Anda di halaman 1dari 30

 

 
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara


Lampiran 2 : Pedoman Observasi
Lampiran 3 : Pedoman Dokumentasi
Lampiran 4 : Catatan Lapangan 1
Lampiran 5 : Catatan Lapangan 2
Lampiran 6 : Catatan Lapangan 3
Lampiran 7 : Catatan Lapangan 4
Lampiran 8 : Catatan Lapangan 5
Lampiran 9 : Display Data Penyimpangan Perilaku Seksual Subyek RD
Lampiran 10 : Foto dan Arsip

85
86 
 
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

PENANGANAN PENYIMPNGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA


TUNALARAS YANG BERPERILAKU AGRESIF DI LINGKUNGAN
ASRAMA SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA

1. Bagaimana bentuk perilaku seksual subyek di lingkungan asrama?


2. Apakah subyek pernah memperlihatkan alat kelaminnya kepada orang
lain?
3. Apakah subyek selama di lingkungan asrama pernah meraba alat vital atau
bagian sensitif orang lain?
4. Apakah subyek di lingkungan asrama pernah memegang-megang alat
kelaminnya?
5. Apakah subyek di lingkungan asrama pernah melakukan
masturbasi/onani?
6. Upaya apa yang pembina asrama lakukan saat subyek memperlihatkan alat
kelaminnya kepada orang lain?
7. Upaya apa yang pembina asrama lakukan saat subyek meraba alat vital
atau bagian sensitif orang lain?
8. Upaya apa yang pembina asrama lakukan saat subyek memegang-megang
alat kelaminnya?
9. Upaya apa yang pembina asrama lakukan saat subyek melakukan
masturbasi/onani?
10. Adakah pendidikan seksual di lingkungan asrama?
11. Metode apa yang digunakan pembina asrama dalam menangani
penyimpangan perilaku seksual subyek?
87 
 
Lampiran 2 : Pedoman Observasi

PEDOMAN OBSERVASI

PENANGANAN PENYIMPNGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA


TUNALARAS YANG BERPERILAKU AGRESIF DI LINGKUNGAN
ASRAMA SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA

Pengamatan Variabel Indikator


Asrama Kondisi fisik bangunan Asrama 1. Tata ruang lingkungan
2. Kondisi ruangan
3. Kondisi toilet/WC
Subyek Interaksi Sosial/Pergaulan 1. Dengan teman sekamar
2. Dengan pembina asrama
3. Dengan lawan jenis
Penyimpangan Perilaku Seksual 1. Terhadap diri sendiri
2. Terhadap orang lain
3. Terhadap lawan jenis
Pembina Sikap dan kesiapan. 1. Sikap pembina asrama
Asrama terhadap anak ketika
terjadi kegiatan
penyimpangan perilaku
seksual.
2. Kesiapan pembina asrama
terhadap anak ketika
terjadi kegiatan
penyimpangan perilaku
seksual.
88 
 
Lampiran 3 : Pedoman Dokumentasi

PEDOMAN DOKUMENTASI

PENANGANAN PENYIMPNGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA


TUNALARAS YANG BERPERILAKU AGRESIF DI LINGKUNGAN
ASRAMA SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA

Dokumen Arsip

1. Data Kelembagaan
a. Sejarah
b. Data Statistik
c. Pengelola Asrama
d. Sarana dan Prasarana
2. Data Tentang Anak
a. Identitas Subyek
b. Riwayat Hidup
c. Kondisi Subyek
d. Karakteristik Subyek
89 
 
