4πBVm 3 e α )v 2 e − mv
2
/ 2 kT
dv

74
dan dengan menggunakan ungkapan e α pada persamaan (4.34) kita dapatkan

⎛ N ⎞ 2 − mv 2 / 2 kT
n(v)dv = ⎜⎜ 4πBVm 3 ⎟⎟v e dv
⎝ VB(2πmkT ) 3 / 2 ⎠

4πNm 3 / 2 2 − mv 2 / 2 kT
= v e dv (8.2)
(2πkT ) 3 / 2

n(v)

T1

T1 < T2 < T2

T2

T3

v
vm

Gambar 8.1 Kerapatan partikel gas sebagai fungsi laju pada berbagai suhu.

Berdasarkan persamaan (8.2) kita simpulkan

4πNm 3 / 2 2 − mv 2 / 2 kT
n(v ) = v e (8.3)
(2πkT ) 3 / 2

sehingga

75
dn(v) 4πNm 3 / 2 ⎡ − mv 2 / 2 kT d − mv 2 / 2 kT ⎤
= ⎢⎣2ve + v2 e ⎥⎦
dv (2πkT )3 / 2 dv

4πNm 3 / 2 ⎡ − mv 2 / 2 kT 2⎛ 2mv ⎞ − mv 2 / 2 kT ⎤
= ⎢ 2ve + v ⎜ − ⎟e ⎥
(2πkT )3 / 2 ⎣ ⎝ 2kT ⎠ ⎦

4πNm 3 / 2 ⎡ mv 3 ⎤
= e − mv −
2
/ 2 kT
⎢ 2 v ⎥ (8.4)
(2πkT )3 / 2 ⎣ kT ⎦

Jika v m adalah laju dengan peluang maksimum maka pada v m tersebut dn / dv = 0 . Ini
dipenuhi jika

⎡ mv m3 ⎤
⎢ m
2 v − ⎥=0
⎣ kT ⎦

Yang memberikan solusi untuk laju dengan peluang maksimum

2kT
vm = (8.5)
m

8.2 Laju Rata-Rata


Selanjutnya kita akan menentukan laju rata-rata molekul gas. Laju rata-rata
didefiniskan sebagai

∫ vn(v)dv
v= 0

∫ n(v)dv
0


4πNm (2πkT ) ∫ ve −mv3/ 2 2
3/ 2 / 2 kT
v 2 dv
= 0

4πNm 3 / 2 (2πkT ) ∫ ve
− mv 2 / 2 kT
3/ 2
v 2 dv
0

76

∫v e
3 − mv 2 / 2 kT
dv
= 0

(8.6)
∫v e − mv
2
2 / 2 kT
dv
0

Untuk menyelesaikan persamaan (8.6) kita misalkan x = mv 2 / 2kT . Dengan permisalan


ini maka

2kT 1 / 2
v= x
m
3/ 2
⎛ 2kT ⎞
v =⎜3
⎟ x3/ 2
⎝ m ⎠

2kT 1 −1 / 2 1 2kT −1 / 2
dv = × x dx = x dx
m 2 2 m

Dengan demikian, integral pada pembilang di persamaan (8.6) dapat diganti dengan

∞ 3/ 2
⎛ 2kT ⎞ 1 2kT −1 / 2
∫0 ⎜⎝ m ⎟⎠ x3/ 2e −x ×
2 m
x dx

2∞
1 ⎛ 2kT ⎞
∫ xe
−x
= ⎜ ⎟ dx
2⎝ m ⎠ 0

2
1 ⎛ 2kT ⎞
= ⎜ ⎟ Γ(2)
2⎝ m ⎠

Jika paremater dalam fungsi gamma merupakan bilangan bulat maka Γ(n) = (n − 1)! .
Dengan demikian, pembialang dalam persamaan (8.6) bernilai

2 2 2
1 ⎛ 2kT ⎞ 1 ⎛ 2kT ⎞ 1 ⎛ 2kT ⎞
⎜ ⎟ Γ(2) = ⎜ ⎟ × 1!= ⎜ ⎟
2⎝ m ⎠ 2⎝ m ⎠ 2⎝ m ⎠

77
Selanjutnya kita lihat integral pada penyebut di persamaan (8.6). Dengan
melakukan substitusi yang sama deng di atas maka penyebut tersebut berubah menjadi


⎛ 2kT ⎞ − x 1 2kT −1 / 2
∫ ⎜⎝
0
m ⎠
⎟ xe ×
2 m
x dx

3/ 2 ∞ 3/ 2 3/ 2
1 ⎛ 2kT ⎞ 1 ⎛ 2kT ⎞ ⎛ 3 ⎞ 1 ⎛ 2kT ⎞ 1 ⎛1⎞
∫x
−x
= ⎜ ⎟
1/ 2
e dx = ⎜ ⎟ Γ⎜ ⎟ = ⎜ ⎟ × Γ⎜ ⎟
2⎝ m ⎠ 0
2⎝ m ⎠ ⎝2⎠ 2⎝ m ⎠ 2 ⎝2⎠

