Zona Intertidal merupakan suatu wilayah yang berada di garis pantai yang terpapar oleh
aktivitas pasang surut air laut secara berkala. Menurut Bishop-Taylor et al. (2019), zona
intertidal merupakan zona transisi kritis antara laut dan ekosistem yang berada di darat.
Lingkungan intertidal adalah suatu habitat yang sangat produktif dan memiliki keanekaragaman
hayati seperti dataran lumpur, pantai berpasir, dan terumbu karang. Organisme yang hidup di
wilayah intertidal ini biasanya memiliki adaptasi kondisi yang dinamis dikarenakan wilayah
intertidal yang selalu terpengaruh aktivitas pasang surut air laut, hal ini tentu juga
mempengaruhi keberadaan organisme yang hidup.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi zona intertidal menurut Basith (2014), yaitu oleh
karakteristik pasang surut dan kemiringan pantai. Gerakan bulan akan menyebabkan massa air
laut tertarik ke arah bulan dan matahari ke arah berlawanan. Akibat dari gerakan bulan
(pembangkit utama pasang surut) mengelilingi bumi, gerakan rotasi bumi, dan adanya benua,
karakteristik pasut di berbagai tempat di belahan bumi dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)
tipe yaitu: diurnal, semidiurnal, campuran cenderung diurnal dan campuran cenderung
semidiurnal. Pengaruh kedudukan bulan dan matahari relatif terhadap bumi, yakni keadaan
konjugasi maupun kuarter, bentuk benua/morfologi pantai. Pengaruh batimetri juga dapat
menyebabkan variasi tunggang pasang surut, yaitu selisih air tinggi tertinggi dan air surut
terendah. Kombinasi variasi tunggang pasang surut dan variasi kemiringan pantai
Zona intertidal merupakan suatu zona perbatasan antara ekosistem daratan dan laut,
yang terletak di garis pantai. Zona intertidal ini biasanya dihuni oleh berbagai macam organisme
dikarenakan adanya keanekaragaman hayati di wilayan ini. Terdapat beberapa faktor
lingkungan yang mempengaruhi wilayah intertidal ini. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah
pasang surut air laut dan kemiringan pantai. Gerakan bulan akan menyebabkan massa air laut
tertarik ke arah bulan dan matahari ke arah berlawanan. Akibat dari gerakan bulan (pembangkit
utama pasang surut) mengelilingi bumi, gerakan rotasi bumi, dan adanya benua. Kombinasi
variasi tunggang pasang surut dan variasi kemiringan pantai mempengaruhi lebar zona
intertidal.