Anda di halaman 1dari 12

BAB I

ISI JURNAL

1.1 Judul
Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini: Studi Klinis
1.2 Abstrak
Latar belakang: Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai kebocoran cairan
ketuban secara spontan dari kantung ketuban tempat bayi berenang. Penelitian ini dilakukan
di bagian Obstetri dan Ginekologi untuk menghitung faktor risiko KPD.
Bahan dan metode: Penelitian ini dilakukan di bagian Obstetri dan Ginekologi pada
tahun 2010. Penelitian ini terdiri dari 120 pasien dengan ketuban pecah dini (KPD). Semua
pasien diminta untuk mengisi kuesioner dan pemeriksaan fisik dilakukan dan dilakukan
spekulum cusco steril, yang membantu dalam pengambilan sampel forniks vagina
endoserviks dan posterior dari semua pasien. Setiap swab dimasukkan ke dalam darah,
coklat, Mac Conkey, dan sekitar piring agar dekstrosa, sedangkan piring agar coklat
diinkubasi dalam kepunahan lilin dan semua piring lainnya diinkubasi di udara pada suhu 37
c selama 24 - 48 jam. Slide preparasi basah juga dibuat dari semua penyeka dan diperiksa
elemen jamurnya.
Hasil: Dari 120 pasien 11 berusia kurang dari 18 tahun, 65 berada pada kelompok
usia 19-29 tahun, 35 berusia 30-40 tahun dan 9 berusia di atas 40 tahun. Distribusi pasien
menurut graviditas. Primigravida 52% dan nulipara dilaporkan pada 56%. 105 pasien tidak
menunjukkan riwayat aborsi, 9 kali aborsi, 4 kali aborsi dua kali, dan 2 kali aborsi tiga kali.
Berbagai penyebab kebocoran tidak diketahui (54), KPD sebelumnya (28), ISK berulang
(18), gatal (6), polihidramnois (5), letak tidak stabil (5) dan perdarahan antepartum (4). 92
pasien adalah ibu rumah tangga, 24 karyawan dan 4 mahasiswa. Pemeriksaan vulva normal
pada 107 pasien dan abnormal pada 13 pasien. Pemeriksaan vagina normal pada 106 pasien
dan abnormal pada 14 pasien. Pemeriksaan serviks normal pada 110 pasien dan abnormal
pada 10 pasien.
Kesimpulan: Ketuban pecah dini adalah komplikasi yang terjadi pada kehamilan.
Sebagian besar penyebabnya tidak diketahui diikuti oleh KPD sebelumnya. Ini terlihat
sebagian besar pada ibu rumah tangga. Kelompok usia 20-30 adalah kelompok yang sering
di mana KPD terjadi.
1.3 Pendahuluan
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai kebocoran cairan ketuban secara
spontan dari kantung ketuban tempat bayi berenang. Cairan keluar melalui pecahnya
ketuban, terjadi setelah 28 minggu kehamilan dan setidaknya satu jam sebelum permulaan
persalinan yang sebenarnya. KPD terjadi setelah dua puluh delapan minggu usia kehamilan
dan sebelum tiga puluh tujuh minggu. KPD terjadi setelah tiga puluh tujuh minggu penuh
usia kehamilan, termasuk kasus pasca-cukup yang terjadi setelah empat puluh minggu.1
KPD prematur dan KPD aterm dapat dibagi menjadi: KPD awal (kurang dari dua belas jam
telah berlalu sejak pecah ketuban janin) dan KPD berkepanjangan (dua belas jam atau lebih
telah berlalu sejak pecah ketuban janin). 2
Kadang-kadang bisa terjadi pada kehamilan awal atau awal trimester ketiga. Faktor
risiko yang terkait dengan KPD adalah malpresentasi janin, kehamilan ganda, infeksi, dan
kelebihan cairan ketuban, inkompetensi serviks, dan trauma pada Abdomen. 3 Untuk
diagnosa, pemeriksaan USG berguna. Pemeriksaan vagina digital harus dibatasi jika diduga
ketuban pecah sebelum persalinan (PPROM).4 Penelitian ini dilakukan di bagian Obstetri
dan Ginekologi untuk menghitung faktor risiko KPD.

