Anda di halaman 1dari 19

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

KEUANGAN NEGARA, UNSUR


MODUL DAN MODUS OPERANDI TIPIKOR
DI LINGKUNGAN POLRI
02
4 JP ( 180 menit)

PENGANTAR

Modul ini membahas tentang keuangan negara dan perekonomian negara


yang didalamnya menjelaskan tentang keuangan negara, perbendaharaan
negara, mekanisme pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan
negara, sumber-sumber keuangan negara, serta modus operandi
penyalahgunaan keuangan negara.

Modul ini juga membahas tentang, unsur dan modus operandi Tindak
Pidana Korupsi (Tipikor) di lingkungan Polri yang meliputi pengelolaan
keuangan negara, penyuapan, pemerasan, penggelapan dalam jabatan,
gratifikasi dan Himbauan KPK tentang Gratifikasi seta analisa kasus tentang
penyuapan dan

Tujuan diberikannya materi ini adalah agar peserta didik memahami


keuangan negara dan perekonomian negara, serta memahami unsur dan
modus operandi Tindak Pidana Korupsi di lingkungan Polri.

Kompetensi Dasar

1. Memahami keuangan Negara dan Perekonomian Negara.

Indikator Hasil Belajar:


a. Menjelaskan Keuangan Negara dan Perekonomian Negara
b. Menjelaskan Unsur dan Modus Operandi Tindak Pidana
Korupsi di Lingkungan Polri
c. Menjelaskan himbauan KPK tentang Gratifikasi

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 1


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

Materi pokok

1. Keuangan Negara dan Perekonomian Negara


2. Unsur dan modus operandi tindak pidana korupsi di lingkungan Polri
3. Himbauan KPK tentang Gratifikasi

Metode Pembelajaran

Metode digunakan untuk menjelaskan materi tentang :

1. Ceramah digunakan untuk menjelaskan materi tentang:


a. keuangan negara dan Perekonomian negara;
b. unsur dan modus operandi Tindak Pidana korupsi di lingkungan
Polri.
2. Brain Storming (curah pendapat) membahas materi tentang
permasalahan yang berkaitan dengan Tindak Pidana Korupsi;
3. Diskusi digunakan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman Peserta
didik terhadap materi yang diberikan.

Bahan dan Alat

1. Bahan

a. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara.
b. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara.
c. Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi jo UU Nomor 20 Tahun 2001
tentang Perubahan atas UU No 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
d. Perpres Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi;
e. Buku saku untuk memahami Tindak Pidana Korupsi (KPK)
f. Buku saku Strakom Pendidikan Budaya Anti Korupsi (PBAK).
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 2
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

2. Alat
a. White Board.
b. Laptop.
c. LCD.
d. Layar /LCD.
e. Proyektor/ LCD.
f. Spidol/ Penghapus.
g. Kertas HVS.
h. Papan flip chart.
i. Kertas flip chart.
j. Alat tulis

Proses Pembelajaran

1. Tahap awal : 10 menit


a. Pendidik melakukan refleksi materi yang sudah diberikan;
b. Pendidik menyampaikan apersepsi yang berisi pengantar mata
pelajaran, kompetensi dasar dan materi pokok.

2. Tahap inti : 150 menit


a. pendidik menjelaskan tentang keuangan negara dan
Perekonomian negara;

b. pendidik menjelaskan potensi, unsur dan modus operandi


Tindak Pidana korupsi di lingkungan Polri;

c. pendidik memberikan waktu kepada peserta untuk bertanya


tentang materi yang belum dipahami;

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 3


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

d. peserta didik mendiskusikan materi dan contoh kasus yang


diberikan;

e. peserta didik memaparkan hasil diskusi;

f. peserta didik menganalisa kasus yang diberikan pendidik secara


berkelompok

g. pendidik mengamati dan menyimpulkan hasil diskusi.

3. Tahap akhir (20 menit) Pembulatan

a. pendidik mengecek kembali pemahaman peserta didik terhadap


materi yang diberikan;
b. pendidik memberikan penguatan materi.

Tagihan/Tugas

1. Peserta didik membuat ringkasan/resume materi.


2. Peserta didik membuat analisa kasus
3. Ringkasan diserahkan dalam bentuk tulisan tangan/catatan perorangan
kepada pendidik.

