Anda di halaman 1dari 15

BALOK SEDERHANA

(SIMPLE BEAM)

BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)

Ditinjau sebuah batang AB yang berada bebas dalam bidang x-y:

A B
Translasi
P
A‘

) Rotasi
B‘
Jika pada batang tsb dikenakan gaya (beban) P, maka batang
menjadi tidak stabil karena mengalami translasi dan rotasi dan
berpindah menempati posisi A‘B‘.

Untuk menjadi batang yang stabil dan memenuhi persyaratan


statical equilibrium maka translasi dan rotasi tersebut harus
dihilangkan, yaitu dengan memasang tumpuan pada batang tsb.

1
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)

Jika di titik A diberi tumpuan sendi (lihat cat. kuliah sebelumnya),


maka: - translasi tidak terjadi
- rotasi masih terjadi
P
A B

) Rotasi
B‘
Tetapi keadaan ini tetap belum stabil !!!

Catatan:
Sifat-sifat tumpuan sendi:
- Tidak bertlansasi (tidak bergeser dalam arah x dan y)
 mampu menahan reaksi arah x (hors.) maupun arah y (vert.)
- Dapat berputar (berotasi)
 tidak dapat menahan momen, jadi di tempat tsb. MA = 0
- Pada tumpuan sendi timbul dua reaksi: RX dan RY

BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)

Contoh tumpuan sendi:


RH RH

RV RV
Pada tumpuan sendi
timbul 2 reaksi: RV dan RH

RH

RV

2
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)

Jika kemudian ditambahkan tumpuan rol di titik B,


maka: - translasi  tidak terjadi
- rotasi  tidak terjadi
P Struktur menjadi stabil !!!

A B

Catatan:
Sifat-sifat tumpuan rol (dg bidang gelincir horisontal):
- Tidak bertlansasi (tidak bergeser) dalam arah y
 mampu menahan reaksi arah y (vertikal)  RY
- Dapat bertlansasi (bergeser) dalam arah x
 tidak menahan reaksi arah x (horisontal)  RX = 0
- Dapat berputar (berotasi)
 tidak dapat menahan momen, jadi di tempat tsb. MB = 0
- Pada tumpuan sendi timbul satu reaksi: RY

BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)

Contoh tumpuan rol:

RH

RV R
RV

Pada tumpuan rol timbul


1 reaksi dengan arah
tegak lurus pada bidang
gelincirnya, dan dapat di-
RV uraikan menjadi: RV dan RH

RV

3
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)

Balok sederhana (simple beam) adalah sebuah batang yang


ditumpu pada kedua ujungnya masing-masing dengan sebuah
sendi dan sebuah rol. P

A B
L
Akibat beban yang bekerja pada balok sederhana akan timbul reaksi
tumpuan:
- 2 reaksi pada tumpuan sendi: RAX dan RAY
- 1 reaksi pada tumpuan rol: RBY
Jadi pada sistim ini terdapat 3 (tiga) unknown (variabel tak diketahui)!
Dalam persyaratan keseimbangan statik, tersedia 3 persamaan:
ΣFx = 0 ΣFy = 0 ΣMz = 0
Jadi: Balok sederhana termasuk sistim statis tertentu dan reaksi-reaksinya
dapat dihitung dengan menggunakan 3 persamaan keseimbangan tsb.

BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)


MENGHITUNG REAKSI TUMPUAN

Tiga persamaan keseimbangan statik tsb dapat digunakan untuk


menghitung reaksi-reaksi tumpuan, selama struktur tersebut terma-
suk sistim statis tertentu.
Pada umumnya penghitungan reaksi-reaksi tumpuan pada suatu
struktur diperlukan dan harus dilakukan sebelum menghitung gaya-
gaya dalam dan deformasi struktur.
Contoh:
3 kN 5 kN
)60°

0,3 m 0,5 m 0,4 m


1,2 m

4
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
MENGHITUNG REAKSI TUMPUAN

Sistim struktur dan reaksi tumpuan:

3 kN 5 kN
Mula-mula ditentukan jenis-
)60° jenis reaksi yang akan terjadi
pada masing-masing tumpuan:

0,3 m 0,5 m 0,4 m Pada titik A  tumpuan sendi:


1,2 m terdapat 2 reaksi  RAV & RAH

3 kN 5 kN Pada titik D  tumpuan rol:


RAH A )60° D terdapat 1 reaksi  RDV
B C
Arah dari masing-masing
RAV
0,3 m 0,5 m 0,4 m RDV reaksi tumpuan diasumsikan
1,2 m lebih dahulu, misal spt pd gbr.
Jurusan Teknik Sipil ANALISIS STRUKTUR STATIS TERTENTU Dr.-Ing. Ir. Djoko Sulistyo
Fakultas Teknik, Universitas Gadjahmada Program S1 03A - 09

BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)


MENGHITUNG REAKSI TUMPUAN
3 kN 5 kN

RAH A )60° D Beban PC = 5 kN membentuk


B C sudut 60°, diuraikan terlebih
dahulu menjadi komponen
RAV
0,3 m 0,5 m 0,4 m RDV vertikal & horisontalnya 
1,2 m PCH = 5 . Cos 60°= 2,5 kN
PCV = 5 . Sin 60° = 4,33 kN
Karena satu-satunya tumpuan pada batang tersebut yg dapat me-
nahan gaya horisontal hanya tumpuan sendi di A, maka beban hori-
sontal PCH = 2,5 kN akan ditumpu oleh sendi A.