Lampiran 4 : Catatan Lapangan 1

Hari/Tanggal : Senin, 5 Desember 2011

Lokasi : Asrama SLB E Prayuwana

Waktu : 16.30 - 18.15

Topik : Observasi

Subyek RD sedang mengikuti jam tambahan pelajaran yang diberikan oleh


pembina asrama di ruanga serbaguna asrama. Pada saat itu pembina asrama hanya
ada 1 orang yaitu pak DY. Ketika jam tambahan pelajaran sedang berlangsung
subyek RD menaruh kakinya di atas kursi sambil memukul-mukul meja dengan
kayu dan pak DY menegurnya.
Ketika jam tambahan pelajaran sedang berlangsung, subyek RD melihat
saya dan langsung memanggil dengan suara yang sangat lantang. Kemudian saya
mendekati dan duduk di samping subyek, karena saya sudah terbiasa dan saling
mengenal dengan subyek RD maka subyek RD tidak mengetahui bahwa dia
sedang saya teliti.
Pada saat jam tambahan pelajaran berlangsung subyek terlihat sangat
gelisah dalam proses belajarnya, seperti ingin segera cepat-cepat menyelesaikan
pekerjaanya. Ketika peneliti menanyakan tentang materi pelajaran yang sedang
dipelajarinya tiba-tiba subyek RD menyela dan berbicara sendiri, mengejek teman
di sampingnya, memukul-mukul meja dengan menggunakan kayu dan merancu
mengeluarkan kata-kata kotor sambil menjauh dari peneliti.
Setelah jam pelajaran tambahan usai, semua penghuni asrama
dibebastugaskan dari kegiatan karena itu waktu luang hingga jam makan malam.
Ada beberapa penghuni asrama yang menggunakan waktu luang tersebut untuk
melakukan kegiatan seperti berolah raga, bermain, menonton televisi dan
membersihkan diri. Khusus untuk subyek RD dia memilih untuk menonton
televisi dan bermalas-malasan di aula asrama. Dalam pengamatan peneliti subyek
seperti memonopoli acara televisi yang sedang disaksikan oleh beberapa
temannya. Seperti pada saat penghuni yang lain menghendaki untuk menonton
90 
 
siaran sepak bola subyek dengan memaksa bahkan memberikan pukulan dan
menjambak kepada beberapa penghuni asrama yang lain agar tidak memberikan
masukan agar siaran telefisi dipindah karena subyek tengah asik menimati acara
musik dan ikut menirukan lirik dari lagu tersebut dimana yang sedang tampil
adalah band faforitnya yang terdiri dari wanita semua.
Disaat subyek RD tengah asik menikmati acara televisi secara tiba-tiba dia
bergegas mengambil perlengkapan mandinya lalu menuju kamar mandi.
Kebetulan kamar mandi di asrama ini letaknya tidak jauh dari aula asrama dan
tidak ada penghalangnya sehingga dari kejauhan dapat diamati secara langsung.
Pada saat subyek menuju kamar mandi subyek mengetahui bahwa kamar mandi
sedang penuh digunakan oleh penghuni asrama yang lain. Setibanya di depan
pintu kamar mandi subyek memukul dan menendang semua pintu kamar madi
yang suaranya membuat beberapa penhuni asrama kaget. Subyek dari luar kamar
mandi berteriak-teriak agar yang berada di dalam kamar mandi untuk segera
keluar. Kegiatan subyek memukul dan menendang pintu kamar mandi tersebut
membuat perhatian pembina asrama sehingga pembina asrama menuju kamar
mandi dan menegur subyek namun dengan suara lantang subyek berteriak “lagi
mumet Pak” sambil menendang pintu kamar mandi. Pembina asrama sepertinya
memahami makna kata tersebut sehingga pembina asrama mengajak subyek untuk
berdiskusi sambil menunggu penghuni asrama yang sedang didalam kamar mandi
selesai.
Selama subyek berada di dalam kamar mandi terdengar suara nyanyian
lagu dari salah satu ban favorit subyek. Mungkin karena suaranya kurang baik
serta cara melantunkanya sambil berteriak sehingga membuat beberapa penghuni
asrama memberi komentar yang kurang baik. Dan hal tersebut direspon oleh
suyek seperti mengatai dengan kata-kata jorok kepada penghuni asrama yang
memberikan komentar tadi. Mungkin karena sebal atau bagai mana penghuni
asrama tadi dengan tiba-tiba menendang pintu kamar mandi yang digunakan oleh
subyek. Dan secara tiba-tiba subyek keluar dari kamar mandi hanya menggunakan
handuk untuk menutupi alat kelaminya kemudian berlari ke arah penghuni asrama
yang menendan pintu kamar mandi yang sedang digunakan subyek. Menyadari
91 
 
hal tersebut penghuni asrama tersebut berlari dan terjadi aksi kejar-kejaran dimana
dalam mengejar subyek sambil berkata-kata jorok, kasar serta dengan nada
mengancam akan memukul bila tertangkap.
Dan benar saja, ketika penghuni asrama tersebut terpojok dan tertangkap,
dengan kasarnya subyek memukul lengan dan meludahi temannya dan tidak
hanya berhenti sampai disitu saja secara tiba-tiba alat kelamin temanya tadi
dicengkram lalu diremasnya sehingga membuat temannya tadi merintih sakit.
Kejadian itu sangat cepat sekali dan dengan berteriak subyek memberitahukan
kepada penhuni asrama yang lain bahwa alat kelamin temannya tersebut sedang
ereksi dan mengolok-olok temannya tersebut untuk melakukan masturbasi.
Berdasarkan informasi subyek melakukan kegiatan tersebut hanya kepada
penghuni asrama yang dirasa lemah dan kalah mental dengan dengan subyek
karena dulu pernah subyek mengejek atau meraba bagiab sensitif teman yang
sebayanya dan itu menjadikan perkelahian dia antara mereka.
Interpretasi:

1. Subyek RD berperilaku tidak sopan didepan pak DY pada saat jam pelajaran
tambahan dengan menaruh kakinya diatas kursi sambil memukul-mukul
meja dengan kayu.
2. Subyek RD sering kali memonopoli acara televisi yang sedang disaksikan
oleh penghuni asrama lainnya.
3. Subyek RD sering sekali mengeluarkan kata – kata kotor dan tidak pantas
diucapkan kepada siapa saja.
4. Subyek RD sering sekali mengitimidasi teman dengan cara kekerasan seperti
memukul dan menjambah bahkan meludahinya.
5. Subyek RD sering sekali sering mengejek temanya dan sering mengancan
penghuni asrama yang lainnya.
92 
 
6. Alternatif dari pembina asrama untuk Pak DY apabila RD menunjukkan
penyimpangan perilaku seksual:
a. Melarang.
b. Mengalihkan perhatian.
c. Memberikan hukuman.

Mengetahui
Pembina Asrama Peneliti

Dayat Dedi Andriyanto


93 
 
Lampiran 5 : Catatan Lapangan 2

Hari/Tanggal : Kamis, 8 Desember 2011

Lokasi : Asrama SLB E Prayuwana

Waktu : 16.00 - 17.45

Topik : Wawancara

1. Peneliti : Bagaimana bentuk perilaku seksual subyek di lingkungan


asrama?
Pak DY : Sebenarnya semua siswa yang berada di asrama ini punya,
namun khusus untuk subyek perilaku seksualnya begitu
menonjol. Kecurigaan kami dengan subyek itu sudah
semenjak awal masuk asrama dulu, karena disetiap suasana
dia suka meremas alat kelaminnya sendiri dan meraba alat
kelamin temannya. Diwaktu luang ada kegiatan refresing
melihat telefisi bersama-sama penghuni asrama yang lain,
subyek selalu memperhatikan tayangan yang sekiranya
dapat membuat syahwat atau libido naik yang
mengakibatkan keinginan untuk menyalurkan hasrat
seksualnya muncul seperti, meremas-remas alat kelaminnya
sendiri dan milik orang lain bahkan tak jarang subyek
melakukan onani/masturbasi. Namun belakangan ini
subyek sering melakukan kegiatan menurunkan celana
temannya sehingga celana dalamnya terlihat, bagi
temannya mungkin itu hanya sekedar kegiatan iseng saja.
Tapi saya curiga apa subyek juga memiliki kecenderungan
sesama jenis mengingat kondisi asrama yang sekarang.
2. Peneliti : Apakah subyek pernah memperlihatkan alat kelaminnya
kepada orang lain?
Pak DY : Iya, biasanya subyek melakukannya kepada lawan jenis.
94 
 
Baik itu siswa TK sebelah, orang-orang yang berkunjung
ke asrama terutama mahasiswa dan tidak jarang pembina
asrama juga. Dalam melakukan kegiatan tersebut subyek
biasanya dengan sopan memanggil korbannya, bila dirasa
korban yang diinginkan merespon dengan menoleh
kearahnya maka dengan santainya subyek memperlihatkan
alat kelaminnya. Namun aneh bagi saya karena bila yang
dijadikan korban berteriak histeris, marah atau malu subyek
malah memperlihatkan senyum puas atau bahagia dan itu
terbalik bila subyek melakukannya dan korbannya tidak
memberikan respon apa-apa maka dengan sendirinya
subyek akan menjadi malu dan menjauh dari kumpulan.
3. Peneliti : Apakah subyek selama di lingkungan asrama pernah
meraba alat vital atau bagian sensitif orang lain?
Pak DY : Sering, hal itu sering terjadi disaat jam belajar malam dan
waktu refresing menonton televisi. Biasanya subyek
dengan tiba-tiba memegang bahkan mencengkeram alat
kelamin milik orang lain (dalam kasus ini biasanya yang
dijadikan korban adalah yang lebih kecil dan kalah mental
dengan subyek)
4. Peneliti : Apakah subyek di lingkungan asrama pernah memegang-
megang alat kelaminnya?
Pak DY : Iya, perilaku itu sering dilakukan pada saat jam refresing
(menonton acara televisi) biasanya subyek melakukannya
setelah menyaksikan tayangan yang ada wanitanya baik itu
tayangan sopan maupun tayangan yang ada unsur
pornografinya. Bila diperhatikan subyek dengan sendirinya
akan melakukan kegiatan seperti memegang-megang alat
kelaminya.
5. Peneliti : Apakah subyek di lingkungan asrama pernah melakukan
masturbasi/onani?
95 
 
