PENDAHULUAN
melahirkan perubahan pada diri dan berfungsi secara tepat di masyarakat. Pengajar
digunakan oleh guru dalam mengajar. Selain mengetahui berbagai materi, seorang
Kemampuan seorang guru dalam proses belajar mengajar memiliki peranan penting
metode, model, media dan pendekatan dalam proses belajar mengajar, agar siswa
dapat menguasai materi yang diajarkan dengan baik. Dengan demikian guru sangat
berperan penting dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu seorang guru harus
1
2
Selain itu guru tentunya juga berusaha menjelaskan seluruh materi yang diajarkan
Hal ini disebabkan karena keberhasilan suatu pembelajaran sangat ditentukan oleh
seorang guru. Kelancaran seorang guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan
siswa juga sebagai panentuan untuk mencapai suatu keberhasilan guru dalam
kegiatan belajar mengajar khususnya pada tema 6 “Energi dan Perubahannya”. Dalam
tema energi dan perubahannya, guru dapat memilih variasi model dan menggunakan
media pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara
fisik maupun mental sehingga materi yang diajarkan oleh guru menjadi lebih konkrit
diajarkan sangat penting untuk meningkatkan hasil belajar. Oleh sebab itu di
butuhkan variasi model pembelajaran didalam kelas, sehingga siswa dapat menerima
pelajaran dengan baik. Selain itu guru juga harus memilih model pembelajaran yang
tepat agar tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan sehingga
dapat meningkatkan pemahaman bagi siswa dan respon siswa dengan bentuknya
1
Asrotun, “penggunaan Media Tiga Dimensi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”,
Jurnal Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ,2014. Diakses pada tanggal 13 April 2018.
2
Tritanto, “Model-Model Pembelajaran Inovatif Beriorientasi Konstruktif”, (Jakarta: Prestasi
Pustaka.2007), hal. 5.
3
memudahkan peserta didik dalam menangkap setiap materi yang diberikan oleh guru,
tipe Team Game Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, seluruh peserta didik tanpa harus ada perbedaan
status. Tipe ini melibatkan peran peserta didik sebagai tutor sebaya, mengandung
peserta didik dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab,
pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa
anggota kelompok akan mengambil sebuah kartu yang telah diberi nomor dan
menjawab pertanyaan yang ada pada kartu tersebut sehingga memberikan sumbangan
berupa soal yang sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang
kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan
4
memberi skor pada kelompoknya. Namun semua soal nantinya apakah yang mudah
Tekhnik (TGT) yaitu siswa dengan jenis kecerdasan dan kelamin yang berbeda
dikelompokkan sehingga kelompok lebih heterogen dengan jumlah lima sampai enam
siswa untuk belajar bersama. Perbedaan yang ada dalam satu kelompok mendorong
Dan media yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa selain
dengan diterapkan model Team Game Tournament (TGT), peneliti juga menerapkan
media audiovisual yaitu media yang berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan
termasuk dalam kelompok ini adalah radio, dan alat perekampita magnetik.4
MIN 03 Aceh Besar, menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran siswa masih
kurang aktif pasif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan
pembelajaran yang berlangsung kurang menarik bagi siswa, sehigga mereka merasa
jenih, bosan kepada pelajaran tersebut. Tetapi, dalam proses belajar mengajar masih
3
Kokom Komalasari, “Pembelajaran Kontekstual”, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hal.
61
4
Apriadi Tamburaka, “Literasi Media”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 83
5
menyelesaikan soal yang telah disesuaikan oleh gurunya. Jika diberi soal yang
berbeda-beda dengan soal latihan, maka siswa akan kesulitan dan kebingungan dalam
menyelesaikan dan tidak tahu dari mana memulai untuk mengerjakan soal. Oleh
karena itu, kreatifan siswa dalam proses pembelajaran sangatlah peting. Berhasil atau
tidaknya suatu pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kreatifan seorang guru dan
Dari hasil wawancara dengan guru kelas III di MIN 03 Aceh Besar,
menyatakan bahwa siswa cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran, hal ini
disebabkan oleh siswa yang tidak peduli dengan penjelasan guru, ketika dijelaskan
mereka sibuk bermain sendiri dengan teman-temannya di kelas. Penyebab yang lain
karena tidak cocoknya model pembelajaran atau metode yang digunakan oleh guru
serta tidak menggunakan alat peraga atau media dalam proses belajar mengajar.
