Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Bakterial vaginosis merupakan sindrom klinis yang disebabkan oleh pergantian


Lactobaccillus sp penghasil H2O2 yang normal di dalam vagina dengan sekelompok bakteri
anaerob batang gram negatif (Prevotella sp, Mobiluncus sp), Gardnerella vaginalis dan
Mycoplasma horminis. Vaginosis bakterial (bacterial vaginosis/BV) adalah penyebab paling
umum gejala duh tubuh vagina pada wanita usia reproduktif. **

Prevalensi BV secara global sangat bevariasi antar suku bangsa disetiap negara, berkisar
antara 10-30% pada populasi yang berbeda diseluruh dunia. Berdasarkan studi tinjauan
sistematis terbaru yang mengevaluasi epidemiologi global BV sesuai dengan wilayah di dunia,
Sub-Sahara Afrika mempunyai angka prevalensi tertinggi, diperkirakan mencapai 58% dari studi
populasi. Pada tinjauan sistematis yang sama, prevalensi BV diperkirakan pada studi populasi
hingga 51% di Asia Timur dan Pasifik, 32% di Asia Selatan dan Tenggara, 8% di Australia dan
Selandia Baru, 50% di Timur Tengah dan Afrika Utara, 28% di Eropa Timur dan Asia Tengah,
23% di Eropa Barat, 30% di Amerika Utara, dan 49% di Amerika Latin dan Karibian.Sedangkan
di Indonesia melaporkan prevalensi BV yaitu 32%.* & ***

Bakterial vaginosis disebabkan oleh ketidakseimbangan pH dan flora normal yang ada di
vagina. Ketidakseimbangan ini menyebabkan vagina didominasi oleh kuman-kuman lain seperti
Gardnerella vaginalis, Mobiluncus, Prevotella, Bacteroides, dan Mycoplasma sp..
Ketidakseimbangan pH dan jumlah flora normal yang ada di vagina ini dapat disebabkan oleh
beragam faktor mulai dari kurangnya kebersihan, penggunaan cairan pembersih kemaluan yang
tidak sesuai, dan penggunaan alat kontrasepsi. **** Hal itu menyebabkan penurunan konsentrasi
H2O2 yang umumnya ditandai dengan produksi duh tubuh vagina yang banyak, berwarna abu-
abu hingga kuning, tipis, homogen, berbau amis, dan terdapat peningkatan pH vagina. Keluhan
inilah yang biasanya membawa pasien untuk memeriksakan diri ke dokter. Namun pada sebagian
besar kasus BV ditemukan tanpa gejala (asimtomatis), sehingga masih banyak wanita penderita
BV yang tidak memeriksakan diri ke dokter. *** & **** Oleh karna itu pentingnya memahami
dan mengetahui tentang bakterial vaginosis lebih lanjut agar dapat memberi edukasi yang baik
terkait beberapa faktor risiko dan memberi penanganan yang tepat.
**** Desy A dkk. 2016. Hubungan Antara Bakterial Vaginosis Dengan Penggunaan Alat
Kontrasepsi Hormonal. Jurnal Kedokteran Diponegoro. 5(4); 1708-1714

Anda mungkin juga menyukai