Pak DY : Pernah, bagi saya hal seperti itu bila sudah masuk usia
remaja adalah hal yang wajar. Namun untuk subyek saya
kok memiliki kekhawatiran yang tersendiri karena dalam
melakukan kegiatan tersebut kadan bisa sampai 3 bahkan 4
kali dalam 1 hari. Saya kurang memahami apa yang
dijadian motivasi untuk sering melakukan hal tersebut tapi
dari hasil diskusi saya dulu dengan subyek, bila keinginan
untuk melakukan onani tidak tersalurkan maka subyek akan
merasa pusing yang teramat sangat.
6. Peneliti : Upaya apa yang pembina asrama lakukan saat subyek
memperlihatkan alat kelaminnya kepada orang lain?
Pak DY : Menegur dan menasehati baik subyek maupun korban dari
kegiatan tersebut karena prinsipnya subyek melakukan hal
itu untuk mendapatkan kepuasan dari ekspresi yang
ditimbulkan oleh korbannya. Sementara si korban kami
nasehati atau kami informasikan agar bila terjadi perilaku
seperti itu agar tidak memberika respon yang berlebihan.
Karena dengan sepert itu kami berharap perilaku subyek
dapat berkurang atau hilang dengan sendirinya.
7. Peneliti : Upaya apa yang pembina asrama lakukan saat subyek
meraba alat vital atau bagian sensitif orang lain?
Pak DY : Menegur dan menasehati baik subyek maupun korban dari
kegiatan tersebut karena hal seperti itu kurang pantas dan
sopan untuk dilakukan.
8. Peneliti : Upaya apa yang pembina asrama lakukan saat subyek
memegang-megang alat kelaminnya?
Pak DY : Menegur dan menasehati baik subyek maupun korban dari
kegiatan tersebut karena hal seperti itu kurang pantas dan
sopan untuk dilakukan. Dan mengalihkan pada kegiatan-
kegiatan positif yang lain.
9. Peneliti : Upaya apa yang pembina asrama lakukan saat subyek
96 
 
melakukan masturbasi/onani?
Pak DY : Menegur dan menasehati subyek agar dalam melakukan
kegiatannya tersebut untuk tidak terlalu sering dan
melakukannya diruangan yang tertutup karena hal semacam
itu adalah sebuah privasi individu.
10. Peneliti : Adakah pendidikan seksual di lingkungan asrama?
Pak DY : Belum ada, ini sedang kami upayakan agar ada materi
seperti itu untuk memberikan pengetahuan bagi penghuni
asrama.
11. Peneliti : Metode apa yang digunakan pembina asrama dalam
menangani penyimpangan perilaku seksual subyek?
Pak DY : Dalam menangani penyimpangan perilaku seksual subyek
kami selaku pembina asrama tidak menggunakan metode
yang pasti. Kami melakukannya dengan cara mencoba dan
menyesuaikan permasalahan dan kebutuhan yang terjadi
dilapangan saja.

Pembina Asrama

Dayat
97 
 

Lampiran 6 :Catatan Lapangan 3

Hari/Tanggal : Minggu, 11 Desember 2011

Lokasi : Asrama SLB E Prayuwana

Waktu : 0.15 - 11.30

Topik : Observasi

Hari ini kami sudah janjian untuk melakukan kegiatan refresing ke tempat
wisata taman sari. Semua penghuni asrama telah bersiap untuk melakukan
kegiatan berhubung letak wisata taman sari letaknya dekat dengan asrama SLB E
prayuwana maka kami putuskan untuk berjalan kaki menuju lokasi tersebut.
Sebelum berangakat pembina asrama memberikan beberapa arahan-arahan terkait
kegiatan hari itu.
Kegiatan berjalan tertip dan lancar hingga subyek bertemu dengan wanita
asing yang menggunakan pakaian yang cukup tipis dan mini sehingga terlihat
samar-samar pakaian dalam dan beberapa anggota tubuhnya. Secara sepontan hal
tersebut membuat subyek memberikan respon dengan berkata yang kurang sopan
dan seronok dan hal tersebut cukup menjengkelkan dan membuat malu pembina
asrama karena perilaku subyek yang kurang sopan tersebut menjadi perhatian
lingkungan sekitar.
Sekembalinya dari kegiatan refresing tersebut rombongan beristirahat di
aula sambil menonton acara televisi. Tidak dengan subyek, subyek tergesa-gesa
menuju kamar tidur dan menguncinya dari dalam kamar. Begitu mengetahui hal
tersebut pembina asrama DY memanggil subyek untuk keluar namun tidak
mendapat respon dari subyek. Selama subyek berada didalam kamar, penghuni
asrama yang lain membicarakan apa yang dilakukan subyek. Menurut merekan
subyek melakukan masturbasi karena tadi selama kegiatan refresing subyek
mengatakan “londone ra nguati” kepada LG teman akrab subyek. Mendengar
informasi tersebut ada beberapa penghuni asrama menuju kamar tidur subyek,
98 
 