Selain itu dari hasil wawancara peneliti dengan guru di MIN 03 Aceh Besar
selama observasi, diketahui bahwa banyak siswa yang hasil belajarnya masih
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas III di MIN 03 Aceh Besar”
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
dan media audiovisual pada tema “Energi dan perubahannya” di kelas III
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
Team Games Tournament dan media audiovisual pada tema “Energi dan
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi
semua pihak, terutama bagi guru, orang tua, siswa dan para peneliti selanjutnya yang
didik untuk mandiri, mendorong peserta didik untuk berperan aktif dan
menambahkan motivasi peserta didik, serta yang paling utama adalah meningkatkan
2. Bagi Guru
3. Bagi Sekolah
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik lebih optimal sehingga
8
peserta didik senang memiliki hasil belajar yang tinggi dalam tema Energi dan
4. Bagi Peneliti
dan mendapat bekal tambahan untuk mahasiswa dan calon guru sehingga siap
E. Definisi Operasional
model dalam sebuah pembelajaran untuk menilai jalan proses hasil pembelajaran.
model pembelajaran koperatif yang mudah diterapkan, seluruh peserta didik tanpa
harus ada perbedaan status, model ini melibatkan peran peserta didik sebagai tutor
sebaya, dalam model Team Game Tournamen (TGT) mengandung unsur permainan
Team Game Tournament (TGT) memungkinkan peserta didik dapat belajar lebih
9
siswa. Guna mencapai peningkatan hasil belajar siswa serta keikutsertaan seluruh
2. Media Audiovisual
mengaktifkan mataidan telinga peserta didik dalam waktu proses belajar mengajar
berlangsung.6 Media audiovisual yaitu jenis media yang mengandung suara juga
mengandung unsur gambar yang dapat dilihat seperti rekaman video, berbagai ukuran
film, slide suara, dan lain sebagainya. Kegunaan media ini dianggap lebih baik dan
lebih menarik.7
Media yang dimaksud peneliti media audiovisual media yang membuat peserta
didik lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar pada proses belajar mengajar.
3. Hasil Belajar
5
Robert E. Slavin, “Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik”, (Bandung: NusaMedia,
2005), hal. 13
6
Azhar Arsyad, “Media Pembelajaran”, cet.6, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hal.
4
7
Azhar Arsyad, “Media Pembelajaran”….., hal. 8
10
Hasil belajar merupakan suatu hasil atau kemampuan yang dicapai oleh siswa
dalam memproses cara-cara bersikap dan bertindak dalam proses belajar mengajar di
sekolah. Arti dari pada belajar merupakan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
Hasil belajar yang dimaksud dalam peneliti ini berupa skor yang dicapai siswa
F. Kajian Terdahulu
Tungkop” di dapati bahwa (1) Aktivitas siswa pada siklus memperoleh nilai
presentase 3,83 dalam kategori baik dan pada siklus I meningkat dengan
nilai 4,66 dengan kategori baik sekali.(2) Hasil tes siswa pada siklus sebesar
secara klasikal.
