Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BIO-PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL

DI SUSUN OLEH

KELAS : TINGKAT 1 A

Dosen Pengampu : Baiq Emy Nurmalisa,S.Kep.Ns.M.Kes

NAMA KELOMPOK 2

HYGAYON PO7120319001
ADRIANS H.MAHAJI PO7120319038
DICKY RINALDHY PO7120319024
NI MADE DIAN LESTARI PO7120319005
A.A THESSIA DWI A. PO7120319029
FITRAH PO7120319035
FARA PO7120319020
SANTIKA PEBRIANI PO7120319025
AVRILLA PO7120319049
NI WAYAN ANGGRIANI PO7120319083
ELFIRA WAHYUNI PO7120319002
DWI YULIA VASVA PO7120319033

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PALU
PRODI D-IV KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkankehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
kami dapatmenyelesaikan makalah yang berjudul “Kebutuhan Dasar Manusia ” tepat pada
waktunya. Dalam penyelesaian tugas kelompok ini, kami banyak mendapat ini dari berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas kelompok ini belumlah sempurna.Untuk itu
segala saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak
demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya.

Semoga dengan adanya tugas kelompok ini akan dapat memberikan manfaat besar bagi
penulis khususnya, dan bagi pembaca semua pada umumnya.

Penulis

Palu, 4 Agustus 2019

Kelompok 2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I        PENDAHULUAN
                             A.   Latar Belakang............................................................................................1
                             B.   Rumusan Masalah...................................................................................... 1
                             C.   Tujuan Penulisan.........................................................................................1
BAB II       PEMBAHASAN

A. Manusia sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual……………………2


B. Kebutuhan Dasar Manusia………………………………………………..2
C. Tahapan Proses kehidupan Spiritual dan Religi……………………………7

D. Proses Keperawatan terhadap Spiritualitas…………………………………9

BAB III PENUTUP

A. Simpulan……………………………………………………………..…..12
B. Saran……………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….…13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai Makhluk biopsikososial dan spiritual atau disebut juga sebagai
makhluk yang utuh atau keseluruhan didalamnya terdapat unsur biologis, psikologis,
sosial dan spiritual.
Sebagai makluk biologi manusia terdiri dari susunan sistem organ tubuh yang
digunakan untuk mempertahankan hidupnya, mulai dari proses kelahiran, perkembangan
dan proses kematian. Sebagai makhluk psikologi manusia mempunyai struktur
kepribadian, tingkah laku sebagai manifestasi dari kejiwaan, mempunyai daya pikir dan
kecerdasan. Sebgai makhluk sosial manusia perlu hidup bersama orang lain, saling kerja
sama untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup, mudah dipengaruhi kehidupan,
serta dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma yang ada. Sebagai
makhluk spiritual manusia mempunyai keyakinan, mengakui adanya Tuhan Yang Maha
Esa, memiliki pandangan hidup, doronngan hidup yang sejalan, dengan sifat religius yang
dianutnya.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia. Disamping itu agar mahasiswa dapat mengetahui
tentang manusia sebagai makhuk bio, psiko, social dan spiritual.
C. MANFAAT
          Untuk mengetehui lebih rinci tentang manusia sebagai makhluk bio, psiko, dan
spiritual. dan mahasiswa lebih mengerti cara membuat makalah dan lain-lain
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manusia sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual

Istilah manusia sebagai makhluk holistik dapat didasari oleh beberapa teori,
seperti Betty Neuman, istilah holistik diubah menjadi wholistik yang memiliki arti yang
sama, yang memandang manusia sebagai suatu keseluruhan yang bagian-bagiannya yang
saling mempengaruhi dan berinteraksi. Bagian tersebut meliputi fisiologis, psikologis,
sosiokultural dan spiritual (Marriner-Torney 1994).

Sedangkan Kozzier (1995) menjelaskan holistik merupakan pandangan terhadap


kehidupan organisme sebagai interaksi, yang mana apabila terjadi gangguan pada satu
bagian akan mengganggu sistem secara keseluruhan.

Holistik juga dapat diidentikan dengan kesejahteraan (Wellness) yang diyakini


memiliki dampak terhadap status kemanusiaan. Untuk dapat sejahtera harus tercipta
keseimbangan antara unsur biopsikososial dan spiritual (Salbiah, 2006).

