Anda di halaman 1dari 22

Dosen pengampu:

DR Drg. jusuf kristianto, MM, M. Kes,

KONSEP DASAR,

PENILAIAN AWAL,

DAN TRIAGE

KEGAWAT

DARURATAN DALAM

KESEHATAN GIGI
Kelompok 1

Amelia Dwi Puteri


Andristy Ramdahani
Dwi Oktaviani
Hilyatu Rasyida Zahra
Refta Sekar Devi
Riyadh Ahmad. S

KEGAWATDARURATAN
DALAM KESEHATAN
GIGI
Konsep Dasar
Gawat Darurat
Apa yang dimaksud dengan

gawat darurat?

Gawat artinya mengancam nyawa, sedangkan darurat adalah

perlu mendapatkan penanganan atau tindakan segera untuk

menghilangkan ancaman nyawa korban. Jadi, gawat darurat

adalah suatu keadaan karena cedera maupun bukan cedera yang

mengancam nyawa pasiendan membutuhkan pertolongan

segera.Contoh : pasien tang tersedak makanan, penderita dengan

serangan jantung.

Pertolongan pertama pada gawat darurat adalah serangkaian

usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat

darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian

(Sutawijaya, 2009).
PERLU DI BEDAKAN

1.Gawat darurat 2.Gawat tidak darurat

Suatu kondisi dimana dapat mengancam Suatu keadaan dimana pasien berada

nyawa apabila tidak mendapatkan dalam kondisi gawat tetapi tidak

pertolongan secepatnya. memerlukan tindakan yang darurat.


Contoh : gawat nafas, gawat jantung, kejang, Contoh : kanker stadium lanjut
koma, trauma kepala dengan penurunan
kesadaran.

3.Darurat tidak gawat 4.Tidak gawat tidak darurat

Pasien akibat musibah yang datang


Pasien poliklinik yang datang

tibatiba tetapi tidak mengancam nyawa


ke UGD
atau anggota badannya
Contoh : fraktur tulang tertutup.

KEGAWATDARURATAN
DALAM KESEHATAN
GIGI
PENTING UNTUK

DIINGAT

1.Menggunakan proteksi diri


2.Lingkungan sekitar harus aman

dan nyaman

KEGAWATDARURAT

AN DALAM

KESEHATAN GIGI
KEGAWATDARURAT

AN DALAM

KESEHATAN GIGI
Tanda kegawatdaruratan,

konsep ABCD :

1.Airway. Apakah jalan napas bebas? Sumbatan

jalan napas (stridor)?


2.Breathing. Apakah ada kesulitan bernapas?

Sesak napas berat (retraksi dinding dada,

merintih, sianosis)?
3.Circulation. Tanda syok (akral dingin, capillary

refill > 3 detik, nadi cepat dan lemah).


4.Consciousness. Apakah anak dalam keadaan

tidak sadar (Coma)? Apakah kejang (Convulsion)

atau gelisah(Confusion)?
5.Dehydration. Tanda dehidrasi berat pada anak

dengan diare (lemah, mata cekung, turgor

menurun).
PANDUAN

KEGAWATDARURATAN

DALAM KESEHATAN

GIGIPERTAMA | 2020
TUJUAN PELAYANAN GAWAT

DARURAT
Tiga Tujuan Dari Pertolongan Gawat Darurat

1: Pre Hospital 3: Post Hospital

2: In Hospital

KEGAWATDARURATAN
DALAM KESEHATAN
GIGI
Pre Hospital

pre hospital dapat dilakukan orang awam khusus ataupun


petugas kesehatan diharapkan dapat melakukan tindakan
penanganan berupa:

1. Menyingkirkan benda-benda berbahaya di tempat kejadian yang

berisiko menyebabkan jatuh korban lagi


2. Melakukan triase atau memilih dan menentukan kondisi gawat

darurat serta memberikan pertolongan pertama sebelum petugas

kesehatan yang lebih ahli datang untuk membantu


3. Melakukan fiksasi atau stabilisasi sementara
4. Melakukan evakuasi
5. Mempersiapkan masyarakat awam khusus dan petugas kesehatan

melalui pelatihan siaga terhadap bencana


In Hospital Post Hospital
Kondisi gawat darurat in hospital dilakukan Kondisi gawat darurat post hospital hampir
tindakan menolong korban oleh petugas semua pihak menyatakan sudah tidak ada lagi
kesehatan. Tujuan pertolongan di rumah kondisi gawat darurat padahal kondisi gawat
sakit adalah: darurat ada yang terjadi setelah diberikan
Memberikan pertolongan profesional pelayanan di rumah sakit.
kepada korban bencana sesuai dengan

kondisinya Tujuan diberikan pelayanan dalam rentang


Memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD) post hospital adalah:
dan Bantuan Hidup Lanjut (BHL) Mengembalikan rasa percaya diri pada
Melakukan stabilisasi dan korban
mempertahankan hemodinamika yang Mengembalikan rasa harga diri yang hilang
akurat sehingga dapat tumbuh dan berkembang
Melakukan rehabilitasi agar produktifitas Meningkatkan kemampuan bersosialisasi
korban setelah kembali ke masyarakat pada orang-orang terdekat dan masyarakat
setidaknya setara bila dibanding yang lebih luas
bencana menimpanya Mengembalikan pada permanen sistem
Melakukan pendidikan kesehatan dan sebagai tempat kehidupan nyata korban
melatih korban mengenali kondisinya Meningkatkan persepsi terhadap realitas
dengan segala kelebihan yang dimiliki kehidupannya pada masa yang akan
datang (Hutabarat & Putra, 2016).
TUJUAN

PENANGGULANGAN

GAWAT DARURAT
Mencegah kematian dan cacat pada pasien gawat
darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali
dalam masyarakat.

Merujuk pasien gawat darurat melalui sistem rujukan

untuk memperoleh penanganan yang lebih memadai.

Penanggulangan korban bencana


PENILAIAN

AWAL & TRIAGE


PENILAIAN AWAL GAWAT DARURAT

Penilaian awal adalah langkah untuk menetukan

dengan cepat kasus obstetric yang dicurigai dalam

keadaan kegawatdarurat dan membutuhkan

pertolongan segera dengan mengidentifikasi

penyulit yang dihadapi.

KEGAWATDARURATAN
DALAM KESEHATAN
GIGI
Pemeriksaan yang dilakukan untuk Penilaian Awal

Penilaian dengan periksa Penilaian dengan periksa


pandang: raba (palpasi):

1. Menilai kesadaran 1. Kulit : dingin, demam


penderita : pingsan/koma, 2. Nadi : lemah/kuat,
kejang-kejang, gelisah
tampak kesakitan cepat/normal
2. Menilai wajah penderita : 3. Kaki/tungkai bawah :
pucat, kemerahan, banyak bengkak
keringat
4. Penilaian tanda vital :
3. Menilai pernapasan :
cepat, sesak napas Tekanan darah, nadi, suhu
4. Menilai perdarahan dari dan pernapasan
kemaluan
TRIAGE GAWAT DARURAT

Triase (triage) adalah sistem untuk menentukan


pasien yang diutamakan memperoleh penanganan
medis terlebih dulu di instalasi gawat darurat (IGD)
berdasarkan tingkat keparahan kondisinya.

Proses triase atau penentuan pasien prioritas di IGD


bertujuan untuk mendapatkan urutan penanganan
berdasarkan tingkat kegawatdaruratan pasien, seperti
kondisi cedera ringan, cedera berat yang bisa
mengancam nyawa lebih cepat, atau sudah
meninggal.

KEGAWATDARURATAN
DALAM KESEHATAN
GIGI
PRINSIP TRIAGE MACAM-MACAM KORBAN

1. Korban masal : lebih dari 1


“Time Saving is Life Saving orang harus ditolong lebih
(respon time dari 1 penolong,bukan
diusahakan sependek mungkin), bencana
The Right Patient, to The Right 2. Korban bencana : korban
lebih besar dari korban masal
Place at The
Right Time serta melakukan
yang terbaik untuk jumlah Sistem Triage dipengaruhi
terbanyak” dengan seleksi oleh :
korban berdasarkan :
Jumlah tenaga profesional

dan pola ketenagaan
Ancaman jiwa mematikan Jumlah kunjungan pasien dan
dalam hitungan menit pola kunjungan pasien
Dapat mati dalam hitungan Denah bangunan fisik unit
jam gawat darurat
Trauma ringan Terdapatnya klinik rawat jalan
Sudah meninggal dan pelayanan medis
PRIORITAS TRIAGE