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V MIN Lambaro Aceh Besar”
di dapati bahwa (1) aktivitas guru pada siklus memperoleh nilai persentase
72,59% pada materi PA dalam kategori baik dan pada siklus I meningkat
dengan nilai 82.96% yang berada dalam kategori baik sekali. (2) Aktivitas
LANDASAN TEORI
pertandingan permainan tim, pada awalnya dikembangkan oleh David De Vries dan
Keath Edward. Siswa dengan model ini, bermain game dengan anggota tim lain
pendekatan yang serupa dengan STAD kecuali satu hal yang digunakan Team Game
Tournament (TGT) untuk turnamen akademik, yaitu menggunakan kuis dan sistem
mereka dengan anggota dari tim lain yang kinerja akademik sebelumnya sama
dengan meraka.10
Pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) merupakan salah satu jenis atau
model pembelajaran yang mudah diterapkan, semua siswa tanpa perlu perbedaan status. Tipe
ini melibatkan peran siswa sebagai pembimbing sebaya, mengandung unsur bermain yang
dengan permainan yang dirancang dalam model pembelajaran kooperatif Team Games
9
Robert E. Slavin, “Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik”, (Bandung: Nusa Media,
2010), hal. 13
10
Robert E. Slavin, “Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik”,…… hal. 163-165.
12
13
Tournament (TGT) memungkinkan siswa untuk belajar lebih santai sambil mengedepankan
tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, kompetisi yang sehat dan keterlibatan belajar.
jenis model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, meliputi kegiatan semua siswa
tanpa ada perbedaan status, menyertakan peran siswa sebagai pembimbing sebaya dan
siswa untuk belajar lebih santai serta meningkatkan tanggung jawab untuk kolaborasi,
(TGT)
terdapat lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, tim (kelompok), games
kelompok).12
a. Prestasi di kelas
biasanya melalui pembelajan langsung atau ceramah, dan diskusi yang dipimpin oleh
guru. Pada saat presentasi kelas ini, siswa harus benar-benar memperhatikan dan
memahami materi yang diberikan oleh guru, karena akan membantu siswa untuk
11
Nurochim, “perencanaan pembelajaran ilmu-ilmu Sosial”, ( Jakarta: Raja Grafindo persada,
2013), hal. 67.
12
Slavin, R ,E. “Cooperative Learning”….., hal. 166-167
14
bekerja lebih baik dalam permainan karena hasil permainan akan menentukan hasil
masing-masing kelompok.
b. Tim
Sebuah kelompok biasanya terdiri dari lima sampai enam siswa. Fungsi
kelompok adalah untuk memperdalam materi dengan teman satu kelompoknya, serta
mempersiapkan anggota kelompoknya untuk bekerja dengan baik dan optimal selama
permainan berlangsung. Pada tahap ini, setiap siswa diberikan sebuah makalah
penting sebagai mata pelajaran yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok, siswa
kelompok memahami materi yang dibahas, dan dikumpulkan satu lembar hasil kerja
kelompok.
c. Game (permainan)
Permainan ini terdiri dari pertanyaan yang terkait dengan konten yang
dirancang untuk menguji pengetahuan yang diperoleh siswa dari presentasi kelas dan
bernomor. Siswa memilih kartu bernomor. Siswa yang menjawab pertanyaan dengan
benar akan mendapatkan skor. Permainan dalam TGT dapat berupa soal-soal yang
ditulis pada kartu bernomor. Siswa mengambil kartu bernomor dan harus menjawab
d. Turnamen
presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar
kegiatan.
Penghargaan atau hadiah diberikan kepada tim yang menang atau mendapat
skor yang tinggi, dan skor tersebut nantinya akan digunakan sebagai nilai tambah
untuk diberikan kepada siswa. Selain itu, penghargaan juga diberikan sebagai
(TGT) didesain dalam dua tahap, yaitu pra kegiatan pembelajaran dan rincian
pembelajaran kooperatif dalam model TGT akan dijelaskan secara jelas di bawah
ini:13
1) Persiapan
a) Materi
didesain sedemikian rupa untuk pembelajaran kelompok. Oleh karena itu, guru harus
menyiapkan lembar kerja, materi yang akan dipelajari selama belajar kelompok, dan
13
Slavin, R ,E. “Cooperative Learning”…., hal. 168.
