Ekonomi, dan Hukum dan Ekonomi Indonesia dan negara-negara dengan sistem civil law atau hukum kontinental (law of continent) mengenal hukum perdata (private law, privaterecht) dan hukum dagang (commercial law, handelsrecht). Hukum dagang dikatakan sebagai cabang ilmu hukum perdata. Pembedaan keduanya ini merupakan akibat adanya kodifikasi hukum perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) dan hukum dagang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Pembedaan kedua bidang hukum ini lebih didasarkan pada alasan historis.1 Pada era Napoleon, Napoleon melahirkan 3 (tiga) kodifikasi, yakni Code Civil, Code De Commerce, dan Code Penal. Di Belanda Code Civil diadopsi ke dalam Burgerlijk Wetboek (BW). Code De Commerce diadopsi dalam Wetboek van Koophndel (WvK). Akibatnya, di Belanda dan di negara-negara yang menganut sistem Civil Law termasuk Indonesia dianut paham bahwa hukum dagang merupakan bagian hukum perdata. Lebih tegas lagi dikatakan bahwa hukum dagang merupakan hukum perdata khusus. Di Belanda dengan adanya penyatuan KUHD dan KUHPerdata dalam Burgerlijk Wetboek (biasa disebut Niuwe Burgerlijk Wetboek dan biasa disebut dengan NBW) mestinya pembagian antara hukum perdata
J. B. Huizink, “Commercial Law”, dalam Jeroen Chorus, et.al, Introduction to Dutch
1
Law (Deventer: Kluwer Law International, 2006), hlm 205.