Prioritas I (prioritas tertinggi) Prioritas II (medium) warna Prioritas III(rendah) warna


warna merah untuk berat dan kuning.Potensial mengancam hijau. Perlu penanganan
biru untuk sangat berat. nyawa atau fungsi vital bila seperti pelayanan
Mengancam jiwa atau fungsi tidak segera ditangani dalam biasa, tidak perlu segera.
vital, perlu resusitasi dan jangka waktu singkat. Penanganan dan
tindakan bedah segera, Penanganan dan pemindahan bersifat
mempunyai kesempatan pemindahan bersifat jangan terakhir
hidup yang besar. terlambat.

Prioritas 0 warna Hitam.


Kemungkinan untuk hidup
sangat kecil, luka
sangat parah. Hanya perlu
terapi suportif
PRIMARY SURVEY
Pada survei primer, hal yang perlu dikaji adalah :

1. Dangers 2. Respons 3. Airway (JalanNapas)


Kaji kesan umum : observasi keadaan Kaji respon / kesadaran dengan
umum klien metode AVPU, meliputi : 1. Lihat, dengar, raba (Look,
Listen, Feel).
1.Bagaimana kondisi saat itu a. Alert (A): berespon terhadap 2. Buka jalan nafas.
2.Kemungkinan apa saja yang akan lingkungan sekitar/sadar terhadap 3. Bebaskan jalan nafas dengan
terjadi kejadian yang dialaminya. proteksi tulang cervical dengan
3.Bagaimana mengatasinya b. Verbal (V): berespon terhadap menggunakan teknik Head
4.Pastikan penolong selamat dari pertanyaan perawat. Tilt/Chin Lift/Jaw Trust, hati-hati
bahaya c. Paintfull (P): berespon terhadap pada korban trauma.
5.Hindarkan bahaya susulan rangsangan nyeri. 4. Cross finger untuk mendeteksi
menimpa orang-orang disekitar d. Unrespon (U) : tidak berespon sumbatan pada daerah mulut.
6.Segera pindahkan korban’jangan terhadap stimulus 5. Finger sweep untuk
lupa pakai alat pelindung diri membersihkan sumbatan di
Verbal dan nyeri Cara pengkajian : daerah mulut.
a. Observasi kondisi klien saat 6. Suctioning bila perlu.
datang.
b. Tanyakan nama klien.
c. Lakukan penepukan pundak /
penekanan daerah sternum.
d. Lakukan rangsang nyeri misalnya
dengan mencubit.
PRIMARY SURVEY
Pada survei primer, hal yang perlu dikaji adalah :

4. Breathing (Pernapasan)

Lihat, dengar, rasakan udara yang keluar dari hidung/mulut, apakah ada pertukaran
hawa panas yang adekuat, frekuensi nafas, kualitas nafas, keteraturan nafas atau
tidak

5. Circulation(Pendarahan)

1. Lihat adanya perdarahan eksterna/interna


2. Hentikan perdarahan eksterna dengan Rest, Ice, Compress, Elevation
(istirahatkan lokasi luka, kompres es, tekan/bebat, tinggikan)
3. Perhatikan tanda-tanda syok/ gangguan sirkulasi : capillary refill time, nadi,
sianosis, pulsus arteri distal
PENI LAI AN DALAM TR I AGE

1. Primary survey (A,B,C) untuk 3. Monitoring korban akan


menghasilkan prioritas I dan kemungkinan terjadinya
seterusnya. perubahan-perubahan pada
A, B, C, A, B, C, derajat
2. Secondary survey (Head to kesadaran dan tanda vital
Toe) untuk menghasilk k lainnya.
menghasilkan prioritas I, II, III,0
dan selanjutn an prioritas I, II, 4. Perubahan prioritas
III,0 dan selanjutnya. karena perubahan kondisi
korban
Dosen pengampu:
DR Drg. jusuf kristianto, MM, M. Kes,

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai