BIO-PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
DI SUSUN OLEH
KELAS : TINGKAT 1 A
NAMA KELOMPOK 2
HYGAYON PO7120319001
ADRIANS H.MAHAJI PO7120319038
DICKY RINALDHY PO7120319024
NI MADE DIAN LESTARI PO7120319005
A.A THESSIA DWI A. PO7120319029
FITRAH PO7120319035
FARA PO7120319020
SANTIKA PEBRIANI PO7120319025
AVRILLA PO7120319049
NI WAYAN ANGGRIANI PO7120319083
ELFIRA WAHYUNI PO7120319002
DWI YULIA VASVA PO7120319033
Puji syukur kami ucapkankehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
kami dapatmenyelesaikan makalah yang berjudul “Kebutuhan Dasar Manusia ” tepat pada
waktunya. Dalam penyelesaian tugas kelompok ini, kami banyak mendapat ini dari berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas kelompok ini belumlah sempurna.Untuk itu
segala saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak
demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya.
Semoga dengan adanya tugas kelompok ini akan dapat memberikan manfaat besar bagi
penulis khususnya, dan bagi pembaca semua pada umumnya.
Penulis
Kelompok 2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan……………………………………………………………..…..12
B. Saran……………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….…13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai Makhluk biopsikososial dan spiritual atau disebut juga sebagai
makhluk yang utuh atau keseluruhan didalamnya terdapat unsur biologis, psikologis,
sosial dan spiritual.
Sebagai makluk biologi manusia terdiri dari susunan sistem organ tubuh yang
digunakan untuk mempertahankan hidupnya, mulai dari proses kelahiran, perkembangan
dan proses kematian. Sebagai makhluk psikologi manusia mempunyai struktur
kepribadian, tingkah laku sebagai manifestasi dari kejiwaan, mempunyai daya pikir dan
kecerdasan. Sebgai makhluk sosial manusia perlu hidup bersama orang lain, saling kerja
sama untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup, mudah dipengaruhi kehidupan,
serta dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma yang ada. Sebagai
makhluk spiritual manusia mempunyai keyakinan, mengakui adanya Tuhan Yang Maha
Esa, memiliki pandangan hidup, doronngan hidup yang sejalan, dengan sifat religius yang
dianutnya.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia. Disamping itu agar mahasiswa dapat mengetahui
tentang manusia sebagai makhuk bio, psiko, social dan spiritual.
C. MANFAAT
Untuk mengetehui lebih rinci tentang manusia sebagai makhluk bio, psiko, dan
spiritual. dan mahasiswa lebih mengerti cara membuat makalah dan lain-lain
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah manusia sebagai makhluk holistik dapat didasari oleh beberapa teori,
seperti Betty Neuman, istilah holistik diubah menjadi wholistik yang memiliki arti yang
sama, yang memandang manusia sebagai suatu keseluruhan yang bagian-bagiannya yang
saling mempengaruhi dan berinteraksi. Bagian tersebut meliputi fisiologis, psikologis,
sosiokultural dan spiritual (Marriner-Torney 1994).
Manusia sebagai sistem terdiri atas sistem adaptif, personal, interpersonal dan
sosial. Sebagai sistem adaptif manusia mengalami proses perubahan individu dalam
berespon terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi integritas atau
keutuhan. Sebagai sistem interpersonal manusia dapat beribteraksi, berperan dan
berkomunikasi dan sebagai sistem sosial manusia memiliki kekuatan, otoritas dan
pengambilan keputusan.
Menurut teori adaptasi Roy memandang bahwa manusia sebagai sebuah sistem
yang dapat menyesuaikan diri atau dikenal sebagai adaptive system. Sebagai sistem yang
dapat menyesuaikan diri manusia dapat digambarkan secara holistik ( bio, psicho, sosial )
sebagai satu kesatuan yang mempunyai input ( masukan ), kontrol dan feed back proses
dan output.
Input atau masukan yang dapat berupa stimulus selanjutnya akan dilakukan proses
kontrol dalam hal ini adalah mekanisme koping yang di manifestasikan melalui cara cara
penyesuaian diri. Menurut Roy manusia dapat menyesuaikan diri dengan aktifitas
kognator dan regulator. Untuk itu dalam mempertahankan adaptasi ada empat cara cara
penyesuaian, yakni melalui funsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan
interdependentsi.
Kebutuhan dasar manusia pada umumnya yang kita ketahui adalah kebutuhan
dasar manusia menurut Maslow yang berasal dari teori motivasi Abraham Maslow
dengan membagi kebutuhan dasar manusia menjadi 5 diantaranya : pertama
kebutuhan fisiologis yang terdiri dari oksigen dan pertukaran gas, cairan, makanan,
eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimnbangan temperatur tubuh, dan seks.