 Manusia sebagai Sistem

Manusia sebagai sistem terdiri atas sistem adaptif, personal, interpersonal dan
sosial. Sebagai sistem adaptif manusia mengalami proses perubahan individu dalam
berespon terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi integritas atau
keutuhan. Sebagai sistem interpersonal manusia dapat beribteraksi, berperan dan
berkomunikasi dan sebagai sistem sosial manusia memiliki kekuatan, otoritas dan
pengambilan keputusan.
Menurut teori adaptasi Roy memandang bahwa manusia sebagai sebuah sistem
yang dapat menyesuaikan diri atau dikenal sebagai adaptive system. Sebagai sistem yang
dapat menyesuaikan diri manusia dapat digambarkan secara holistik ( bio, psicho, sosial )
sebagai satu kesatuan yang mempunyai input ( masukan ), kontrol dan feed back proses
dan output.

Input atau masukan yang dapat berupa stimulus selanjutnya akan dilakukan proses
kontrol dalam hal ini adalah mekanisme koping yang di manifestasikan melalui cara cara
penyesuaian diri. Menurut Roy manusia dapat menyesuaikan diri dengan aktifitas
kognator dan regulator. Untuk itu dalam mempertahankan adaptasi ada empat cara cara
penyesuaian, yakni melalui funsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan
interdependentsi.

Penyesuain fungsi fisiologis, memiliki arti perubahan fisik yang akan


menimbulkan adaptasi fisiologis dalam mempertahankan keseimbangan, contohnya
keseimbangan cairan, elektrolit, dan fungsi endoktrin. Perubahan konsep diri merupakan
keyakinan perasaan diri sendiri yang menyangkut persepsi, perilaku dan respon. Adanya
perubahan fisik akan mempengaruhi pandangan dan persepsi terhadap dirinya, sebagai
contoh gangguan citra diri. Perubahan fungsi peran, karena adanya ketidakseimbangan
akan mempengaruhi fungsi dan peran seseorang, sebagai contoh adanya konflik peran.
Dan terakhir adalah perubahan interdependentsi, yakni ketidakmampuan seseorang untuk
mengintegrasikan masing masing komponen menjadi satu kesatuan yang utuh, seperti
adanya kecemasan berpisah.

B. Kebutuhan Dasar Manusia


Dalam mempelajari kebutuhan dasar manusia terdapat beberapa ahli yang
mendevinisikan, diantaranya king (1971) menyebutkan kebutuhan dasar manusia
adalah perubahan energi didalam maupun diluar organisme yang ditunjukkan melalui
respon perilaku terhadap situasi, kejadian dan orang sedangkan menurut Roi (1980)
kebutuhan dasar manusia merupakan kebutuhan individu yang menstimulasi respon
untuk mempertahankan integritas.
Kebutuhan dasar manusia memiliki berbagai ciri, diantaranya setiap orang
mempunyai kebutuhan dasar yang sama dimana setiap kebutuhan dimodifikasi aspek
dasarnya, seseorang memenuhi kebutuhannya sesuai dengan prioritasnya, kebutuhan
dasar dalam pemenuhannya dapat ditunda, apabila terjadi kegagalan dalam memenuhi
kebutuhan, dan kebutuhan dapat membuat seseorang berfikir dan bergerak untuk
memenuhi rangsangan baik internal maupun eksternal. Berdasarkan hal tersebut
kebutuhan dasar manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya penyakit,
hubungan keluarga dan support system, konsep diri, dan tahap pengembangan.

Kebutuhan dasar manusia pada umumnya yang kita ketahui adalah kebutuhan
dasar manusia menurut Maslow yang berasal dari teori motivasi Abraham Maslow
dengan membagi kebutuhan dasar manusia menjadi 5 diantaranya : pertama
kebutuhan fisiologis yang terdiri dari oksigen dan pertukaran gas, cairan, makanan,
eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimnbangan temperatur tubuh, dan seks.
Kedua, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, merupakan kebutuhan akan
perlindungan dari udara dingin, panas, kecelakaan, dan infeksi dan bebas dari
ketakutan dan kecemasan. Ketiga kebutuhan rasa cinta memiliki dan dimiliki,
kebutuhan rasa cinta merupakan kebutuhan yang memberi dan menerima kasih
sayang, kehangatan, persahabatan dan dapat tempat dalam keluarga dan kelompok
sosial. Keempat, kebutuhan harga diri, merupakan kebutuhan diri manusia yang
berupa penilaian tentang dirinya . dan kelima kebutuhan aktualisasi diri, dapat
ditentukan dengan mengenal diri lebih baik, tidak emosional memiliki dedikasi tinggi,
kreatif dan percaya diri.

