Anda di halaman 1dari 3

PREMEDIKASI

Obat-obatan preanestik yang disebut juga premedikasi dibutuhkan untuk mempersiapkan


hewan sebelum pemberian obat anestetik, baik lokal, regional ataupun umum.
Premedikasi diberikan kurang lebih setengah sampai satu jam sebelum pemberian
anestesi umum atau anestesi lokal. Obat-obat tersebut disuntikkan secara intramuskular,
subkutan atau bahkan intravena,

MANFAAT PREMEDIKASI
 membuat hewan menjadi lebih tenang dan terkendali
Premedikasi akan menyebabkan fase induksi menjadi lebih tenang dan memberikan rasa
nyaman bagi pasien maupun dokter hewannya.
 mengurangi dosis anestesi
Beberapa kombinasi obat dapat bersifat sinergis sehingga diharapkan menghemat obat
anestetik dan sekaligus mengurangi efek toksiknya.
 mengurangi efek-efek otonomik yang tidak diinginkan
Hal ini mencakup efek parasimpatetik, bradikardia melalui peningkatan tonus vagal dan
saliva yang berlebihan.
 mengurangi efek-efek samping yang tidak diinginkan
Obat-obat premedikasi tertentu dipakai khusus untuk mengantisipasi efek-efek samping
obat anestetik yang tidak diinginkan, seperti: nausea, vomit dan eksitasi postoperasi.
 mengurangi nyeri preoperasi
Pemberian analgesik seringkali dibutuhkan untuk mengurangi kepekaan pasien terhadap
rasa nyeri. Beberapa analgesik dapat diberikan sebelum atau sesudah anestesi atau
pembedahan.
Obat-obatan dan dosis yang digunakan untuk premedikasi dipilih tergantung pada:
 umur, kondisi dan temperamen hewan.
 ada atau tidak adanya rasa nyeri.
 tehnik anestesi yang dipakai.
 adanya antisipasi komplikasi.
 kondisi-kondisi khusus seperti adanya fetus pada hewan gravid.
Sedatif, tranquilizer dan analgesik biasanya digunakan untuk menurunkan respon
terhadap adanya stimulasi pada sistem saraf pusat dan kemudian berpengaruh pada obat-obat
anestetik. Pada umumnya obat-obat premedikasi bersifat sinergis dengan anestetik, misalnya
obat-obat sedatif yang menimbulkan depresi respirasi, sehingga bila diberikan sebelum anestetik
(misalnya: thiopentone, halothane) akan menimbulkan depresi respirasi, dalam hal ini kegagalan
respirasi akan dapat terjadi sebelum anestesi tercapai. Seringkali di lapangan dapat digunakan
satu atau lebih obat yang berbeda, tergantung kepada kebutuhan.

OBAT-OBAT PREMEDIKASI
Obat-obatan yang digunakan dalam anestesi premedikasi adalah:
 anticholinergik.
 analgesik.
 neuroleptanalgesik.
 tranquilizer.
 obat dissosiatif.
 barbiturate.
Yang harus diperhatikan adalah bila obat sedatif sebagai obat premedikasi yang
digunakan, karena selain dosis anestesi total harus dikurangi, juga efek buruk yang mungkin
terjadi, misalnya: xylazine dapat menurunkan tekanan darah, valium dapat menimbulkan depresi
respirasi atau ketamine yang meningkatkan tonus muskulus dan sebagainya.

Obat-obat Anticholinergik
 Atropine Sulfate
Atropine sulfate merupakan anticholinergik yang paling sering digunakan, dengan fungsi
utama mengurangi sekresi kelenjar saliva terutama bila dipakai obat anestetik yang
menimbulkan hipersekresi kelenjar saliva. Pada dosis normal, atropine dapat mencegah
bradikardia dan sekresi berlebih saliva serta mengurangi motilitas gastrointestinal. Dapat
diberikan intravena, subkutan atau intramuskular. Kerjanya akan tampak 30–60 detik
setelah penyuntikan intravena atau 10–15 menit setelah penyuntikan intramuskular atau
subkutan.
 Scopolamine
Scopolamine kurang populer bila dibanding dengan atropine sulfate, walaupun
mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam mengurangi sekresi kelenjar saliva,
namun kerjanya lebih pendek sehingga ia jarang dipakai. Pemberian scopolamine dapat
melalui subkutan, intramuskular atau intravena.
 Glycopyrrolate
Efek glycopyrrolate pada kardiovaskular sama dengan atropine sulfate, tetapi efeknya
terhadap motilitas gastrointestinal lebih baik dibanding atropine sulfate, selain itu
kerjanya tiga kali lebih lama dibanding atropine sulfate.
Obat-obat Analgesik
Obat-obat yang tergolong dalam kelompok analgesik dapat dibagi dalam dua kelompok,
yaitu: narkotik dan non narkotik.
Walaupun derajat pengurangan rasa sakitnya sama, namun pemberian analgesik narkotik
cenderung menyebabkan hewan tertidur.
1. Analgesik narkotik
 Morphine
Merupakan alkaloida dari opium yang mampu menimbulkan analgesi, sedasi dan
hipnosis. Penggunaan morphine dapat mengubah fungsi beberapa organ dan akan normal
kembali enam jam setelah pemberian
 Meperidine (Demerol)
Meperidine menyebabkan sedasi ringan tapi kemampuannya lebih rendah dibanding
morphine. Meperidine dapat menimbulkan depresi respirasi.
 Methadone (Dolophine)
Methadone dapat menurunkan kandungan oksigen dan akan meningkatkan
karbondioksida dalam darah. Dapat menyebabkan bradikardia, kecuali bila diberikan
bersama atropine sulfate.
2. Analgesik non narkotik
 Pentazocine
Obat ini tidak mempengaruhi sistem respirasi, tetapi mempengaruhi sistem
kardiovaskular , hepar dan ginjal. Dilaporkan pada bebrapa kasus postoperasi ,
pentazocine merupakan analgestik yang efektif namun penggunaan sebagai premedikasi
amat terbatas.
Obat-obat Neuroleptanalgesik
Neuroleptanalgesik merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan kombinasi
antara obat narkotik dengan tranquilizer. Yang sering dipakai adalah kombinasi antara fentanyl-
droperidol, S lain itu juga digunakan kombinasi methadone-acepromazine, mep idine-promazine
dan meperidine-acepromazine.

Obat-obat Golongan Tranquilizer


Sebagian besar tranquilizer merupakan derivat phenothiazine. Obat ini tidak dapat
dipakai untuk anestesi karena tidak semua memiliki efek analgesi, disamping itu tranquilizer
pada umumnya mempengaruhi sistem respirasi dan kardiovaskular.

Obat-obat Anestetik Dissosiatif


Tingkat relaksasi muskulus yang dipengaruhi obat anestetik dissosiatif bervariasi
tergantung pada dosis yang dipakai dan tidak terjadi secara menyeluruh.

Obat-obat Golongan Barbiturate


Jenis barbiturate yang dipakai adalah thiopental, thiamylal, methohexital, dan
thialbarbiton, dimana obat-obat tersebut mampu menghasilkan induksi yang cepat. Biasanya obat
golongan ini diberikan secara intravena.

Kesimpulan :
Untuk tindakan anestesi, dibutuhkan obat-obatan untuk premedikasi yang meliputi:
anticholinergik analgesic, neuroleptanalgesik, tranquilizer obat issosiatif, barbiturate.

Anda mungkin juga menyukai