Dari Persm. ΣFX = 0  RAH – PCH = 0  RAH – 2,5 = 0


Jadi: RAH = 2,5 kN  hasil hitungan positif, berarti asumsi arah
reaksi pd gambar di atas sdh benar.

5
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
MENGHITUNG REAKSI TUMPUAN
3 kN 5 kN
Untuk menghitung RAV dan RDV
RAH A )60° D digunakan ΣMZ = 0. Sebaiknya
B C digunakan ΣMZ = 0 dg
mengacu pada ttk A atau D,
RAV RDV
0,3 m 0,5 m 0,4 m sehingga salah satu reaksi tsb
1,2 m
tereliminasi.
Misalnya digunakan momen thd ttk D: ΣMZ,D = 0, sehingga
RAV x 1,2 – 3 x 0,9 – 4,33 x 0,4 = 0  RAV = 3,70 kN
 hasil hitungan positif, berarti asumsi arah reaksi pd gambar di
atas sdh benar.

Selanjutnya RDV dapat dicari dengan ΣFy = 0 atau dg ΣMZ,A = 0


ΣFy = 0  RAV – 3 – 4,33 + RDV = 0  RDV = 3,63 kN
 hasil hitungan positif, berarti asumsi arah reaksi pd gambar di atas sdh
benar.

BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)


1. BEBAN TERPUSAT

RAH A B
Z+
C
RAV 0,4 L RBV
0,6 L
L
Y+
Penjelasan terinci
diberikan dalam kuliah

Hitung reaksi-reaksi tumpuan


Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD = Normal Force Diagram
SFD = Shear Force Diagram
BMD = Bending Momen Diagram

6
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
1. BEBAN TERPUSAT
1.1 Hitungan reaksi-reaksi tumpuan

Tumpuan A  sendi  terdapat 2 reaksi: RAV & RAH


3 unknown,
Tumpuan B  rol  terdapat 1 reaksi: RBV
Str. Statis
Tertentu!
Arah reaksi-reaksi diasumsikan seperti pd gbr berikut ini.
P

RAH A B
Z+
C
RAV RBV

Y+

BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)


1. BEBAN TERPUSAT
P

RAH A B
Z+
C
RAV 0,4 L RBV
0,6 L
L
Y+
ΣFH = 0  RAH + 0 = 0  RAH = 0

ΣMB = 0  RAV · L + RAH · 0 – P · 0,4·L + RBV · 0 = 0  RAV = 0,4 P


Hasil bernilai positif  asumsi arah reaksi sudah benar!

ΣMA = 0  RAV · 0 + RAH · 0 + P · 0,6·L – RBV · L = 0  RBV = 0,6 P


Hasil bernilai positif  asumsi arah reaksi sudah benar!

Cek: ΣFH = 0  P – RAV – RBV = P – 0,4P – 0,6P = 0  OK

7
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
1. BEBAN TERPUSAT
1.1 Hitungan gaya-gaya dalam: NF, SF, BM

Pada sistim struktur tsb tidak ada komponen beban aksial


(normal)  sehingga tidak ada gaya normal  NF = 0, untuk seluruh
panjang balok.

Ditinjau sebuah penampang pada potongan I-I di sebelah kiri beban P


berjarak x dari A:
P Ditinjau bag. struktur di seb.
I BM
kiri pot. I-I  dibuat
A B
NF X+ Diagram
Z+ benda bebas
x C (Free Body Diagram, FBD)
SF Syarat: Bag.Struktur tetap
RAV = 0,4P RBV
I
dlm keadaan seimbang statik
Y+ Agar tetap seimbang, maka pd pot. Harus ada gaya-
gaya dalam. Asumsi: nilainya positif (+).

BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)


1. BEBAN TERPUSAT
P
I BM
A B
NF X+ Z+
x C
SF
RAV = 0,4P RBV
I

Y+
ΣFH = 0  NFI = 0

ΣFV = 0  SFI – RAV = 0


SFI – 0,4.P = 0  SFI = + 0,4.P (Positif)

ΣM = 0  BMI – RAV . x = 0
BMI – (0,4.P) . x = 0  BMI = + 0,4.P.x (Positif)

8
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
1. BEBAN TERPUSAT
P
I BM
A B
NF X+ Z+
x C
SF
RAV = 0,4P RBV
I

Y+
Posisi  x = 0 (titik A) x = 0,6.L umum, Ket.
(tepat di seb kiri beban P) sembrg.x
Gaya dalam:

NF NFA = 0 NFC,ki = 0 NFx = 0 Nol

SF SFA = + 0,4 P SFC,ki = + 0,4P SFx = + 0,4P Konstan +0,4P

BM BMA = 0 BMC,ki = + 0,24.PL BMx = + 0,4P.x Pos., linier


dlm x

BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)