Lembar Kegiatan

Kasus 1

TINDAK PIDANA KORUPSI

Petunjuk Kerja

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 4


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

1. Bacalah kasus ini secara seksama.

2. Diskusikan kasus yang ditugaskan kepada kelompok anda dan analisis


dengan menggunakan pasal-pasal yang terkait.

3. Buatlah laporan hasil diskusi yang minimal memuat hal-hal berikut :


a) Jenis tindak pidana yang dilakukan.
b) Pasal-pasal yang dapat diterapkan dalam kasus tersebut.
c) Alasan penerapan pasal-pasal tersebut.
d) Unsur-unsur delik tindak pidana yang dilakukan.
e) Sebutkan alat bukti yang ada kaitannya dengan tindak pidana
tersebut

Contoh Kasus :

“W” salah satu seorang pejabat di sebuah lembaga negara dan telah
di tunjuk menjadi ketua panitia/penanggung jawab proyek pengadaan
barang pada tahun 2005 di lembaga tersebut.

Pada akhir tahun anggaran, “S” selaku salah seorang pemeriksa dari
instansi yang berwenang melakukan pemeriksaan keuangan telah di
tugaskan untuk melakukan pemeriksaan pertanggung jawaban keuangan
atas proses pengadaan barang yang telah dilakukan “W”. Dalam melakukan
pemeriksaan, “S” menemukan adanya sejumlah indikasi penyimpangan
dalam proses pengadaan yang mengakibatkan timbulnya kerugaian negara.

“W” mengetahui hal tersebut, lalu berusaha melakukan pendekatan kepada


“S” dengan menawarkan uang sebesar Rp 300 juta dan menyampaikan
keinginan kepada “S” supaya temuan indikasi penyimpangan itu di
hilangkan dari laporan hasil pemeriksaan.

“S” melaporkan upaya pemberian uang tersebut kepada penyidik yang


kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan perekaman terhadap
pembicara “W” kepada “S”. Serta merekam proses pemberian uang yang
dilakukan oleh “W” keda “S” Pada saat “W” memberikan uang kepada “S”,
penyidik melakukan penangkapan.

Kasus 2
Contoh Kasus :

“B” selaku Dirut BUMN telah menjual tanah negara yang merupakan
aset perusahaan kepada “F” seluas 50 Ha. Sebelum melakukan transaksi,
“B” mengadakan beberapa kali pertemuan dengan ”F” sehingga tercapai
kesepakatan bahwa “B” akan menurunkan NJOP tanah serta pembayaran
dari “F” secara bertahap. Kemudian “B” meminta kepada “F” agar
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 5
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

menyertakan kepada dua perusahaan pendamping untuk memenuhi


persyaratan formal dalam proses lelang.

Selanjutnya “B” mengupayakan penurunan NJOP atas tanah


sehingga NJOP tanah tersebut sesuai dengan kesepakatan harga yang
telah dibuatnya dengan “F” dan meminta suatu perusahaan aprisial untuk
membuat taksiran harga jual sesuai permintaannya. “B” kemudian mengatur
siasat agar seolah-olah penjualan sesuai prosedur dengan cara membentuk
panitia penaksairan harga dan panitia penjualan, akan tetapi “B” terlebih
dulu memberikan kepada panitia penjualan agar penawaran dibatasi hanya
untuk “F” dan dua perusahaan lain yang disodorkan “F”

Pada tanggal 10 Januari 2009 aset tanah tersebut dijual kepada “F”
di depan notaris dengan harga Rp. 100 M, padahal menurut SK Meneg
BUMN bahwa penjualan tanah aset adalah sesuai dengan NJOP tertinggi
tahun berjalan/harga pasar yang saat itu seharusnya sebesar Rp. 150 M.
Dalam proses penjualan asaet tersebut “F” telah menstanfer uang kepada
rekening milik “B” sebesar Rp. 150 M. Atas perbuatan “B” tersebut negara
Cq perusahaan BUMN telah dirugikan sebesar Rp 50 M.

