Anda di halaman 1dari 2

3.

2 Penentuan Biologi Tanah


Praktikum ilmu tanah materi penentuan biologi tanah terdapat alat dan bahan yang

digunakan untuk membantu pengambilan sampel. Alat yang digunakan berupa transek,

kalkulator, kamera, nampan, kawat/besi. Bahan yang digunakan dalam penentuan biologi tanah

yaitu sampel tanah yang terdapat organismenya. Tujuannya supaya kita dapat mengamati

kepadatan organisme yang hidup di dalam tanah tersebut. 

Praktikum ilmu tanah materi penentuan biologi tanah terdapat tahap yang dilakukan

sehingga kita dapat mengamati kepadatan organisme yang ada dalam tanah. Tempat

pengambilan sampel tanah dilakukan secara acak pada waktu pagi hari. Tahap yang dilakukan

yaitu mengambil sampel tanah dan dimasukkan dalam transek diletakkan dititik yang sudah

ditentukan. Biota yang ditemukan didalam transek diamati dan ditaruh pada nampan.

Kepadatan biota dihitung menggunakan rumus yang sudah tertera. Hasil dicatat dan

didokumentasikan untuk perbandingan dengan kepadatan biota kelompok lain.

4.2 Penentuan Biologi Tanah

Praktikum ilmu tanah materi penentuan biologi tanah terdapat data dari kelompok 16

dengan jumlah individu 4 dan luas zona yang diamati yaitu 30x30cm2. Apabila dimasukkan

dalam rumus perhitungan biologi tanah maka didapatkan 0,004 individu/cm2. Data yang

diperoleh kelompok 4 sebagai kelompok pembanding dengan jumlah individu 15 dan luas zona

yang diamati 30x30cm . Apabila dimasukkan dalam rumus perhitungan biologi tanah maka
2

didapatkan 0,016 individu/cm . Data hasil praktikum dari kedua kelompok berbeda, lebih banyak
2

biota yang ditemukan pada kelompok 4 jika dibandingkan dengan kelompok 16.

Menurut Lehmann, et al. (2017), Biota tanah berpotensi terhadap agregasi tanah. Biota

tanah tersebut bermacam-macam, contohnya yaitu bakteri, hifa jamur dan hewan geophagus

seperti cacing tanah. Bakteri dapat memancarkan biopolimer yang bertidak sebagai pengikat

agen untuk agregat skala mikrometer 13,14. Hifa jamur dapat menjerat partikel menyatukanya
pada skala mikrometer sampai milimeter 15. Cacing tanah dapat menggiling dan membentuk

kembali partikel yang tertelan menjadi agregat baru dan membuat biopori dalam skla milimeter

hingga sentimeter 16. Karena berbagai kontribusi biota tanah pada agregasi tanah tersebut,

biota tanah juga mempunyai potensi saling melengkapi di antara mekanisme agregasi tanah.

Biota tanah di harapkan mempunyai efek bersih yang positif pada agregasi tanah, meskipun

tidak pernah di tunjukan dalam sintesis kuantitaif. Pemahaman kuantitatif tentang kontribusi

biota tanah pada agregasi tanah di perlukan untuk memprediksi kemungkinan konsekuensi

hilangnya keanekaragaman hayati tanah, walaupun masih terbatas hanya pada satu data

kuantitatif intesis yang membahas efek mikoriza arbuscular jamur pada agregasi tanah.

Biota tanah berpotensi dalam terhadap agregasi tanah. Misalnya, Bakteri dapat

memancarkan biopolimer yang bertidak sebagai pengikat agen untuk agregat skala mikrometer

13,14. Hifa jamur dapat menjerat partikel menyatukanya pada skala mikrometer sampai

milimeter 15. Cacing tanah dapat menggiling dan membentuk kembali partikel yang tertelan

menjadi agregat baru dan membuat biopori dalam skla milimeter hingga sentimeter 16.

Berbagai kontribusi tersebut di harapkan menghasilkan efek bersih yang positif dalam agreasi

tanah. Hasil organisme yang didapatkan oleh kelompok 16 yaitu berjumlah 4 biota. Hasil

organisme yang didapatkan oleh kelompok 4 yaitu berjumlah 15 biota.

Lehmann, A., Zheng, W., & Rillig, M. C. (2017). Soil biota contributions to soil

aggregation. Nature Ecology & Evolution, 1(12), 1828-1835.

Anda mungkin juga menyukai