MAKALAH PSIKOLINGUISTIK
Oleh :
KELOMPOK V
RISDA (A1M117023)
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itulah dengan tangan terbuka kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Akhir kata, kami selaku penyusun mengucapkan terima
kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 17
iii
B. Saran ....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan setiap orang tentu saja tidak terlepas dari bahasa.
Pertama kali seorang anak memperoleh bahasa yang didengarkan langsung dari
sang ibu sewaktu anak tersebut terlahir ke dunia ini. Kemudian seiring
berjalannya waktu dan seiring pertumbuhan si anak maka ia akan memperoleh
bahasa selain bahasa yang diajarkan ibunya itu baik bahasa kedua, ketiga ataupun
seterusnya yang disebut dengan akuisisi bahasa (language acquisition) tergantung
dengan lingkungan sosial dan tingkat kognitif yang dimiliki oleh orang tersebut
melalui proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari makalah
ini adalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
2
1. Penulis, sebagai sarana menambah pengetahuan mengenai pengertian
akuisisi bahasa dan belajar bahasa serta beberapa teori belajar bahasa serta
bagian-bagian di dalamnya;
3
BAB II
PEMBAHASAN
Belajar merupakan hal yang paling tidak ditakuti oleh orang tua atau
yang membutuhkan ilmu, namun dianggap hal menakutkan dan neraka oleh anak-
anak atau mereka yang tidak ingin belajar, padahal sudah jelas dalam pernyataan
bahwa kita harus belajar atau menuntut ilmu hingga ke Negeri china. pernyataan
ini memperjelas bahwa kita harus mencari ilmu kemanapun tempatnya atau sejauh
apapun tujuannya.
Selain itu, anak-anak mungkin lebih mencari hal yang dianggap cocok
untuk bisa menyampaikan materi atau ilmu dengan cara yang tidak membosankan
5
yakni dengan metode belajar yang berbeda. Selain penjelasan diatas, berikut ini 15
teori belajar yang dikutip menurut para ahli :
1. Menurut Winkel
6
4. Menurut Bower (1987;150)
Dalam belajar sebenarnya ada 3 teori besar yang terkenal, yang pertama
yakni teori behavioristik. Penjelasan dari sebuah teori yang dikemukakan oleh ahli
psikologi Gage dan Berliner ini memiliki arti tentang perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman, bisa dikatakan bahwa belajar merupakan
perubahan berdasarkan pengalaman.Teori ini juga berkembang menjadi aliran
psikologi khusus untuk belajar yang nantinya akan berpengaruh pada
perkembangan baik teori maupun praktek dalam pendidikan dan pembelajaran,
untuk itulah dikenal sebagai aliran yang membentuk perilaku sebagai hasil belajar
atau behavioristik.
7. Teori Konstruktivisme
7
Berawal dari kata konstruksi maka teori ini bersifat membangun atau
menumbuhkan. Jika dilihat dari filsafat pendidikan dapat diartikan bahwa
konstruktivisme merupakan upaya atau usaha membangun susunan hidup yang
berbudaya modern tanpa meninggalkan hal utama. Namun kata modern disini
sudah mempengaruhi termasuk modern dalam pembelajaran.
8. Pavlov
9. Jerome S. Bruner
8
mereka terlatih untuk bisa menghadapi masalah. Dengan cara tersebut diharapkan
mereka mampu memahami konsep-konsep dalam bahasa mereka sendiri.
10
2. Dwibahasa : Pemerolehan bahasa pertama tetapi. yang diperoleh dua bahasa.
2. Strategi produktivitas.
4. Prinsip operasi.
12
siswa itu sendiri “Interaksi dinamis” berarti bahwa orang-orang dilahirkan dan
bertumbuh dalam bahasa asing.
13
pertama (B1) yang juga sering disebut sebagai bahasa ibu dalam komunikasi di
lingkungan formal maka sangat sulit guru menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa pengantar dalam menyampaikan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia
pendidikan.
Kemempuan bahasa
Usia
14
Stategi yang digunakan
Motivasi
Bagi anak, orang tua merupakan tokoh identifikasi. Oleh sebab itut,
idaklah mengherankan jika mereka meniru hal-hal yang dilakukan orang tua
(Fachrozi dan Diem, 2005). Anak serta merta akan meniru apa pun yang ia
tangkap di keluarga dan lingkungannya sebagai bahan pengetahuannya yang baru
terlepas apa yang didapatkannya itu baik atau tidak baik.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemerolehan bahasa (language acquisition) adalah proses di mana
manusia mendapatkan kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan
menggunakan kata untuk pemahaman dan komunikasi. Semua manusia yang
sehat, berkembang secara normal, belajar menggunakan bahasa. Anak-anak
memperoleh bahasa atau bahasa yang ada disekitarnya bahasa manapun yang
mereka terima secara penuh selama masa kanak-kanak. Perkembangannya secara
esensial sama antara anak-anak yang mempelajari bahasa isyarat atau bahasa
suara. Proses belajar ini dikenal dengan akuisisi bahasa pertama, karena tidak
seperti pembelajaran lainnya ia tidak membutuhkan pembelajaran langsung atau
kajian secara khusus. Dalam The Descent of Man naturalis Charles Darwin
menyebut proses tersebut dengan, "keinginan insting untuk memperoleh suatu
seni".
B. Saran
2. Walaupun kita bisa memperoleh bahasa lebih dari satu bahasa tetapi kita
harus bisa menghindarkan pemerolehan bahasa yang mengakibatkan
akulturasi bahasa yang bersifat negatif.
18
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid, Faud. 1987. Proses Belajar Mengajar Bahasa. Jakarta: Depdikbud.
Dardjowidjojo, Soenjono dan Unika Atma Jaya. 2003. Psikolinuistik (Pengantar
Pemerolehan Bahasa Manusia). Bandung: Yayaysan Pustaka Obor
Indonesia.
Harras, Kholid A dan Andika Dutha Bachari. 2009. Dasar-Dasar Psikolinguistik.
Bandung: UPI PRESS .
Sudarwati, Emy. dkk. 2017. Pengantar Psikolinguistik. Malang: Tim UB Press.
Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung:
Angkasa.
19