1. BEBAN TERPUSAT
Ditinjau potongan II-II di sebelah kanan beban P berjarak x dari A:
Dengan x ≥ 0,6.L
P
II BM Agar tetap seimbang, maka
A B pd pot. harus ada gaya-gaya
NF X+ Z+ dalam.
x C Asumsi: nilainya positif (+).
SF
RAV = 0,4P RBV
II

Y+ ΣFH = 0  NFII = 0
dg.: 0,6 ≤ x ≤ L
ΣFV = 0  SFII – RAV + P = 0
SFII – 0,4.P + P = 0  SFII = − 0,6.P (Negatif)

ΣM = 0  BMII – RAV . x + P.(x – 0,6L)= 0


BMII – (0,4.P).x + P.x – 0,6.P.L = 0
 BMII = + 0,6.P(L-x) (Pos.)

9
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
1. BEBAN TERPUSAT
P
II BM
A B
NF X+ Z+
x C
SF
RAV = 0,4P RBV
II

Y+
Posisi  x = 0,6L (Cka) x = L (ttk B) umum, Ket.
(tepat di seb kanan beban P) sembrg.x
Gaya dalam:

NF NFC,ka = 0 NFB = 0 NFx = 0 Nol

SF SFC,ka = − 0,6.P SFB= − 0,6.P SFx = − 0,6.P Konstan -0,6P

BM BMC,ka = + 0,24.PL BMB = 0 BMx = + 0,6P.(L-x)


Pos., linier dlm x

BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)


1. BEBAN TERPUSAT
GAMBAR DIAGRAM GAYA_GAYA DALAM
P

RAH A B
Z+
C
RAV 0,4 L RBV
0,6 L
L
Y+
DIAGRAM GAYA NORMAL (NORMAL FORCE DIAGRAM, NFD)

Satuan !!!

NF = 0 [kN]

10
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
1. BEBAN TERPUSAT
GAMBAR DIAGRAM GAYA_GAYA DALAM
P

RAH A B
Z+
C
RAV 0,4 L RBV
0,6 L
L
Y+
DIAGRAM GAYA GESER (SHEAR FORCE DIAGRAM, SFD)

0,4P [kN]
(+)

(-)
0,6P [kN]

BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)


1. BEBAN TERPUSAT
GAMBAR DIAGRAM GAYA_GAYA DALAM
P

RAH A B
Z+
C
RAV 0,4 L RBV
0,6 L
L
Y+
DIAGRAM MOMEN LENTUR (BENDING MOMEN, BMD)

11
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
2. BEBAN TERPUSAT

RAH A B
Z+
C
RAV b RBV
a
L
Y+
Penjelasan terinci
diberikan dalam kuliah

Hitung reaksi-reaksi tumpuan


Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD = Normal Force Diagram
SFD = Shear Force Diagram
BMD = Bending Momen Diagram

BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)


3. BEBAN MERATA

q
RAH A B
Z+

RAV RBV
L

Y+
Penjelasan terinci
diberikan dalam kuliah

Hitung reaksi-reaksi tumpuan


Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD = Normal Force Diagram
SFD = Shear Force Diagram
BMD = Bending Momen Diagram

12
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
4. BEBAN MERATA

a c b

q
RAH A B
Z+

RAV RBV
L

Y+
Penjelasan terinci
diberikan dalam kuliah

Hitung reaksi-reaksi tumpuan


Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD = Normal Force Diagram
SFD = Shear Force Diagram
BMD = Bending Momen Diagram

BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)


5. BEBAN SEGITIGA
q

RAH A B
Z+

RAV RBV
L

Y+
Penjelasan terinci
diberikan dalam kuliah

Hitung reaksi-reaksi tumpuan


Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD = Normal Force Diagram
SFD = Shear Force Diagram
BMD = Bending Momen Diagram

13
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
6. BEBAN SEGITIGA

a c b

RAH A B
Z+

RAV RBV
L
Penjelasan terinci
Y+ diberikan dalam kuliah

Hitung reaksi-reaksi tumpuan


Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD = Normal Force Diagram
SFD = Shear Force Diagram
BMD = Bending Momen Diagram

BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)


7. BEBAN KOMBINASI

RAH A B
Z+

RAV RBV
L
Penjelasan terinci
Y+ diberikan dalam kuliah
Hitung reaksi-reaksi tumpuan
Hitung dan gambarkan gaya-gaya dalamnya:
NFD = Normal Force Diagram
SFD = Shear Force Diagram
BMD = Bending Momen Diagram

14
BALOK SEDERHANA (SIMPLE BEAM)
7. BEBAN KOMBINASI

RAH A B
Z+

RAV RBV
L
Penjelasan terinci
Y+ diberikan dalam kuliah

Cara Penyelesaian:
Struktur dapat dianalisis secara terpisah untuk tiap jenis beban,
selanjutnya hasil akhir dapat diperoleh dg menjumlahkan efek
dari masing2 beban tersebut (prinsip SUPERPOSISI).

15

Anda mungkin juga menyukai