π ⎛ 2kT ⎞
3/ 2 3/ 2
1 ⎛ 2kT ⎞ 1
= ⎜ ⎟ × × π = ⎜ ⎟
2⎝ m ⎠ 2 4 ⎝ m ⎠

Akhirnya laju rata-rata menjadi

2
1 ⎛ 2kT ⎞
⎜ ⎟
2⎝ m ⎠ 2 2kT
v= =
π ⎛ 2kT ⎞ π
3/ 2
m
⎜ ⎟
4 ⎝ m ⎠

8kT
= (8.7)
πm

8.3 Laju Root Mean Square


Laju root mean square atau disingkat rms adalah laju yang diperoleh dari perata-
rataan v 2 . Laju rms akan menentukan energi kinetik rata-rata atom atau molekul gas.
Mari kita hitung dulu rata-rata dari v 2 .

∫v
2
n(v)dv
v = 2 0

∫ n(v)dv
0

78

4πNm 3 / 2 (2πkT ) ∫v e − mv
3/ 2 2
2 / 2 kT
v 2 dv
= 0

4πNm 3 / 2 (2πkT ) ∫ ve
− mv 2 / 2 kT
3/ 2
v 2 dv
0

∫v e − mv
2
4 / 2 kT
dv
= 0

(8.8)
∫v
2 − mv 2 / 2 kT
e dv
0

Dengan melakukan substitusi serupa dengan yang kita lakukan pada sub bab 8.2 dalam
mencari laju rata-rata, integral pada pembilang dapat diganti dengan

∞ 2
⎛ 2kT ⎞ 2 − x 1 2kT −1 / 2
∫0 ⎜⎝ m ⎟⎠ x e × 2 m x dx
5/ 2 ∞
1 ⎛ 2kT ⎞
= ⎜ ⎟ ∫x e − x dx
3/ 2

2⎝ m ⎠ 0

5/ 2 5/ 2 5/ 2
1 ⎛ 2kT ⎞ ⎛ 5 ⎞ 1 ⎛ 2kT ⎞ 3 ⎛ 3 ⎞ 1 ⎛ 2kT ⎞ 3 1 ⎛1⎞
= ⎜ ⎟ Γ⎜ ⎟ = ⎜ ⎟ × Γ⎜ ⎟ = ⎜ ⎟ × × Γ⎜ ⎟
2⎝ m ⎠ ⎝2⎠ 2⎝ m ⎠ 2 ⎝2⎠ 2⎝ m ⎠ 2 2 ⎝2⎠

3 π
5/ 2 5/ 2
1 ⎛ 2kT ⎞ 3 1 ⎛ 2kT ⎞
= ⎜ ⎟ × × × π = ⎜ ⎟
2⎝ m ⎠ 2 2 8 ⎝ m ⎠

Bagian penyebut persamaan (8.8) sama dengan bagian penyebut pada persamaan
(8.6), dan hasil integralnya adalah

π ⎛ 2kT ⎞
3/ 2

⎜ ⎟
4 ⎝ m ⎠

Dengan demikian, rata-rata kuadrat laju menjadi

79
3 π ⎛ 2kT ⎞
5/ 2

⎜ ⎟
8 ⎝ m ⎠ 3kT
v =
2
= (8.9)
π ⎛ 2kT ⎞
3/ 2
m
⎜ ⎟
4 ⎝ m ⎠

Akar dari v 2 merupakan laju rms, yaitu

3kT
v rms = v 2 = (8.10)
m

Laju rms menentukan energi kinetik rara-rata molekul. Hal ini dapat kita
perlihatkan sebagai berikut. Energi kinetik molekul yang memiliki laju v memenuhi
K = mv 2 / 2 . Energi kinetik rata-rata adalah

1 2 1 2kT 3
K= mv = m × = kT (8.11)
2 2 m 2

8.4 Distribusi Partikel Dalam Besaran Lain


Persamaan (8.2) menyatakan jumlah partikel yang memiliki laju antara v sampai
v + dv . Kadang kita perlu mencarai jumlah partikel yang memiliki komponen laju v x

sampai v x + dv x saja, berapa pun laju v y dan v z . Informasi ini diperlukan misalnya saat

menetukan besaran-besaran yang berkaitan dengan partikel yang bergerak dalam satu
arah saja, misanya difusi partikel sepanjang batang. Untuk mendapatkan distrubusi dalam
fungsi komponen kecepatan kita lakukan penurunan ulang ungkapan kontinu dari g s .
Kita tinjau elemen ruang fase yang berada antara koordinat-kordinat sebagai
berikut
Antara x sampai x + dx
Antara y sampai y + dy
Antara z sampai z + dz
Antara p x sampai p x + dp x

Antara p y sampai p y + dp y

80
Antara p z sampai p z + dp z

Volum elemen ruang fasa tersebut adalah dΓ = dxdydzdp x dp y dp z . Dan karena p x = mv x ,

p y = mv y , dan p z = mv z maka kita dapat menulis

dΓ = m 3 dxdydzdv x dv y dv z (8.12)