Menurut Hallbert Dunn (1958) membagi kebutuhan dasar manusia menjadi 12 kebutuhan
diantaranya:

1. Adat istiadat/kepercayaan, suatu kebutuhan untuk dapat mempertahankan kehidupan.


2. Komunikasi, kebutuhan untuk dapat mengungkapkan keinginan atau pendapatnya ke
orang lain.
3. Persahabatan, kebutuhan untuk berhubungan baik sesama orang lain.
4. Kebutuhan untuk tumbuh.
5. Kebutuhan berimajinasi.
6. Kebutuhan mendapat kasih sayang.
7. Lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial.
8. Falsafah hidup, sebagai pandangan hidupnya.
9. Dignity(kedudukan), yang selalu dibutuhkan manusia dalam mencapai harkat dan
martabat yang tinggi.
10. Keberhentian/kemandekan.

Menurut Henderson, membagi kebutuhan dasar manusia menjadi 14 tifologi diantaranya:

1. Kebutuhan bernafas secara normal.


2. Kebutuhan makan dan minum secara adequat.
3. Kebutuhan eliminasi.
4. Kebutuhan bergerak dan mempertahankan posisi.
5. Kebutuhan istirahat.
6. Kebutuhan memilih pakaian yang tepat.
7. Kebutuhan mempertahankan temperatur tubuh.
8. Kebutuhan untuk menjadikan tubuh bersih dan baik.
9. Kebutuhan menghindari kerusakan lingkungan.
10. Kebutuhan komunikasi dengan orang lain termasuk mengekspresikan keinginan, emosi.
11. Kebutuhan keyakinan/kepercayaan.
12. Kebutuhan bekerja.
13. Kebutuhan bermain dan berpartisipasi dalam rekreasi.
14. Kebutuhan belajar menemukan kegunaan untuk perkembangan dan fasilitas kesehatan.

Menurut Jean Waston, membagi kebutuhan dasar manusia menjadi 4 cabang, diantaranya:

1. Kebutuhan dasar biofisikial(kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makan dan
cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan fentilasi.
2. Kebutuhan psikofisikal(kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan
istirahat, kebutuhan seksual.
3. Kebutuhan psikososial(kebutuhan untuk integrasi) meliputi kebutuhan berprestasi dan
kebutuhan berorganisasi.
4. Kebutuhan intra dan interpersonal(kebutuhan untuk pengembangan) termasuk kebutuhan
aktualisasi diri.
 Konsep manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spiritual

Manusia adalah satu dari sekian banyak mahluk ciptaan tuhan yang diberikan banyak
kelebihan dari mahluk yang lain. Manusia adalah mahluk yang utuh dan unik. Sebagai
mahluk yang utuh manusia terdiri dari bio psiko sosio dan spiritual.

Manusia adalah terdiri dari satu kesatuan yang merupakan karakteristik dan berakal,
memiliki sifat-sifat yang unik yang ditimbulkan oleh berbagai macam-macam kebudayaan.

Dikatakan unik karena manusia memiliki beragai macam perbedaan dengan setiap
manusia lain, mempunyai cara yang berbeda dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Manusia
sebagai mahluk individu, dimana manusia perbedaan dengan manusia lain dalam salah satu
atau beberapa segi meliputi bio- psiko sosio dan spiritual.

1. Manusia sebagai mahluk biologis

Manusia adalah mahluk hidup yang lahir, tumbuh dan berkembang sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan. Sebagai mahluk biologi manusia memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Manusia merupakan susunan sel-sel yang hidup yang membentuk satu jaringan dan
jaringan akan bersatu membentuk organ dan system organ. Dalam pertumbuhan dan
perkembangannya manusia dipengaruhi oleh berbagai macam factor meliputi :

1). Faktor lingkungan, meliputi idiologi, politik, ekonomi, budaya, agama.

2). Faktor social, sosialisasi dengan orang lain

3). Faktor fisik : geografis, iklim/cuaca.

4). Factor fisiologis : system tubuh manusia

5). Faktor psikodinamik : kepribadian, konsep diri, cita-cita.


6). Spiritual : pandangan, motivasi, nilai-nilai.