Kedua, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, merupakan kebutuhan akan
perlindungan dari udara dingin, panas, kecelakaan, dan infeksi dan bebas dari
ketakutan dan kecemasan. Ketiga kebutuhan rasa cinta memiliki dan dimiliki,
kebutuhan rasa cinta merupakan kebutuhan yang memberi dan menerima kasih
sayang, kehangatan, persahabatan dan dapat tempat dalam keluarga dan kelompok
sosial. Keempat, kebutuhan harga diri, merupakan kebutuhan diri manusia yang
berupa penilaian tentang dirinya . dan kelima kebutuhan aktualisasi diri, dapat
ditentukan dengan mengenal diri lebih baik, tidak emosional memiliki dedikasi tinggi,
kreatif dan percaya diri.
Menurut Hallbert Dunn (1958) membagi kebutuhan dasar manusia menjadi 12 kebutuhan
diantaranya:
Menurut Jean Waston, membagi kebutuhan dasar manusia menjadi 4 cabang, diantaranya:
1. Kebutuhan dasar biofisikial(kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makan dan
cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan fentilasi.
2. Kebutuhan psikofisikal(kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan
istirahat, kebutuhan seksual.
3. Kebutuhan psikososial(kebutuhan untuk integrasi) meliputi kebutuhan berprestasi dan
kebutuhan berorganisasi.
4. Kebutuhan intra dan interpersonal(kebutuhan untuk pengembangan) termasuk kebutuhan
aktualisasi diri.
Konsep manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spiritual
Manusia adalah satu dari sekian banyak mahluk ciptaan tuhan yang diberikan banyak
kelebihan dari mahluk yang lain. Manusia adalah mahluk yang utuh dan unik. Sebagai
mahluk yang utuh manusia terdiri dari bio psiko sosio dan spiritual.
Manusia adalah terdiri dari satu kesatuan yang merupakan karakteristik dan berakal,
memiliki sifat-sifat yang unik yang ditimbulkan oleh berbagai macam-macam kebudayaan.
Dikatakan unik karena manusia memiliki beragai macam perbedaan dengan setiap
manusia lain, mempunyai cara yang berbeda dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Manusia
sebagai mahluk individu, dimana manusia perbedaan dengan manusia lain dalam salah satu
atau beberapa segi meliputi bio- psiko sosio dan spiritual.
Manusia adalah mahluk hidup yang lahir, tumbuh dan berkembang sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan. Sebagai mahluk biologi manusia memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Manusia merupakan susunan sel-sel yang hidup yang membentuk satu jaringan dan
jaringan akan bersatu membentuk organ dan system organ. Dalam pertumbuhan dan
perkembangannya manusia dipengaruhi oleh berbagai macam factor meliputi :
1. Sebagai mahluk yang tidak dapat lepas dari orang lain. manusia memiliki cipta
(kemampuan untuk melakukan sesuatu), rasa (perasaan), dan karsa (tujuan).
2. Manusia hidup dalam kelompoknya (keluarga, masyarakat), manusia suci bagi
manusia lain (Homosacra Res Homonim), dan engkau adalah aku (Tat Twan Asi)
3. Manusia selalu bersosialisasi, berhubungam, menyesuaikan diri, saling mencintai,
menghormati, dan saling menghargai manusia lain dari masa kanak-kanak sampai
dengan meningal dunia.
Sebagai contoh pasien yang mengidap penyakit Diabetes Militus tipe II, Edvin Bru
(2011), melakukan penelitian berkaitan penderitaan yang dialami pasien dewasa diabetes
militus tipe-2 yang dihubungkan dengan beberapa variabel internal pasien yang berkaitan
dengan spiritualitas antara lain gaya koping dan perasaan akan dukungan dibandingkan
dengan indikatorklinis, menunjukan bahwa faktor yang terbesar mempengaruhi
penderitaan pasien diabetes millitus tipe-2 adalah kondisi internal pasien sebesar (40),
dibanding dengan indikator klinis hanya (5,8% ) Penelitian ini membuktikan bahwa
spiritualitas seseorang sangat menentukan keberhasilan penatalaksanaan penyakit-
penyakit kronis. (Karlsen & Bru, 2012).
Diabetes Militus tidak saja mengakibatkan kerusakan kondisi fisik pasien, tetapi juga
mengancam kondisi kehidupan sosial, fungsional, dan kondisi kesehatan emosional dari
pasien. Kondisi imenyebabkan pasien merenung dan menanyakan kondisi pada dirinya
sendiri tentang makna dan tujuan hidup mereka. Diabetes dapat mengerahkan dampak
negatif pada kualitas hidup karena diabetes adalah penyakit kronis seumur hidup, pasien
diabetes harus berurusan dengan penyakit mereka sepanjang hari. Terapi medis,
komplikasi diabetes, episode hipoglikemia, dan adanya kecemasan dan ketakutan
konsekuensi jangka panjang dapat menyebabkan penurunan kualitahidup (Najmeh,2014)
Hubungan spiritualitas dengan keadaan pasien diabetes militus kita sebut dengan
istilah peran spiritualitas (the role of spirituality). Peran spiritualitas dapat di jelaskan
dalam konteks keyakinan yang dieksplorasikan pada konsep keimanan. Dalam hal ini
menjadi penting untuk mempelajari istilah iman, tuhan,cobaan,rasa syukur dan nikmat
sesuai keyakinan pasien. Hal lain yang juga penting adalah sarana dan prasarana
penunjang praktek keimanan seperti tempat ibadah dan kitab suci yang digunakan pasien.
Istilah-istilah tersebut berkaitan erat dengan peran spiritualitas dalam memberikan
kontribusi positif maupun dampak negatif dalam hal status kesehatan, kepuasan hidup,
dukungan sosial, teknik mengatasi masalah, dan manajemen stres. (Samuel & Hodge,
2000)
Peran konsep Tuhan bagi penderita diabetes sangat menentukan kondisi psikologis
pasien berkaitan dengan asal usul penyakit dan ketentuaan Tuhan, konsep ini
memberikan ketenangan bagi pasien bila selalu mengkaitkan bahwa kondisi yang dialami
tidak bisa lepas dari kentutan tuhan dan penyakit akan menjadi lebih baik karena
kehendak dan ketetapan tuhan. Penelitian yang dilakukan oleh Samuel 2000,
menyebutkan bahwa beberapa responden menyebutkan "Allah" dalam konteks kondisi
status kesehatan yang mereka rasakan dengan mengucapkan terima kasih kepada Tuhan
atas kesehatan mereka bahkan responden yang menderita diabetes merasakan tenang
dalam merawat diabetes mereka (terutama untuk pengobatan penyakit tanpa harus
menggunakan insulin). Spiritualitas adalah tema utama dalam semua kelompok fokus.
Peserta melaporkan bahwa Allah memainkan peran sentral dalam memberikan kekuatan
untuk menghadapi tantangan sehari-hari, termasuk yang berhubungan dengan diabetes.
Spiritualitas mereka terlihat sebagai sumber dukungan emosional, pengaruh positif pada
kesehatan, dan berkontribusi terhadap kualitas hidup
D. Proses Keperawatan terhadap Spiritualitas
Spiritualitas adalah suatu keyakinan dalam hubungannya dengan yang
Maha Kuasa, Maha Pencipta (Hamid, 1999). Keyakinan spiritual akan berupaya
mempertahankan keharmonisan, keselarasan dengan dunia luar. Berjuang untuk
menjawab atau mendapatkan kekuatan ketika sedang menghadapi penyakit fisik, stres
emosional, keterasingan sosial, bahkan ketakutan menghadapi ancaman kematian. Semua
ini merupakan kekutan yang timbul diluar kekuatan manusia. Keyakinan spiritual sangat
penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan perilaku
perawatan diri klien. Kesadaran akan konsep ini melahirkan keyakinan
dalam keperawatan bahwa pemberian asuhan keperawatan hendaknya bersifat holistik,
tidak saja memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga memenuhi psikologis, sosial, kultural
dan spiritual klien.
b. Terapi Diet
Makanan dan nutrisi adalah aspek penting dari asuhan keperawatan.
Makanan juga komponen penting dari kepatuhan keagamaan. Seperti halnya
kultur atau agama tertentu, makanan dan ritual sekitar persiapan makanan dapat
menjadi bagian penting dari spiritualitas seseorang.
Agama Hindu mempunyai banyak pantangan diet. Beberapa aliran adalah
penganut vegetarian, mempercayai bahwa membunuh segala makhluk hidup
adalah suatu tindakan kriminal. Sebagian besar penganut agama Budha
mempraktikan moderasi dan tidak menggunakan alkohol, tembakau atau obat-
obatan dan berpuasa pada hari khusus agama. Makan daging sapi dan
mengkonsumsi alkohol adalah larangan dalam agama Islam. Yahudi Ortodoks,
Konservatif dan sebagian Yahudi reformasi sangat ketat mematuhi hukum halal
dalam diet, yang melarang makan daging babi dan kerang.
Perawat dapat mengintegrasikan pilihan diet pasien ke dalam perawatan sehari-
hari. Hal ini membutuhkan konsultasi dengan ahli gizi.
c. Mendukung ritual
Bagi banyak pasien, kemampuan untuk melakukan ritual keagamaan adalah suatu
sumber koping yang penting. Perawat harus mengupayakan pemenuhan
kebutuhan ritual pasien dan menyesuaikan kegiatan ritual tersebut dengan
kebijakan rumah sakit.
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Manusia adalah satu dari sekian banyak mahluk ciptaan tuhan yang
diberikan banyak kelebihan dari mahluk yang lain. Manusia adalah mahluk yang
utuh dan unik. Sebagai mahluk yang utuh manusia terdiri dari bio psiko sosio dan
spiritual.
Manusia adalah terdiri dari satu kesatuan yang merupakan karakteristik
dan berakal, memiliki sifat-sifat yang unik yang ditimbulkan oleh berbagai
macam-macam kebudayaan
DAFTAR PUSTAKA
http://risjanandi.blogspot.com/2014/12/konsep-manusia-sebagai-makhluk-
bio.html (15.30, 04-09-2019)