Apabila kita membatasi partikel hanya berada antara v x sampai v x + dv x , antara

v y sampai v y + dv y , dan antara v z sampai v z + dv z saja, dan tidak membatasi nilai

variable ruang maka volum ruang fasa diperoleh dengan melakukan integral dΓ pada
semua variable ruang dan hasilnya adalah

∆Γv x ,v y ,v z = m 3 ∫ dxdydzdv x dv y dv z

= m 3Vdv x dv y dv z (8.13)

Jika B adalah kerapatan keadaan maka kita dapat mengganti g s dalam bentuk kontinu
sebagai berikut

g s → B∆Γv x ,v y ,v z = Bm 3Vdv x dv y dv z (8.14)

Karena n s adalah jumlah sistem yang menempati keadaan g s , maka bila kita

mendefinisikan n(v x , v y , v z ) sebagai bentuk kontinu untuk n s melaui transformasi

berikut ini,

n s → n(v x , v y , v z )dv x dv y dv z

Dengan menggunakan hubungan ns = g s eα + βEs dan mengganti n s dan g s dengan


variable kontinunya maka didapat

81
n(v x , v y , v z )dv x dv y dv z = Bm 3Vdv x dv y dv z × e α + βE (8.15)

Selanjutnya kita melakukan penggantian variable sebagai berikut

E=
1 2 1
2
(
mv = m v x2 + v y2 + v z2
2
)
1
β =−
kT
N
eα =
BV (2πmkT )
3/ 2

Dengan penggantian variebl di atas maka persamaan (8.15) menjadi

N − m (v 2 + v 2 + v 2 ) / 2 kT
n(v x , v y , v z )dv x dv y dv z = Bm 3Vdv x dv y dv z × e x y z
BV (2πmkT )
3/ 2

3/ 2
⎛ m ⎞ ( )
− m v x2 + v 2y + v z2 / 2 kT
= N⎜ ⎟ e dv x dv y dv z (8.16)
⎝ 2πkT ⎠

Selanjutnya kita dapat menghitung jumlah molekul yang memiliki komponen


kecepatan antara v x sampai v x + dv x , berapa pun nilai v y dan v z dengan mengintegralkan

n(v x , v y , v z )dv x dv y dv z , pada semua nilai v y dan v z yang mungkin, yaitu dari v y = −∞

sampai v y = +∞ , dan v z = −∞ sampai v z = +∞ . Hasilnya adalah

+∞ +∞
n(v x )dv x = ∫ ∫ n(v
v y = −∞ v z = −∞
x , v y , v z )dv x dv y dv z

3/ 2 +∞ +∞
⎛ m ⎞ ( )
∫ ∫e
− m v x2 + v 2y + v z2 / 2 kT
= N⎜ ⎟ dv x dv y dv z
⎝ 2πkT ⎠ v y = −∞ v z = −∞

82
⎛ m ⎞
3/ 2 ⎛ + ∞ − mv 2 / 2 kT ⎞⎛ + ∞ ⎞
⎜ e y ⎟⎜ e − mv z2 / 2 kT dv ⎟e − mv x2 / 2 kT dv
⎜ v =∫−∞ ⎟⎜ v =∫−∞
= N⎜ ⎟ dv
⎝ 2πkT ⎠
y z
⎟ x
⎝ y ⎠⎝ y ⎠

+∞

∫e
− mv 2y / 2 kT
Kita tinjau integral berikut ini dv y . Kita lakukan transformasi variable
v y = −∞

sebagai berikut

mv y2
=η2
2kT
1/ 2
⎛ 2kT ⎞
vy = ⎜ ⎟ η
⎝ m ⎠
1/ 2
⎛ 2kT ⎞
dv y = ⎜ ⎟ dη
⎝ m ⎠

Dengan transformasi tersebut maka integral yang ingin kita cari dapat ditulis

+∞ 1/ 2
⎛ 2kT ⎞

−η 2
e ⎜ ⎟ dη
η = −∞ ⎝ m ⎠
1 / 2 +∞ 1/ 2
⎛ 2kT ⎞ ⎛ 2kT ⎞
∫e
−η 2
=⎜ ⎟ dη = ⎜ ⎟ × π
⎝ m ⎠ η = −∞ ⎝ m ⎠

⎛ 2πkT ⎞
1/ 2

=⎜ ⎟
⎝ m ⎠

Dengan cara persis sama kita akan dapatkan

+∞
⎛ 2πkT ⎞
1/ 2

∫e
− mv z2 / 2 kT
dv z = ⎜ ⎟
v y = −∞ ⎝ m ⎠

Akhirnya

83
⎛ 2πkT ⎞ ⎛ 2πkT ⎞
3/ 2 1/ 2 1/ 2
⎛ m ⎞
e − mv x / 2 kT dv x
2
n(v x )dv x = N ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟
⎝ 2πkT ⎠ ⎝ m ⎠ ⎝ m ⎠
1/ 2
⎛ m ⎞
e − mv x / 2 kT dv x
2
= N⎜ ⎟ (8.17)
⎝ 2πkT ⎠

Persamaan (8.17) menyatakan kerapatan partikel yang memiliki komponen kecepatan


arah sumbu x antara v x sampai v x + dv x .

84

Anda mungkin juga menyukai