16
lembar jawaban dari lembar kerja. Selain itu, guru juga harus menyiapkan pertanyaan
untuk pertandingan.
dilakukan dengan mengurutkan siswa dari atas ke bawah dari bawah ke atas
Kelompok yang dibentuk harus seimbang, baik dari segi kemampuan akademik
maupun jenis kelamin dan suku, kerja kelompok membutuhkan waktu 40 menit,
kemudian dilakukan validasi kelas yang artinya mencocokkan hasil kerja kelompok
meja pertandingan terdiri dari 4-5 siswa yang memiliki kemampuan memahami dan
bekerja sama dengan kelompok yang berbeda. Gambaran pembagian siswa dalam
Model TGT14
Meja Meja
Meja Turnamen Meja Turnamen
Turnamen2 Turnamen3
1 4
Keterangan:
1) Penyajian Kelas
a) Pembukaan
b) Pengembangan
Guru memberikan garis besar materi sehingga siswa dapat berdiskusi dengan
c) Belajar kelompok
Guru membagikan anggota kelompok dan meminta siswa untuk duduk sesuai
siswa yang heterogen, berdasarkan prestasi akademik dan ras. Guru mengarahkan
dalam kelompoknya dan lebih khusus lagi untuk mempersiapkan anggota agar dapat
bekerja dengan baik dan optimal selama permainan berlangsung. Biasanya, kelompok
melakukan yang terbaik untuk membantu sesama anggota mereka. Jika ada salah satu
anggota yang tidak dapat mengerjakan suatu soal atau memiliki pertanyaan yang
berkaitan dengan masalah tertentu, maka teman satu kelompoknya yang bertanggung
Jika tidak ada teman dalam kelompok yang dapat mengerjakan, siswa dapat
meminta bimbingan kepada guru. Setelah belajar kelompok selesai, guru meminta
Game Tournament (TGT), guru bertindak sebagai fasilitator untuk berkeliling dalam
d) Validasi kelas
Hal ini bermakna bahwa guru meminta setiap kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang telah didiskusikan oleh teman satu kelompoknya, dan guru
e) Turnamen
satu perangkat turnamen. Satu perangakat turnamen terdiri dari pertanyaan, kartu
soal, lembar jawaban, smiley, dan lembar skor turnamen. Semua set soal untuk setiap
16
Slavin, R,E. “Cooperative Learning”…., hal. 172
20
menggunakan pendapatnya.
lebih kecil.
a) Sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak semua peserta didik ikut
kelas.18
17
Tukiran Tanireja dkk, “Model-model Pembelajaran Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2011),
Hal. 72
18
Tukiran, “Model-model Pembelajaran”..., hal. 73
21
Wina Sanjay menyebutkan bahwa media merupakan bentuk jamak dari median
yang berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan
atau karya, seperti media dalam penyampaian pesan, media konduksi magnetik, atau
panas dalam rekayasa. Istilah media juga digunakan dalam bidang pengajaran atau
pembelajaran.19
verbal (kedalaman kata/verbal) dan nonverbal. Beberapa jenis media yang termasuk
Sudjana dan Rivai mengemukakan bahwa media audio visual adalah sejumlah
alat yang digunakan oleh pengusaha dalam menyampaikan konsep, ide dan
a. Audio-Visual Murni
19
Biagi Shirley, “Pengantar Media Massa”, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hal. 251
20
Apriadi Tamburaka, “Literasi Media”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 83
22
Media Audiovisual murni merupakan media yang hidup, yaitu media yang
dapat menampilkan unsur bunyi, gambar bergerak, unsur bunyi, dan unsur gambar
berasal dari sumbernya. Adapun jenis media audiovisual murni antara lain:
1) Film Bersuara
Film atau gambar hidup adalah gambar dalam bingkai di mana bingkai demi
bingkai diproyeksikan secara mekanis melalui lensa proyektor sehingga layar tampak
hidup. Film adalah alat yang mampu menyampaikan makna kepada masyarakat serta
anak-anak yang banyak menggunakan sisi emosional dari pada aspek rasionalitas.