1. Tunduk terhadap hukum alam


2. Memiliki kebutuhan
3. Manusia sebagai mahluk psikologis
4. Memiliki struktur kepribadian yang terdiri dari Id ( aspek bio ), Ego ( aspek psikologi )
dan Super ego ( aspek social ).
5. Dipengaruhi perasaan dan kata hati
6. Memiliki daya pikir dan kecerdasan
7. Memiliki kebutuhan psikologis agar pribadi dapat berkembang

Kebutuhan psikologis terdiri dari pengurangan ketegangan, kemesraan dan  cinta,


kepuasan alturistik, kehormatan dan kepuasan ego.

1. Memiliki kepribadian yang unik

3. Manusia sebagai mahluk social

Manusia membutuhkan manusia lain didalam menjalani kehidupannya. Ciri-ciri


mahluk sosial adalah :

1. Sebagai mahluk yang tidak dapat lepas dari orang lain. manusia memiliki cipta
(kemampuan untuk melakukan sesuatu), rasa (perasaan), dan karsa (tujuan).
2. Manusia hidup dalam kelompoknya (keluarga, masyarakat), manusia suci bagi
manusia lain (Homosacra Res Homonim), dan engkau adalah aku (Tat Twan Asi)
3. Manusia selalu bersosialisasi, berhubungam, menyesuaikan diri, saling mencintai,
menghormati, dan saling menghargai manusia lain dari masa kanak-kanak sampai
dengan meningal dunia.

4. Manusia sebagai mahluk spiritual

Manusia diciptakan oleh Allah SWT, dalam bentuk yang sebaik-baiknya,


memiliki jiwa yang sempurna, untuk menjadi khalifah dibumi. Bukti manusia mahluk
spiritual :
1. Memiliki keyakinan dan kepercayaan
2. Menyembah tuhan

C. Tahapan Proses kehidupan Spiritual dan Religi


Spiritualitas adalah konsep yang luas dengan berbagai dimensi dan perspektif yang
ditandai adanya perasaan keterikatan (koneksitas) kepada sesuatu yang lebih besar dari
diri kita, yang disertai dengan usaha pencarian makna dalam hidup atau dapat dijelaskan
sebagai pengalaman yang bersifat universal dan menyentuh. Beberapa individu
menggambarkan spiritualitas dalam pengalaman - pengalaman hidupnya seperti adanya
perasaan terhubung/transendental yang suci dan menentramkan, sebagaian individu yang
lain merasakan kedamaian saat berada di masjid, gereja, kuil atau tempat suci lainnya.
Beberapa ahli memberikan definisi tentang spiritualitas dengan pendekatan yang
berbeda-beda berpendapat bahwa spiritualitas adalah aspek kemanusiaan yang mengacu
pada cara individu mencari dan makna tersurat dan tujuan dan cara mereka mengalami
keterhubungan mereka untuk saat ini, untuk diri, orang lain, dengan alam, dan dengan
kebermaknaan atau suci (Christina Puchalski, MD, Director of the George Washington
Institute for Spirituality and Health)