mereka saling berebut posisi untuk dapat menyaksikan kegiatan yang terjadi di
dalam kamar dari lubang kunci dan ventilasi.

Peneliti pun tertarik untuk mengetahui apa yang dilakukan subyek


berdasarkan informasi tadi. Baru mau melangkah menuju kamar tidur subyek
untuk mengamati kegiatan yang terjadi di dalam kamar subyek, tiba-tiba pintu
kamar terbuka dan subyek keluar membawa tongkat sapu yang digunakan untuk
menakut-nakuti penghuni asrama yang ketahuan mengintip dan memukulkan
tongkat tersebut kemeja sambil merancu dan menyumpahi teman-temannya
dengan kata-kata kotor. Kontan saja penghuni yang sedang mengintip tadi
berlarian menjauh agar tidak diintimidasi oleh subyek.
Mengetahui hal tersebut Bu ST salah satu pembina asrama menghampiri
subyek dan menanyakan ada permasalahan apa. Setelah terjadi diskusi akhirnya
subyek dapat kembali tenang dan kembali ke kamar tanpa menutup pintu
kamarnya. Peneliti bertanya kepada Bu ST akan apa yang terjadi, Bu ST
menjelaskan bahwa subyek merasa tidak nyaman di intip oleh penghuni asrama
yang lain. Waktu peneliti menanyakan indikasi subyek melakukan masturbasi Bu
ST menjelaskan berdasarkan pengakuan subyek, subyek tidak melakukannya
melainkan murni karena kecapekan saja. Berbeda dengan Pak DY, seolah
mengetahui rutinitas subyek yang seperti itu. Menurut Pak DY subyek
memberikan alasan seperti itu karena ada perasaan malu atau minder kepada Bu
ST karena selama ini subyek akan berperilaku masuk dan mengunci kamar dan di
dalam kamar mandi dengan durasi yang cukup lama, bisa ditafsirkan bahwa
subyek sedang melakukan masturbasi. Pak DY mengingatkan bahwa
kecurigaannya tersebut diperkuat oleh selama kegiatan di taman sari subyek
mendapatkan pengalaman, bahan dan rangsangan dari pengalaman sehingga bisa
saja dijadikan obyek fantasi subyek.
99 
 
Interpretasi:

1. Subyek RD berperilaku tidak sopan terhadap orang lain


2. Subyek RD sering sekali mengeluarkan kata – kata kotor dan tidak pantas
diucapkan kepada siapa saja.
3. Subyek RD sering sekali menggunakan pengalaman visualnya untuk
dijadikan obyek fantasi seksualnya
4. Subyek memiliki rasa malu kepada pembina asrama yang berbeda jenis
kelamin.
5. Adanya toleransi dan pengawasan bagi subyek untuk melakukan kegiatan
masturbasi/onani.

Mengetahui
Pembina Asrama Peneliti

Isti Dedi Andriyanto


100 
 
Lampiran 7 :Catatan Lapangan 4

Hari/Tanggal : Selasa, 12 Desember 2011

Lokasi : Asrama SLB E Prayuwana

Waktu : 15.00 - 16.45

Topik : Wawancara

1. Peneliti : Bagaimana bentuk perilaku seksual subyek di lingkungan


asrama?
Bu ST : Sepengetahuan saya, anak ini suka meremas alat kelamina
sendiri dan menunjukan alat kelaminya kepada lawan jenis.
Tapi informasi dari pembina asrama yang lain anak ini suka
sekali masturbasi/onani, hanya saja saya belum pernah
mengetahuinya. Mungkin karena saya pembina asrama
baru jadi belum mengetahui hal yang spesifik dari anak ini.
2. Peneliti : Apakah subyek pernah memperlihatkan alat kelaminnya
kepada orang lain?
Bu ST : Iya, biasanya subyek melakukannya kepada lawan jenis.
Korbanya biasana tidak menyadari bila akan dijadikan
korban perilakunya tersebut. Saya heran setiap kali anak
melakukan kegiatan tersebut sepertinya dia mendapatkan
kepuasan dari ekspresi yang dia tunjukkan, tapi sebaliknya
bila dari korban tidak memberikan respon apa-apa anak
malah jadi pendiam (mungkin malu) dan pergi bermain
sendiri atau menyendiri.
3. Peneliti : Apakah subyek selama di lingkungan asrama pernah
meraba alat vital atau bagian sensitif orang lain?
Bu ST : Sering, hal itu sering biasanya terjadi diwaktu refresing
menonton televisi dimana anak secara tiba-tiba
melakukannya sehingga tidak ada kesiap siagaan dari
101 
 
korban untuk menghindar. Namun yang menjadi korban
biasanya penghuni asrama yang lebih kecil sehingga tidak
terjadi perlawana.
4. Peneliti : Apakah subyek di lingkungan asrama pernah memegang-
megang alat kelaminnya?
Bu ST : Iya, anak sering melakukannya biasanya setelah
menyaksikan tayangan telefisi yang ada adegan wanitanya.
Kadang pada saat jam tambahan juga atau bila ada
kunjungan dari luar. Anak mengamati obyek yang menarik
perhatiannya lalu akan dengan spontan memegang alat
kelaminnya. Hal itu sangat cepat sekali sehingga jarang
diperhatikan oleh orang lain apalagi yang tidak mengetahui
informasi tentang anak tersebut.
5. Peneliti : Apakah subyek di lingkungan asrama pernah melakukan
masturbasi/onani?
Bu ST : Menurut informasi dari Pak DY, subyek memiliki
kebiasaan untuk melakukannya dan bila dilarang subyek
akan menjadi uring-uringan dan susah diatur sehingga bila
ada indikasi anak akan atau melakukan hal tersebut. Hanya
kami beri arahan saja. Karena menurut saya hal tersebut
wajar mengingat anak sudah puber.
6. Peneliti : Upaya apa yang pembina asrama lakukan saat subyek
memperlihatkan alat kelaminnya kepada orang lain?
Bu ST : Biasanya dengan cara menegur dan menasehati baik anak
maupun korban dari perbuatan tersebut. Menjelaskan
bahwa perbuatan seperti itu tidak baik dan merugiakan baik
dari anak maupun korban.
Kerena saya heran anak seperti mendapatkan kepuasan dari
perbuatannya tersebut apalagi bila korbanya menberikan
respon yang berlebihan seperti berteriak histeris namun
sebaliknya bila tidak memberikan respon bahkan cenderung
102 
 
di tantang untuk berbuat lebih anak malah akan jadi segan,
minder bahkan bermain sendiri. Biasanya setelah
diinformasikan seoperti itu subyek menurut hanya saja
nanti di ulangi lagi dan selalu seperti itu.
7. Peneliti : Upaya apa yang pembina asrama lakukan saat subyek
meraba alat vital atau bagian sensitif orang lain?
Bu ST : Biasanya dengan cara menegur dan menasehati baik subyek
maupun korban dari kegiatan tersebut karena hal seperti itu
kurang pantas dan sopan untuk dilakukan. Idikasi untuk
melakukan perilaku tersebut jarang bisa diditeksi sehingga
langkah antisipasi yang biasa kami lakukan seperti bila
duduk jangan terlalu dekat dengan subyek karena akan
memberikan kesempatan subyek untuk melakukan
perbuatannya tersebut.
8. Peneliti : Upaya apa yang pembina asrama lakukan saat subyek
memegang-megang alat kelaminnya?
Bu ST : Menegur dan menasehati baik subyek maupun korban dari
kegiatan tersebut karena hal seperti itu kurang pantas dan
sopan untuk dilakukan. Dan mengalihkan pada kegiatan-
kegiatan positif yang lain.
9. Peneliti : Upaya apa yang pembina asrama lakukan saat subyek
melakukan masturbasi/onani?
Bu ST : Karena belum pernah menemui perbuatan tersebut mungkin
dengan cara menegur dan menasehati anak agar dalam
melakukan kegiatannya tersebut untuk tidak terlalu sering
agar tidak mengganggu kesehatan dan melakukannya
diruangan yang tertutup karena hal semacam itu adalah
sebuah privasi individu.
10. Peneliti : Adakah pendidikan seksual di lingkungan asrama?
Bu ST : Belum ada, semua kami lakukan dengan cara insidental
serta penjelasan sedapatnya saja.
103 
 
11. Peneliti : Metode apa yang digunakan pembina asrama dalam
menangani penyimpangan perilaku seksual subyek?
Bu ST : Dalam menangani penyimpangan perilaku seksual subyek
kami selaku pembina asrama tidak menggunakan metode
yang pasti. Kami melakukannya dengan cara mencoba dan
menyesuaikan permasalahan dan kebutuhan yang terjadi
dilapangan saja.

Pembina Asrama

Isti

 
104 
 
Lampran 8 :Catatan Lapangan 5

Hari/Tanggal : Rabu, 21 Desember 2011

Lokasi : Asrama SLB E Prayuwana

Waktu : 16.00 - 17.45

Topik : Observasi

Hari ini peneliti melakukan penelitian bersamaan adanya kunjungan dari


mahasiswa psikologi UAD yang observasi. Kebetulan pada saat itu penghuni
asrama termasuk subyek melakukan kegiatan olahraga di alun-alun selatan,
sehingga kami ikut berkegiatan di alun-alun selatan.

Selama kegiatan olahraga subyek sering kedapatan sedang memperhatikan


salah satu mahasiswa dimana hal tersebut dijadikan bahan pembicaraan dan
ejekan dari teman yang lain. Kegiatan itu terus berlangsung hingga kegiatan
berakhir dan tidak ada respon yang berarti dari subyek terkait ejakan dan
pembicaraan teman-temannya tadi.
Sekembalinya ke dalam lingkungan asrama subyek dan beberapa penghuni
asrama yang lain membuka pakaian dengan alasan berkeringat dan itu bisa
diterima pembina asrama mengingat sedang ada kunjungan karena pembina
meminta agar tetap berperilaku sopan. Sementara mahasiswa tadi melakukan
wawancara kepada beberapa penghuni asrama dan kebetulan subyek tidak
diwawancarai oleh mahasiswa yang menarik perhatiannya. Subyek memberikan
sikap yang kurang sopan dan memaki serta berkata kotor kepada penghuni asrama
yang di wawancarai oleh mahasiswa yang menarik perhatian subyek.
Menyadari hal tersebut Bu ST menginformasikan kepada mahasiswa
tersebut bahwa subyek menginginkan untuk diwawancarai olehnya. Mengetahui
hal tersebut mahasiswa dapat megerti dan bertukar obyek wawancara agar tidak
terjadi permasalahan. Baru selang beberapa saat melakukan wawancara subyek
menunjukkan perilaku seperti gelisah dan meraba-raba alat kelaminnya. Subyek
tiba-tiba minta waktu untuk istiraha membersihkan diri untuk mandi dulu.
105 
 
Peristiwa itu berlangsung secara wajar mulai dari subyek masuk kamar mandi
hingga selesai. Hingga subyek keluar dari kamar mandi hanya mengenakan
handuk saja, semula peneliti, pembina asrama dan mahasiswa tidak menaruh
curiga kepada subyek. Subyek berjalan dari arah kamar mandi menuju kamarnya
sewaktu melewati mahasiswa yang menarik perhatian subyek tadi. Peneliti dan
pembina asrama mengetahui bahwa dengan sengaja subyek melepas simpul
handuknya tepat didepan mahasiswa tadi sehingga secara reflek baik mahasiswa
tersebut, penghuni asrama yang lain, peneliti dan pembina panti menyaksikan
kejadian tersebut. Dan dengan spontan mahasiswa tadi berteriak histeris sambil
menutup mata menggunakan kedua tangannya dan memalingkan muka.
Bila diperhatikan setelah melakukan kegiatan tersebut subyek tidak
menunjukkan perasaan merasa bersalah, malu atau meminta maaf. Kejadian
tersebut terjadi cepat sekali sehingga ada beberapa orang yang tidak mengetahuina
namun setelah kejadian itu membuat heboh teman-teman mahasiswa yang lain
karena mahasiswa tersebut seperti trauma dan tidak mau melakukan wawancara
dengan subyek.

Mengetahui
Pembina Asrama Peneliti

Isti Dedi Andriyanto


106 
 
Lampiran 9 : Display Data

DISPLAY DATA
PENYIMPANGAN PERILAKU SEKSUAL SUBYEK RD

No Masalah Bentuk perilaku Indikator Sumber


1 Bentuk Tidak -
perilaku menyimpang
seksual Menyimpang - Masturbasi. Observasi,
wawancara
- Perilaku exhibitionism. Observasi,
wawancara
- Meremas-remas alat Observasi,
kelamin. wawancara
- Menurunkan celana Observasi,
temannya sehingga wawancara
celana dalam temannya
tersebut terlihat.
2 Faktor Internal - Naluri/keinginan yang Observasi,
penyebab muncul secar tiba-tiba. wawancara
terjadinya - Tidak dapat
penyimpang mengendalikan diri
perilaku terhadap perilakunya.
seksual - Mudah terpancing oleh
tindakan orang lain.
Eksternal - Adanya kesempatan Observasi,
(orang lain yang lengah wawancara
dan tidak waspada).
- Pengalaman belajar yang
tidak tepat dari
lingkungan.
- Pengaruh mulimedia
baik visual maupun
cetak.
3 Upaya - Masturbasi - Menasehati subyek Observasi,
penanganan tentang tingkah lakunya wawancara
penyimpang bahwa itu tidak baik dan
perilaku tidak boleh dilakukan
seksual serta memberinya
contoh tentang perilaku
yang baik dan pantas
dilakukan.
- Melarang subyek bila
hendak melakukan
masturbasi di tempat
umum.
- Mengalihkan perhatian
dengan kegiatan/aktifitas
107 
 
yg lain.
- Membiarkan subyek
melakukan masturbasi
bila sudah ditegur dan
dialihkan perhatiannya.
- Mengarahkan subyek
untuk melakukan
masturbasi diruangan
tertutup/kamar mandi,
bila itu sudah menjadi
kebutuhan subyek dan
sedang birahi atau bila
larangan dan pengalihan
perhatian sudah tidak
bisa untuk dilarang.
- Memberi
sangsi/hukuman kepada
subyek jika sudah
diingatkan berkali-kali
namun subyek masih
melakukan kegiatan
tersebut.
- Memberi reward
(hadiah) apabila subyek
dapat mengurangi atau
mematuhi saran yang
diberikan oleh penjaga
asrama.

- Perilaku - Menegur subyek apabila Observasi,


exhibitionism terindikasi akan wawancara
melakukan exhibitionism
atau memperlihatkan alat
kelaminnya kepada
orang lain.
- Menasehati subyek
tentang tingkah lakunya
bahwa itu tidak baik dan
tidak boleh dilakukan
serta memberinya contoh
tentang perilaku yang
baik dan pantas
dilakukan.
- Menegur dan menasehati
saat peristiwa
berlangsung.
- Menasehati anak yang
akan atau memiliki
peluang untuk dijadikan
obyek exhibitionism agar
108 
 
segera menghindar dari
subyek dan tidak
memberikan respon apa-
apa terhadap perilakunya
tersebut.
- Memberi hukuman
seperti mencubit,
memukul tangan korban,
subyek diminta untuk
tidak mengenakan celana
dalam waktu tertentu.
- Memberi reward
(hadiah) apabila subyek
dapat mengurangi atau
mematuhi saran yang
diberikan oleh penjaga
asrama.
- Meremas- - Menasehati subyek Observasi,
remas alat tentang tingkah lakunya wawancara
kelamin bahwa itu tidak baik dan
tidak boleh dilakukan
serta memberinya contoh
tentang perilaku yang
baik dan pantas
dilakukan.
- Menegur dan menasehati
saat peristiwa
berlangsung.
- Melarang subyek ketika
hendak meremas alat
kelamin.
- Memegang tangan
subyek ketika hendak
memegang/menyentuh
alat kelamin orang lain.
- Memberi hukuman
seperti mencubit,
memukul tangan korban
ketika hendak
memegang/menyentuh
alat kelamin orang lain.
- Memberi reward
(hadiah) apabila subyek
dapat mengurangi atau
mematuhi saran yang
diberikan oleh penjaga
asrama.

- Menurunkan - Menasehati subyek Observasi,


109 
 
celana tentang tingkah wawancara
temannya lakunya bahwa itu
sehingga tidak baik dan tidak
celana dalam boleh dilakukan
temannya serta memberinya
tersebut contoh tentang
terlihat perilaku yang baik
dan pantas
dilakukan.
- Menegur dan
menasehati saat
peristiwa
berlangsung.
- Melarang subyek
ketika hendak
memelorotkan
celana temannya.
- Menasehati anak
yang memiliki
peluang untuk
dijadikan obyek
kegiatan agar
mengencangkan
ikatan celananya.
- Memegang tangan
subyek ketika
hendak melakukan
kegiatan tersebut.
- Memberi hukuman
seperti mencubit,
memukul tangan
korban ketika
hendak melakukan
kegiatan tersebut.
- Memberi reward
(hadiah) apabila
subyek dapat
mengurangi atau
mematuhi saran
yang diberikan oleh
penjaga asrama.
110 
 
Lampiran 10 : Foto dan Arsip

Keterangan Gambar:

Hasil karya imajinasi dari subyek terhadap perilaku seksual.

Anda mungkin juga menyukai