Kegunaan media ini juga dapat dirasakan dalam dunia bisnis untuk menarik
pelanggan.
Ada berbagai jenis film audio, beberapa di antaranya digunakan untuk hiburan
seperti film komersial yang ditayangkan di bioskop. Namun audio film yang
dimaksud dalam pembahasan ini adalah tayangan pembelajaran yang bisa digunakan
2) Video
masyarakat. Pesan yang diberikan dapat bersifat faktual atau fiktif, dan dapat bersifat
informasional, edukatif atau perintah. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh
video, tetapi itu tidak berarti bahwa video akan menggantikan film. Media video
merupakan salah satu jenis media audio visual, seperti film yang banyak
3) Televisi
Televisi adalah sebuah perangkat elektronik yang pada dasarnya seperti gambar
hidup yang terdiri dari gambar dan suara. Dengan demikian peran televisi baik berupa
Audio-visual tidak murni adalah media yang unsur suara dan gambarnya
berasal dari sumber yang berbeda. Audio visual tidak murni ini sering disebut sebagai
visual dan akustik bisu, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam
seperti: 21
Slide atau kaset film yang ditambah dengan audio bukanlah alat audio visual
yang lengkap, karena suara dan tampilannya terpisah, sehingga slide atau kaset film
termasuk media audio visual saja atau media visual bisu. Slide (film bingkai) dengan
pita audio adalah jenis sistem multimedia yang paling mudah untuk diproduksi.
Kombinasi slide dan tape dapat digunakan di berbagai lokasi dan untuk
berbagai tujuan pendidikan dan meningkatkan upaya untuk melibatkan gambar untuk
sebuah inovasi yang dapat digunakan sebagai media baik dalam bekerja maupun
dalam pembelajaran.
21
Nuruddin, “Hubungan Media: Konsep dan Aplikasi”, (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), hal.
122.
24
suara dan gambar. Instrumen Audio dan Visual 'Audible' berarti dapat
didengar dan 'Visible' berarti dapat dilihat. Jenis media ini memiliki
kemampuan yang lebih baik, karena mencakup dua jenis media, yaitu media
dan proyektor visual lebar. Ciri utama dari teknologi media audio visual
1. Bersifat linier.
perancang/pembuatnya.
rendah.
C. Hasil Belajar
interpretasi dan asosiasi satu sama lain, dan perubahan sebagai pribadi.
Ketika ada proses belajar, maka bersamaan dengan itu juga terjadi proses
mengajar. Akan mudah untuk memahami hal ini, karena jika seseorang belajar, maka
tentu ada juga yang mengajar, dan sebaliknya jika ada yang mengajar, tentu ada juga
yang belajar. Dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada
umumnya disebut hasil belajar. Namun untuk mendapatkan hasil belajar yang
maksimal, proses belajar mengajar harus dilakukan secara sadar, sengaja dan
Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik kognitif,
emosional maupun psikomotorik sebagai akibat dari kegiatan belajar. Pengertian hasil
belajar Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa belajar dapat diartikan sebagai
diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri adalah
suatu proses dimana seseorang memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif
23
Sadirman A.M., “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”, (Jakarta: Raja Gravindo
Persada, 2011), hal. 19
26
ditetapkan oleh guru. Anak yang berhasil belajar adalah anak yang berhasil mencapai
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai sudah sesuai dengan tujuan
yang diinginkan, hal ini dapat diketahui melalui penilaian. Selain itu, penilaian atau
asesmen ini dapat digunakan sebagai umpan balik atau tindak lanjut, atau bahkan
sebagai alat ukur tingkat kemahiran seorang siswa. Dengan demikian, penilaian hasil
belajar siswa meliputi segala sesuatu yang dipelajari di sekolah, baik itu pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan materi yang diberikan kepada siswa.24
a. Ranah Kognitif
Ini adalah ranah yang mencakup aktivitas mental (otak). Semua upaya yang
melibatkan aktivitas otak termasuk dalam domain kognitif. Menurut Bloom, ranah
b. Ranah afektif
Affective Domain. Ranah afektif merupakan wilayah yang berkaitan dengan sikap
24
Ahmad Susanto, “Teori belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar”, ….. , hal. 6
25
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama di
Sekolah”, ( UIN-Maliki: Press, 2010), hal. 3
27
seseorang yang dapat diprediksi jika orang tersebut memiliki tingkat penguasaan
kognitif yang tinggi. Jenis hasil belajar emosional siswa akan memiliki perilaku yang
berbeda seperti: minat dalam pelajaran, disiplin, motivasi untuk belajar, menghormati
c. Ranah psikomotorik.
