Anda di halaman 1dari 10

GAS MULIA

DI SUSUN
OLEH

Nama : AULIA RAMADHANI


M AKSAY DARWIN
MUKARRAMAH

SMA NEGERI 5 BARRU


TAHUN 2021
A. Pengertian Gas Mulia
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel periodik. Gas mulia
terdiri dari Helium, Neon, Argon, Kripton, Xenon, serta Radon. Disebut mulia karena
unsur-unsur ini sangat stabil. Menurut Lewis, kestabilan gas mulia tersebut disebabkan
konfigurasi elektronnya yang terisi penuh, yaitu konfigurasi oktet (duplet untuk Helium).
Kestabilan gas mulia dicerminkan oleh energi ionisasinya yang sangat besar, dan afinitas
elektronnya yang sangat rendah. Para ahli zaman dahulu yakin bahwa unsur-unsur gas
mulia benar-benar inert. Pendapat ini dipatahkan, setelah pada tahun 1962, Neil Bartlett,
seorang ahli kimia dari Kanada berhasil membuat senyawa xenon, yaitu XePtF6. Sejak
itu, berbagai senyawa gas mulia berhasil dibuat.
Energi Ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari
suatu atom netral dalam keadaan gas.
Afinitas adalah kecenderungan suatu unsur atau senyawa untuk membentuk ikatan
kimia dengan unsur atau senyawa lain.
Inert berarti sangat stabil dan sukar bereaksi dengan unsur lain.

B. Sifat Fisika dan Kimia


a. Sifat Fisika
Gas-gas mulia memiliki gaya interatomik yang lemah, sehingga membuat gas
mulia memiliki leleh dan titik didih sangat rendah. Seluruh unsur gas mulia bersifat
monoatomik dalam kondisi standar, termasuk unsur-unsur yang mempunyai masa atom
lebih besar dari unsur padat.
Helium memiliki beberapa sifat yang unik bila dibandingkan dengan unsur gas
mulia lainnya. Yang pertama adalah helium mempunyai titik didih dan titik leleh yang
lebih rendah daripada unsur lain. Sifat itu dikenal sebagai superfluiditas. Helium adalah
satu-satunya unsur yang tidak bisa dipadatkan dengan pendinginan di bawah standar.
Helium, neon, argon, kripton, dan xenon mempunyai beberapa isotop stabil.
Radon tidak mempunyai isotop stabil. Isotop yang paling lama waktu hidupnya adalah
222Rn yang mempunyai waktu paruh 3,8 hari kemudian meluruh membentuk helium
dan polonium, yang akhirnya meluruh membentuk timah.
Monoatomik adalah unsur selain hidrogen H2, nitrogen N2, oksigen O2, fluor F2,
klor Cl2, iod I2, brom Br2, fosfor P4, belerang S8 dan selenium Se8.
Isotop adalah unsur-unsur sejenis yang memiliki nomor atom sama, tetapi
memiliki massa atom berbeda atau unsur-unsur sejenis yang memiliki jumlah proton
sama, tetapi jumlah neutron berbeda.
Atom-atom gas mulia mempunyai jari-jari atom yang meningkat ke periode
yang lebih tinggi meningkatnya jumlah elektron. Ukuran atom berhubungan dengan
beberapa sifat. Misalnya, energi ionisasi menurun seiring meningkatnya jari-jari atom
karena elektron valensi gas mulia yang lebih besar akan lebih jauh dari inti. Maka dari
itu, ikatan inti atom ke elektron valensi menjadi lemah. Gas mulia memiliki energi
ionisasi terbesar di antara unsur-unsur dari setiap periode, yang mencerminkan stabilitas
konfigurasi elektron dan berhubungan dengan kurang reaktifnya gas mulia. Gas mulia
tidak dapat menerima elektron untuk membentuk anion stabil. Itulah mengapa gas mulia
memiliki afinitas elektron negatif.

No
Sifat Fisika
.

1 Gaya Interatomik lemah;

2 Titik leleh dan titik didih tinggi;

3 Helium bersifat superfluiditas;

4 Radon tidak memiliki isotop stabil;


Berjari-jari atom yang meningkat ke periode yang
5
lebih tinggi saat meningkatnya jumlah elektron;
6  Energi ionisasi besar.

b. Sifat Kimia
a) Kereaktifan gas mulia sangat rendah
Gas mulia bersifat inert (lembam) di alam tidak ditemukan satupun
senyawa dari gas mulia. Sifat inert yang dimiliki ini berhubungan dengan
konfigurasi electron yang dimilikinya. Electron valensi gas mulia adalah 8
(kecuali 2 untuk Helium) dan merupakan konfigurasi yang paling stabil. Gas
mulia memiliki energy pengionan yang besar dan afinitas yang kecil. Energy
pengionan yang besar memperlihatkan sukarnya unsure-unsur gas mulia
melepaskan electron sedangkan afinitas electron yang rendah menunjukkan
kecilnya kecendrungan untuk menyerap electron.
Oleh karena itu, gas mulia tidak memiliki kecendrungan untuk melepas
ataupun menyerap electron. Jadi, unsure-unsur dalam gas mulia sukar untuk
bereaksi. Namun, untuk unsure gas mulia yang mempunyai energy ionisasi yang
kecil dan afinitas electron yang besar mempunyai kecenderungan untuk
membentuk ikatan kimia contohnya Xe dapat membentuk senyawa XeF2, XeF4
dan XeF6.
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya.
Jadi, kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn. Hal ini disebabkan
pertambahan jari-jari atom menyebabkan daya tarik inti terhadap electron kulit
terluar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom lain. Walaupun,
demikian unsure gas mulia hanya dapat berikatan dengan unsure yang sangat
elektronegatif seperti fluorin dan oksigen.

b) Makin besar jari-jari atom maka kereaktifan gas mulia semakin bertambah.
Pada tahun 1962, Neil Bartlet berhasil membuat senyawa stabil dari
Xenon yaitu XePtF6. Penemuan ini membuktikan bahwa gass mulia dapat
bereaksi dengan unsure lain, meskipun dalam reaksi yang sangat terbatas dan
harus memenuhi criteria berikut :
1) Harga energy ionisasi gas mulia yang akan bereakssi haruslah cukup
rendah (terletak dibagian bawah pada SPU). Oleh karena itu, sampai
sekarang gas mulia yang sudah dapat dibuat senyawanya barulah Kripton,
Xenon dan Radon.
2) Reaksi hanya akan terjadi apabila gas mulia direaksikan dengan unsure-
unsur yang sangat elektronegatif seperti fluorin dan oksigen.

Dari He ke Rn energy ionisasinya semakin kecil. Artinya semakin besar nomor


atom gas mulia, maka jari-jari atomnya semakin besar pula dan kereaktifannya semakin
bertambah besar. Jika jari-jari atom bertambah besar maka gaya tarik inti atom terhadap
electron terluar makin lemah sehingga electron lebih mudah tertarik ke zat lain. Hal
tersebut terbukti karena sampai saat ini belum ada senyawa gas mulia dari Helium,
Neon dan Argon. Senyawa gas mulia yang berhasil dibuat adalah senyawa dari xenon,
krypton dan radon karena memang helium, neon dan argon sangat stabil sedangkan
xenon, krypton dan radon lebih reaktif. Di dalam gas mulia senyawa xenon merupakan
senyawa yang paling banyak dibuat.
Sifat kereaktifan unsure-unsur gas mulia berurut Ne > He > Ar > Kr > Xe.
Radon radioaktif. Konfigurasi electron gas mulia dijadikan sebagai acuan bagi unsure-
unsur lain dalam system periodik.

No
Sifat Kimia
.
1 Kereaktifan rendah
2 Tidak cenderung melepas atau menyerap elektron
3 Jari-jari atom berpengaruh pada kereaktia gas
4 Tidak berwarna
5 Tidak berbau
6 Tidak berasa
7 Mudah terbakar dalam keadaan normal

