digunakan untuk membantu pengambilan sampel. Alat yang digunakan berupa transek,
kalkulator, kamera, nampan, kawat/besi. Bahan yang digunakan dalam penentuan biologi tanah
yaitu sampel tanah yang terdapat organismenya. Tujuannya supaya kita dapat mengamati
Praktikum ilmu tanah materi penentuan biologi tanah terdapat tahap yang dilakukan
sehingga kita dapat mengamati kepadatan organisme yang ada dalam tanah. Tempat
pengambilan sampel tanah dilakukan secara acak pada waktu pagi hari. Tahap yang dilakukan
yaitu mengambil sampel tanah dan dimasukkan dalam transek diletakkan dititik yang sudah
ditentukan. Biota yang ditemukan didalam transek diamati dan ditaruh pada nampan.
Kepadatan biota dihitung menggunakan rumus yang sudah tertera. Hasil dicatat dan
Praktikum ilmu tanah materi penentuan biologi tanah terdapat data dari kelompok 16
dengan jumlah individu 4 dan luas zona yang diamati yaitu 30x30cm2. Apabila dimasukkan
dalam rumus perhitungan biologi tanah maka didapatkan 0,004 individu/cm2. Data yang
diperoleh kelompok 4 sebagai kelompok pembanding dengan jumlah individu 15 dan luas zona
yang diamati 30x30cm . Apabila dimasukkan dalam rumus perhitungan biologi tanah maka
2
didapatkan 0,016 individu/cm . Data hasil praktikum dari kedua kelompok berbeda, lebih banyak
2
biota yang ditemukan pada kelompok 4 jika dibandingkan dengan kelompok 16.
Menurut Lehmann, et al. (2017), Biota tanah berpotensi terhadap agregasi tanah. Biota
tanah tersebut bermacam-macam, contohnya yaitu bakteri, hifa jamur dan hewan geophagus
seperti cacing tanah. Bakteri dapat memancarkan biopolimer yang bertidak sebagai pengikat
agen untuk agregat skala mikrometer 13,14. Hifa jamur dapat menjerat partikel menyatukanya
pada skala mikrometer sampai milimeter 15. Cacing tanah dapat menggiling dan membentuk
kembali partikel yang tertelan menjadi agregat baru dan membuat biopori dalam skla milimeter
hingga sentimeter 16. Karena berbagai kontribusi biota tanah pada agregasi tanah tersebut,
biota tanah juga mempunyai potensi saling melengkapi di antara mekanisme agregasi tanah.
Biota tanah di harapkan mempunyai efek bersih yang positif pada agregasi tanah, meskipun
tidak pernah di tunjukan dalam sintesis kuantitaif. Pemahaman kuantitatif tentang kontribusi
biota tanah pada agregasi tanah di perlukan untuk memprediksi kemungkinan konsekuensi
hilangnya keanekaragaman hayati tanah, walaupun masih terbatas hanya pada satu data
kuantitatif intesis yang membahas efek mikoriza arbuscular jamur pada agregasi tanah.
Biota tanah berpotensi dalam terhadap agregasi tanah. Misalnya, Bakteri dapat
memancarkan biopolimer yang bertidak sebagai pengikat agen untuk agregat skala mikrometer
13,14. Hifa jamur dapat menjerat partikel menyatukanya pada skala mikrometer sampai
milimeter 15. Cacing tanah dapat menggiling dan membentuk kembali partikel yang tertelan
menjadi agregat baru dan membuat biopori dalam skla milimeter hingga sentimeter 16.
Berbagai kontribusi tersebut di harapkan menghasilkan efek bersih yang positif dalam agreasi
tanah. Hasil organisme yang didapatkan oleh kelompok 16 yaitu berjumlah 4 biota. Hasil
Lehmann, A., Zheng, W., & Rillig, M. C. (2017). Soil biota contributions to soil