1.4 Bahan dan Metode


Penelitian ini dilakukan di bagian Obstetri dan Ginekologi pada tahun 2010.
Penelitian ini terdiri dari 120 pasien dengan pengangkatan ketuban dini (KPD). Kriteria
inklusi dan eksklusi berikut digunakan.
Inklusi: Yang memenuhi konfirmasi usia kehamilan dengan pemeriksaan
ultrasonografi sebelum 24 minggu kehamilan.
Eksklusi: 1. Penderita kehamilan ganda, 2. Penderita dengan kontraksi uterus, 3.
Penderita polihidramios malpresentasi serviks inkompeten.
Pasien diberitahu tentang penelitian dan persetujuan dilakukan. Semua pasien
diminta untuk mengisi kuesioner dan pemeriksaan fisik dilakukan dan dilakukan spekulum
cusco steril, yang membantu dalam pengambilan sampel endoserviks dan forniks posterior
dari semua pasien. Setiap swab dimasukkan ke dalam darah, coklat, Mac Conkey, dan

1
sekitar piring agar dekstrosa, sedangkan piring agar coklat diinkubasi dalam lilin dan semua
piring lainnya diinkubasi di udara pada suhu 37◦ C selama 24 - 48 jam. Slide preparasi basah
juga dibuat dari semua penyeka dan diperiksa elemen jamurnya. Dan pewarnaan Gram Film
dari semua spesimen juga diperiksa untuk diplococci gram negatif intraseluler.
1.5 Analisis Statistik

Hasil yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dilakukan analisis statistik


menggunakan uji chi square. Nilai P <0,05 dianggap signifikan.

1.6 Hasil

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 120 pasien 11 berusia kurang dari 18 tahun, 65
berada dalam kelompok usia 19-29 tahun, 35 berusia 30-40 tahun dan 9 berusia di atas 40
tahun. Tabel 2 menunjukkan distribusi pasien menurut graviditas. Primigravida

Umur (tahun) Jumlah


<18 11
19-29 65
30-40 35
>40 9
Total 120
Tabel 1: Distribusi Pasien

Gravity Jumlah
Primi 52
2-4 50
>5 18
Parity Jumlah
Nullipara 56
1-4 58
≥5 6
Abortus Jumlah
tidak ada abortus 105
satu 9
dua 4
tiga 2
Tabel 2: pasien berdasarkan riwayat obstetric

2
52% dan nulipara dilaporkan 56%. 105 pasien tidak menunjukkan riwayat aborsi, 1
kali aborsi ada 9, 4 kali aborsi ada 2 , dan 2 kali aborsi tiga. Gambar 1 menunjukkan
berbagai penyebab kebocoran. Tidak diketahui (54), KPD sebelumnya (28), ISK berulang
(18), gatal (6), polihidramnois (5), letak tidak stabil (5) dan perdarahan antepartum (4).
Gambar 2 menunjukkan bahwa 92 orang ibu rumah tangga, 24 orang karyawan dan 4 orang
mahasiswa. Gambar 3 menunjukkan bahwa pemeriksaan vulva normal pada 107 pasien dan
abnormal pada 13 pasien. Pemeriksaan vagina normal pada 106 pasien dan abnormal pada
14 pasien. Pemeriksaan serviks normal pada 110 pasien dan abnormal pada 10 pasien.
Perbedaannya bermakna (P < 0,05).

3
1.7 Diskusi

Ketuban pecah dini dapat terjadi pada aterm atau segera sebelum persalinan, atau
mungkin merupakan komplikasi yang tidak terduga selama periode prematur, disebut
sebagai ketuban pecah dini prematur. Penelitian ini dilakukan di bagian Obstetri dan

4
Ginekologi untuk menghitung faktor risiko KPD. Dalam penelitian ini dari 120 pasien, 11
berusia kurang dari 18 tahun, 65 berada dalam kelompok usia 19-29 tahun, 35 berusia 30-40
tahun dan 9 berusia di atas 40 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan studi oleh Parry S et
al.5 Studi yang dilakukan oleh Duff P.6 mengungkapkan bahwa jumlah maksimum terlihat
pada usia 20-30 tahun. Peneliti juga melakukan distribusi pasien menurut graviditas.
Primigravida 52% dan nulipara dilaporkan 56%. 105 pasien tidak menunjukkan riwayat
aborsi, 2 kali diaborsi ada 9, dua kali aborsi ada 4, dan 2 kali diaborsi ada tiga. Hasil serupa
7
terlihat dalam studi Hannah et al. Peneliti juga mengevaluasi berbagai penyebab
kebocoran. Tidak diketahui (54), KPD sebelumnya (28), ISK berulang (18), gatal (6),
polihidramnois (5), letak tidak stabil (5) dan perdarahan antepartum (4). Namun dipelajari
oleh Chen8b menunjukkan bahwa ISK berulang adalah penyebab utama. Di antara semua
pasien, 92 adalah ibu rumah tangga, 24 adalah karyawan dan 4 pelajar. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian oleh Myles et al.9 Peneliti juga melakukan pemeriksaan vulva yang
normal pada 107 pasien dan abnormal pada 13 pasien. Pemeriksaan vagina normal pada 106
pasien dan abnormal pada 14 pasien. Pemeriksaan serviks normal pada 110 pasien dan
abnormal pada 10 pasien. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Park JS. 10

1.8 Kesimpulan

Ketuban pecah dini adalah komplikasi yang terlihat pada kehamilan. Sebagian besar
penyebabnya tidak diketahui diikuti oleh KPD sebelumnya. Ini terlihat sebagian besar pada
ibu rumah tangga. Kelompok usia 20-30 adalah kelompok yang lebih sering di mana KPD
terjadi.

5
BAB II
KRITISI JURNAL
2.1 Kredibilitas Jurnal
2.1.1 Umum

a. Sumber Jurnal : International Journal of Contemporary Medical Research


b. Penulisan judul jurnal : Pada jurnal ini judul jurnal sudah spesifik,dan
menggambarkan isi jurnal dengan jelas, jumlah kata sesuai dengan kriteria
idelanya yaitu tidak lebih dari 12 kata (8 kata).
c. Penulis : Seema Mishara & Mamta Joshi
d. Waktu Penerbitan : Januari 2017
e. LinkJurnal :
https://www.ijcmr.com/uploads/7/7/4/6/77464738/ijcmr_1203_feb_4.pdf
f. DOI : Tidak dicantumkan
2.1.2 Abstrak
Dalam jurnal ini abstrak dibuat secara singkat dan jelas dalam bahasa inggris.
Kata kunci terdiri dari 5 kata, dimana kata kunci yang baik terdiri dari (3-6 kata) dan
pada abtrak jumlah kata tidak memenuhi kriteria yaitu tidak lebih dari 250 kata (306
kata).
2.1.3 Pendahuluan
Pendahuluan pada penelitian ini disajikan dengan baik, menyajikan gambaran
umum mengenai topik.
2.1.4 Metode Penelitian
Observasional analitik
2.1.5 Hasil
Dipaparkan dengan cukup jelas dalam bentuk tabel dan grafik
2.1.6 Diskusi
Diskusi pada jurnal ini dipaparkan dengan singkat dan kurang baik karna tidak
menjelaskan teori lebih terkait hasil penelitian
2.1.7 Kesimpulan
Kesimpulan pada jurnal ini dijelaskan dengan cukup jelas.
2.1.8 Daftar Pustaka

6
Teknik dalam penulisan daftar pustaka ini adalah menggunakan Vancouver style.
2.2 Critical Apprasial
VALIDITAS
1. Apakah rancangan penelitian yang dipilih sesuai dengan penelitian?
Ya sesuai, karena penelitian ini bersifat melihat faktor risiko kasus penyakit dari
semua sampelnya
2. Apakah dijelaskan cara menentukan sampel?
Tidak, pada jurnal ini tidak dijelaskan bagaimana cara peneliti menentukan
sampel
3. Apakah dijelaskan mengenai kriteria inklusi dan eksklusi?
Ya, pada penelitian ini telah disebutkan kriteria inklusinya yaitu memenuhi
konfirmasi usia kehamilan dengan pemeriksaan ultrasonografi sebelum 24
minggu kehamilan dan kriteria eksklusi yaitu 1. Penderita kehamilan ganda, 2.
Penderita dengan kontraksi uterus, 3. Penderita polihidramios malpresentasi
serviks inkompeten.
4. Apakah dijelaskan criteria pemilihan sampel?
Ya, pada penelitian ini criteria yang digunakan adalah pasien memenuhi
konfirmasi usia kehamilan dengan pemeriksaan ultrasonografi sebelum 24
minggu kehamilan.
5. Apakah dalam pemilihan sampel dilakukan randomisasi?
Tidak, karena pada penelitian peneliti menggunakan sampel yaitu pasien dengan
ketuban pecah dini
6. Apakah dijelaskan jenis uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian?
Ya, dijelaskan oleh peneliti jenis uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian
menggunakan analisis uji Chi Square

IMPORTENCE
1. Subjek penelitian
Ya, pasien dengan ketuban pecah dini
2. Drop-out

7
Ya, 1. Penderita kehamilan ganda, 2. Penderita dengan kontraksi uterus, 3.
Penderita polihidramios malpresentasi serviks inkompeten
3. Analisis
Ya, dijelaskan jenis uji analisa dan dipaparkan secara rinci seperti dalam bentuk
table dan grafik
4. Nilai P
Tidak, tidak dicantumkan oleh peneliti p value dalam penelitian ini
5. Interval kepercayaan
Tidak , interval kepercayaan tida tertulis pada penelitian ini

APLIKABILITAS
1. Apakah subjek penelitian sesuai dengan karakteristik penelitian yang akan
dihadapi?
Ya, karena subjek penelitian yang digunakan adalah subjek dengan ketuban
pecah dini
2. Apakah setting lokasi penelitian dapat diaplikasikan disituasi kita?
Ya, karena penelitian ini dilakukan di bagian obstetri dan ginekologi, dimana di
Indonesiapun ada.
3. Apakah hasil penelitian dapat diaplikasikan pada pasien di institusi kita?
Ya, karena penelitian hanya dilakukan pengisian kuisioner dan pemeriksaan
spekulum steril untuk pengambilan sampel untuk dilakukan pemeriksaan lab.
4. Apakah terdapat kemiripan pasien ditempat praktek/institusi dengan hasil
penelitian?
Ya, karena subjek yang digunakan dari penelitian hampir sama dengan
Indonesia
2.3 Kelebihan jurnal
1. Penjelasan jurnal relatif singkat, padat, dan cukup informatif.
2.4 Kekurangan jurnal
1. Peneliti tidak menjelaskan lebih mengenai perbandingan hasil penelitian yang didapat
dengan penelitian lain
2. Metode penelitian kurang jelas

8
3. DOI jurnal tidak tercantum
4. Pemamparan dibagian diskusi kurang baik, karna hanya mengulang dari gambaran hasil
penelitian tanpa menjelaskan lebih lengkap teori yang terkait dengan hasil penelitian
5. Tidak melampirkan kuisioner penelitian

9
BAB III
KESIMPULAN
Dalam pembahasan mengenai journal reading ini penulis dapat memberikan
gambaran secara umum dari ketuban pecah dini, diharapkan dari pembahasan ini dapat
menjadi masukan bagi tenaga kesehatan dan dunia medis dalam menghadapi kasus yang
sesuai dengan isi jurnal. Disamping itu diharapkan analisis hasil ini supaya dapat digunakan
sebagai acuan dalam menentukan suatu kegiatan evidence based medicine.

10
DAFTAR PUSTAKA
1. Brosens I, Gordon H. The cytological diagnosis of ruptured membranes using Nile Blue
Sulphate staining. J Obstet Gynaecol Br Commonw. 1965;72:342–6.
2. King AG. The determination of rupture of membranes. AmJ Obstet Gynecol.
1935;30:860–2.
3. Baptisti A. Chemical test for determination of ruptured membranes. Am J Obstet
Gynecol. 1938;35:688–90.
4. Abe T. Detection of rupture of fetal membranes with Nitrazine indicator. Am J Obstet
Gynecol. 1940;39:400–4.
5. Parry S, Strauss JF. Premature rupture of the fetal membranes. N Engl J Med.
1998;338:663–70.
6. Duff P. Premature rupture of the membranes in term patients. Semin Perinatol.
1996;20:401–11.
7. Hannah ME, Ohlsson A, Farine D, Hewson SA, Hodnett ED, Myhr TL, et al. Induction
of labour compared with expectant management for prelabor rupture of the membranes at
term–TERMPROM Study Group. N Engl J Med. 1996;334:1005–10.
8. Chen FCK, Dudenhausen JW. The physiology of fetal membrane rupture: insight gained
from the determination of physical properties. Placenta. 2006;27:1037–51.
9. Myles TD, Espinoza R, Meyer W, Bieniarz A. Preterm premature rupture of membranes:
comparison between twin and singleton gestations. J Matern Fetal Neonat Med.
1997;6:159–63.
10. JS, Yoon BH, Romero R, Moon JB, Oh SY, Kim JC, et al. The relationship between
oligohydramnios and the onset of preterm labor in preterm premature rupture of
membranes. Am J Obstet Gynecol. 2001;184:459–62.

11

Anda mungkin juga menyukai