Anda di halaman 1dari 12

MAKA

LAH
TENTANG PATOLOGI ASMA & BROCHITIS

OLEH:
YOHANES RENDY TUMELAP
NIM: 20063004
SEMESTER 3

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO


FAKULTAS KEPERAWATAN PRODI DII FISIOTERAPI

1
KATA PEGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha ESA yang telah melimpahkan
hikmat dan anugerah, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan makalah saya tentang “
PATOLOGI ASMA & BRONCHITIS”.
Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah patologi khusus. Saya
berharap makalah tentang ASMA & BRONCHITIS ini yang saya susun bisa memberikan
manfaat dan inspirasi bagi pembaca.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….3

BAB I: PENDAHULUAN…………………………………………………………4

a. Latar belakang…………………………………………………………..4

b. Rumusan masalah………………………………………………………4

BAB II: PEMBAHASAN………………………………………………………….5

BAB IV: PENUTUP……………………………………………………………….11

a. Kesimpulan………………………………………………………………11

b. Saran……………………………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Asma merupakan salah satu penyakit saluran nafas yang banyak dijumpai,baik pada
anak-anak maupun dewasa. Lebih dari 200 tahun y tahun yang lalu, Hippocrates ang lalu,
Hippocrates menggunakan istilah asma untuk menggambarkan kejadian pernafasan yang
pendek-pendek (shortness of breath). Menurut Global Initiative of Asthma (GINA) tahun 2008,
asma didefinisikan sebagai “penyakit inflamasi kronis pada saluran pernapasan di mana berbagai
sel dan elemen seluler berperan, terutama sel mast, eosinofil, limfosit T, makrofag, dan sel
epithelial. Asma merupakan problem kesehatan di seluruh dunia, yang mempengaruhi kurang
lebih 300 juta jiwa. Angka kematian di dunia akibat asma diperkirakan mencapai 250.0000 orang
per tahun. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkan pasien
memerlukan perawatan, baik di rumah sakit maupun di rumah. Sebagian dari semua kasus asma
berkembang sejak masa kanak-kanak, sedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur
40 tahun. Namun demikian, demikian, asma dapat dimulai dimulai pada segala usia,
mempengaruhi mempengaruhi pria dan wanita tanpa kecuali, dan bisa terjadi pada seti wanita
tanpa kecuali, dan bisa terjadi pada setiap orang pada segala etnis.
Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis) bronkus local
yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh
perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen elastis dan otot polos bronkus.
Bronkus yang terkena biasanya bronkus kecil (medium side), sedangakan bronkus besar jarang
terjadi. Bronkitis dan emfisiema paru sering terdapat bersamaan pada seorang pasien dalam
keadaan lanjut, penyakit ini sering menyebabkan obstruksi saluran nafas yang menetap yang
dinamakn kronik obstruksi pulmonary disease.Penyebab utama adalah merokok yang berat dan
berjangka panjang, yang mengititasi tabung bronkial dan menyebabkan mereka menghasilkan
lendir yang berlebihan.penyakit ini di temukan di klinik dan di derita oleh laki-laki dan dapat di
derita mulai dari anak bahkan dapat merupakan kelainan kongenital.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan asma serta proses perjalanan penyakitnya.
2. Bagaimana pemeriksaan pada asma.
3. Apa yang menyebabkan timbulnya penyakit Bronchitis ?
4. Gejala apa saja yang dapat ditemukan pada penderita penyakit Bronkhitis ?
5. Bagaimana cara mengobati penyakit Bronkitis ?

