Anda di halaman 1dari 91

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses mempengaruhi peserta didik agar mampu

beradaptasi semaksimal mungkin dengan lingkungannya, dengan demikian akan

melahirkan perubahan pada diri dan berfungsi secara tepat di masyarakat. Pengajar

bertugas mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pendidikan sangat berperan terpenting untuk mempersiapkan sumber daya manusia

yang berkopetensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga

pendidikan harus dijalankan dengan sebaik mungkin.

Upaya meningkatkan mutu pendidikan sangat ditentukan oleh metode yang

digunakan oleh guru dalam mengajar. Selain mengetahui berbagai materi, seorang

guru dituntut memiliki keterampilan dalam menyampaikan materi yang akan

diberikan,icara guru menciptakan suasana ruang yang sangat menyenangkan sangat

berpengaruh pada reaksi yang ditampilkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Kemampuan seorang guru dalam proses belajar mengajar memiliki peranan penting

dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna. Guru harus benar-benar menguasai

metode, model, media dan pendekatan dalam proses belajar mengajar, agar siswa

dapat menguasai materi yang diajarkan dengan baik. Dengan demikian guru sangat

berperan penting dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu seorang guru harus

menguasai model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

1
2

Selain itu guru tentunya juga berusaha menjelaskan seluruh materi yang diajarkan

dengan sejelas-jelasnya, dengan harapan siswa dapat dengan mudah memahami

materi, agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum.

Guru merupakan komponen yang sangat berperan penting dalam pengajaran.

Hal ini disebabkan karena keberhasilan suatu pembelajaran sangat ditentukan oleh

seorang guru. Kelancaran seorang guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan

siswa juga sebagai panentuan untuk mencapai suatu keberhasilan guru dalam

kegiatan belajar mengajar khususnya pada tema 6 “Energi dan Perubahannya”. Dalam

tema energi dan perubahannya, guru dapat memilih variasi model dan menggunakan

media pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara

fisik maupun mental sehingga materi yang diajarkan oleh guru menjadi lebih konkrit

dan siswa mengingatnya dalam jangka waktu yang lama.1

Pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dari materi pembelajaran yang

diajarkan sangat penting untuk meningkatkan hasil belajar. Oleh sebab itu di

butuhkan variasi model pembelajaran didalam kelas, sehingga siswa dapat menerima

pelajaran dengan baik. Selain itu guru juga harus memilih model pembelajaran yang

tepat agar tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan sehingga

dapat meningkatkan pemahaman bagi siswa dan respon siswa dengan bentuknya

pembelajaran semakin meningkat.2

1
Asrotun, “penggunaan Media Tiga Dimensi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”,
Jurnal Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ,2014. Diakses pada tanggal 13 April 2018.
2
Tritanto, “Model-Model Pembelajaran Inovatif Beriorientasi Konstruktif”, (Jakarta: Prestasi
Pustaka.2007), hal. 5.
3

Menggunakan model-model dan media pembelajaran tentunya akan

memudahkan peserta didik dalam menangkap setiap materi yang diberikan oleh guru,

terutama dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pembelajaran kooperatif

tipe Team Game Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran

kooperatif yang mudah diterapkan, seluruh peserta didik tanpa harus ada perbedaan

status. Tipe ini melibatkan peran peserta didik sebagai tutor sebaya, mengandung

unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung

reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancangidalam

pembelajaranikooperatif model Team Game Tournament (TGT) memungkinkan

peserta didik dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab,

kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Permainanidalamipembelajaran Team Game Tournament (TGT) dapat berupa

pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa

anggota kelompok akan mengambil sebuah kartu yang telah diberi nomor dan

menjawab pertanyaan yang ada pada kartu tersebut sehingga memberikan sumbangan

bagi pengumpulan kelompoknya.

Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan

(kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Aturannya dapat

berupa soal yang sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang

kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan
4

memberi skor pada kelompoknya. Namun semua soal nantinya apakah yang mudah

atau sulit harus diketahui oleh seluruh anggota kelompok.3

Tekhnik (TGT) yaitu siswa dengan jenis kecerdasan dan kelamin yang berbeda

dikelompokkan sehingga kelompok lebih heterogen dengan jumlah lima sampai enam

siswa untuk belajar bersama. Perbedaan yang ada dalam satu kelompok mendorong

mereka saling membantu satu sama lain.

Dan media yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa selain

dengan diterapkan model Team Game Tournament (TGT), peneliti juga menerapkan

media audiovisual yaitu media yang berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan

yang akan disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal

(kedalam kata-kata/bahasa lisan) maupun nonverbal. Beberapa jenis media yang

termasuk dalam kelompok ini adalah radio, dan alat perekampita magnetik.4

Berdasarkan hasil obsertvasi dan wawancara peneliti dengan guru kelas II di

MIN 03 Aceh Besar, menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran siswa masih

kurang aktif pasif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan

pembelajaran yang berlangsung kurang menarik bagi siswa, sehigga mereka merasa

jenih, bosan kepada pelajaran tersebut. Tetapi, dalam proses belajar mengajar masih

banyak didominasi oleh guru, sementara siswa duduk menerima informasi

pengetahuan dan keterampilan sehingga siswa kurang terlibat dalam pembelajaran.

3
Kokom Komalasari, “Pembelajaran Kontekstual”, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hal.
61
4
Apriadi Tamburaka, “Literasi Media”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 83
5

Pemebelajaran yang berpusat pada guru akan menempatkan siswa sebagai

penonton sehingga siswa hanya mencatat dan mencontohkan bagaimana cara

menyelesaikan soal yang telah disesuaikan oleh gurunya. Jika diberi soal yang

berbeda-beda dengan soal latihan, maka siswa akan kesulitan dan kebingungan dalam

menyelesaikan dan tidak tahu dari mana memulai untuk mengerjakan soal. Oleh

karena itu, kreatifan siswa dalam proses pembelajaran sangatlah peting. Berhasil atau

tidaknya suatu pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kreatifan seorang guru dan

siswa dalam proses belajar mengajar.

Dari hasil wawancara dengan guru kelas III di MIN 03 Aceh Besar,

menyatakan bahwa siswa cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran, hal ini

disebabkan oleh siswa yang tidak peduli dengan penjelasan guru, ketika dijelaskan

mereka sibuk bermain sendiri dengan teman-temannya di kelas. Penyebab yang lain

karena tidak cocoknya model pembelajaran atau metode yang digunakan oleh guru

serta tidak menggunakan alat peraga atau media dalam proses belajar mengajar.

Selain itu dari hasil wawancara peneliti dengan guru di MIN 03 Aceh Besar

selama observasi, diketahui bahwa banyak siswa yang hasil belajarnya masih

dibawah standar ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan yaitu 60.

Sedangkanikriteria Ketutasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh madrasah

tersebut adalah 70.

Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul“Penerapan Model TGT dan Media Aodiovisual

Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas III di MIN 03 Aceh Besar”
6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana aktivitas guru dalam penerapan model Team Games Tournament

dan media audiovisual pada tema “Energi dan perubahannya” di kelas III

MIN 03 Aceh Besar?

2. Bagaimana aktivitas siswa dalam penerapan model Team Games

Tournament dan media audiovisual pada temai“Energi dan perubahannya”

di kelas III MIN 03 Aceh Besar?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model Team

Games Tournament dan media audiovisual pada tema “Energi dan

perubahannya” di kelas III MIN 03 Aceh Besar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui aktivitas guru dalam penerapan model Team Games

Tournamentdan media audiovisual pada tema “Energi dan perubahannya”

di kelas III MIN 03 Aceh Besar.

2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam penerapan model Team Games

Tournamentdan media audiovisual pada tema “Energi dan perubahannya”

di kelas III MIN 03 Aceh Besar.


7

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model

Team Games Tournament dan media audiovisual pada tema “Energi dan

perubahannya” di kelas III MIN 03 Aceh Besar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi

semua pihak, terutama bagi guru, orang tua, siswa dan para peneliti selanjutnya yang

berkaitan dengan penelitian ini.iSecara rinci manfaat penelitian ini ialah:

1. Bagi Pesarta Didik

Hasil penerapan model Team Games Tournament dan media audiovisual

diharapkan membantu peserta didik dalam memecahkan masalah, melatih peserta

didik untuk mandiri, mendorong peserta didik untuk berperan aktif dan

menambahkan motivasi peserta didik, serta yang paling utama adalah meningkatkan

hasil belajar peserta didik.

2. Bagi Guru

Model pembelajaran Team Games Tournament dan media audiovisual

diharapkan dapat memberikan masukan untuk guru MIN 03 Aceh Besar

mengembangkan stategi, perangkat pembelajaran dalam pelaksanaannya, dapat

belajar memberikan kemudahan dalam pemecahan masalah dan dapat menjadi

alternative model pembelajaran untuk memberikan variasi dalam pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Model pembelajaran Team Games Tournament dan media audiovisual

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik lebih optimal sehingga
8

peserta didik senang memiliki hasil belajar yang tinggi dalam tema Energi dan

perubahannya, juga memberikan alternatif bagi pembelajaran yang lain di sekolah.

4. Bagi Peneliti

Model pembelajaran Team Games Tournament dan media audiovisual beserta

perangkat ini diharapkan mampu memperkaya strategi pembelajaran yang inovatif

dan mendapat bekal tambahan untuk mahasiswa dan calon guru sehingga siap

melaksanakan tugas di lapangan dengan menerapkan model pembelajaran Team

Games Tournament dan media audiovisual .

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap stilah yang terdapat dalam

penulisan skripsi ini, peneliti menjelaskan stilah-istilah berikut:

1. Model Team Games Tournament (TGT)

Penerapan pendekatan pembelajaran adalah mempraktikkan suatu metode atau

model dalam sebuah pembelajaran untuk menilai jalan proses hasil pembelajaran.

Model pembelajaran Team Games Tournamement (TGT) adalah salah satu

model pembelajaran koperatif yang mudah diterapkan, seluruh peserta didik tanpa

harus ada perbedaan status, model ini melibatkan peran peserta didik sebagai tutor

sebaya, dalam model Team Game Tournamen (TGT) mengandung unsur permainan

yang bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung reinforcement. Aktivitas

belajar dengan menggunakanipermainaniyang dirancang dalam pembelajaran model

Team Game Tournament (TGT) memungkinkan peserta didik dapat belajar lebih
9

rileks di samping menumbuhkan tanggungjawab, kejujuran, kerja sama, persaingan

sehat dan keterlibatan belajar.5

Penerapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerapan model

pembelajaran Team Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa. Guna mencapai peningkatan hasil belajar siswa serta keikutsertaan seluruh

siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Media Audiovisual

Media audiovisual adalah media pengajaran dan media pendidikan yang

mengaktifkan mataidan telinga peserta didik dalam waktu proses belajar mengajar

berlangsung.6 Media audiovisual yaitu jenis media yang mengandung suara juga

mengandung unsur gambar yang dapat dilihat seperti rekaman video, berbagai ukuran

film, slide suara, dan lain sebagainya. Kegunaan media ini dianggap lebih baik dan

lebih menarik.7

Media yang dimaksud peneliti media audiovisual media yang membuat peserta

didik lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar pada proses belajar mengajar.

3. Hasil Belajar

Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang didalamnya terkandung

beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah bertambahnya jumlah pengetahuan,

5
Robert E. Slavin, “Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik”, (Bandung: NusaMedia,
2005), hal. 13
6
Azhar Arsyad, “Media Pembelajaran”, cet.6, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hal.
4
7
Azhar Arsyad, “Media Pembelajaran”….., hal. 8
10

adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi, ada penerapan pengetahuan,

menyimpulkan makna,imenafsirkan dan mengaitkan dengan realitas,idan adanya

perubahan sebagai pribadi.8

Hasil belajar merupakan suatu hasil atau kemampuan yang dicapai oleh siswa

dalam memproses cara-cara bersikap dan bertindak dalam proses belajar mengajar di

sekolah. Arti dari pada belajar merupakan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi terhadap lingkungan.

Hasil belajar yang dimaksud dalam peneliti ini berupa skor yang dicapai siswa

setelah mengalami proses belajar yaitu dengan menerapkan model

pembelajaran(Team Games Tournamen (TGT).

F. Kajian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Miftahul Chaira dengan skipsinya yang

berjudul “penerapan model kooperatif tipe team game tournament (TGT)

untuk meningkatkan hasil belajar bahasa nggris siswa kelas V MIN

Tungkop” di dapati bahwa (1) Aktivitas siswa pada siklus memperoleh nilai

presentase 3,83 dalam kategori baik dan pada siklus I meningkat dengan

nilai 4,66 dengan kategori baik sekali.(2) Hasil tes siswa pada siklus sebesar

61,76 % meningkat pada siklus I menjadi 88,23 % siswa dinyatakan tuntas

secara klasikal.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hamidi dengan skipsinya yang berjudul

“penerapan model kooperatif tipe team game tournament (TGT) untuk


8
Eveline Siregar, “Teori Belajardan Pembelajaran”, (Bogor, Ghalia Indonesia,2010), hal. 4
11

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V MIN Lambaro Aceh Besar”

di dapati bahwa (1) aktivitas guru pada siklus memperoleh nilai persentase

72,59% pada materi PA dalam kategori baik dan pada siklus I meningkat

dengan nilai 82.96% yang berada dalam kategori baik sekali. (2) Aktivitas

siswa pada siklus memperoleh nilai presentase 51.85 % dalam ketegori

kurang dan pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 83.70% berada

dalam kategori baik sekali.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Model TGT (Team Games Tournament )

1. Pengertian Model TGT (Team Games Tournament )

Model pembelajaran kooperatif Team Game Tournament (TGT), atau

pertandingan permainan tim, pada awalnya dikembangkan oleh David De Vries dan

Keath Edward. Siswa dengan model ini, bermain game dengan anggota tim lain

untuk mendapatkan poin tambahan untuk hasil tim mereka.9

Pembelajaran kooperatif model Team Game Tournament (TGT) adalah

pendekatan yang serupa dengan STAD kecuali satu hal yang digunakan Team Game

Tournament (TGT) untuk turnamen akademik, yaitu menggunakan kuis dan sistem

penilaian perkembangan individu, di mana siswa bersaing sebagai perwakilan dari

mereka dengan anggota dari tim lain yang kinerja akademik sebelumnya sama

dengan meraka.10

Pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) merupakan salah satu jenis atau

model pembelajaran yang mudah diterapkan, semua siswa tanpa perlu perbedaan status. Tipe

ini melibatkan peran siswa sebagai pembimbing sebaya, mengandung unsur bermain yang

dapat merangsang semangat belajar dan mengandung penguatan. Kegiatan pembelajaran

dengan permainan yang dirancang dalam model pembelajaran kooperatif Team Games

9
Robert E. Slavin, “Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik”, (Bandung: Nusa Media,
2010), hal. 13
10
Robert E. Slavin, “Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik”,…… hal. 163-165.

12
13

Tournament (TGT) memungkinkan siswa untuk belajar lebih santai sambil mengedepankan

tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, kompetisi yang sehat dan keterlibatan belajar.

Menurut Nurochim pembelajaran kooperatif Teams Game Tournament (TGT) merupakan

jenis model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, meliputi kegiatan semua siswa

tanpa ada perbedaan status, menyertakan peran siswa sebagai pembimbing sebaya dan

mengandung unsur permainan. Kegiatan pendidikan dengan permainan yang dirancang

dalam model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) memungkinkan

siswa untuk belajar lebih santai serta meningkatkan tanggung jawab untuk kolaborasi,

kompetisi yang sehat dan keterlibatan dalam belajar .11

2. Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

(TGT)

Dalam model pembelajaran kolaboratif Team Game Tournament (TGT)

terdapat lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, tim (kelompok), games

(permainan), turnamen (pertandingan), dan pengenalan tim (penghargaan

kelompok).12

a. Prestasi di kelas

Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam presentasi kelas,

biasanya melalui pembelajan langsung atau ceramah, dan diskusi yang dipimpin oleh

guru. Pada saat presentasi kelas ini, siswa harus benar-benar memperhatikan dan

memahami materi yang diberikan oleh guru, karena akan membantu siswa untuk

11
Nurochim, “perencanaan pembelajaran ilmu-ilmu Sosial”, ( Jakarta: Raja Grafindo persada,
2013), hal. 67.
12
Slavin, R ,E. “Cooperative Learning”….., hal. 166-167
14

bekerja lebih baik dalam permainan karena hasil permainan akan menentukan hasil

masing-masing kelompok.

b. Tim

Sebuah kelompok biasanya terdiri dari lima sampai enam siswa. Fungsi

kelompok adalah untuk memperdalam materi dengan teman satu kelompoknya, serta

mempersiapkan anggota kelompoknya untuk bekerja dengan baik dan optimal selama

permainan berlangsung. Pada tahap ini, setiap siswa diberikan sebuah makalah

penting sebagai mata pelajaran yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok, siswa

berbagi tugas, saling membantu untuk menyelesaikannya agar semua anggota

kelompok memahami materi yang dibahas, dan dikumpulkan satu lembar hasil kerja

kelompok.

c. Game (permainan)

Permainan ini terdiri dari pertanyaan yang terkait dengan konten yang

dirancang untuk menguji pengetahuan yang diperoleh siswa dari presentasi kelas dan

kerja kelompok. Sebagian besar permainan terdiri dari pertanyaan sederhana

bernomor. Siswa memilih kartu bernomor. Siswa yang menjawab pertanyaan dengan

benar akan mendapatkan skor. Permainan dalam TGT dapat berupa soal-soal yang

ditulis pada kartu bernomor. Siswa mengambil kartu bernomor dan harus menjawab

pertanyaan sesuai dengan nomor yang tertulis di kartu.

d. Turnamen

Turnamen adalah sebuah stuktur di mana game berlangsung. Biasanya

turnamen ini berlangsung pada akhir pembelajaran, setelah guru memberikan


15

presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar

kegiatan.

e. Rekognisi Tim (Penghargaan kelompok)

Penghargaan atau hadiah diberikan kepada tim yang menang atau mendapat

skor yang tinggi, dan skor tersebut nantinya akan digunakan sebagai nilai tambah

untuk diberikan kepada siswa. Selain itu, penghargaan juga diberikan sebagai

motivasi untuk menambah semangat dalam belajar.

3. Langkah-Langkah Model Teams Games Tournament (TGT)

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif model Team Game Tournament

(TGT) didesain dalam dua tahap, yaitu pra kegiatan pembelajaran dan rincian

kegiatan pembelajaran. Pra kegiatan pembelajaran menggambarkan hal-hal yang

perlu dipersiapkan dan direncanakan untuk sebuah kegiatan. Langkah-langkah

pembelajaran kooperatif dalam model TGT akan dijelaskan secara jelas di bawah

ini:13

a. Pra Kegiatan Pembelajaran TGT

1) Persiapan

a) Materi

Materi dalam pembelajaran kooperatif model Team Game Tournament (TGT)

didesain sedemikian rupa untuk pembelajaran kelompok. Oleh karena itu, guru harus

menyiapkan lembar kerja, materi yang akan dipelajari selama belajar kelompok, dan

13
Slavin, R ,E. “Cooperative Learning”…., hal. 168.
16

lembar jawaban dari lembar kerja. Selain itu, guru juga harus menyiapkan pertanyaan

untuk pertandingan.

b) Membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok

Guru hendaknya mengelompokkan siswa dalam satu kelas menjadi 4-5

kelompok dengan kemampuan yang heterogen. Cara membuat kelompok yaitu

dilakukan dengan mengurutkan siswa dari atas ke bawah dari bawah ke atas

berdasarkan kemampuan akademiknya, dan daftar siswa yang diurutkan dibagi

menjadi lima bagian, yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah.

Kelompok yang dibentuk harus seimbang, baik dari segi kemampuan akademik

maupun jenis kelamin dan suku, kerja kelompok membutuhkan waktu 40 menit,

kemudian dilakukan validasi kelas yang artinya mencocokkan hasil kerja kelompok

secara bersama-sama dari soal-soal LKPD.

c) Membagi peserta didik ke dalam meja turnamen

Pada model pembelajaran kolaboratif Team Game Tournament (TGT) setiap

meja pertandingan terdiri dari 4-5 siswa yang memiliki kemampuan memahami dan

bekerja sama dengan kelompok yang berbeda. Gambaran pembagian siswa dalam

meja pertandingan dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Gambar 2.1 Rancangan Meja Turnamen Pembelajaran Kooperatif

Model TGT14

A-1 A-2 A-3 A-4

Tinggi Sedang Rendah Rendah


14
Slavin, R,E. “Cooperative Learning”…., hal. 168
17

Meja Meja
Meja Turnamen Meja Turnamen
Turnamen2 Turnamen3
1 4

B-1 B-2 B-3 B-4 C-1 C-2 C-3 C-4

Tingggi Sedang Sedang Rendah Tingggi Sedang Sedang Rendah

Keterangan:

A-1:Anggota kelompok A yang memiliki kemampuan tinggi

A-2:Anggota kelompak A yang memiliki kemampuan sedang 1

A-3:Anggota kelompok A yang memiliki kemampuan sedang 2

A-4:Anggota kelompok A yang memiliki kemampuan rendah

B-1:Anggota kelompok B yang memiliki kemampuan tinggi

B-2:Anggota kelompak B yang memiliki kemampuan sedang 1

B-3:Anggota kelompok B yang memiliki kemampuan sedang 2

B-4:Anggota kelompok B yang memiliki kemampuan rendah

C-1:Anggota kelompok C yang memiliki kemampuan tinggi

C-2:Anggota kelompok C yang memiliki kemampuan sedang 1

C-3:Anggota kelompok C yang memiliki kemampuan sedang 2

C-4:Anggota kelompok C yang memiliki kemampuan rendah.


18

b. Detail Kegiatan Pembelajaran Kooperatif Model TGT

1) Penyajian Kelas

a) Pembukaan

Pada saat dimulai pembelajaran, guru menyampaikan materi yang akan

dipelajari, tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi belajar. Saat pembelajaran,

guru harus sudah menyiapkan materi dan soal turnamen.

b) Pengembangan

Guru memberikan garis besar materi sehingga siswa dapat berdiskusi dengan

kelompok selama turnamen berlangsung.

c) Belajar kelompok

Guru membagikan anggota kelompok dan meminta siswa untuk duduk sesuai

dengan kelompoknya masing-masing. Satu kelompok biasanya terdiri dari 4 atau 5

siswa yang heterogen, berdasarkan prestasi akademik dan ras. Guru mengarahkan

siswa untuk belajar secara berkelompok (kelompok asal).15

Fungsi kelompok yaitu untuk memperdalam materi bersama teman-teman

dalam kelompoknya dan lebih khusus lagi untuk mempersiapkan anggota agar dapat

bekerja dengan baik dan optimal selama permainan berlangsung. Biasanya, kelompok

belajar ini membahas masalah bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi

kesalahpahaman tentang suatu materi yang dibagikan.

Kelompok merupakan bagian utama dari Team Game Tournament (TGT).

Dalam semua kasus, penekanan ditempatkan pada anggota kelompok untuk


15
Slavin, R,E.” Cooperative Learning”…., hal. 171
19

melakukan yang terbaik untuk membantu sesama anggota mereka. Jika ada salah satu

anggota yang tidak dapat mengerjakan suatu soal atau memiliki pertanyaan yang

berkaitan dengan masalah tertentu, maka teman satu kelompoknya yang bertanggung

jawab untuk mengajukan atau menjadikkannya sebagai pertanyaan.

Jika tidak ada teman dalam kelompok yang dapat mengerjakan, siswa dapat

meminta bimbingan kepada guru. Setelah belajar kelompok selesai, guru meminta

perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Dalam Team

Game Tournament (TGT), guru bertindak sebagai fasilitator untuk berkeliling dalam

kelompok jika ada kelompok yang kesulitan mengerjakan pekerjaan tersebut.

d) Validasi kelas

Hal ini bermakna bahwa guru meminta setiap kelompok untuk menjawab

pertanyaan yang telah didiskusikan oleh teman satu kelompoknya, dan guru

mengumpulkan jawaban dari setiap kelompok untuk didiskusikan bersama.

e) Turnamen

Sebelum turnamen, guru membagi siswa ke dalam beberapa meja. Setelah

setiap siswa berada dimeja turnamen berdasarkan kemampuannya, guru membagikan

satu perangkat turnamen. Satu perangakat turnamen terdiri dari pertanyaan, kartu

soal, lembar jawaban, smiley, dan lembar skor turnamen. Semua set soal untuk setiap

meja adalah sama.16

16
Slavin, R,E. “Cooperative Learning”…., hal. 172
20

4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Model Team

Game Tournament (TGT) )

Kelebihan model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) antara lain:

a) Dalam kelas peserta dididk memilki kebebasan untuk berinteraksi dan

menggunakan pendapatnya.

b) Rasa percaya diri peserta didik menjadi lebih tinggi.

c) Perilaku mengganggu peserta didik terhadap peserta didik lainnya menjadi

lebih kecil.

d) Motivasi belajar peserta didik bertambah.

e) Pemahaman yang lebih mendalam terhhadap materi.

f) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaaan, toleransi, antara peserta didik

dengan peserta didij dan antara peserta didik dengan guru.

g) Interaksi belajar di dalam kelas lebih hidup dan tidak membosankan.17

Kelemahan model Team Game Tournament (TGT) antara lain:

a) Sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak semua peserta didik ikut

serta menyumbangkan pendapatnya.

b) Kekurangan waktu untuk proses pembelajaran.

c) Kemungkinan terjadinya kegaduhan kalau guru tidak dapat meengelola

kelas.18

B. Media Audio Visual

17
Tukiran Tanireja dkk, “Model-model Pembelajaran Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2011),
Hal. 72
18
Tukiran, “Model-model Pembelajaran”..., hal. 73
21

1. Pengertian Media Audio Visual

Wina Sanjay menyebutkan bahwa media merupakan bentuk jamak dari median

yang berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan

atau karya, seperti media dalam penyampaian pesan, media konduksi magnetik, atau

panas dalam rekayasa. Istilah media juga digunakan dalam bidang pengajaran atau

pendidikan sehingga istilah tersebut menjadi media pendidikan atau media

pembelajaran.19

Sementara itu, media audio adalah media yang berhubungan dengan

pendengaran, pesan yang ingin disampaikan berupa pengoreksian simbol-simbol,

verbal (kedalaman kata/verbal) dan nonverbal. Beberapa jenis media yang termasuk

dalam kelompok ini adalah radio dan perekam pita magnetik.20

Sudjana dan Rivai mengemukakan bahwa media audio visual adalah sejumlah

alat yang digunakan oleh pengusaha dalam menyampaikan konsep, ide dan

pengalaman yang ditangkap oleh indera penglihatan dan pendengaran. penyampaian

pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan.

2. Jenis-jenis Media Audio Visual

Adapun jenis-jenis media audio visual adalah sebagai berikut:

a. Audio-Visual Murni

19
Biagi Shirley, “Pengantar Media Massa”, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hal. 251
20
Apriadi Tamburaka, “Literasi Media”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 83
22

Media Audiovisual murni merupakan media yang hidup, yaitu media yang

dapat menampilkan unsur bunyi, gambar bergerak, unsur bunyi, dan unsur gambar

berasal dari sumbernya. Adapun jenis media audiovisual murni antara lain:

1) Film Bersuara

Film atau gambar hidup adalah gambar dalam bingkai di mana bingkai demi

bingkai diproyeksikan secara mekanis melalui lensa proyektor sehingga layar tampak

hidup. Film adalah alat yang mampu menyampaikan makna kepada masyarakat serta

anak-anak yang banyak menggunakan sisi emosional dari pada aspek rasionalitas.

Kegunaan media ini juga dapat dirasakan dalam dunia bisnis untuk menarik

pelanggan.

Ada berbagai jenis film audio, beberapa di antaranya digunakan untuk hiburan

seperti film komersial yang ditayangkan di bioskop. Namun audio film yang

dimaksud dalam pembahasan ini adalah tayangan pembelajaran yang bisa digunakan

untuk menambah wawasan.

