SKPKBT merupakan koreksi atas Surat Ketetapan Pajak sebelumnya. SKPKBT baru
diterbitkan apabila sudah pernah diterbitkan surat ketetapan pajak. Pada prinsipnya untuk
menerbitkan SKPKBT perlu dilakukan pemeriksaan. Jika surat ketetapan pajak
sebelumnya diterbitkan berdasarkan pemeriksaan, perlu dilakukan pemeriksaan ulang
sebelum menerbitkan SKPKBT. Dam hal surat ketetapan pajak sebelumnya diterbitkan
berdasarkan keterangan lain, SKPKBT juga harus diterbitkan berdasarkan pemeriksaan,
tetapi bukan pemeriksaan ulang. Penerbitan SKPKBT dilakukan dengan syarat adanya
data baru termasuk data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan
pajak yang terutang dalam surat ketetapan pajak sebelumnya. Dalam hal masih
ditemukan lagi data baru termasuk data yang semula belum terungkap pada saat
diterbitkan SKPKBT, dan/atau data baru termasuk data yang semula belum terungkap
yang diketahui kemudian oleh Direktur Jenderal Pajak, SKPKBT masih dapat diterbitkan
lagi.
Nota Penghitungan
Surat ketetapan pajak harus diterbitkan berdasarkan nota penghitungan, dengan
cara sebagai berikut:
1. Penerbitan SKP harus dilakukan paling lambat 3 (tiga) hari sejak tanggal
pembuatan nota penghitungan.
2. Nota penghitungan dibuat berdasarkan laporan hasil Penelitian, Pemeriksaan,
Pemeriksaan Ulang, atau Pemeriksaan Bukti Permulaan.
3. Nota penghitungan diterbitkan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal
laporan atau hasil Penelitian, Pemeriksaan, Pemeriksaan Ulang, atau
Pemeriksaan Bukti Permulaan.
4. Dalam hal Pemeriksaan, Pemeriksaan Ulang, atau Pemeriksaan Bukti
Permulaan dilakukan oleh Unit Pelaksana Pemeriksaan selain Kantor
Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar, surat ketetapan pajak harus
diterbitkan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal diterimanya nota
penghitungan beserta laporan atas hasil Pemeriksaan, Pemeriksaan Ulang,
atau Pemeriksaan Bukti Permulaan.
Contoh :
Wajib Pajak telah memperoleh pengembalian pendahuluan kelebihan pajak
sebesar Rp 80.000.000,00
Dari pemeriksaan diperoleh hasil:
a. Pajak penghasilan yang terutang Rp 100.000.000,00
b. Kredit pajak:
Pajak Penghasilan Pasal 22 Rp 20.000.000,00
Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp 40.000.000,00
Pajak Penghasilan Pasal 25 Rp 90.000.000,00
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut diterbitkan SKPKB dengan perhitungan :
Pajak penghasilan yang terutang Rp 100.000.000,00
Kredit pajak:
Pajak Penghasilan Pasal 22 Rp 20.000.000,00
Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp 40.000.000,00
Pajak Penghasilan Pasal 25 Rp 90.000.000,00 +
Rp 150.000.000,00
Jumlah pengembalian
Pendahuluan Kelebihan Pajak Rp 80.000.000,00 -
Hak Mendahului
Negara mempunyai hak mendahului untuk utang pajak atas barang-barang milik
Penanggung Pajak/Wajib Pajak. Udang-undang KUP menetapkan kedudukan negara sebai
kreditur preferen yang dinyatakan mempunyai hak mendahului barang-barang milik
Penanggung Pajak yang akan dilelang dimuka umum. Pembayaran kepada kreditur lain
diselesaikan setelah hutang pajak dilunasi. Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan pailit, bubar,
atau dilikuidasi maka kurator, likuidator, atau orang atau badan yang ditugasi untuk
melakukan pemberesan dilarang membagikan harta Wajib Pajak dalam pailit, pembubaran
atau likuidasi kapada pemegang saham atau kreditur lainnya sebelum menggunakan harta
tersebut untuk membayar utang pajak Wajib Pajak tersebut.
Ketentuan tentang hak mendahului meliputi :
Pokok pajak, sanksi administratif berupa bunga, denda, kenaikan dan biaya
penagihan pajak
2. Dalam hal keberatan wajib pajak atas SKPKB diterima sebagian atau ditolak seluruhnya,
Wajib Pajak dikenaan sanksi administrasi sebesar.......
a. 2% sebulan yang dihitung sejak 1 bulan tanggal diterbitkan SKPKB sampai dengan tanggal
diterbitkannya surat keberatan
b. 2% sebulan untuk paling banyak 24 bulan, yang dihitung sejak 1 bulan tanggal
diterbitkannya SKPKB sampai dengan tanggal diterbitkannya surat keberatan
c. 50% dari jumlah pajak yang masih harus dibayarkan berdasarkan surat keputusan keberatan
dikurangi degan jumlah pajak yang telah dilunasi oleh wajib pajak sebelum mengajukan
keberatan
d. 75% dari jumlah pajak yang masih harus dibayar berdasarkan surat keputusan keberatan
dikurangi dengan jumlah pajak yang telah dilunasi oleh wajib pajak sebelum mengajukan
keberatan
e. 100% dari jumlah pajak yang masih harus dibayar berdasarkan surat keputusan keberatan
dikurangi dengan jumlah pajak yang telah dilunasi oleh wajib pajak sebelum mengajukan
keberatan
Essay
1. Jelaskan perbedaan surat ketetapan pajak dan surat tagihan pajak! Jelaskan perbedaan perhitungan
denda atas SKPKB PPh badahn dan STP atas keterlambatan pembayaran angsuran pajak!
Study Kasus
DJP Melakukan pemeriksaan terhadap wajib pajak PT Anugerah atas SPT pajak penghasilan tahun pajak
2014 dan diterbitkan SKPKB pada tanggal september 2016 dengan rincian sebagai berikut ;
Jumlah Pokok pajak Rp. 540.000.000,00
Pertanyaan :
1. Hitunglah besarnya sanksi administrasi yang harus dibayarkan oleh wajib pajak PT Anugerah!