Sebagai contoh pasien yang mengidap penyakit Diabetes Militus tipe II, Edvin Bru
(2011), melakukan penelitian berkaitan penderitaan yang dialami pasien dewasa diabetes
militus tipe-2 yang dihubungkan dengan beberapa variabel internal pasien yang berkaitan
dengan spiritualitas antara lain gaya koping dan perasaan akan dukungan dibandingkan
dengan indikatorklinis, menunjukan bahwa faktor yang terbesar mempengaruhi
penderitaan pasien diabetes millitus tipe-2 adalah kondisi internal pasien sebesar (40),
dibanding dengan indikator klinis hanya (5,8% ) Penelitian ini membuktikan bahwa
spiritualitas seseorang sangat menentukan keberhasilan penatalaksanaan penyakit-
penyakit kronis. (Karlsen & Bru, 2012).
Diabetes Militus tidak saja mengakibatkan kerusakan kondisi fisik pasien, tetapi juga
mengancam kondisi kehidupan sosial, fungsional, dan kondisi kesehatan emosional dari
pasien. Kondisi imenyebabkan pasien merenung dan menanyakan kondisi pada dirinya
sendiri tentang makna dan tujuan hidup mereka. Diabetes dapat mengerahkan dampak
negatif pada kualitas hidup karena diabetes adalah penyakit kronis seumur hidup, pasien
diabetes harus berurusan dengan penyakit mereka sepanjang hari. Terapi medis,
komplikasi diabetes, episode hipoglikemia, dan adanya kecemasan dan ketakutan
konsekuensi jangka panjang dapat menyebabkan penurunan kualitahidup (Najmeh,2014)
Hubungan spiritualitas dengan keadaan pasien diabetes militus kita sebut dengan
istilah peran spiritualitas (the role of spirituality). Peran spiritualitas dapat di jelaskan
dalam konteks keyakinan yang dieksplorasikan pada konsep keimanan. Dalam hal ini
menjadi penting untuk mempelajari istilah iman, tuhan,cobaan,rasa syukur dan nikmat
sesuai keyakinan pasien. Hal lain yang juga penting adalah sarana dan prasarana
penunjang praktek keimanan seperti tempat ibadah dan kitab suci yang digunakan pasien.
Istilah-istilah tersebut berkaitan erat dengan peran spiritualitas dalam memberikan
kontribusi positif maupun dampak negatif dalam hal status kesehatan, kepuasan hidup,
dukungan sosial, teknik mengatasi masalah, dan manajemen stres. (Samuel & Hodge,
2000)
Peran konsep Tuhan bagi penderita diabetes sangat menentukan kondisi psikologis
pasien berkaitan dengan asal usul penyakit dan ketentuaan Tuhan, konsep ini
memberikan ketenangan bagi pasien bila selalu mengkaitkan bahwa kondisi yang dialami
tidak bisa lepas dari kentutan tuhan dan penyakit akan menjadi lebih baik karena
kehendak dan ketetapan tuhan. Penelitian yang dilakukan oleh Samuel 2000,
menyebutkan bahwa beberapa responden menyebutkan "Allah" dalam konteks kondisi
status kesehatan yang mereka rasakan dengan mengucapkan terima kasih kepada Tuhan
atas kesehatan mereka bahkan responden yang menderita diabetes merasakan tenang
dalam merawat diabetes mereka (terutama untuk pengobatan penyakit tanpa harus
menggunakan insulin). Spiritualitas adalah tema utama dalam semua kelompok fokus.
Peserta melaporkan bahwa Allah memainkan peran sentral dalam memberikan kekuatan
untuk menghadapi tantangan sehari-hari, termasuk yang berhubungan dengan diabetes.
Spiritualitas mereka terlihat sebagai sumber dukungan emosional, pengaruh positif pada
kesehatan, dan berkontribusi terhadap kualitas hidup
D. Proses Keperawatan terhadap Spiritualitas
Spiritualitas adalah suatu keyakinan dalam hubungannya dengan yang
Maha Kuasa, Maha Pencipta (Hamid, 1999). Keyakinan spiritual akan berupaya
mempertahankan keharmonisan, keselarasan dengan dunia luar. Berjuang untuk
menjawab atau mendapatkan kekuatan ketika sedang menghadapi penyakit fisik, stres
emosional, keterasingan sosial, bahkan ketakutan menghadapi ancaman kematian. Semua
ini merupakan kekutan yang timbul diluar kekuatan manusia. Keyakinan spiritual sangat
penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan perilaku
perawatan diri klien. Kesadaran akan konsep ini melahirkan keyakinan
dalam keperawatan bahwa pemberian asuhan keperawatan hendaknya bersifat holistik,
tidak saja memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga memenuhi psikologis, sosial, kultural
dan spiritual klien.

Beberapa indikator terpenuhi kebutuhan spiritualnya seseorang adalah apabila ia


mampu:
1. Merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan keberadaan
kehidupan di dunia.
2. Mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah dari suatu
kejadian atau penderitaan.
3. Menjalin hubungan positif dan dinamis melalui keyakinan, rasa
percaya dan cinta kasih yang tinggi.
4. Membina integritas personal dan merasa diri berharga.
5. Merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan.
6. Mengembangkan hubungan antar manusia dengan positif.