2) Video

Video sebagai media audiovisual yang menampilkan gerak semakin populer di

masyarakat. Pesan yang diberikan dapat bersifat faktual atau fiktif, dan dapat bersifat

informasional, edukatif atau perintah. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh

video, tetapi itu tidak berarti bahwa video akan menggantikan film. Media video

merupakan salah satu jenis media audio visual, seperti film yang banyak

dikembangkan untuk keperluan pembelajaran.


23

3) Televisi

Televisi adalah sebuah perangkat elektronik yang pada dasarnya seperti gambar

hidup yang terdiri dari gambar dan suara. Dengan demikian peran televisi baik berupa

gambar langsung dan mengahasilkan suara.

b. Audio-Visual tidak murni

Audio-visual tidak murni adalah media yang unsur suara dan gambarnya

berasal dari sumber yang berbeda. Audio visual tidak murni ini sering disebut sebagai

visual dan akustik bisu, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam

seperti: 21

1) Sound slide (film bingkai suara)

Slide atau kaset film yang ditambah dengan audio bukanlah alat audio visual

yang lengkap, karena suara dan tampilannya terpisah, sehingga slide atau kaset film

termasuk media audio visual saja atau media visual bisu. Slide (film bingkai) dengan

pita audio adalah jenis sistem multimedia yang paling mudah untuk diproduksi.

2) Slide tape (film rangkai suara)

Kombinasi slide dan tape dapat digunakan di berbagai lokasi dan untuk

berbagai tujuan pendidikan dan meningkatkan upaya untuk melibatkan gambar untuk

menginformasikan atau merangsang respons emosional. Audio slide merupakan

sebuah inovasi yang dapat digunakan sebagai media baik dalam bekerja maupun

dalam pembelajaran.

21
Nuruddin, “Hubungan Media: Konsep dan Aplikasi”, (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), hal.
122.
24

c. Karakteristik Media Audio Visual

Yang membedakan media audio visual adalah mengandung unsur

suara dan gambar. Instrumen Audio dan Visual 'Audible' berarti dapat

didengar dan 'Visible' berarti dapat dilihat. Jenis media ini memiliki

kemampuan yang lebih baik, karena mencakup dua jenis media, yaitu media

visual dan audio.22

Pengajaran melalui audio dan video jelas ditandai dengan penggunaan

perangkat selama proses pembelajaran, seperti proyektor film, tape recorder,

dan proyektor visual lebar. Ciri utama dari teknologi media audio visual

adalah sebagai berikut:

1. Bersifat linier.

2. Menyajikan visual yang dinamis.

3. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

perancang/pembuatnya.

4. Representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak. Mereka

dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.

5. Berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan nteraktif murid yang

rendah.

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hail Belajar


22
http://agung030492.blogspot.com/2011/06/media-audio_14.html.
25

Belajar merupakan proses yang kompleks yang mengandung banyak aspek.

Aspek-aspek tersebut adalah peningkatan jumlah pengetahuan, kemampuan

mengingat dan menghasilkan, ada penerapan pengetahuan, penyimpulan makna,

interpretasi dan asosiasi satu sama lain, dan perubahan sebagai pribadi.

Ketika ada proses belajar, maka bersamaan dengan itu juga terjadi proses

mengajar. Akan mudah untuk memahami hal ini, karena jika seseorang belajar, maka

tentu ada juga yang mengajar, dan sebaliknya jika ada yang mengajar, tentu ada juga

yang belajar. Dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada

umumnya disebut hasil belajar. Namun untuk mendapatkan hasil belajar yang

maksimal, proses belajar mengajar harus dilakukan secara sadar, sengaja dan

terorganisir dengan baik.23

Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik kognitif,

emosional maupun psikomotorik sebagai akibat dari kegiatan belajar. Pengertian hasil

belajar Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa belajar dapat diartikan sebagai

tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran.

Secara sederhana, hasil belajar siswa dipahami sebagai kemampuan yang

diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri adalah

suatu proses dimana seseorang memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif

permanen. Dalam kegiatan pembelajaran intruksional, tujuan pembelajaran biasanya

23
Sadirman A.M., “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”, (Jakarta: Raja Gravindo
Persada, 2011), hal. 19
26

ditetapkan oleh guru. Anak yang berhasil belajar adalah anak yang berhasil mencapai

tujuan belajar atau tujuan intruksional.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai sudah sesuai dengan tujuan

yang diinginkan, hal ini dapat diketahui melalui penilaian. Selain itu, penilaian atau

asesmen ini dapat digunakan sebagai umpan balik atau tindak lanjut, atau bahkan

sebagai alat ukur tingkat kemahiran seorang siswa. Dengan demikian, penilaian hasil

belajar siswa meliputi segala sesuatu yang dipelajari di sekolah, baik itu pengetahuan,

sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan materi yang diberikan kepada siswa.24

Hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu:

a. Ranah Kognitif

Ini adalah ranah yang mencakup aktivitas mental (otak). Semua upaya yang

melibatkan aktivitas otak termasuk dalam domain kognitif. Menurut Bloom, ranah

kognitif mengandung enam tingkatan proses berpikir, yaitu: knowledge, (pengetahuan

hafalan atau ingatan), kompetensi (pemahaman), aplikasi (application), analisis

(analysis), sintetik (sintetis), evaluasi (evaluation).25

b. Ranah afektif

Klasifikasi area afektif awalnya diterbitkan oleh Davidi R. Krathwohl dan

rekan-rekannya dalam buku berjudul Classification of Pedagogical Objectives: The

Affective Domain. Ranah afektif merupakan wilayah yang berkaitan dengan sikap

24
Ahmad Susanto, “Teori belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar”, ….. , hal. 6
25
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama di
Sekolah”, ( UIN-Maliki: Press, 2010), hal. 3
27

seseorang yang dapat diprediksi jika orang tersebut memiliki tingkat penguasaan

kognitif yang tinggi. Jenis hasil belajar emosional siswa akan memiliki perilaku yang

berbeda seperti: minat dalam pelajaran, disiplin, motivasi untuk belajar, menghormati

guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.26

c. Ranah psikomotorik.

Hasil belajar psikomotor dikemukakan oleh Simpson. Hasil belajar tampak

dalam bentuk keterampilan individu dan kemampuan bertindak. Ada enam tingkat

keterampilan, yaitu: gerakan refleksif (keterampilan dalam gerakan bawah sadar),

keterampilan gerakan sadar, kemampuan persepsi, termasuk visual, pendengaran,

diferensiasi motorik, dan lain-lain, dan kemampuan di bidang fisik, seperti kekuatan,

keharmonisan, keterampilan gerakan, mulai dari keterampilan sederhana hingga

keterampilan kompleks, kemampuan yang berkaitan dengan komunikasi non-logis,

seperti gerakan ekspresif dan interpretative. 27

2. Kriteria atau Indikator Hasil Belajar

Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar yang optimal mencakup

semua bidang psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan

proses belajar siswa. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang

dalam menguasai ilmu dalam suatu mata pelajaran, dilihat dari prestasinya.

Siswa akan dikatakan berhasil jika kinerjanya baik dan sebaliknya jika

26
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama di
Sekolah”, …. hal .5
27
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama di
Sekolah,… hal. 9
28

prestasinya rendah. Pada tataran yang sangat umum, hasil belajar dapat

dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

a. Keefektifan (effectiveness)

b. Efesiensi (efficiency)

c. Daya Tarik (appeal).28

Efektivitas belajar biasanya diukur dengan tingkat prestasi siswa. Ada aspek

penting yang dapat digunakan untuk menggambarkan keefektifan pembelajaran,

yaitu: 1) ketepatan dalam menguasai perilaku yang dipelajari atau sering disebut

dengan "tingkat kesalahan", 2) kecepatan kinerja, 3) tingkat ahli belajar, dan 4)

tingkat retensi dari apa yang telah dipelajari.

Efisiensi pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara efektivitas dan

jumlah waktu yang dihabiskan untuk belajar dan jumlah biaya pembelajaran yang

digunakan. Daya tarik belajar biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan

siswa untuk terus belajar. Daya tarik belajar erat kaitannya dengan daya tarik bidang

studi, karena kualitas pembelajaran biasanya mempengaruhi keduanya.

. Kunci untuk memperoleh metrik dan data tentang hasil belajar siswa adalah

dengan mengetahui garis besar indikator yang terkait dengan jenis pencapaian yang

akan diungkapkan atau diukur. Indikator hasil belajar menurut Benjamin S. Bloom

taxsonomy of education objectives membagi tujuan pendidikan menjadi tiga bidang,

yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.29


28
Purwanto, “Evaluasi Hasil Belajar”, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hal. 42
29
Burhan Nurgianto, “Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah”, (Yogyakarta: BPFE,
Tahun 1988), hal. 42
29

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Secara umum yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori,

yaitu faktor nternal dan faktor eksternal, keduaifaktor tersebut saling mempengaruhi

dalam proses ndividu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa yang sedang belajar.

Adapun yang termasuk dalam faktor intern yaitu:

1) Faktor jasmaniah adalah faktor yang ada dalam diri seseorang menyangkut

kemampuan seseorang, seperti kesehatan dan cacat tubuh.

2) Faktor psikologi yaitu meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi,

kematangan dan kesiapan.

3) Faktor kelelahan.

b. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar diri siswa. Adapun yang

termasuk dalam faktor ekstern yaitu:

1) Faktor keluarga meliputi: cara orang mendidik, relasi antar anggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar

belakang kebudayaan.

2) Faktor sekolah meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi gurudengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, alat pelajaran, metode belajardan tugas

rumah.

3) Faktor masyarakat meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, media, teman

bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.30


30
Slameto, “Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya” , (Jakarta: Rineka Cipta.
30

Berdasarkan uraian di atas metode pengajaran yang di terapkan oleh guru untuk

menyampaikan materi pembelajaran termasuk ke dalam faktor eksternal yang

kemudian secara keberlanjutan akan mempengaruhi faktor internal anak. Faktor

eksternal yang dimaksud dalam hal ini adalah faktor yang berasal dari sekolah yaitu

metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang inovatif akan berpngaruh besar

terhadap minat dan motivasi faktor internal) siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang inivatif dan menyenangkan untun

siswa adalah model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT), dengan model

pembelajaran di harapkan minat anak untuk belajar akan lebih meningkat lagi dan

kemudian akan berdampak pada hasil belajar siswa.

D. Materi pembelajaran yang Berkaitan dengan Tema“Energi dan

Perubahannya”

1. Tema Energi dan Perubahannya

pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema

untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran. Tema berperan sebagai pemersatu

kegiatan pembelajaran dengan memadukan beberapa muatan pelajaran sekaligus. Di

antaranya yakni, matapelajaran PPKn, Bahasa ndonesia, IPS, PA, Matematika, Seni

Budaya, Prakarya dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Dalam

kurikulum 2013, tema sudah disiapkan oleh pemerintah dan sudah dikembangkan

2010), hal. 54
31

menjadi subtema dan satuan pembelajaran. 31 Untuk kelas II SD/MI terdapat delapan

tema, dengan pembagian sebagai berikut:

Tabel 2.1
Daftar tema kelas III SD/MI Revisi 2018
Semester I Semester II
Tema 1 Pertumbuhan &
Tema 5 Cuaca
Perkembangan Makhluk Hidup
Tema 2 Menyayangi Tumbuhan dan
Tema 6 Energi dan Perubahannya
Hewan

Tema 3 Benda di Sekitarku Tema 7 Perkembangan Teknologi

Tema 4 Kewajiban dan Hakku Tema 8 Praja Muda Karana

Tema energi dan perubahannya merupakan tema ke-6 dalam pembelajaran

tematik kelas III. Tema tersebut dibagi lagi menjadi beberapa subtema, yaitu:

Tabel 2.2
Daftar subtema Energi dan Perubahannya Revisi 2018
Subtema 1 Sumber Energi
Subtema 2 Perubahan Energi
Subtema 3 Energi Alternatif
Subtema 4 Penghematan Energ

Setiap subtema akan dibagi lagi ke dalam 6 pembelajaran. Dalam penelitian ini,

peneliti memfokuskan penelitian pada tema 6, subtema 1, pembelajaran ke 5 .

2. sub tema 1 Sumber Energi pembelajaran 5

a. Bahasa Indonesia
31
Rusman, “Pembelajaran Tematik Terpadu”, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015), hal.
149
32

Kompetensi Dasar (KD):

3.Menggali informasi tentang sumber dan bentuk energi yang

disajikan dalam bentuk lisan, tulis, visual, dan/atau eksplorasi

lingkungan.

4.1 Menyajikan hasil penggalian informasi tentang konsep sumber dan bentuk

energi dalam bentuk tulis dan visual menggunakan kosakata baku dan

kalimat efektif.

Indikator:

i. Menjelaskan kata/istilah terkait energi yang ada pada teks.

4.1.1 Mengidentifikasi istilah yang berkaitan dengan sumber energi.

4.1.2 Menyusun informasi tentang sumber energi dengan kalimat efektif yang

benar.

b. PKn

Kompetensi Dasar (KD)

1.2 Menerima amanah hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan warga

sekolah dalam kehidupan sehari-hari.

2.2 Menerima hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan warga sekolah

dalam kehidupan sehari-hari.

b. Mengidentifikasi kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan

wargasekolah.
33

4.2 Menyajikan hasil identifikasi kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga

danwarga sekolah.

Indikator

1.2.1 Mengidentifikasi kewajiban-kewajiban di rumah terkait sumber energi

2.2.1 Menyimulasikan kewajiban-kewajiban di sekolah terkait sumber energi

3.2.1 Menentukan perilaku yang menunjukkan kewajiban di rumah terkait

penghematan sumber energi.

4.2.1 Menceritakan Pengalaman,menjalankan kewajiban dan hak sebagai

anggota keluarga dan warga sekolah.

c. Matematika

Kompetensi Dasar (KD)

1.6 Menjelaskan dan menentukan lama waktu suatu kejadian berlangsung.

1.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan lama waktu suatu kejadian

berlangsung.