c) Keberadaan di Bumi
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang
memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam
bentuk monoatomik. unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia yaitu Helium
(He), Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn). Gas-gas ini
pun sangat sedikit kandungannya di bumi. Dalam udara kering maka akan
ditemukan kandungan gas mulia sebagai berikut :
Helium = 0,00052 %
Neon = 0,00182 %
Argon = 0,934 %
Kripton = 0,00011 %
Xenon = 0,000008
Radon = Radioaktif*
Tapi di alam semesta kandungan Helium paling banyak diantara gas
mulia yang lain karena Helium meupakan bahan bakar dari matahari. Radon
amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan
cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radioaktif. Dan karena
jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagi gas jarang.
Semua unsure gas mulia terdapat di udara. Unsure gas mulia yang paling
banyak terdapat di udara adalah argon, sedangkan unsure gas mulia yang paling
sedikit adalah radon yang bersifat radioaktif dengan waktu paruh yang pendek
( 4 hari ) dan meluruh menjadi unsure lain. Gas mulia kecuali radon diperoleh
dengan cara destilasi bertingkat udara cair. Sedangkan radon hanya dapat
diperoleh dari peluruhan radioaktif unsure radium, berdasarkan reaksi inti
berikut :
226
88 Ra                  22286Rn + 42He
Helium merupakan komponen (unsure) terbanyak di alam semesta yang
diproses dari gas alam, karena banyak gas alam yang mengandung helium.
Secara spektoskopik helium telah terdeteksi keberadaanya di bintang-bintang,
terutama di bintang yang panas ( seperti matahari). Helium juga merupakan
komponen penting dalam reaksi proton–proton dan siklus karbon yang
merupakan bahan bakar matahari dan bintang lainnya. 
c. Cara Pembuatan
Gas mulia di alam berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak
reaktif. Oleh karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan secara
fisis. Perkecualian adalah Radon yang diperoleh dari peluruhan unsure radioaktif.

1) Ekstraksi Helium (He) dari gas alam


Gas alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO2, uap air, He, dan
pengotor lainnya. Untuk mengekstraksi He dari gas alam, digunakan proses
pengembunan (liquefaction). Pada tahap awal, CO 2 dan uap air terlebih dahulu
dipisahkan (Hal ini karena pada proses pengembunan, CO2 dan uap air dapat
membentuk padatan yang menyebabkan penyumbatan pipa). Kemudian, gas alam
diembunkan pada suhu di bawah suhu pengembunan hidrokarbon tetapi di atas
suhu pengembunan He. Dengan demikian, diperoleh produk berupa campuran gas
yang mengandung 50% He, N2, dan pengotor lainnya. Selanjutnya, He dimurnikan
dengan proses antara lain:
Proses kriogenik (kriogenik artinya menghasilkan dingin). Campuran gas
diberi tekanan, lalu didinginkan dengan cepat agar N2 mengembun sehingga dapat
dipisahkan, sisa campuran dilewatkan melalui arang teraktivasi yang akan
menyerap pengotor sehingga diperoleh He yang sangat murni.
Proses adsorpsi. Campuran gas dilewatkan melalui bahan penyerap
(adsorbent bed) yang secara selektif menyerap pengotor. Proses ini menghasilkan
He dengan kemurnian 99,997% atau lebih.  
2) Ekstraksi He, Ne, Ar, Kr, dan Xe dari udara 
Proses yang digunakan disebut teknologi pemisahan udara. Pada tahap awal,
CO2 dan uap air dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian, udara diembunkan dengan
pemberian tekanan 200 atm diikuti pendinginan cepat. Sebagian besar udara akan
membentuk fase cair dengan kandungan gas yang lebih banyak, yakni 60% gas
mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya 30% dan 10% N2. Sisa udara yang mengandung He
dan Ne tidak mengembun karena titik didih kedua gas tersebut sangat rendah.
Selanjutnya Ar, Kr, dan Xe dalam udara cair dipisahkan menggunakan proses,
antara lain:
Proses adsorpsi. Pertama, O2 dam N2 dipisahkan terlebih dahulu
menggunakan reaksi kimia. O2 direaksikan dengan Cu panas. Lalu N2 direaksikan
dengan Mg. sisa campuran (A, Xe, dan Kr) kemudian akan diadsorpsi oleh arang
teraktivasi. Sewaktu arang dipanaskan perlahan, pada kisaran suhu tertentu setiap
gas akan terdesorpsi atau keluar dari arang. Air diperoleh pada suhu sekitar -80 ,
sementara Kr dan Xe pada suhu yang lebih tinggi.
Proses distilasi fraksional menggunakan kolom distilasi fraksional
bertekanan tinggi. Prinsip pemisahan adalah perbedaan titik didih zat. Karena titik
didih N2 paling rendah, maka N2 terlebih dahulu dipisahkan. Selanjutnya, Ar dan
O2 dipisahkan. Fraksi berkadar 10% Air ini lalu dilewatkan melalui kolom distilasi
terpisah dimana diperoleh Ar dengan kemurinian 98% (Ar dengan kemurnian
99,9995% masih dapat diperoleh dengan proses lebih lanjut). Sisa gas, yakni Xe
dan Kr, dipisahkan pada tahapan distilasi selanjutnya.