Bahan Bacaan

KEUANGAN NEGARA, UNSUR DAN MODUS OPERANDI


TIPIKOR DI LINGKUNGAN POLRI

1. Keuangan Negara dan Perekonomian Negara

a. Pengertian Keuangan Negara (UU Nomor Nomor 17 Tahun


2003)

Pasal 1 butir 1 : Semua hak dan kewajiban negara yang dapat


dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun barang yang dapat dijadikan milik Negara yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Pasal 2 : Keuangan Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal


1 angka 1 meliputi :
a. Hak Negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan
mengedarkan uang dan melakukan pinjaman;
b. Kewajiban untuk menyelenggarakan tugas layanan umum
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 6
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

pemerintahan Negara dan membayar tagihan pihak ketiga;


c. Penerimaan Negara;
d. Penerimaan Daerah;
e. Pengeluaran daerah;
f. Kekayaan Negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri
atau pihak lain yang dapat dinilai dengan uang, surat
berharga piutang, barang serta hak-hak lain yang dapat
dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan
pada perusahaan Negara/ perusahaan daerah;
g. Kekayaan pihak lain yang dikuasai pemerintah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan atau kepentingan
umum;
h. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan
fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah.

b. Pengertian Perbendaharaan Negara (UU Nomor 1 Tahun 2004)

1) Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan


pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi
dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam
APBN dan APBD.

2) Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang


ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan
membayar seluruh pengeluaran negara.

c. Mekanisme Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan


Negara.

1) Setiap orang dan/atau badan yang menguasai dokumen


yang berkaitan dengan perbendaharaan Negara wajib
menatausahakan dan memelihara dokumen tersebut dengan
baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2) Bendahara penerimaan/bendahara pengeluaran bertanggung
jawab secara fungsional atas pengelolaan uang yang
menjadi tanggungjawabnya kepada kuasa bendahara umum
negara/bendahara umum daerah.
3) Pengguna Anggaran bertanggung jawab secara formal dan
material kepada Presiden/ Gubernur/ Bupati/ atas
pelaksanaan kebijakan anggaran yang berada dalam
penguasaannya.

d. Sumber-Sumber Keuangan Negara

Keuangan negara adalah hak dan kewajiban yang dapat dinilai


PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 7
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

dengan uang dan segala sesuatu baik berupa uang maupun


barang dapat dijadikan “hak milik negara”. Keuangan negara dapat
diartikan juga sebagai suatu bentuk kekayaan pemerintah yang
diperoleh dari penerimaan, hutang, pinjaman pemerintah, atau bisa
berupa pengeluaran pemerintah, kebijakan fiscal, dan kebijakan
moneter.

Ruang lingkup keuangan negara meliputi:


1) Penerimaan negara;
2) Pengeluaran negara;
3) Hutang dan pinjaman negara;
4) Kebijakan keuangan yang terdiri dari kebijakan moneter,
kebijakan fiscal dan kebijakan keuangan internasional dan
mengelola hutang pemerintah.

Penerimaan keuangan Negara meliputi :

1) Keuangan Negara yang berasal dari dalam negeri


a) Keuntngan dari perusahaan-perusahaan, meliputi :
BUMN, Perusahaan-perusahaan baik PMA maupun
PMDN;
b) Menciptakan uang baru;
c) Meminjam pada bank;
d) Pinjaman pada masyarakat;
e) Denda-denda;
f) Cukai;
g) Restribusi.

2) Keuangan Negara yang berasal dari luar Negeri.

a) Pinjaman-pinjaman, baik pinjaman kepada Negara


maupun pinjaman kepada organisasi-organisasi
Negara;
b) Hadiah-hadiah, rampasan perang.

2. Unsur dan Modus Operandi Tindak Pidana Korupsi di


Lingkungan Polri.

a. Unsur-Unsur Tipikor Dalam Pengelolaan Keuangan Negara.

1) Unsur Pasal 2 ayat (1);


dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20
(dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.200.000.000,-
(dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.1.000.000.000,-
(satu milyar rupiah)
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 8
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

a) setiap orang;
b) memperkaya diri sendiri, orang lain atau suatu korporasi;
c) dengan cara melawan hukum;
d) dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara.

2) Unsur Pasal 3;
Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.1.000.000.000,- (satu
milyar rupiah.
a) setiap orang;
b) dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi;
c) menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana;
d) yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan;
e) dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara.

3) Personel Polri terlibat secara langsung maupun tidak


langsung dalam pengadaan barang dan jasa di lingkungan
Polri, maka pasal yang dipersangkakan adalah Pasal 12
huruf i;

Unsur Pasal 12 huruf i;


Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20
(dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)
a) pegawai negeri atau penyelenggara negara;
b) dengan sengaja;
c) langsung atau tidak langsung turut serta dalam
pemborongan, pengadaan atau persewaan;
d) pada saat dilakukan perbuatan untuk seluruh atau
sebagian ditugaskan untuk mengurus atau
mengawasinya.

b. Modus Operandi Penyalahgunaan Keuangan Negara.

Modus Operandi penyalahgunaan keuangan negara dalam


pengadaan Barang dan Jasa (Belanja Modal), antara lain :
1) Pegawai Polri yang mempengaruhi pejabat pengadaan untuk
mengintervensi proses pengadaan di lingkungan Polri dalam
rangka memenangkan pengusaha/rekanan tertentu.

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 9


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

2) Pejabat pengadaan Polri menyusun spesifikasi barang dan


Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang mengarah ke merek
atau produk tertentu dalam rangka memenangkan rekanan
tertentu.
3) Pegawai Polri yang menerima hasil pengadaan barang/jasa
tidak sesuai dengan kontrak.
4) Pegawai Polri yang secara langsung maupun tidak langsung
ikut dalam pengadaan barang/jasa di lingkungan Polri
(benturan kepentingan dalam pengadaan).
5) Pegawai Polri yang secara langsung maupun tidak langsung
ikut dalam pengadaan barang/jasa di lingkungan Polri
(benturan kepentingan dalam pengadaan).

c. Unsur-Unsur Tipikor Dalam Penyuapan.

1) Unsur Pasal 5 ayat (1) huruf a;


dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling
sedikit Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan paling
banyak Rp.250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah)
a) setiap orang;
b) memberikan sesuatu atau menjanjikan sesuatu;
c) kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara;
d) dengan maksud supaya berbuat atau tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya sehingga bertentangan
dengan kewajibannya.

2) Unsur Pasal 5 ayat (1) huruf b;


dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling
sedikit Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan paling
banyak Rp.250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah)
a) setiap orang;
b) memberi sesuatu;
c) kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara;
d) karena atau berhubungan dengan sesuatu yang
bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak
dilakukan dalam jabatannya.

3) Unsur Pasal 6 ayat (1) huruf a;


dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun
dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan atau pidana denda
paling sedikit Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah)
dan paling banyak Rp.750.000.000,- (tujuh ratus lima puluh
juta rupiah)
a) setiap orang;
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 10
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

b) memberi atau menjanjikan sesuatu;


c) kepada hakim;
d) dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara
yang diserahkan kepadanya untuk diadili.

4) Unsur Pasal 13;


dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
atau denda paling banyak Rp.150.000.000,- (seratus lima
puluh juta rupiah)
a) setiap orang;
b) memberi hadiah atau janji;
c) kepada pegawai negeri;
d) dengan mengingat kekuasaan atau wewenang yang
melekat pada jabatan atau kedudukannya, atau oleh
pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada
jabatan atau kedudukan tersebut.

Menerima pemberian atau janji dan atau menerima


hadiah atau janji, pasal yang dipersangkakan adalah
Pasal 5 ayat (2), Pasal
11, pasal 12 huruf a dan huruf b.

5) Unsur Pasal 5 ayat (2);


Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda
paling sedikit Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan
paling banyak Rp.250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta
rupiah)
a) pegawai negeri atau penyelenggara negara;
b) menerima pemberian atau janji;
c) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a
atau huruf b.

6) Unsur Pasal 11;


Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda
paling sedikit Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan
paling banyak Rp.250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta
rupiah).
a) pegawai negeri atau penyelenggara negara b) menerima
hadiah atau janji
c) diketahuinya
d) patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan
karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan
dengan jabatannya dan menurut pikiran orang yang
memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan
dengan jabatannya

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 11


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

7) Unsur Pasal 12 huruf a;


Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
pidanapenjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama
20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)
a) pegawai negeri atau penyelenggara negara;
b) menerima hadiah atau janji;
c) diketahuinya bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan
untuk menggerakkannya agar melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan
dengan kewajibannya;
d) patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan
untuk menggerakkannya agar melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya.

8) Unsur Pasal 12 huruf b;


Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.200.000.000,-
(dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.1.000.000.000,-
(satu milyar rupiah)
a) pegawai negeri atau penyelenggara negara;
b) menerima hadiah;
c) diketahuinya bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai
akibat atau karena telah melakukan atau tidak melakukan
sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya;
d) patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai
akibat atau karena telah melakukan atau tidak melakukan
sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya.

d. Modus Operandi Tipikor Dalam Penyuapan.

1) Pegawai Polri yang memberi/menerima hadiah dalam bentuk


uang maupun barang atau sesuatu yang dapat dinilai dengan
uang untuk memperoleh kedudukan, jabatan maupun mengikuti
pendidikan.
2) Pegawai Polri yang menerima hadiah dalam bentuk uang
maupun barang atau sesuatu yang dapat dinilai dengan uang
yang berhubungan/bertentangan dengan kewajiban,
kedudukan, jabatan, dan kewenangannya.

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 12


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

e. Unsur-Unsur Tipikor Dalam Pemerasan.

Dasar hukum : Pasal 12 huruf e UU No.31/1999 jo UU


No. 20/2001.

Unsur Pasal 12 huruf e;


Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.200.000.000,-
(dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.1.000.000.000,- (satu
milyar rupiah) menerima pembayaran dengan potongan, atau
untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya menyalahgunakan :
1) pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan
hukum;
2) memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau
kekuasaan.

f. Modus Operandi Tipikor Dalam Pemerasan.

1) Melakukan pungutan liar.


2) Meminta imbalan dalam penanganan perkara.
3) Meminta imbalan dalam menjalankan tugas kepolisian
kepada masyarakat tidak sesuai ketentuan.
4) Meminta imbalan dalam pengurusan jabatan, pangkat,
pendidikan dan pengakhiran dinas.
5) Meminta imbalan dalam pelayanan perijinan bagi personel
Polri.

g. Unsur-Unsur Tipikor Penggelapan Dalam Jabatan.


1) Unsur Pasal 8;
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun
dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh juta
rupiah) dan paling banyak Rp.750.000.000,- (tujuh ratus lima
puluh juta rupiah).
a) pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang
ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus
menerus atau untuk sementara waktu;
b) dengan sengaja;
c) menggelapkan atau membiarkan orang lain mengambil
atau membiarkan orang lain menggelapkan atau
membantu dalam melakukan perbuatan itu;
d) uang atau surat berharga;
e) yang disimpan karena jabatannya.

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 13


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

2) Unsur Pasal 9;
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda
palingsedikit Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan
paling banyak Rp.250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta
rupiah)
a) pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang
ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus
menerus atau untuk sementara waktu;
b) dengan sengaja;
c) memalsu;
d) buku-buku atau daftar-daftar yang khusus untuk
pemeriksaan administrasi.

3) Unsur Pasal 10;


Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun
dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan dipidana denda paling
sedikit Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp. 350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah)
pegawai negeri atau orang lain selain pegawai negeri yang
diberi tugas menjalankan suatu jabatan umum secara terus
menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja:
a) menggelapkan, menghancurkan, merusakkan, atau
membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau
daftar yang digunakan untuk meyakinkan atau
membuktikan di muka pejabat yang berwenang, yang
dikuasai karena jabatannya; atau
b) membiarkan orang lain menghilangkan,
menghancurkan, merusakkan, atau membuat tidak
dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut;
atau

c) membantu orang lain menghilangkan, menghancurkan,


merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai barang,
akta, surat, atau daftar tersebut.

h. Modus Operandi Tipikor Penggelapan Dalam Jabatan.