Indikator

1.6.1 Mengidentifikasi satuan waktu jam dan menit.

1.6.1 Menentukan satuan waktu jam dengan tepat.

3. Materi Bahasa indonesia tentang Sumber Energi

a. Pengertian Energi
34

Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energi dihasilkan oleh

sumber energi, sumber energi terbesar bagi bumi adalah matahari. Matahari

merupakan sumber energi panas dan cahaya yang yang terpanas di bumi.

b. Macam-Macam Energi

1) Energi Panas

Energi panas disebut juga energi kalor. Energi panas memiliki manfaat yang

sangat banyak dalam kehidupan manusia. energi panas dapat digunakan untuk

memasak, menghangatkan tubuh, menjemur pakaian, dll. Sumber energi panas

diantaranya, matahari, api, gesekan benda, dan listrik.

2) Energi Bunyi

Bunyi timbul karena adanya getaran. Setiap getaran benda yang dapat

menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Getaran adalah gerakan bolak balik yang

disebut amplitudo. Makin besar amplitudonya, maka makin keras bunyi yang di

dengar.

3) Energi Alternatif

Energi alternatif adalah energi pengganti yang dapat menggantikan peran

minyak bumi. Energi alternatif antara lain adalah energi matahari, energi angin, energi

air, dan energi panas bumi.

c. Perubahan Bentuk Energi


35

Alat elektronik yang kita gunakan sehari-hari memanfaatkan perubahan bentuk

energi. Berikut beberapa contohnya:

1) Energi listrik menjadi energi panas. Contoh: setrika, rice cooker, dan oven.

2) Energi listrik menjadi energi gerak. Contoh: kipas angin dan blender.

3) Energi listrik menjadi energi cahaya. Contoh: lampu pijar dan neon.

4) Energi listrik menjadi energi bunyi. Contoh: radio, speaker, dan gitar listrik.

5) Energi gerak menjadi energi listrik. Contoh: air terjun akan menggerakkan

generator pembangkit listrik.

6) Energi kimia mejadi energi listrik. Contoh: baterai dan aki yang digunakan

untuk menyalakan peralatan listrik.

7) Energi kimia menjadi energi gerak. Contoh: makanan yang dimakan sebagai

sumber energi tubuh untuk bergerak32

d. Energi Alternatif sebagai pengganti Minyak Bumi

Bumi memiliki sumber daya alam yang melimpah. Beberapa diantaranya

tersedia dalam jumlah terbatas (tidak dapat diperbarui). Kebutuhan manusia terhadap

minyak bumi dan gas alam semakin meningkat. Manusia memerlukan energi untuk

melakukan aktivitas sehari-hari.Namun, energi yang berasal dari minyak bumi dan

gasalam merupakan energi yang terbatas (tidak dapat diperbarui). Oleh karena itu

32
Irene, dkk.“BUPENA Buku Penilaian Tema Indahnya Kebersamaan, Tema Selalu Berhemat
Energi, dan Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup” Jilid 3, (Jakarta: Erlangga ,2016), hal. 97
36

manusia mulai mencari sumber energi alternatif pengganti minyak bumi dan gas

alam.33

Energi alternatif adalah energi yang berasal dari alam. Energi alternatif juga

lebih ramah lingkungan. Sumber energi alaternatif dialam ada dalam jumlah tak

terbatas (dapat diperbarui). Contoh energi alternatif yaitu sinar matahari, arus air,

angin, ombak laut,kotoran hewan, limbah pertanian, dan panas bumi. Contoh

pemanfaatan energi alternatif:

1) Sinar matahari digunakan untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)

2) Arus air sungai dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air(PLTA)

3) Gas metana dari kotoran hewan ternak digunakan sebagai bahanbakar

(biogas)

4) Angin dapat memutar baling-baling pada kincir pembangkitlistrik tenaga

angin/bayu (PLTB)

Pemanfaatan energi alternatif dalam kehidupan manusia,tentu memiliki

kelemahan dan kelebihan. Kelebihan dari pemanfaatan energi alternatif yaitu dapat

digunakan terus menerus karena tidak akan habis (dapat diperbarui), beberapa sumber

energy alternatif menghasilkan energi yang besar, serta ramah lingkungan. Sedangkan

kelemahan dari pemanfaatan energi alternatif yaitu dibutuhkan biaya yang besar

33
Irene, dkk.“BUPENA Buku Penilaian Tema Indahnya Kebersamaan, TemaSelalu Berhemat
Energi, dan Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup”,….. hal. 122
37

untuk membangun sarana pemanfaatan energi alternatif, dan jumlah energi alternatif

dipengaruhi olehmusim.Misalnya, jumlah air meningkat di saat musim hujan.34

4. Materi PPKn

a. Menghemat Air sebagai Sumber Energi

Air sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Air kita manfaatkan untuk

keperluan sehari hari misalnya untuk minum, memasak, mandi, atau mencuci. Oleh

karena pentingnya air tulah, kewajiban sebagai manusia harus menghemat air. Jangan

sampai boros dalam penggunaan air. 

Kewajiban menghemat air tu harus dilakukan oleh siapa saja. Cara

menghemat air diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Menutup kran air setelah tidak digunakan, atau ketika kita keluar dari kamar

mandi

2) Menggunakan air seperlunya

3) Menyiram tanaman dengan air bekas mencuci beras atau sayuran

Selain menghemat air, manusia juga harus menjaga kebersihan dan kelestarian

lingkungan sekitar. Kelestarian lingkungan bisa juga dilakukan dengan cara merawat

tanaman, tidak membuang limbah dan sampah plastik di tanah, dan lain-lain.

Menjaga kebersihan lingkungan bisa dilakukan dengan cara membuang sampah

ditempatnya, menyapu halaman setiap hari, dan sebagainya.

b. Kewajiban Menghemat BBM

34
Irene, dkk.“BUPENA Buku Penilaian Tema Indahnya Kebersamaan, TemaSelalu Berhemat
Energi, dan Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup”,…… hal. 124
38

BBM (Bahan Bakar Minyak) merupakan sumber energi yang tidak bisa

diperbarui. Untuk menghasilkan BBM diperlukan waktu yang sangaat lama hingga

jutaan tahun, sehingga dianggap tidak bisa diperbarui. Maka dari tu, kita perlu

menghemat penggunaan BBM. Upaya menghemat BBM ini harus menjadi kesadaran

dan kewajiban bersama, tidak bisa dilakukan oleh orang per orang saja.

Adapun usaha-usaha untuk menghemat BBM antara lain adalah:

1) Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor. Misalnya ketika bepergian

jarak dekat saja, seperti ke masjid dekat rumah, kita tidak perlu

menggunakan sepeda motor. Namun, lebih baik berjalan kaki atau

bersepeda.

2) Menggunakan angkutan transportasi umum (massal) seperti angkot, atau Bus

Rapid Transit (BRT). Angkutan umum memang menggunakan BBM, tapi

dalam sekali jalan angkutan ini menampung lebih banyak orang daripada

menggunakan kendaraan pribadi.35

5. Matematika

a. Jumlah hari dalam per detik

1 minggu =7 hari

1 hari = 24 jam

1 jam = 60 menit

1 menit = 60 detik

35
Irene, dkk.“BUPENA Buku Penilaian Tema Indahnya Kebersamaan, Tema Selalu Berhemat
Energi, dan Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup”,…… hal. 132
39

2 minggu = (2 x 7) hari = 14 hari

30 jam  = 6 + 24 jam = 1 hari 6 jam

b. Jumlah hari dalam satu bulan

Januari = 31 hari

Februari = 28 hari, atau 29 hari pada tahun kabisat

Maret = 31 hari

April = 30 hari

Mei = 31 hari

Juni = 30 hari

Juli = 31 hari

Agustus = 31 hari

September = 30 hari

Oktober = 31 hari

November = 30 hari

Desember = 31 hari
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas.

(PTK) memiliki peran yang sangat penting yang bersifat refleksi dengan melakukan

tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan mutu dan hasil

belajar siswa serta mencoba hal-hal yang baru dalam pembelajaran. PTK adalah

upaya atau tindakan yang dilakukan oleh guru atau penelitian untuk memecahkan

masalah pembelajaran.36 Rancangan penelitian adalah sebuah gambaran kegiatan

yang akan dilakukan dalam kegiatan pelaksanaan penelitian. Sedangkan metode yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas

(PTK).37

Dari pengertian di atas, maka dapat di simpulkan bahwa penelitian tindakan

kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan tujuan

untuk memperbaiki kinerjanya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik yaitu dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati dan merefleksi

tindakannya secara kolaboratif dan partisipatif.

36
Suharsimi Arikunto, “Prosedur Peneitian Suatu Pendekatan Praktik”, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hal. 89
37
Rochiati Wiriaatmadja, “Metode Penelitian Tidankan Kelas: Untuk Meningkatkan Kinerja
Guru dan Dosen”, ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014), hal. 4

40
41

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini mengambil bentuk penelitian partisifatif, di

mana peneliti mengadakan penelitian tindakan untuk meningkatkan hasil belajar pada

tema 6 (Energi dan Perubahannya) peserta didik kelas III MIN 03Aceh Besar dengan

menggunakan model Teams Games Tournament (TGT)) dan Audio visual.

Berikut adalah diagram Penelitian Tindakan Kelas:


Perencanaan I
Refleksi I
SIKLUS I Pelaksanaan I

Pengamatan I

Perencanaan II

Refleksi II
SIKLUS II Pelaksanaan II

Pengamatan II

Siklus dilanjutkan apabila tidak tuntas


Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Keterangan:

Siklus I: 1. Perencanaan I

2. Pelaksanaan I

3. Pengamatan I

4. Refleksi I
42

Siklus II: 1. Perencanaan II

2. Pelaksanaan II

3. Pengamatan II

4. Refleksi II

Dalam pelaksanaan melalui tahapan-tahapan yang membentuk siklus tahap-

tahap tersebut adalah:

1. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan pembelajaran tema 6 energi

dan perubahannya pada siswa kelas III MIN 03 Aceh Besar. Pada tahap perencanaan

ini dilakukan persiapan dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajarani(RPP)

terlebih dahulu. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini merupakan pedoman guru

dalam melaksanakan pembelajaran dikelas. Dengan adanya rencana pelaksanaan

pembelajaran ini, guru akan lebih terarah dalam kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan di dalam kelas. Sarana dan pra-sarana penelitian yang meliputi menagtur

ruang kelas, penerapan modek pembelajaran dan berbagai instrument penilaian.

2. Tindakan

Tindakan adalah melakukan proses pembelajaran yang telah disusun oleh

peneliti dalam RPP.

3. Pengamatan

Pengamatan adalah mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan

didalam kelas. Pada tahap ini pengamat mengamati setiap kegiatan yang dilakukan
43

oleh guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan ni diisi dalam

lembar observasi kegiatan guru dan siswa.

4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan untuk meningkatkan, merenungkan dan

mengemukakan kembali apa yang terjadi pada siklusi I untuk menyempurnakan pada

siklus II. Dalam hal ini peneliti dan pengamat saling berdiskusi.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada MIN 03 Aceh Besar yang berlokasi di Jln.

Lambaroangan, Desa Miruk Taman, Kec. Darussalam, Kab. Aceh Besar. Adapun

subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III a MIN 03 Aceh Besar,

yangiberjumlah 23 siswa, yang terdiri dari (13 siswa laki-laki dan 10 siswa

perempuan).

C. Istrumen Pengumpulan Data.

Secara singkat intrumen pengumpulan data dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Lembaran observasi adalah lembaran pengamatan untuk mengisi hal-hal yang

diamati dalam penelitian untuk melihat berapa jauh efek tindakan yang telah di capai.

Lembar observasi ini berupa daftar check-list yang terdiri dari beberapa item yang

menyangkut observasi aktivitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar.

2. Soal Tes

Soal tes merupakan data hasil belajar yang digunakan sebagai alat evaluasi

ketuntasan belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Teams Games


44

Tournament (TGT) dan media audio visual. Soal tes yang di buat oleh peneliti berupa

essay.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dilapangan dalam melakukan penelitian ini, maka

penulis melakukan kegiatan-kegiatan berikut:

1. Observasi

Pengamat mengobservasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

dengan penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dan media

audio visual. Lembar observasi ini terdiri dari lembar observasi guru dan lembar

observasi siswa untuk setiap penemuan. Pengamatan ini dilakukan oleh teman

peneliti (mahasiswi PGMI) dan guru kelas.

2. Tes

Tes sebagai teknik pengumpulan data yaitu berupa penelitian tindakan. Tes

adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan telegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok. Dalam penelitian ini tes di berikan kepada siswa pada awal

dan akhir pertemuan yang berupa tes tertulis dalam bentu pilihan ganda pada setiap

siklus.

E. Instrument penelitian

Instrument penelitian yang digunakan disesuaikan dengan teknik-teknik

pengumpulan data di atas yaitu lembar observasi dan soal tes. Baik dalam bentuk

pilihan ganda atau essay yang dirancang sesuai dengan indikator yang ditetapakan
45

pada RPP. Soal tes terdiri dari pre-test dan post-tes. Soal pre-test yang digunakan

sebelum pembelajaran berlangsung, sedangkan post-tes digunakan setelah

pembelajaran berlangsung untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Instrument yang digunakan berupa lembar observasi seperti disajikan pada tabel

berikut:

Tabel 3.1 Instrument aktivitas guru mengajar dengan menggunakan


model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) )

No Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

A Kegiatan Awal

1 Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk

berdoa.

2 Guru mengkodisikan kelas.

3 Guru melakukan apersepsi menghubungkan materi

yang akan dipelajari dengan pengalaman awal siswa.

4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

kompetensi yang diharapkan.

5 Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan

dilakukan peserta didik.

B Inti

1 Guru meminta siswa membukaibuku tema materi


sumber energi pada tema 6 sub tema 1 pembelajaran 5.
46

2 Guru memperlihatkan media audiovisual yang

berbentuk video yang sudah disediakan guru.

3 Guru memberitahu siswa bahwa pembelajaran

ini menggunakan model TGT, serta menjelaskan aturan-

aturan yang berlaku.

4 Guru meminta siswa untuk menggali nformasi dari media

audiovisual yang di amati oleh siswa.

5 Guru meminta siswa menyampaikan informasi yang

siswa dapat dalam media audiovisual.

6 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya.

7 Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menjawab.

8 Guru membangikan siswa kedalam 4 kelompok

heterogen dan masing-masing kelompok terdiri dari 3-

4 orang.

9 Guru memberi game berupa tugas kepada

masing-masing kelompok dalam bentuk LKPD.

10 Kemudian guru menyuruh siswa untuk

menyelesaikan LKPD tersebut tepat waktu untuk mendapat

skor terbaik.

11 Guru memantau siswa yang sedang mengerjakan soal serta


47

memandu kelompok belajar.

12 Guru menyediakan kartu yang sudah tertera

nomor soal dan soal turnamen pada meja tournament.

13 Siswa yang mendapat nomor tertinggi dalam

kelompok akan menjadi pembaca soal,

sedangkan siswa lain dalam kelompok akan

menjawab pertanyaan yang diajukan.

14 Siswa yang bisa menjawab jawaban dengan

benar akan mendapat poin untuk kelompok

asalnya.

15 Guru dan siswa menjumlahkan poin-poin

tersebut.

16 Guru memberi penguatan kembali tentang sumber

energi dan perubahannya.

C Penutup

1 Guru dan siswa menyimpulkan mengenai materi yang

sudah di pelajari.

2 Guru memberikan evauasi berupa tes akhir (post tes)

3 Memberikan apresiasi kepada siswa.

4 Guru memberikan pesan moral. Mmoral

5 Pembelajaran di tutup dengan doa.


48

6 Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

Jumlah nilai diperoleh

Nilai maksimal

Tabel 3.2 Aktivitas siswa selama Mengikuti Pembelajaran

No Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

A Kegiatan Awal

1 Siswa menjawab salam dan ikut berdoa bersama guru

2 Siswa mendengarkan arahan guru

3 Siswa mendengarkan apersepsi yang disampaikan oleh

guru.

4 Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang

tujuan yang akan di pelajari

5 Siswa mendengarkan guru menyampaikan rencana

pembelajaran yang akan dilakukan

B Inti

1 Siswa membukaibuku tema materi sumber energi pada

tema 6 sub tema 1 pembelajaran 5

2 Siswa memerhatikan media Audiovisual yang

berbentuk video yang sudah disediakan guru


49

3 Siswa mendengarkan dan memahami penjelasan aturan-

aturan belajar dengan menggunakan model TGT yang

berlaku.

4 Siswa menyampaikan informasi yang siswa dapat

dalam media audiovisual.

5 Siswa mengajukan pertanyaan-ipertanyaan yang

diajukan oleh temannya.

6 Siswa mejawab pertanyaan yang di ajukan oleh

kawannya

7 Siswa duduk di kelompok yang sudah di tentukan.

8 Siswa menerima game berupa tugas kepada

masing-masing kelompok dalam bentuk LKPD.

9 Siswa menyelesaikan LKPD tersebut tepat waktu untuk

mendapat skor terbaik.

10 Siswa dipandu dalam mengerjakan soal serta berfungsinya

kelompok belajar.

11 Siswa menerima kartu yang sudah tertera nomor

soal dan soal turnamen pada meja turnamen.

12 Siswa yang mendapat nomor tertinggi dalam kelompok

akan menjadi pembaca soal, sedangkan siswa lain dalam

kelompok akan menjawab pertanyaan yang diajukan.

13 Siswa yang bisa menjawab jawaban dengan


50

benar akan mendapat poin untuk kelompok

asalnya.

14 Siswa dan guru menjumlahkan poin-poin

tersebut.

15 Siswa mendengarkan penguatan kembali

tentang sumber energi dan perubahannya.

C Penutup

1 Siswa dan guru menyimpulkan mengenai

materi yang sudah dipelajari.

2 Siswa menerima tes akhir terkait materi

pelajaran yang berupa pilihan ganda.

3 Siswa menerima apresiasi dari guru.

4 Siswa mendengarkan pesan moral yang di sampaikan

oleh guru.

5 Siswa dan guru membaca doa penutup sama-sama

6 Siswa menjawab salam dari guru.

Nilai yang diperoleh

Nilai maksimum

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan tahap yang paling penting dalam suatu

penelitian, Karena pada tahap ini penelitian dapat dirumuskan setelah semua data

terkumpul. Adapun teknik analisisnya sebagai berikut:


51

1. Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru dan Siswa

a. Analisis Data Observasi Guru

Observasi aktivitas guru dengan siswa dilakukan selama pelaksanaan tindakan,

dengam berpedoman pada lembaran observasi yang disediakan peneliti. Data

aktivitas guru diperoleh dari lembaran pengamatan yang diisi selama pembelajaran

berlangsung. Data tentang aktivitas guru dan siswa dalam mengelola pembelajaran

dianalisis dengan menggunakan statistic deskriptif dengan skor rata-rata tingkat

kemampuan guru sebagai berikut:

Jumlah nilai perolehan


Nilai = x 100
Jumlah nilai maksimum

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Skor Aktivitas Guru

Angka Kriteria

80 -100 Baik sekali

66 -79 Baik

56 – 65 Cukup Baik

40 -55 Kurang Baik

b. Analisis Hasil Belajar Siswa

Tes ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diajarkan sejauh

mana peserta didik berhasil menguasai pembelajaran. Manfaat diperoleh tes ini

adalah dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas masukan dan dapat digunakan
52

untuk mengukur kelebihan, serta kekurangan proses belajar mengajar sebelumnya.

Data hasil belajar dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Berdasarkan

KKM yang telah ditetapkan oleh MIN 03 Aceh Besar, setiap siswa dikatakan tuntas

jika siswa mencapai ketuntasan belajar secara ndividu ≥ 70 ketuntasan individu.

Secara klasikal dikatakan kuntas apabila ≥ 85% siswa tuntas. Hasil data tes ini

diperoleh dari lembaran jawaban yang berlangsung pada akhir proses pembelajaran

tematik. Data tes analisis menggunakan rumus persentase yang berguna untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui proses pembelajaran tematik

dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dan

media audio visual. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar

suatu adalah:

f
p= x 100%
N
Keterangan:

P = Angka Presentase.

f = Jumlah siswa yang tuntas.

N = Jumlah frekuensi atau banyaknya individu dalam subjek penelitian.

Angka Kriteria

80 -100 Baik sekali

66 -79 Baik
53

56 – 65 Cukup Baik

40 -55 Kurang Baik


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MIN 03 Aceh Besar pada kelas III a Semester ganjil

tahun ajaran 2021-2022. Madarasah ini terletak di JL. Miruk Taman, Kec.

Darussalam, Kab. Aceh Besar. Madarasah ini memiliki keseluruhan jumlah siswa

yaitu 501 siswa, dan guru 35 orang, dan sekolah tersebut dikepalai oleh Iskandar

S.A.g. sekolah ini memiliki sarana dan pra-sarana yang memenuhi kriteria sekolah

yaitu terdiri dari ruang belajar, ruang kepala madrasah, ruang perpustakaan, ruang

guru, ruang UKS, Toilet, Musallah dan Kantin.

Penelitian diawali dengan menjumpai kepala sekolah terlebih dahulu untuk

meminta izin melakukan penelitian sekaligus memberi surat pengantar dari Dekan

Fakultas Tarbiah dan Keguruan UIN Ar-Raniry pada tanggal 25 Oktober 2021 serta

pada tanggal 26 Oktober 2021 penelitian diberikan izin untuk mengajar di kelas IIIa .

Dari hasil pengumpulan data diperoleh data-data sebagai berikut:

1. Sarana dan prasarana

Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar di

madrasah. Lengkap tidaknya fasilitas akan mempengaruhi keberhasilan program

pendidikan. Berdasarkan data yang diperolah dari dokumentasi MIN 03 Aceh Besar

diketahui bahwa sarana dan pra-sarana fisik sekolah yang memadai, untuk

kejelasaannya dapat dilihat pada table 4.1 sebagai berikut:

54
55

Table 4.1. Keadaan Sarana dan Prasarana MIN 03 Aceh Besar

NO. Properti Jumlah Keterangan


1 Ruang Kelas 16 Baik
2 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
3 Ruang Guru 2 Baik
4 Perpustakaan 1 Baik
5 Aula 2 Baik
6 Halaman 1 Baik
7 Lapangan Olahraga 1 Baik
8 Taman 2 Baik
9 Musalla 1 Baik
10 Toilet Guru 2 Baik
11 Toilet Siswa 2 Baik
Jumlah 31
Sumber: Dokumentasi MIN 03 Aceh Besar

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa fasilitas yang tersedia di MIN 03 Aceh

Besar sudah memadai dan mendukung untuk melakukan proses belajar mengajar.

Madrasah ini juga mempunyai jumlah ruangan yang memadai untuk melakukan

proses belajar mengajar. Sehingga mutu dan kualitas siswa dapat terus ditingkatkan

dan dikembangkan oleh pihak madrasah.

2. Keadaan Guru dan Karyawan

Min 03 Aceh Besar sekarang ini dipimpin oleh Bapak Iskandar S.A.g. Untuk

kelancaran tugas sehari-hari kepala madrasah dibantu oleh karyawan dan dewan guru,

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

NO. Nama Guru Keterangan


1 Iskandar, S.Ag Guru Muda/Kepala
2 Ummi Kalsum, S.Ag Guru Madya
3 Marwidah, S.Ag Guru Madya
4 Syamsidar, S.Ag Guru Madya
5 Hayatul Badri, S.Pd.I Guru Madya
56

6 Rohani, S.Ag Guru Madya


7 A. Karim, S.Ag Guru Muda
8 Julidawati, S.Pd.I Guru Muda
9 Suzanna, S.Ag Guru Muda
10 Nurjannah, S.Pd.I Guru Muda
11 Syamsidar, S.Ag Guru Muda
12 Nur Azmi, S.Pd.I Guru Muda
13 Mariani, S.Pd.I Guru Muda
14 Hayatun Nufus, S.Pd.I Guru Muda
15 Evanauli, S.Pd Guru Muda
16 Baihaqqi, S. Pd.I Guru Pertama
17 Nurma, S.Pd.I Guru Pertama
18 Irwani, S.Pd Guru Pertama
19 Rismidahanim, S.Pd.I Guru Pertama
20 Khairani, S.Pd.I Guru Pertama
21 Yoanda Rauza, S.Pd Guru Pertama
22 Rizka Roisalia, S.Pd Guru Pertama
23 Rahmawati, A.Ma Pengadministrasi
24 Nurfuadi, S.Pd.I GTT
25 Rosdiana, S.Pd GTT
26 Zahratul Hayati, S.Pd.I GTT
27 Syarifah Mihridar, S.Pd.I GTT
28 Yuliana, S.Pd.I GTT
29 Rezeky Renaldi, S.Pd GTT
30 Cut Mutiasari, S.Pd.I GTT
31 Maulisa, S.Pd GTT
32 Surdiati, S.Pd GTT
33 Rusmawar, S.Pd.I Operator Madrasah
34 Hidayati R, SP Operator Madrasah
35 Fadhil Penjaga Madrasah
Sumber Data: Dokumentasi MIN 03 Aceh Besar Tahun Pelajaran 2021

Tenaga pendidik yang mengajar di MIN 03 Aceh Besar sebagian besar

berijazah (S1), ada beberapa guru berijazah Diploma. Guru yang mengajar di MIN ini

merupakan guru-guru yang ditetapkan oleh Kementrian Agama, sedangkan guru yang

tidak tetap bertugas membantu terlaksananya pendidikan di madrasah tersebut.


57

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Setelah melaksanakan penelitian di MIN 03 Aceh Besar yaitu pada tanggal 26

Oktober 2021 dan pada tanggal 28 Oktober 2021, peneliti mendapatkan beberapa

informasi dari data yang diperoleh. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

adalah tes akhir, tes yang diberikan sesudah mengajar materi energi dan

perubahannya dan juga lembar aktivitas (guru dan siswa). Berikut uraian dari

beberapa siklus:

1. Siklus

Penelitian yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus meliputi

Perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi terhadap tindakan siklus , yaitu

observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar. Masing-masing

kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selain itu, peneliti

juga menyiapkan media dan bahan pembelajaran yang dibutuhkan dalam

pembelajaran seperti RPP, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), instrumen tes,

lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa.

b. Pelaksanaan (Tindakan)

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2021 dan pada tanggal 28

Oktober 2021. Yang terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap awal, tahap inti dan tahap

akhir. langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe


58

Team Game Tournament (TGT) dan Media Audiovisual yang peneliti lakukan yaitu

sebagai berikut :

Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru adalah membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan berdoa sebelum belajar, mengkondisikan kelas dan guru

melakukan apersepsi dan memotivasi siswa, yaitu menyampaikan tujuan

pembelajaran dan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa serta mengaitkan materi

dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya menggali pemahaman awal siswa dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

Tahap selanjutnya yaitu tahap kegiatan inti, guru meminta siswa untuk

membuka buku cetak/ materi yang sudah diberikan, kemudian siswa diminta untuk

mengamati gambar sumber energi yang ada pada buku pembelajaran. Setelah itu,

guru dan siswa saling bertanya jawab seputar gambar sumber energi. Setelah itu,

siswa berdiskusi dan menulis berbagai macam sumber-sumber energi yang ada di

bumi. Guru memberitahu siswa bahwa pembelajaran ini menggunakan model TGT

serta menjelaskan aturan-aturan yang berlaku. Guru menjelaskan materi tentang

sumber energi. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang

belum dimengerti. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjawab. Setelah itu, guru memberi game berupa tugas kepada masing-masing

kelompok dalam bentuk LKPD (team). Kemudian guru Menyuruh siswa untuk

menyelesaikan LKPD tersebut tepat waktu untuk mendapat skor terbaik. Guru

memantau siswa yang sedang mengerjakan soal serta memandu berfungsinya

kelompok belajar.
59

Kemudian guru meminta siswa untuk duduk dimeja turnamen yang telah

ditentukan. Guru menyediakan kartu yang sudah tertera nomor soal dan soal

turnamen pada meja turnament (game). Siswa yang mendapat nomor tertinggi dalam

kelompok akan menjadi pembaca soal, sedangkan siswa lain dalam kelompok akan

menjawab pertanyaan yang diajukan. Siswa yang bisa menjawab jawaban dengan

benar akan mendapat poin untuk kelompok asalnya (tournament). Guru dan siswa

menjumlahkan poin-poin tersebut. Setelah itu, Guru memberi penguatan kembali

tentang makanan sumber energi. Siswa yang lain memperhatikan penjelasan teman

mengenai sumber energi.

Kegiatan terakhir adalah kegiatan akhir (penutup) pada tahap ini guru meminta

siswa membuat kesimpulan atau rangkuman hasil belajar. Melakukan tanya jawab

tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui ketercapaian materi).

Memberikan evaluasi berupa soal-soal tentang sumber energi terbesar dimuka bumi,

menyampaikan pesan moral, meminta kepada siswa untuk berdoa bersama. Setelah

melaksanakan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, pada tahap akhir proses

pembelajaran peneliti (guru) memberikan tes akhir berupa pemberian soal-soal tes

pilihan ganda yang berjumlah 10 soal. Dengan tujuan untuk mengetahui hasil prestasi

yang dicapai setelah pembelajaran dalam penerapan model kooperatif tipe Team

Game Tournament (TGT).

c. Pengamatan (observasi)

Pengamatan atau observasi aktivitas guru diamati oleh guru kelas IIIa MIN 03

Aceh Besar (Nurjannah, S.Pd.i) dan pengamat aktivitas siswa adalah (Widiya) yang
60

merupakan kawan penulis sendiri dari mahasiswa PGMI UIN Ar-Raniry. Pengamatan

ini dilakukan ketika peneliti mengelola pembelajaran pada tema “energi dan

perubahannya” dengan penerapan model kooperatif tipe Team Game Tournament

(TGT) dan Media Audiovisual. Pada mata pelajaran tema “energi dan perubahannya”.

Berikut adalah hasil observasi aktivitas guru pada kelas IIIa MIN 03 Aceh Besar.

1) Lembar Observasi Guru Siklus I.

Pengamatan terhadap aktivitas guru menggunakan instrumen yang berupa

lembar observasi aktivitas guru. Data hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat pada

tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Mengajar dengan Menggunakan


Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada siklus I

No Aspek yang diamati Skor

A Kegiatan Awal

1 Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa. 2

2 Guru mengkodisikan kelas. 2

3 Guru melakukan apersepsi menghubungkan materi yang akan 3


dipelajari dengan pengalaman awal siswa.

4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi 3


yang diharapkan.
5 Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan 3
dilakukan peserta didik.
B Inti

1 Guru meminta siswa membukaibuku tema materi sumber 3


energi pada tema 6 sub tema 1 pembelajaran 5.
61

2 Guru memperlihatkan media Audiovisual yang berbentuk 3


video yang sudah disediakan guru.
3 Guru memberitahu siswa bahwa pembelajaran 3
ini menggunakan. Model TGT, serta menjelaskan aturan-aturan yang
berlaku.
4 Guru meminta siswa untuk menggali nformasi dari media Audio 3
visual yang di amati oleh siswa.
5 Guru meminta siswa menyampaikan informasi yang siswa 3
dapat dalam media audiovisual.
6 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 2

7 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab. 2

8 Guru membangikan siswa kedalam 4 kelompok heterogen dan 3


masing-masing kelompok terdiri dari 3- 4 orang.
9 Guru memberi game berupa tugas kepada masing-masing kelompok 3
dalam bentuk LKPD.
10 Kemudian guru menyuruh siswa untuk menyelesaikan LKPD 3
tersebut tepat waktu untuk mendapat skor terbaik.
11 Guru memantau siswa yang sedang mengerjakan soal serta 2
memandu kelompok belajar.
12 Guru menyediakan kartu yang sudah tertera nomor soal dan soal 3
turnamen pada meja tournament
13 Siswa yang mendapat nomor tertinggi dalam 3
kelompok akan menjadi pembaca soal, sedangkan siswa lain dalam
kelompok akan menjawab pertanyaan yang diajukan.
14 Kelompok yang cepat mengumpulkan dan yang bisa menjawab 3
jawaban dengan benar akan mendapat poin untuk kelompok asal.
15 Guru memberi penguatan kembali tentang sumber energi dan 3
perubahannya.
C Penutup

1 Guru dan siswa menyimpulkan mengenai materi yang sudah di 3


pelajari.
2 Guru memberikan evaluasi berupa tes akhir (post tes) 4

3 Memberikan apresiasi kepada siswa. 3


62

4 Guru memberikan pesan moral. Mmoral 3

5 Pembelajaran di tutup dengan doa. 4

6 Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. 4

Jumlah nilai di peroleh 78

Nilai maksimal 104

78 75%
p = x 100 %
104

Sumber :Hasil Penelitian di MIN 03 Aceh Besar

Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi terhadap aktivitas guru yang diamati oleh

pengamat terhadap pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif

tipe Team Game Tournament (TGT) dan media audiovisual pada tema “sumber

energi dan perubahannya” memperoleh nilai 75% yang berarti taraf keberhasilan

aktivitas guru berdasarkan pengamat sudah termasuk kategori baik. Skor rendah yang

didapat guru pada pembelajaran adalah guru tidak memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya, dan skor rendah terdapat pada guru tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menjawab. Akan tetapi skor tinggi yang diperoleh

oleh guru ada pada saat pembelajaran akan ditutup dan guru memberikan salam.

2) Lembar Observasi Siswa Siklus I


63

Pengamatan terhadap aktivitas siswa dengan menggunakan nstrumen

berupa lembar yang dilakukan oleh satu orang pengamat yaitu teman sejawat.

Untuk hasil observasi siswa dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.4 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas siswa dalam Pembelajaran


dengan Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Game Tournament
(TGT) pada tema energi dan perubahannya pada Siklus I
No Aspek yang diamati Skor

A Kegiatan Awal

1 Siswa menjawab salam dan ikut berdoa bersama guru. 3

2 Siswa mendengarkan arahan guru. 2


3 Siswa mendengarkan apersepsi yang disampaikan oleh 3
guru.
4 Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang tujuan 2
yang akan di pelajari.
5 Siswa mendengarkan guru menyampaikan rencana 3
pembelajaran yang akan dilakukan.

B Inti
1 Siswa membukaibuku tema materi sumber energi pada 3
tema 6 sub tema 1 pembelajaran 5.
2 Siswa memerhatikan media Audiovisual yang berbentuk 3
video yang sudah disediakan guru.
3 Siswa mendengarkan dan memahami penjelasan aturan-aturan 3
belajar dengan menggunakan model TGT yang berlaku.
4 Siswa menyampaikan informasi yang siswa dapat dalam 2
media audiovisual.
5 Siswa mengajukan pertanyaan-ipertanyaan yang diajukan 2
64

oleh temannya.
6 Siswa mejawab pertanyaan yang di ajukan oleh kawannya 2

7 Siswa duduk di kelompok yang sudah di tentukan. 3

8 Siswa menerima game berupa tugas kepada 3


masing-masing kelompok dalam bentuk LKPD.

9 Siswa menyelesaikan LKPD tersebut tepat waktu untuk 3


mendapat skor terbaik.

10 Siswa dipandu dalam mengerjakan soal serta berfungsinya 2


kelompok belajar.
11 Siswa menerima kartu yang sudah tertera nomor 3
soal dan soal turnamen pada meja turnamen.
12 Siswa yang mendapat nomor tertinggi dalam kelompok akan 2
menjadi pembaca soal, sedangkan siswa lain dalam kelompok
akan menjawab pertanyaan yang diajukan.

13 Siswa yang bisa menjawab jawaban dengan 2


benar akan mendapat poin untuk kelompok
asalnya.

14 Siswa dan guru menjumlahkan poin-poin 3


tersebut.
15 Siswa mendengarkan penguatan kembali 2
tentang sumber energi dan perubahannya.

C Penutup

1 Siswa dan guru menyimpulkan mengenai materi yang sudah 2


dipelajari.
2 Siswa menerima tes akhir terkait materi pelajaran yang berupa 3
pilihan ganda.
3 Siswa menerima apresiasi dari guru. 3
65

4 Siswa mendengarkan pesan yang disampaikan oleh guru. 3

5 Siswa dan guru membaca doa penutup sama-sama 4


6 Siswa menjawab salam dari guru. 4
Nilai yang diperoleh 70
Nilai maksimum 104

70
p= x 100 % 67.30 %
104

Sumber :Hasil Penelitian di MIN 03 Aceh Besar

Berdasarkan tabel 4.4 hasil observasi terhadap aktivitas siswa yang diamati oleh

pengamat terhadap pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif

tipe Team Game Tournament (TGT) dan media audiovisual terdapat 26 aspek yang

perlu diamati dengan menunjukkan nilai 67.30% pada tema “Energi dan

Perubahannya” dalam kategori baik. Akan tetapi masih ada beberapa aktivitas siswa

yang harus diperbaiki. Skor rendah yang diperoleh siswa sangat ribut saat membentuk

kelompok, dan dalam kerja kelompok hanya satu dan dua orang yang mengerjakan

LKPD siswa belum bisa bekerja secara aktif. Adapun skor tinggi yang diperoleh pada

saat pembelajaran akan diakhiri siswa bersemangat untuk menjawab salam dan do’a

bersama.

3) Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I

Tingkat ketuntasan belajar siswa melalui diketahui dengan menganalisis hasil

post tes yang diberikan kepada siswa setelah penerapan model kooperatif tipe Team
66

Game Tournament (TGT) Untuk melihat persentase ketuntasan belajar siswa pada

siklus dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5. Daftar Nilain Tes Hasil Belajar Siswa Pada Siklus

NO. Nama Siswa Nilai Ketuntasan


1 X1 70 Tuntas
2 X2 80 Tuntas
3 X3 30 Tidak Tuntas
4 X4 60 Tidak Tuntas
5 X5 80 Tuntas
6 X6 90 Tuntas
7 X7 70 Tuntas
8 X8 60 Tidak Tuntas
9 X9 70 Tuntas
10 X10 50 Tidak Tuntas
11 X11 70 Tuntas
12 X12 70 Tuntas
13 X13 60 Tidak Tuntas
14 X14 80 Tuntas
15 X15 60 Tidak Tuntas
16 X16 80 Tuntas
17 X17 70 Tuntas
18 X18 60 Tidak Tuntas
19 X19 70 Tuntas
20 X20 60 Tidak Tuntas
21 X21 40 Tidak Tuntas
22 X22 70 Tuntas
23 X23 50 Tidak Tuntas
Jumlah 1500

Rata-rata 65.21
%

13
Siswa yang tuntas : p = x 100 %
23 56.52%

Siswa yang belum tuntas :


10 43.47%
p= x 100 %
23
67

Sumber :Hasil Penelitian di MIN 03 Aceh Besar, Oktober 2021

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I hanya 13 siswa

13
mendapat nilai ≥ 70 sehingga perolehan persentase hasil tes adalah x 100 % =
23

56.52% Sedangkan 10 siswa yang memperoleh nilai ≤ 70 sehingga memperoleh nilai

10
persentase hasil tes adalah x 100 % = 43.47 %, jumlah nilai keseluruhan atau nilai
23

rata-rata secara keseluruhan 65.21% belum memenuhi KKM. Berdasarkan KKM

yang ditetapkan di MIN 03 Aceh Besar bahwa seorang siswa dikatakan tuntas bila

memiliki nilai ketuntasan minimal 70, dan ketuntasan secara klasikal 80. Oleh karena

itu dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar pada tema Energi dan Perubahannya

untuk siklus I belum mencapai ketuntasan belajar klasikal.

d) Refleksi

Refleksi adalah kegiatan untuk mengingat dan melihat kembali semua kegiatan

pada kegiatan siklus pembelajaran yang telah dilakukan, untuk menyempurnakan

pada siklus berikutnya. Adapun hasil refleksi kegiatan pembelajaran siklus I dapat

dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Temuan dan Revisi Pembelajaran Siklus I


No Refleksi Hasil Temuan Revisi

1. Aktivitas Kemampuan guru pada siklus Pada kemampuan guru perlu


guru masih memiliki kekurangan dilakukan perbaikan seperti:
68

diantaranya adalah:

- Guru belum mampu dalam - Pertemuan yang selanjutnya


mengkondisikan kelas diharapkan kepada guru dapat
sebelum memulai mengkondisikan kelas dengan
pembelajaran dengan baik. lebih baik.

- Guru belum mampu - Pertemuan yang selanjutnya,


menyampaikan tujuan dan diharapkan guru mampu
langkah-langkah menyampaikan tujuan dan
pembelajaran. langkah-langkah pembelajaran
dengan baik.

- Guru belum mampu - Pertemuan yang selanjutnya


mengajak siswa untuk diharapkan guru mampu
menganalis. mengajak siswa untuk
menganalisis.

- Guru lupa memberikan - Pertemuan yang selanjutnya


kesempatan kepada siswa diharapkan guru tidak lupa
untuk menanyakan memberikan kesempatan
pertanyaan. kepada siswa untuk bertanya.

- pertemuan yang selanjutnya


- Guru belum mampu diharapkan guru mampu
meminta siswa untuk meminta siswa untuk duduk
duduk dengan kelompok, dengan kelompok, dan
dan menjawab soal dengan menjawab soal dengan baik
baik dan kerja sama. dan kerja sama.

2. Aktivitas Siswa belum serius dan fokus Pembelajaran yang akan datang,
siswa saat mengikuti proses belajar siswa lebih konsentrasi saat
mengajar, siswa sibuk sendiri mengikuti proses belajar
dengan kegiatan mereka. mengajar. Sehingga siswa dapat
Sehingga penjelasan yang memahami dan mengerti
disampaikan guru tidak pembelajaran yang disampaikan.
mengerti. Siswa masih Siswa harus lebih berani
kurang berani untuk menyampaikan sesuatu yang
menyampaikan pendapatnya. belum jelas.
3. Hasil belajar Hanya 13 siswa yang Pada pembelajaran selanjutnya
mencapai ketuntasan belajar, guru harus mampu mengajak
69

sedangkan 10 orang siswa siswa untuk menguasai materi


belum mencapai ketuntasan yang akan diajarkan dengan
belajar secara klasikal. menguasai materi ajar sehingga
hasil belajar siswa dapat
meningkat dengan menggunakan
model pembelajaran teams
games tournament.
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian MIN 03 Aceh Besar

2. Siklus II

Penelitian yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus II meliputi

Perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi terhadap tindakan siklus II, yaitu

observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar. Masing-masing

kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Perencanaan

Pada kegiatan ini beberapa hal yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

menyusun RPP, menyiapkan media, bahan baca, membuat instrument evaluasi,

menyiapkan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa selama berlangsungnya

pembelajaran yang diamati langsung oleh pengamat.

b) Tindakan

Setelah segala sesuatu yang diperlukan dalam penelitian persiapan secara

matang, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian pada kelas III a yang

dilaksanakan pada hari Kamis 28 Oktober 2021 sebagai siklus II, langkah-langkah

pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe Team Game Tournament

(TGT) yang peneliti lakukan sebagai berikut:


70

Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru adalah membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan berdoa sebelum belajar, mengkondisikan kelas dan guru

melakukan apersepsi dan memotivasi siswa, yaitu menyampaikan tujuan

pembelajaran dan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa serta mengaitkan materi

dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya menggali pemahaman awal siswa dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

Tahap selanjutnya yaitu tahap kegiatan inti, guru meminta siswa untuk

membuka materi pembelajaran, kemudian siswa diminta untuk mengamati gambar

sumber energi air dan daerahnya yang ada pada materi pembelajaran. Setelah itu,

guru dan siswa saling bertanya jawab seputar gambar sumber energi. Setelah itu,

siswa berdiskusi dan menulis sumber energi dan perubahannya. Guru memberitahu

siswa bahwa pembelajaran ini menggunakan model TGT serta menjelaskan aturan-

aturan yang berlaku. Guru menjelaskan materi tentang sumber energi dan

perubahannya. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang

belum dimengerti. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjawab. Setelah itu, guru memberi game berupa tugas kepada masing-masing

kelompok dalam bentuk LKPD (team). Kemudian guru menyuruh siswa untuk

menyelesaikan LKPD tersebut tepat waktu untuk mendapat skor terbaik. Guru

memantau siswa yang sedang mengerjakan soal serta memandu berfungsinya

kelompok belajar.
71

Kemudian guru meminta siswa untuk duduk dimeja turnament yang

telah ditentukan. Guru menyediakan kartu yang sudah tertera nomor soal dan

soal turnamen pada meja turnament. (game) Siswa yang mendapat nomor

tertinggi dalam kelompok akan menjadi pembaca soal, sedangkan siswa lain

dalam kelompok akan menjawab pertanyaan yang diajukan. Siswa yang bisa

menjawab jawaban dengan benar akan mendapat poin untuk kelompok

asalnya (tournament). Guru dan siswa menjumlahkan poin-poin tersebut.

Setelah itu, Guru memberi penguatan kembali tentang sumber energi dan

perubahanya

Kegiatan selanjutnya alah kegiatan akhir (penutup) pada tahap ini guru

Meminta siswa membuat kesimpulan/ rangkuman hasil belajar. Melakukan

tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui

ketercapaian materi). Memberikan evaluasi berupa soal-soal tentang sumber-

sumber energi dan perubahannya, menyampaikan pesan moral, meminta

kepada siswa untuk berdoa bersama. Setelah melaksanakan tindakan-tindakan

dalam pembelajaran, pada tahap akhir proses pembelajaran peneliti (guru)

memberikan tes akhir berupa pemberian soal-soal tes pilihan ganda yang

berjumlah 10 soal. Dengan tujuan untuk mengetahui hasil yang dicapai setelah

pembelajaran dalam penerapan model kooperatif tipe Team Game

Tournament (TGT) dan media audiovisual.

c) Pengamatan (observasi)
72

Pengamatan atau observasi aktivitas guru diamati oleh guru kelas IIIa MIN 03

Aceh Besar (Nurjannah, S.Pd.i) dan pengamat aktivitas siswa adalah (Widiya) yang

merupakan kawan peneliti sendiri dari mahasiswa PGMI UIN Ar-Raniry.

Pengamatan ini dilakukan ketika peneliti mengelola pembelajaran pada tema “energi

dan perubahannya” dengan penerapan model kooperatif tipe Team Game Tournament

(TGT) dan media audiovisual. Pada mata pelajaran tema “energi dan perubahannya”.

Berikut adalah hasil observasi aktivitas guru pada kelas IIIa MIN 03 Aceh Besar.

1) Lembar Observasi Guru Siklus II.

Pengamatan terhadap aktivitas guru menggunakan instrumen yang berupa

lembar observasi aktivitas guru. Data hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat pada

tabel 4. 7 berikut:

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Mengajar dengan Menggunakan


Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada siklus II

No Aspek yang diamati Skor

A Kegiatan Awal

1 Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk 4


berdoa.
2 Guru mengkodisikan kelas. 4

3 Guru melakukan apersepsi menghubungkan materi yang 4


akan dipelajari dengan pengalaman awal siswa.

4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi 4


yang diharapkan.
5 Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan 4
73

dilakukan peserta didik.

B Inti

1 Guru meminta siswa membukaibuku tema materi sumber 4


energi pada tema 6 sub tema 1 pembelajaran 5.
2 Guru memperlihatkan media Audiovisual yang berbentuk 4
video yang sudah disediakan guru.
3 Guru memberitahu siswa bahwa pembelajaran 3
ini menggunakan. Model TGT, serta menjelaskan aturan-aturan
yang berlaku.
4 Guru meminta siswa untuk menggali nformasi dari media Audio 3
visual yang di amati oleh siswa.
5 Guru meminta siswa menyampaikan informasi yang siswa 3
dapat dalam media audiovisual.
6 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk 4
bertanya.
7 Guru memberikan kesempatan kepada siswa 4
untuk menjawab.
8 Guru membangikan siswa kedalam 4 kelompok heterogen 3
dan masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 orang.i

9 Guru memberi game berupa tugas kepada masing-masing 3


kelompok dalam bentuk LKPD.
10 Kemudian guru menyuruh siswa untuk menyelesaikan LKPD 3
tersebut tepat waktu untuk mendapat skor terbaik.
11 Guru memantau siswa yang sedang mengerjakan soal serta 3
memandu kelompok belajar.
12 Guru menyediakan kartu yang sudah tertera nomor soal dan soal 4
turnamen pada meja tournament
13 Siswa yang mendapat nomor tertinggi dalam 4
74

kelompok akan menjadi pembaca soal, sedangkan siswa lain


dalam kelompok akan menjawab pertanyaan yang diajukan.
14 Kelompok yang cepat mengumpulkan dan yang bisa menjawab 3
jawaban dengan benar akan mendapat poin untuk kelompok
asal.
15 Guru memberi penguatan kembali tentang sumber energi 3
dan perubahannya.
C Penutup

1 Guru dan siswa menyimpulkan mengenai materi yang sudah 4


di pelajari.
2 Guru memberikan evaluasi berupa tes akhir (post tes) 4

3 Memberikan apresiasi kepada siswa. 3

4 Guru memberikan pesan moral. mmoral 4

5 Pembelajaran di tutup dengan doa. 4

6 Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. 4

Jumlah nilai di peroleh 94


Nilai maksimal 104

94
p = x 100 % 90.38 %
104

Sumber :Hasil Penelitian di MIN 03 Aceh Besar


75

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi terhadap aktivitas guru yang

diamati oleh pengamat terhadap pengelolaan pembelajaran dengan

menerapkan model kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) tema

“sumber energi dan perubahannya” pada siklus II mengalami peningkatan

lebih baik dari siklus II. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas

guru pada siklus ini mengalami peningkatan pada setiap kategorinya dengan

nilai yang di peroleh 90,38% dan termasuk kategori sangat baik.

2) Lembar Observasi Siswa Siklus II

Pengamatan terhadap aktivitas siswa dengan menggunakan nstrumen

berupa lembar yang dilakukan oleh satu orang pengamat yaitu teman sejawat.

Untuk hasil observasi siswa dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.8 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas siswa dalam Pembelajaran


dengan Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Game Tournament
(TGT) pada tema energi dan perubahannya pada Siklus II
No Aspek yang diamati Skor

A Kegiatan Awal

1 Siswa menjawab salam dan ikut berdoa bersama guru. 4

2 Siswa mendengarkan arahan guru. 3

3 Siswa mendengarkan apersepsi yang disampaikan oleh 3


guru.
4 Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang tujuan 3
yang akan di pelajari.
76

5 Siswa mendengarkan guru menyampaikan rencana 3


pembelajaran yang akan dilakukan.

B Inti

1 Siswa membukaibuku tema materi sumber energi pada 4


tema 6 sub tema 1 pembelajaran 5.
2 Siswa memerhatikan media Audiovisual yang berbentuk 4
video yang sudah disediakan guru.
3 Siswa mendengarkan dan memahami penjelasan aturan-aturan 3
belajar dengan menggunakan model TGT yang berlaku.
4 Siswa menyampaikan informasi yang siswa dapat dalam 3
media audiovisual.
5 Siswa mengajukan pertanyaan-ipertanyaan yang diajukan 4
oleh temannya.
6 Siswa mejawab pertanyaan yang di ajukan oleh kawannya 4

7 Siswa duduk di kelompok yang sudah di tentukan. 3

8 Siswa menerima game berupa tugas kepada 4


masing-masing kelompok dalam bentuk LKPD.

9 Siswa menyelesaikan LKPD tersebut tepat waktu untuk 4


mendapat skor terbaik.

10 Siswa dipandu dalam mengerjakan soal serta berfungsinya 4


kelompok belajar.
11 Siswa menerima kartu yang sudah tertera nomor 4
soal dan soal turnamen pada meja turnamen.
12 Siswa yang mendapat nomor tertinggi dalam kelompok akan 3
menjadi pembaca soal, sedangkan siswa lain dalam kelompok
akan menjawab pertanyaan yang diajukan.
77

13 Siswa yang bisa menjawab jawaban dengan benar akan 3


mendapat poin untuk kelompok asalnya.
14 Siswa dan guru menjumlahkan poin-poin tersebut. 4

15 Siswa mendengarkan penguatan kembali tentang sumber 3


energi dan perubahannya.

C Penutup

1 Siswa dan guru menyimpulkan mengenai materi yang sudah 3


dipelajari.

2 Siswa menerima tes akhir terkait materi pelajaran yang berupa 4


pilihan ganda.
3 Siswa menerima apresiasi dari guru. 4

4 Siswa mendengarkan pesan yang disampaikan oleh guru. 3

5 Siswa dan guru membaca doa penutup sama-sama 4

6 Siswa menjawab salam dari guru. 4

Nilai yang diperoleh 92

Nilai maksimum 104

92
p= x 100 %
104 8
8,46
%
78

Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi terhadap aktivitas siswa yang diamati oleh

pengamat terhadap pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif

tipe Team Game Tournament (TGT) pada siklus II mengalami peningkatan pada

setiap kategorinya dengan nilai presentase 88,46 % yang termasuk kedalam kategori

sangat baik.

3) Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

Tingkat ketuntasan belajar siswa diketahui dengan menganalisis hasil post tes

yang diberikan kepada siswa setelah penerapan model kooperatif tipe Team Game

Tournament (TGT) dan media audiovisual untuk melihat persentase ketuntasan

belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9. Daftar Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

NO. Nama Siswa Nilai Ketuntasan


1 X1 90 Tuntas
2 X2 90 Tuntas
3 X3 70 Tuntas
4 X4 80 Tuntas
5 X5 100 Tuntas
6 X6 90 Tuntas
7 X7 80 Tuntas
8 X8 60 Tidak Tuntas
9 X9 90 Tuntas
10 X10 70 Tuntas
11 X11 80 Tuntas
12 X12 100 Tuntas
13 X13 80 Tuntas
14 X14 90 Tuntas
15 X15 70 Tuntas
16 X16 90 Tuntas
17 X17 90 Tuntas
18 X18 60 Tidak Tuntas
79

19 X19 100 Tuntas


20 X20 70 Tuntas
21 X21 90 Tuntas
22 X22 100 Tuntas
23 X23 80 Tuntas
Jumlah 1920
Rata-rata 83. 47

21 91.30%
Siswa yang tuntas : p = x 100 %
23
Siswa yang belum tuntas :
2
p= x 100 % 8.69%
23

Sumber :Hasil Penelitian di MIN 03 Aceh Besar, Oktober 2021

Berdasarkan tabel 4.9 di atas menunjukkan jumlah siswa yang mencapai

ketuntasan belajar sebanyak 21 siswa atau 91.30% sedangkan hanya 2 siswa atau

8.69% belum mencapai ketuntasan belajar. Adapun rata-rata hasil belajar yang

diperoleh siswa adalah 83.47% dan berada di atas KKM yang ditetapkan oleh MIN

03 Aceh Besar. Dengan demikian, dapat disimpulkan hasil yang diperoleh dari siklus

I bahwa ketuntasan belajar siswa melalui penerapan model kooperati tipe Team Game

Tournament (TGT) pada tema “energi dan perubahannya” sudah mencapai hasil

belajar secara klasikal.

d) Refleksi

Refleksi adalah kegiatan untuk mengingat dan melihat kembali semua kegiatan

pada kegiatan siklus pembelajaran yang telah dilakukan, untuk menyempurnakan

pada siklus berikutnya. Adapun hasil refleksi kegiatan pembelajaran siklus II dapat

dilihat pada tabel 4.10. sebagai berikut:


80

Tabel 4.10. Hasil Refleksi dan Temuan Selama Proses Pembelajaran Siklus II

No Refleksi Temuan

1. Aktivitas guru Aktivitas guru dalam proses belajar mengajar pada siklus II
sudah menunjukkan hasil yang maksimal, yaitu dengan
nilai persentase 90.38%. Hal ni disebabkan karena guru
sudah mampu mengelola pembelajaran dengan baik.
2. Aktivitas siswa Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran pada siklus
II juga sudah ada peningkatan hasil yang baik yaitu 88,45%
yang termasuk dalam kategori baik sekali. Hal ni
disebabkan karena siswa sudah mulai serius dalam
mendengarkan penjelasan guru.
3. Hasil belajar Presentase hasil belajar sudah mencapai target ketuntasan
yang ngin dicapai, yaitu 21 siswa ( 91.30%), namun ada 2
siswa (8.69%) yang belum tuntas belajarnya, akan tetapi
presentase yang tidak tuntas tidak mempengaruhi
ketuntasan klasikal yang diharapkan.
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian MIN 03 Aceh Besar

Berdasarkan hasil pengamatan setelah semua siklus dilaksanakan, maka dapat

disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Team

Game Tournament sudah efektif. Kualitas pembelajaran dengan penerapan model

pembelajaran Team Game Tournament sudah sangat baik.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari tanggal 25 Oktober 2021

sampai tanggal 28 Oktober 2021 di MIN 03 Aceh Besar, dengan melakukan

penelitian terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi

guru dan siswa serta memberikan LKPD dan soal tes akhir yang berbentuk choice

dengan jumlah sepuluh soal di siklus I dan II pada siswa kelas III a di MIN 03 Aceh

Besar. Proses pembelajaran dilakukan selama dua kali pertemuan.


81

1. Analisis Aktivitas Guru

Proses pembelajaran dapat dikatakan optimal apabila terdapat keaktifan siswa

dan guru dalam proses pembelajaran yang nantinya berdampak pada peningkatan

hasil belajar siswa sehingga proses pembelajaran dapat berkualitas, baik dari segi

pengetahuan maupun sikap. Hasil penelitian yang terdiri dari aktivitas guru dan siswa

dalam meningkatkan pemahaman siswa pada tema “energi dan perubahannya”

dengan menerapkan model kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT). Untuk

memperoleh data dalam penelitian ini penulis tidak hanya bekerja sendiri, namun

adanya bantuan seorang guru pengamat dan teman sejawat untuk mengamati aktivitas

guru dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh tentang aktifitas guru selama

dua siklus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari skor rata yang diperoleh

pada siklus I sebesar 73,33 % (baik) dan siklus II Sebesar 82,96% (Baik sekali).

Adapun faktor yang menyebabkan adanya peningkatan aktivitas guru dalam

pembelajaran karena guru selalu melakukan evaluasi pembelajaran setelah

berlangsungnya proses pembelajaran. Hasil observasi dijadikan tolak ukur guru untuk

mempertahankan yang sudah sangat baik dan meningkatkan pada aspek yang

dianggap baik. Untuk lebih jelas lihat bagan berikut ini.


82

95
90.38%
90
75%
85

80

75

70

65
Siklus I Siklus II

Gambar 4.1: Diagram Perbandingan Aktivitas Guru

Dari gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam pegelolaan

pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe Team Game Tournament

(TGT) pada tema “energi dan perubahannya” pada kategori baik sekali. Hal ini

disebabkan karena aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran pada kegiatan

awal , inti dan akhir sudah terlaksana sesuai RPP, dengan baik. Hasil ini juga relevan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Meina Noriyana yang menunjukkan bahwa

penerapan model kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan

aktivitas proses mengajar guru.38 Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh

peneliti bahwa dengan penerapan model kooperatif tipe Team Game Tournament

(TGT) dapat meningkatkan aktivitas mengajar guru.

2. Analisis Aktivitas Siswa

38
Meina Noriyana. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe team Game Tournament
(TGT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika pada Materi Segi Empat di Kelas
VII A SMPN 3 PARINGIN. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, vol. 4, No. 1 April 2013. Diakses 15
November 2021. Hal. 83
83

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer (mahasiswa prodi

PGMI yaitu Widiya) terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang

mengalami peningkatan sebagaimana yang terdapat pada tabel 4.4 dan 4.8. Pada

siklus I aktivitas siswa masih kurang aktif yaitu siswa masih belum paham mengenai

model pembelajaran Team Game Tournament sehingga pada pengerjaan LKPD

siswa masih kurang aktif serta masih kurang kerjasama di dalam kerja kelompok dan

siswa juga tidak berani dalam bertanya, akan tetapi aktivitas siswa mengalami

perubahan pada siklus II siswa telah aktif dalam permainan dan bekerja sama dalam

mengerjakan LKPD yang ditugaskan guru untuk menyelesaikan tugas kelompok. Hal

ini membuktikan bahwa dalam penerapan model kooperatif tipe Team Game

Tournament (TGT) dan media audiovisual, guru selalu berusaha untuk

memaksimalkan aktivitas siswa dalam pembelajaran terus meningkat. Dengan

demikian aktivitas siswa dengan penerapan model kooperatif tipe Team Game

Tournament (TGT) dan media audiovisual mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil analisis data terlihat adanya peningkatan pada aktivitas siswa dengan

penerapan model kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dan media audiovisual. Hal

ini terlihat pada saat siswa secara aktif dalam membedakan berbagai sumber energi dan

perubahannya. Untuk nilai rata-rata setiap siklus terdapat pada gambar berikut :
84

100
90
88.46%
80
67.30
70
%
60
50
40
30
20
10
0
Siklus I Siklus II

Gambar 4.2: Diagram Perbandingan Aktivitas Siswa

Dari gambar 4.2 dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam

mengikuti pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe Team Game

Tournament (TGT) pada tema energi dan perubahannya berada pada kategori

baik sekali. Hal ini disebabkan karena aktivitas siswa dalam mengikuti

pembelajaran pada kegiatan awal, inti dan akhir sudah terlaksana dengan baik

sesuai dengan RPP. Hasil ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Agus Adhari yang menunjukkan bahwa penerapan model kooperatif tipe

Team Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.39

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti bahwa denga

penerapan model kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa.

39
Agus Adhari. Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Game Tournament untuk
Meningkatkan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas IV SDN 08
Pontianak Utara. Jurnal Program Studi PGSD Jurusan Pendidikan Dasar FKIP Untan Pontianak. 2016.
Diakses 15 November 2021. Hal. 6
85

3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat dari nilai tes yang telah diberikan

siswa setelah proses belajar mengajar yang berupa soal pilihan ganda kemudian hasil

tes siswa diolah dalam tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus

presentase. Data diperoleh dari hasil tes yang diberikan pada setiap siklus yang terdiri

dari dua siklus. Hasil tes yang dicapai pada tiap-tiap tes dianalisis ketuntasan

belajarnya, baik secara ndividual maupun klasikal. Nilai ketuntasan kriteria minimal

(KKM) untuk materi pada tema “energi dan perubahannya” yang telah ditentukan

atau 70% atau secara klasikal 80% maka pembelajaran tersebut dikategorikan tuntas.

Berdasarkan data yang terkumpul dan hasil analisis yang diperoleh dari soal

post tes menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan ketuntasan

klasikal siswa dalam belajar telah mencapai 91.30% sesuai dengan teori belajar

tuntas, maka seorang peserta didik dikatakan tuntas jika mampu menyelesaikan,

menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 70% dari sebuah

tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dapat dilihat dari jumlah peserta

didik yang mampu mencapai ketuntasan sekurang-kurang 70% dari jumlah peserta

didik yang ada dikelas tersebut. Untuk nilai rata-rata disetiap siklus terdapat pada

gambar berikut :
86

90
83.47%
80
65.21
70
%
60
50
40
30
20
10
0
Siklus I Siklus II

Gambar 4.3: Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa

Jadi, berdasarkan gambar 4.3 tersebut maka penerapan model kooperatif

tipe Team Game Tournament (TGT) sudah tuntas, karena secara keseluruhan

dari jumlah siswa sudah mampu menelesaikan soal-soal, mencapai indikator

dan tujuan pembelajaran pada materi tema “energi dan perubahannya”. Hasil

ni juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saoda Hamid yang

menunjukkan bahwa penerapan model kooperatif tipe Team Game

Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.40 Berdasarkan

hasil penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti bahwa meningkatnya

pencapaian hasil belajar siswa dengan menerapkaan model kooperatif tipe

Team Game Tournament (TGT).

40
Saoda Hamid. Penerapan Model Pembelajaran Team Game Tournament (TGT) dalam
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Biologi Siswa di MTs Negeri Dowora. Vol 2 No (2) Maret 2014.
Diakses 15 November 2021. Hal. 224
87

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dengan penerapan model Kooperatif Tipe

Teams Games Tournament (TGT) pada “Tema Energi dan Perubahannya” di

kelas IIIa MIN 03 Aceh Besar, maka dapat dikemukakan kesimpulan dan

saran-saran sebagai berikut:

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, penulis dapat

menyimpulkan bahwa:

1. Aktivitas guru selama proses belajar mengajar dengan menerapkan model

Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada siklus I sebesar 75%

(baik), dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 90.38% (sangat

baik).

2. Aktivitas belajar siswa yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran

berlangsung dengan menerapkan model Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament (TGT) siklus I sebesar 67.30% (baik), dan pada siklus II

mengalami peningkatan sebesar 88.46% (baik sekali).

3. Hasil belajar siswa dengan menerapkan model Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan persentase


88

pada siklus sebesar 65.21% (cukup), dan pada siklus I hasil belajar siswa

mengalami peningkatan sebesar 83.47% (baik sekali).

2. Saran

Hasil penelitian yang diperoleh, agar proses pembelajaran lebih efektif

dan lebih memberikan hasil maksimal bagi siswa, maka disampaikan saran-

saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menerapkan model Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament (TGT) dapat membawa dampak positif terhadap kemampuan

guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas mengajar guru, diharapakan

guru dapat menerapkan model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

(TGT) dalam pembelajaran yang lain upaya meningkatkan mutu kualitas

pendidikan khususnya pada pelajaran Tematik

2. Guru dapat menerapkan model lain selain model Kooperatif Tipe Teams

Games Tournament (TGT) yang bervariasi sesuai dengan materi yang di

ajarkan.

3. Disarankan kepada pihak lain atau peneliti yang lain yang ngin melakukan

penelitian yang sama pada materi yang lain atau mata pelajaran yang lain agar

dapat lebih memfokoskan kepada aktivitas subjek yang diteliti dan dapat

menjadikan bahan perbandingan dengan hasil penelitian yang lain.


89

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sadirman. 2011 “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”Cet.20 Jakarta: Raja
Gravindo Persada.
Adhari, Agus. 2016. Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Game Tournament
untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran lmu Pengetahuan
Sosial di Kelas V SDN 08 Pontianak Utara.

Arikunto, Suharsimi. 2010 “Prosedur Peneitian Suatu Pendekatan Praktik” Jakarta:


Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar, 2005. “Media Pembelajaran, cet.6,” Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Asrotun,2014.i“penggunaan Media Tiga Dimensi untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa”. Jurnal Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Hamid, Saoda. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Team Game Tournament
(TGT) dalam Meningkatkan Hasil Belajar PA Biologi Siswa di MTs Negeri
Dowora.

http://agung030492.blogspot.com/2011/06/media-audio_14.html.
https://learn.sdmupat.sch.id/wp-content/uploads/2021/05/Rangkuman-Materi-Tema
8-Subtema-4-kode-Matematika.pdf
Irene, dkk. 2016 “BUPENA Buku Penilaian Tema Indahnya Kebersamaan,
TemaSelalu Berhemat Energi, dan Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup
Jilid3A.”Jakarta: Erlangga.
Isjoni. 2009. “Cooperative Learning.” Bandung:Alfabeta.
Iskandar, 2009 “Penelitian Tindakan Kelas”.Jakarta:Gaung Persada.
90

Komalasari, Kokom, 2010. “Pembelajaran Kontekstual”, bandung: PT Refika


Aditama.
Lie,Anita, 2008. “Cooperative Learning:Mempraktikkan Cooperatif Learning di
Ruang-Ruang Kelas”. Jakarta:Grasindo.
Majid,Abdul. 2013i“Strategi pembelajaran” Cetakan ke-1.Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyadi, 2010 “Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan
Agama Di Sekolah”UIN-Maliki :Press
Noriyana, Meina. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe team Game
Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Matematika pada Materi Segi Empat di Kelas VII A SMPN 3 Paringin.

Nurgianto,Burhan. 1988 “Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah”


Yogyakarta: BPFE.
Nurochim, 2013 “perencanaan pembelajaran ilmu-ilmu Sosial”.Jakarta:Raja
Grafindo persada.
Nuruddin, 2008. “Hubungan Media: Konsep dan Aplikasi”. Jakarta: Raja Grafindo.
Purwanto, 2010. “Evaluasi Hasil Belajar”.iYogyakarta: Pustaka Belajar.
Rusman, 2015 “Pembelajaran Tematik Terpadu” Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rusman,2011. “Model-model Pembelajaraan”. Cetakan ke-3. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Severin,Werner J. 2005. “Teori Komunikasi ” Jakarta: Kencana.
Shirley, Biagi. 2010. “Pengantar Media Massa”. Jakarta: Salemba Humanika.
Siregar, Eveline, 2010i. “Teori Belajardan Pembelajaran”, Bogor,iGhalia Indonesia.
Slameto, 2010 .“Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya” Jakarta Rineka
Cipta.
Slavin, R. E. 2010. “Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik ” cet IV
Bandung: Nusa Media.
91

Slavin, R.iE. 2005. “Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik” ,Bandung: Nusa
Media.
Slavin,R,E ,2008. “Cooperative Learning”. Bandung: Nusa Media
Sudijono, Anas.2008. “Pengantar Statistik Pendidikan”.Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sukardi. 2015, “metodologi penelitian kompetensi dan prakteknya” Jakarta:Bumi
Aksara.
Susanto,Ahmad. 2013.“Teori belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar” Jakarta:
Kencana.
Syah, Muhibbin,.2009 “Psikologi Belajar” Cet.3 Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syaodih,S,Nana,. 2010 “Metode Penelitian Pendidikan” Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Tamburaka, Apriadi, 2013 “Literasi Media ” Jakarta: Rajawali Pers.
Tamburaka, Apriadi, 2013. “ Literasi Media” Jakarta: Rajawali Pers.
Tanireja, Tukiran ,dkk. 2011 “Model-model Pembelajaran Inovatif” Bandung:
Alfabeta.
Tritanto, 2007. “Model -model Pembelajaran Inovatif Beriorientasi
Konstruktif”iJakarta:Prestasi Pustaka.
Wahjono,Padmo, 2011 “ Indonesia Negara Berdasarkan Atas Hukum” Ghalia
Indonesia.
Wiriaatmadja,Rochiati.2014 “Metode Penelitian Tidankan Kelas: Untuk
Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen” Bandung: Remaja Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai