PENGANTAR
Modul ini juga membahas tentang, unsur dan modus operandi Tindak
Pidana Korupsi (Tipikor) di lingkungan Polri yang meliputi pengelolaan
keuangan negara, penyuapan, pemerasan, penggelapan dalam jabatan,
gratifikasi dan Himbauan KPK tentang Gratifikasi seta analisa kasus tentang
penyuapan dan
Kompetensi Dasar
Materi pokok
Metode Pembelajaran
1. Bahan
2. Alat
a. White Board.
b. Laptop.
c. LCD.
d. Layar /LCD.
e. Proyektor/ LCD.
f. Spidol/ Penghapus.
g. Kertas HVS.
h. Papan flip chart.
i. Kertas flip chart.
j. Alat tulis
Proses Pembelajaran
Tagihan/Tugas
Lembar Kegiatan
Kasus 1
Petunjuk Kerja
Contoh Kasus :
“W” salah satu seorang pejabat di sebuah lembaga negara dan telah
di tunjuk menjadi ketua panitia/penanggung jawab proyek pengadaan
barang pada tahun 2005 di lembaga tersebut.
Pada akhir tahun anggaran, “S” selaku salah seorang pemeriksa dari
instansi yang berwenang melakukan pemeriksaan keuangan telah di
tugaskan untuk melakukan pemeriksaan pertanggung jawaban keuangan
atas proses pengadaan barang yang telah dilakukan “W”. Dalam melakukan
pemeriksaan, “S” menemukan adanya sejumlah indikasi penyimpangan
dalam proses pengadaan yang mengakibatkan timbulnya kerugaian negara.
Kasus 2
Contoh Kasus :
“B” selaku Dirut BUMN telah menjual tanah negara yang merupakan
aset perusahaan kepada “F” seluas 50 Ha. Sebelum melakukan transaksi,
“B” mengadakan beberapa kali pertemuan dengan ”F” sehingga tercapai
kesepakatan bahwa “B” akan menurunkan NJOP tanah serta pembayaran
dari “F” secara bertahap. Kemudian “B” meminta kepada “F” agar
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 5
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI
Pada tanggal 10 Januari 2009 aset tanah tersebut dijual kepada “F”
di depan notaris dengan harga Rp. 100 M, padahal menurut SK Meneg
BUMN bahwa penjualan tanah aset adalah sesuai dengan NJOP tertinggi
tahun berjalan/harga pasar yang saat itu seharusnya sebesar Rp. 150 M.
Dalam proses penjualan asaet tersebut “F” telah menstanfer uang kepada
rekening milik “B” sebesar Rp. 150 M. Atas perbuatan “B” tersebut negara
Cq perusahaan BUMN telah dirugikan sebesar Rp 50 M.
Bahan Bacaan
a) setiap orang;
b) memperkaya diri sendiri, orang lain atau suatu korporasi;
c) dengan cara melawan hukum;
d) dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara.
2) Unsur Pasal 3;
Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.1.000.000.000,- (satu
milyar rupiah.
a) setiap orang;
b) dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi;
c) menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana;
d) yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan;
e) dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara.
2) Unsur Pasal 9;
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda
palingsedikit Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan
paling banyak Rp.250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta
rupiah)
a) pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang
ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus
menerus atau untuk sementara waktu;
b) dengan sengaja;
c) memalsu;
d) buku-buku atau daftar-daftar yang khusus untuk
pemeriksaan administrasi.
Unsur Pasal 12 B;
(1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara
Negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan
dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban
atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. yang nilainya Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
atau lebih, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan
merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi;
b. yang nilainya kurang dari Rp. 10.000.000,00 (sepuluh
juta rupiah), pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap
dilakukan oleh penuntut umum.
Pembuktian:
1) Rp.10.000.000,- ke atas, penerima gratifikasi membuktikan
bahwa gratifikasi tersebut bukan suap.
2) kurang dari Rp.10.000.000,-, jaksa penuntut umum
membuktikan bahwa gratifikasi tersebut suap.
Rangkuman
LATIHAN