1) Pegawai Polri yang menggunakan anggaran dinas tidak


sesuai dengan peruntukannya. Contoh : Surat Perintah
Perjalanan Dinas (SP2D) fiktif, akomodasi fiktif, dll.
2) Pegawai Polri yang mengelola keuangan atau surat berharga
melakukan pencatatan yang tidak sesuai dengan yang
seharusnya.
3) Bensatker/juru bayar/pengelola keuangan melakukan

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 14


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

pemotongan dengan dalih untuk komando/operasional


terhadap anggaran yang seharusnya digunakan untuk
mendukung kegiatan operasional dan mencatatnya seolah-
olah pembayaran dilakukan sesuai dengan jumlah
4) Bensatker/juru bayar/pengelola keuangan melakukan
pencatatan berulang-ulang (duplikasi) anggaran untuk satu
kegiatan
5) Bendahara pembantu yang mengelola dana PNBP tidak
menyetorkan ke kas negara

i. Unsur-Unsur Tipikor Dalam Gratifikasi.

Unsur Pasal 12 B;
(1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara
Negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan
dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban
atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. yang nilainya Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
atau lebih, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan
merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi;
b. yang nilainya kurang dari Rp. 10.000.000,00 (sepuluh
juta rupiah), pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap
dilakukan oleh penuntut umum.

(2) Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara Negara


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4
(empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun,
dan pidana denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).

Pembuktian:
1) Rp.10.000.000,- ke atas, penerima gratifikasi membuktikan
bahwa gratifikasi tersebut bukan suap.
2) kurang dari Rp.10.000.000,-, jaksa penuntut umum
membuktikan bahwa gratifikasi tersebut suap.

Pengecualian Pasal 12 C UU No.31/1999 jo UU No.20/2001

Jika penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada


KPK, paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak
tanggal gratifikasi tersebut diterima, KPK wajib menetapkan
gratifikasi dapat menjadi milik penerima atau milik negara.

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 15


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

j. Modus Operandi Tipikor Dalam Gratifikasi.

1) Pegawai Polri yang bertugas sebagai pengemban fungsi


pelayanan kepada sesama anggota Polri menerima ucapan
terima kasih berupa uang, barang dan sesuatu yang dapat
dinilai dengan uang dari yang dilayaninya.
2) Pegawai Polri yang bertugas sebagai pengemban fungsi
pelayanan kepada masyarakat, menerima ucapan terima
kasih berupa uang, barang dan sesuatu yang dapat dinilai
dengan uang dari yang dilayaninya.

3. Himbauan KPK Terkait Gratifikasi.

1) Tidak menerima/memberikan Gratifikasi yang berhubungan


dengan jabatannya dan berlawanan Dengan kewajiban atau
tugasnya sesuai pasal 12 B ayat (1) Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, seperti:
a) uang/barang/fasilitas dalam rangka mempengaruhi
kebijakan/keputusan/perlakuan pemangku kewenangan;
b) uang/barang/fasilitas lainnya berapapun nilainya dalam
setiap pelayanan terkait dengan tugas, wewenang atau
tanggung jawabnya;
c) uang/barang/fasilitas lainnya bagi pegawai/pengawas/
tamu selama kunjungan dinas; dan
d) uang/barang/fasilitas lainnya dalam proses penerimaan/
promosi/mutasi jabatan untuk pegawai.

2) Membangun tata kelola pemerintahan dan korporasi yang


baik (Good Government Governance dan Good Corporate
Governance) dengan membuat aturan kode etik dan aturan
perilaku aturan pengendalian gratifikasi dan aturan terkait
lainnya serta membangun lingkungan anti suap dan fungsi
pelaksana pengendalian gratifikas di instansi masing-
masing.

3) Melaporkan setiap penerimaan gratifikasi yang berhubungan


dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban
atau tugasnya kepada KPK paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut diterima.

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 16


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

Adapun gratifikasi yang tidak perlu dilaporkan, antara lain:


a) diperoleh dari hadiah langsung/undian, diskon, rabat,
Voucher, point rewards, atau souvenir yang berlaku
secara umum dan tidak terkait dengan kedinasan;

b) diperoleh karena prestasi akademis atau non akademis


kejuaraan/perlombaan/kompetisi) dengan biaya sendiri
dan tidak terkait dengan kedinasan;

c) diperoleh dari keuntungan/bunga dari penempatan dana,


investasi atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku
secara umum dan tidak terkait dengan kedinasan;

d) diperoleh dari kompensasi atas profesi di luar kedinasan


yang tidak terkait dengan tupoksi.
e) diperoleh dari hubungan keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus dua derajat atau dalam garis keturunan
ke samping satu derajat sepanjang tidak mempunyai
konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi;

f) diperoleh dari hubungan keluarga semenda dalam garis


keturunan lurus satu derajat atau dalam garis keturunan
ke samping satu derajat sepanjang tidak mempunyai
konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi;

g) diperoleh dari pihak yang mempunyai hubungan keluarga


sebagaimana pada huruf f dan g terkait dengan hadiah
perkawinan, khitanan anak, ulang tahun, kegiatan,
keagamaan/adat tradisi dan bukan dari pihak-pihak
yang mempunyai konflik kepentingan dengan penerima
gratifikasi.

4) Melaporkan ke instansi masing-masing atas penerimaan


gratifikasi didalam kedinasan dan/atau penerimaan gratifikasi
yang diterima berbentuk barang yang mudah busuk atau
rusak, seperti: bingkisan makanan dan buah.
Yang dimaksud dengan gratifikasi dalam kedinasan adalah
hadiah/fasilitas resmi dari penyelenggara kegiatan yang
diberikan kepada wakil-wakil resmi suatu instansi dalam
suatu kegiatan tertentu, sebagai penghargaan atas
keikutsertaan atau kontribusinya dalam kegiatan tersebut,
seperti honorarium pembicara dan penerimaan biaya
perjalanan dinas oleh pihak, penyelenggara kegiatan.

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 17


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

Rangkuman

1. Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang


dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun barang yang dapat dijadikan milik Negara yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut, meliputi:
a. Hak Negara untuk memungut pajak, mengeluarkan
danmengedarkan uang dan melakukan pinjaman.
b. Kewajiban untuk menyelenggarakan tugas layanan umum
pemerintahan Negara dan membayar tagihan pihak ketiga.
c. Penerimaan Negara.
d. Penerimaan Daerah.
e. Pengeluaran daerah.
f. Kekayaan Negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau
pihak lain yang dapat dinilai dengan uang, surat berharga piutang,
barang serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan Negara/
perusahaan daerah.
g. Kekayaan pihak lain yang dikuasai pemerintah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan atau kepentingan
umum.
h. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan
fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah.

2. Perbendaharaan Negara sebagaimana dimaksud Undang-undang


Nomor 1 Tahun 2004 adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan,
yang ditetapkan dalam APBN dan APBD.

3. Tindak Pidana Korupsi di Lingkungan Polri meliputi


a. Tipikor Pengelolaan Keuangan Negara (Pasal 2 ayat (1), Pasal
3, dan Pasal 12 huruf I, UU Nomor 31 Tahun 1999 jo. UU
Nomor 20 Tahun 2001).
b. Tipikor Penyuapan (Pasal 5 ayat (1) huruf a, Pasal 5 ayat (1) huruf
b, Pasal 6 ayat (1) huruf a, Pasal 13, Pasal 5 ayat (2), Pasal 11,
Pasal 12 huruf a dan huruf b, UU Nomor 31 Tahun 1999 jo. UU
Nomor 20 Tahun 2001).
c. Tipikor Pemerasan (Pasal 12 huruf e, UU Nomor 31 Tahun
1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001).
d. Tipikor Penggelapan Dalam Jabatan (Pasal 8, 9, dan 10, UU
Nomor 31 Tahun 1999 jo. UU Nomor 20 Tahun 2001).
e. Tipikor Gratifikasi (Pasal 12 B dan 12 C, UU Nomor 31 Tahun
1999 jo. UU Nomor 20 Tahun 2001).

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 18


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

LATIHAN

1. Jelaskan pengertian keuangan negara yang sesuai dengan UU Nomor


17 tahun 2003?.

2. Jelaskan mekanisme pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan


negara?.

3. Jelaskan modus operandi tindak pidana korupsi dalam pengelolaan


keungan negara/

4. Jelaskan modus operandi tindak pidana korupsi dalam penyuapan?

5. Jelaskan himbauan KPK terkait gratifikasi? .

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI 19


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

Anda mungkin juga menyukai