d. Kegunaan dalam Kehidupan Sehari-hari


1) Kegunaan Helium (He)
a) Sebagai gas pengisi kapal udara dan balon udara untuk mempelajari cuaca,
karena sifatnya yang sukar bereaksi, tidak mudah terbakar dan ringan.
b) Helium cair dipakai sebagai cairan pendingin untuk menghasilkan suhu yang
rendah karena memiliki titik uang yang sangat rendah
c) Udara yang dipakai oleh penyelam adalah campuran 80 % He dan 20 % oksigen.
Helium digunakan untuk menggantikan nitrogen karena jika penyelam berada
pada tekanan yang tinggi (dibawah laut) maka kemungkinan besar nitrogen larut
dalam darah. Dalam jumlah sediki t saja nitrogen larut dalam darah, maka akan
terjadi halusinasi yang disebut narkos nitrogen. Akibat halusinasi ini penyelam
mengalami seperti terkena narkoba sehingga membahayakan penyelam. Selain
itu, ketika nitrogen banyak larut dalam darah dan penyelam kembali ke keadaan
normal maka timbul gelembung gas nitrogen dalam darah yang menimbulkan
rasa nyeri yang hebat karena nitrogen melewati pembuluh-pembuluh darah
bahkan dapat mengakibatkan kematian. Inilah yang disebut benos.
d) Campuran Helium dan Oksigen juga dipakai oleh para pekerja dalam terowongan
dan tambang bawah tanah yang bertekanan tinggi.
e) Di rumah sakit, campuran Helium dan Oksigen dipakai sebagai pernapasan pada
penderita asma.

2) Kegunaan Neon (Ne)


a) Neon biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon
b) Neon digunakan juga sebagai zat pendingin, indicator tegangan tinggi,
penangkal petir dan untuk pengisi tabung-tabung televise.
c) Neon cair digunakan sebagai pendingin pada reactor nuklir.

3) Kegunaan Argon (Ar)


a) Sebagai pengisi lampu pijar karena tidak bereaksi dengan kawat wolfram yang
panas
b) Untuk lampu reklame dengan cahaya berwarna merah muda
c) Sebagai atmosfer pada pengelasan benda-benda yang terbuat dari stainless steal,
titanium, magnesium dan aluminium. Misalkan pengelasan titanium pada
pembuatan pesawat terbang atau roket

4) Kegunaan Kripton (Kr)


a) Gas krypton bersama dengan argon digunakan untuk mengisi lampu tioresensi
(lampu neon) bertekanan rendah. Krypton inilah yang membuat lampu menyala
menjadi putih.
b) Untuk lampu kilat fotografi berkecepatan tinggi
c) Krypton juga digunanakan dalam lampu mercusuar, laser untuk perawatan
retina.

5) Kegunaan Xenon (Xe)


a) Untuk pembuatan tabung electron
b) Untuk pembiusan pasien pada saat pembedahan karena xenon bersifat anestetika
(pemati rasa)
c) Sebagai bahan baku pembuatan senyawa-senyawa xenon
d) Garam Perxenan (Na4XeO3) sebagai oksidator paling kuat
e) Untuk membuat lampu-lampu reklame yang member cahaya biru.
f) Pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri)
g) Untuk mengeluarkan cahaya pada kamera saat pemotretan (blitz)

6) Kegunaan Radon (Rn)


a) Gas radon bersifat radioaktif sehingga banyak digunakan dalam terapi radiasi
bagi penderita kanker dengan memanfaatkan sinar yang dihsilkan. Namun
demikian, jika radon terhisap dalam jumlah cukup banyak akan menimbulkan
kanker paru-paru
b) Karena peluruhan yang cukup cepat, radon digunakan dalam penyelidikan
hidrologi yang mengkaji interaksi antara air bawah tanah, anak sungai dan
sungai
c) Radon juga dapat berperan sebagai peringatan gempa karena bila lempengan
bumi bergerak kadar radon akan berubah sehingga bias diketahui bila adanya
gempa dari perubahan kadar radon.

Anda mungkin juga menyukai