Indikator terpenuhi kebutuhan spiritual yang lain adalah adanya rasa


keharmonisan, saling kedekatan antara diri sendiri, orang lain, alam dan hubungan
dengan yang Maha Kuasa. Spiritual Islam memberikan gambaran terpenuhinya
kebutuhan spiritual apabila seseorang mampu mengembangkan rasa syukur, sabar dan
ikhlas. Spiritualitas bukan agama, tetapi agama dapat merupakan salah satu jalan untuk
mencapai spiritualitas.
Berikut macam – macam pendukung spiritual dalam proses keperawatan :
a. Ritual dan Ibadah
Kebiasaan ritual dan ibadah keagamaan memberikan klien struktur dan dukungan selama
masa sulit. Kebiasaan ritual dan agama tetap dijalankan secara teratur atau ada perubahan
akibat penyakit yang diderita.

b. Dorongan dan pertumbuhan


Dorongan dan pertumbuhan berkaitan dengan sumber yang memberikan nuansa
dorongan (harapan) pada masa lalu klien. Pengkajian mencakup tinjauan apakah klien
membiarkan keyakinan lama terpendam dengan harapan bahwa keyakinan akan muncul.
Hal ini sangat penting karena kehilangan harapan dapat menyebabkan keputusasaan.

c. Panggilan dan Konsekuensi


Panggilan dan konsekuensi menunjukkan bagaimana individu mengekspresikan
spiritualitas mereka dalam rutinitas sehari – hari. Hal ini berbeda dengan mempraktikkan
ritual. Pengekspresikan spiritualitas antara lain dengan memperlihatkan penghargaan
terhadap kehidupan dalam berbagai hal yang mereka lakukan, hidup pada saat ini dan
tidak merisaukan masa mendatang, menghargai alam dan mengekspresikan cinta yang
ditunjukkan kepada orang.

Berikut sistem – sistem pendukung spiritual dalam proses keperawatan :


a. Berdoa
Berdoa telah ditemukan sebagai suatu sumber yang efektif bagi seseorang untuk
mengatasi nyeri, stres dan distres. Suatu studi oleh Turner dan Clancy (1986)
mengidentifikasi bahwa dengan meningkatkan berdoa dan berharap, pasien nyeri
pinggang kronis telah menunjukkan intensitas nyeri. Yang juga sudah diteliti
adalah bahwa berdoa dapat mencakup perubahan kardiovaskuler dan relaksasi
otot.
Selama pengkajian perawat menggali apakah berdoa merupakan ritual penting
bagi pasien dan kemudian menentukan apakah intervensi dibutuhkan sehingga
berdoa dapat dilakukan. Intervensi dapat mencakup membentuk privasi,
mendorong kunjungan rohaniawan atau berdoa bersama pasien.

b. Terapi Diet
Makanan dan nutrisi adalah aspek penting dari asuhan keperawatan.
Makanan juga komponen penting dari kepatuhan keagamaan. Seperti halnya
kultur atau agama tertentu, makanan dan ritual sekitar persiapan makanan dapat
menjadi bagian penting dari spiritualitas seseorang.
Agama Hindu mempunyai banyak pantangan diet. Beberapa aliran adalah
penganut vegetarian, mempercayai bahwa membunuh segala makhluk hidup
adalah suatu tindakan kriminal. Sebagian besar penganut agama Budha
mempraktikan moderasi dan tidak menggunakan alkohol, tembakau atau obat-
obatan dan berpuasa pada hari khusus agama. Makan daging sapi dan
mengkonsumsi alkohol adalah larangan dalam agama Islam. Yahudi Ortodoks,
Konservatif dan sebagian Yahudi reformasi sangat ketat mematuhi hukum halal
dalam diet, yang melarang makan daging babi dan kerang.
Perawat dapat mengintegrasikan pilihan diet pasien ke dalam perawatan sehari-
hari. Hal ini membutuhkan konsultasi dengan ahli gizi.

c. Mendukung ritual
Bagi banyak pasien, kemampuan untuk melakukan ritual keagamaan adalah  suatu
sumber koping yang penting. Perawat harus mengupayakan pemenuhan
kebutuhan ritual pasien dan menyesuaikan kegiatan ritual  tersebut dengan
kebijakan rumah sakit.
BAB III

PENUTUP

A. kesimpulan

Manusia adalah satu dari sekian banyak mahluk ciptaan tuhan yang
diberikan banyak kelebihan dari mahluk yang lain. Manusia adalah mahluk yang
utuh dan unik. Sebagai mahluk yang utuh manusia terdiri dari bio psiko sosio dan
spiritual.
Manusia adalah terdiri dari satu kesatuan yang merupakan karakteristik
dan berakal, memiliki sifat-sifat yang unik yang ditimbulkan oleh berbagai
macam-macam kebudayaan
DAFTAR PUSTAKA

http://risjanandi.blogspot.com/2014/12/konsep-manusia-sebagai-makhluk-
bio.html (15.30, 04-09-2019)

Anda mungkin juga menyukai