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Asma adalah penyakit jalan napas obstruktif, intermiten, refersible dimana trakea dan
bronki berespon dalam, secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma dimnifestasikan dengan
penyempitan jalan napas, yang mengakibatkan dipsnea, batuk, dan mengi. Tingkat penyempitan
jalan napas dapat berubah baik secara spontan atau kereta api. Asma berbeda dengan penyakit
paru obstruktif dalam hal bahwa asma adalah proses reversible. Eksaserbasi akut dapat saja
terjadi, yang berlangsung dari beberapa menit sampai jam, diselingi oleh periode bebas gejala.
Jika asma dan bronchitis terjadi bersamaan, obstruksi yang diakibatkan menjadi gabungan dan
disebut bronchitis asmatik kronik.
B. Jenis-jenis asma dan penyebab
Asma sering dicirikan sebagai alergi, idiopatik, nonalergi, atau gabungan.
1. Ama alergik
Asma alergik disebabkan oleh allergen atau allergen-alergen yang dikenal misalnya
serbuk sari, binatang makanan , dan jamur. Kebanyakan allergen terdapat diudara dan musiman.
Pasien dengan asma alergik biasanya mempunyai riwayat keluarga yang alergik dan riwayat
medis masa lalu eczema rhinitis alergik. Pemajanan terhadap allergen mencetuskan serangan
asma.
2 Asma idiopatik atau non alergik
Asma idiopatik atau non alregik tidak berhubungan dengan allergen spesifik factor-
factor, seperti common cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi dan polutan lingkungan
dapat mencetuskan serangan. Beberapa agens farmakologi, seperti aspirin, dan agens
antiinflamasi nonsteroid, pewarna rambut, antagonis beta adrenegik dan agens sulfits (pengawet
makanan), juga mungkin menjadi factor. Serangan asma idiopatik atau non alergik menjadi lebih
dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronchitis kronis dan
enfisema.
3. Asma gabungan
Asma gabungan adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunya
karakteristik dari bentuk alergik maupun bentuk idiopatik.
C. Patofisiologis
Asma adalah obstuksi jalan napas difus reversible. Obstruksi disebabkan oleh satu atau
lebih dari yang berikut ini:
1. kontraksi otot-otot yang mengelilingi bronki, yang menyempitkan jalan napas

5
2. pembengkakan membrane yang melapisi bronki
3. pengisian bronki dengan muscus yang kental
Selain itu, otot-otot bronchial dan kelenjar mukosa membesar, sputum yang kental,
banyak dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflamasi. Udara terperangkap didalam jaringan
paru. Mekanisme yang pasti dari perubahan ini tidak diketahui, tetapi apa yang paling diketahui
adalah keterlibatan system imunologis dan system saraf otonom.
C. Faktor resiko asma
Secara umum factor resiko asma dibedakan menjadi 2 kelompok factor genetic dan factor
lingkungan.
1. factor genetic
a. hiperaktif
b. atopi atau alergi broncus
c. Factor yang memodifikasi penyakit genetic
d. jenis kelamin
e. Rasa tau etnik
2. Faktor lingkungan
a. Alergi didalam ruangan ( tungau, debu rumah, kucing, alternia, atau jamur )
b. Alergen diluar ruangan ( tepung sari)
c. Makanan ( bahan penyedap, pengawet, pewarna makan, kacang, makanan laut, susu
sapi, telur)
d. Obat-obatan tertentu ( misalnya golongan aspirin, NSAID, B bloker dll)
e. Bahan yang mengiritasi ( misalnya parfum, household spray, dll)
f. Ekspresi emosi berlebihan
g. Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
h. polusi udara didalam dan diluar ruangan
i. exsercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika melakukan aktivitas
tertentu.
D. Klasifikasi derajat berat ringan asma berdasarkan gambaran klinis
1. Serangan asma ringan dengan aktivitas masih dapat berjalan, bicara satu kalimat, bisa
berbaring, tidak ada sianosis dan mengi kadang hanya pada akhir ekpirasi.

6
2. Serangan asma sedang dengan pengurangan aktivitas, bicara memenggal kalimat, lebih
suka duduk, tidak ada sianosis, mengi nyaring sepanjang ekspirasi dan kadang-kadang terdengan
pada saat inspirasi.
3. Serangan asma berat dengan aktivitas hanya istirahat dengan posisi duduk bertopang
lengan, bicara kata demi kata, mulai ada sianosis, dan mengi sangat nyaring, terdengar tanpa
stetoskop.
4. Serangna asma dengan ancaman henti nafas, tampak kebingungan, sudah tidak
terdengar mengi dan timbul bradikardi perlu dibedakan, derajat klinis asma harian dan derajat
serangan asma persisten ( asma berat ) dapat mengalami serangan asma ringan. Sedangkan asma
ringan dapat mengalami serangan asma berat, bahkan serangan asma berat yang mengancam
terjadi henti nafas yang menyebabkan kematian.
E. Manifestasi klinis
Tiga gejala umum asma adalah batuk, dyspnea dan mengi. Pada beberapa keadaan, batuk
mungkin satu-satunya gejala. Serangan asma sering kali terjadi pada malam hari. Penyebabnya
tidak dimengerti dengan jelas, tetapi mungkin berhubungan dengan variasi sirkadian, yang
mempengaruhi ambang reseptor jalan nafas. Serangan asma biasanya bermula mendadak dengan
batuk dan rasa sesak dalam dada, disertai dengan pernapasan lambat, mengi.ekspirasi selalu lebih
susah dan panjang dibandingkan inspirasi, yang mendorong pasien untuk duduk tegak dan
menggunakan otot-otot aksesoris pernapasan. Jalan napas yang tersumbat menyebabkan
dyspnea. Batuk pada awalnya susah dan kering tetapi segera lebih kuat. Sputum, yang terdiri atas
sedikit mucus mengandung masa gelatinosa bulat, kecil yang dibatukan dengan susah payah.
Tanda selanjutnya termasuk sianosis sekunder terhadap hipoksia hebat, dan gejala-gejala retensi
karbon dioksida, termasuk berkeringat, takikardia, dan pelebaran tekanan nadi. Serangan dapat
berlangsung dari 30 menit sampai beberapa jam dan dapat hilang secara spontan. Meski serangan
asma jarang yang fatal, kadang terjadi reaksi kontinu yang lebih berat. Yang disebut ‘status
asmatikus’ kondisi ini merupakan keadaan yang mengancam hidup.
F. Evaluasi dignostik
Riwayat kesehatan yang lengkap termasuk keluarga, lingkungan dan riwayat pekerjaan,
dan dapat mengungkapkan factor-factor atau subtansi yang encetuskan serangan asma. Riwayat
positif keluarga seringkali berkaitan dengan asma alergik. Factor-factor lingkungan termasuk
perubahan musim, jumlah serbuk sari yang tinggi, dan jamur juga berkaitan dengan asma.
Perubahan iklim, khususnya dingin dan polusi udara terutama sekali berkaitan dengan asma non
alergik. Berbagai bahan kimia dan senyawa yang berkaitan dengan pekerjaan telah menunjukan
hubungan dengan asma, termasuk garam logam, debu kayu dan sayuran, obat-obatan ( misalnya
aspirin, antibiotic, piperazin, dan simetidin), bahan kimiawi dan plastic industry enzim biologic,
misalya detergen untuk laundry debu binatang dan serangga, sera dan sekresi. Selama periode
akut, rongent dada dapat menunjukan hiperinflamasi dan pendataran diafragma.
G. Pencegahan kekambuhan asma

7
1. Mencegah sensitsasi alergi ( terjadinya atopi, diduga paling relavan pada masa prenatal
dan perinatal. Atau pencegahan terjadinya asma pada individu yang sensitisasi.
2. Mencegah Eksaserbasi
Eksaserbasi asma dapat ditimbukan berbagai factor seperti allergen (indoor) seperti
tungau dan debu rumah, hewan berbulu, kecoa, dan jamur, allergen outdoor seperti polen, jamur,
infeksi virus, polutan dan obat. Mengurangi pejanan penderita dengan beberapa factor seperti
menghentikan merokok, menghindari asap rokok, lingkungan kerja, makanan, adiktif.
H. Bronchitis
Bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamsi pada pembuluh
bronkus,trakea dan bronchial.inflamsi menyebabkan bengkak pada permukaannya,
mempersempit ruang pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan inflamsi.Bronchitis juga
ditandai dengan adanya dilatasi (pelebaran) pada bronkus local yang bersifat patologis.dilatasi
bronkus disebabkan oleh perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen –elemen
elastic dan otot-otot polos bronkus . pada umumnya bronkus berukuran kecil yang diserang. Hal
ini dapat menghalangi aliran udara ke paru-paru dan dapt merusaknya.Secara klinis para ahli
mengartikan bronchitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk
merupakan gejala utama dan dominan . ini berati bahwa bronchitis bukan merupakan penyakit
berdiri sendiri melainkan dari berbagai penyakit lain juga.
I. Etiologi
1. Rokok
Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok
adalah penyebab utama timbulnya bronchitis. Terdapat hubungan yang erat antara
merokok dan penurunan VEP (volume ekspirasi paksa) 1 detik. Secara patologis rokok
berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia skuamus epitel
saluran pernafasan juga dapat menyebabkan bronkostriksi akut.
2. Infeksi
Eksaserbasi bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus yang
kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling banyak
adalah Hemophilus influenza dan streptococcus pneumonie
3. Polusi
Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila
ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. Zat – zat kimia dapat juga menyebabkan
bronchitis adalah zat – zat pereduksi seperti O2, zat – zat pengoksida seperti N2O,
hidrokarbon, aldehid, ozon.
4. Keturunan

8
Belum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak, kecuali
pada penderita defisiensi alfa – 1 – antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana
kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja enzim ini menetralisir enzim
proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan, termasuk
jaringan paru.
5. Faktor sosial ekonomi
Kematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi
rendah, mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.
J. Klasifikasi
1. Bronkitis Akut
Bronkitis akut pada bayi dan anak biasanya juga bersama dengan trakeitis,
merupakan penyakit saluran napas akut (ISNA) yang sering dijumpai. (berakhir dalam
masa 3 hari hingga 3 minggu)
2. Bronkitis Kronik dan atau Batuk Berulang.
Bronkitis Kronik dan atau berulang adalah kedaan klinis yang disebabkan oleh
berbagai sebab dengan gejala batuk yang berlangsung sekurang-kurangnya selama 2
minggu berturut-turut dan atau berulang paling sedikit 3 kali dalam 3 bulan dengan atau
tanpa disertai gejala respiratorik dan non respiratorik lainnya (Konika, 1981).
K. Manifestasi klinis
1. Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
2. Sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
3. Sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
4. Bengek
5. Lelah
6. Pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
7. Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
8. Pipi tampak kemerahan
9. Sakit kepala
10. Gangguan penglihatan
11. Sedikit demam.
12. Dada merasa tidak nyaman.
L. Patofisiologi

9
Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan
peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan
gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus
tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil – kecil sedemikian rupa sampai bronchioles
tersebut rusak dan dindingnya melebar. Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara
lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktifitas silia
dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya
sendiri melemah. Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia. Sel – sel penghasil mukus di
bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional
serta metaplasia. Perubahan – perubahan pada sel – sel penghasil mukus dan sel – sel silia ini
mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah
besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas.
M. Komplikasi
a. Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik.
b. Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi kurang
dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia
c. Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi.
d. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau Bronkietaksis

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asma merupakan salah satu penyakit penyakit saluran saluran nafas yang banyak
dijumpai, dijumpai, baik pada anak-anak anak-anak maupun dewasa. Lebih dari 200 tahun yang
lalu, Hippocrates menggunakan istilah asma untuk menggambarkan kejadian pernafasan yang
pendek-pendek (shortness of breath). Menurut Global Initiative of Asthma (GINA) tahun 2008,
asma didefinisikan sebagai “penyakit inflamasi kronis pada saluran pernapasan di mana berbagai
sel berbagai sel dan elemen dan elemen seluler berperan, seluler berperan, terutama sel terutama
sel mast, eosinofil, mast, eosinofil, limfosit T, limfosit T, makrofag, dan sel epithelial.

Bronkitis kronis adalah penyakit yang diakibatkan karena adanya peradangan pada
bronkus yang di sebabkan oleh infeksi, polutan udara, dan asap rokok, tanda dan gejala pada
bronchitis kronis adalah batuk, diikuti dengan sesak napas, bisa dengan atau tanpa dahak, setelah
beberapa hari dahak akan bisa bercampur dengan nanah (mucopurulent). Pada tahap ini biasanya
akan diikuti dengan demam, nyeri otot dan sendi serta sesak nafas yang lumayan hebat.
B. Saran
pasien pasien dengan asma harus menjaga menjaga pola hidupnya. hidupnya. Tidak
boleh terkontaminasi dengan alergen-alergen di dalam maupun diluar rumah.
Bagi penderita Bronkhitis diharapkan dapan mengetahui penyebab penyakit tersebut
sehingga dapat mengobati penyakitnya dengan tepat, sehingga dapat sembuh maksimal.
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menjadi referensi bagi
para mahasiswa keperawatan maupun pembacanya dalam pembuatan Asuhan Keperawatan
tentang penyakit Bronkitis Kronis.

11
DAFTAR PUSTAKA
1. Lawler, W. 2002. Buku pintar patologi untuk kedokteran umun. Buku
kedokteran, Jakarta.
2. Mochamad. A. 2014. Atlas berwarna patologi anatomi jilid I edisi kedua.
PT Raja Grafindo Persada., Jakarta.
3. http // http // patologifisiologis.blogspot.co.
patologifisiologis.blogspot.co.id/2013/04/asma-maka id/2013/04/asma-makalah
html.

12

Anda mungkin juga menyukai