dalam bentuk keterampilan individu dan kemampuan bertindak. Ada enam tingkat
diferensiasi motorik, dan lain-lain, dan kemampuan di bidang fisik, seperti kekuatan,
semua bidang psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan
dalam menguasai ilmu dalam suatu mata pelajaran, dilihat dari prestasinya.
Siswa akan dikatakan berhasil jika kinerjanya baik dan sebaliknya jika
26
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama di
Sekolah”, …. hal .5
27
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama di
Sekolah,… hal. 9
28
prestasinya rendah. Pada tataran yang sangat umum, hasil belajar dapat
a. Keefektifan (effectiveness)
b. Efesiensi (efficiency)
Efektivitas belajar biasanya diukur dengan tingkat prestasi siswa. Ada aspek
yaitu: 1) ketepatan dalam menguasai perilaku yang dipelajari atau sering disebut
jumlah waktu yang dihabiskan untuk belajar dan jumlah biaya pembelajaran yang
siswa untuk terus belajar. Daya tarik belajar erat kaitannya dengan daya tarik bidang
. Kunci untuk memperoleh metrik dan data tentang hasil belajar siswa adalah
dengan mengetahui garis besar indikator yang terkait dengan jenis pencapaian yang
akan diungkapkan atau diukur. Indikator hasil belajar menurut Benjamin S. Bloom
Secara umum yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori,
yaitu faktor nternal dan faktor eksternal, keduaifaktor tersebut saling mempengaruhi
a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa yang sedang belajar.
1) Faktor jasmaniah adalah faktor yang ada dalam diri seseorang menyangkut
3) Faktor kelelahan.
b. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar diri siswa. Adapun yang
1) Faktor keluarga meliputi: cara orang mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar
belakang kebudayaan.
siswa, relasi siswa dengan siswa, alat pelajaran, metode belajardan tugas
rumah.
Berdasarkan uraian di atas metode pengajaran yang di terapkan oleh guru untuk
eksternal yang dimaksud dalam hal ini adalah faktor yang berasal dari sekolah yaitu
terhadap minat dan motivasi faktor internal) siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang inivatif dan menyenangkan untun
siswa adalah model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT), dengan model
pembelajaran di harapkan minat anak untuk belajar akan lebih meningkat lagi dan
Perubahannya”
antaranya yakni, matapelajaran PPKn, Bahasa ndonesia, IPS, PA, Matematika, Seni
kurikulum 2013, tema sudah disiapkan oleh pemerintah dan sudah dikembangkan
2010), hal. 54
31
menjadi subtema dan satuan pembelajaran. 31 Untuk kelas II SD/MI terdapat delapan
Tabel 2.1
Daftar tema kelas III SD/MI Revisi 2018
Semester I Semester II
Tema 1 Pertumbuhan &
Tema 5 Cuaca
Perkembangan Makhluk Hidup
Tema 2 Menyayangi Tumbuhan dan
Tema 6 Energi dan Perubahannya
Hewan
tematik kelas III. Tema tersebut dibagi lagi menjadi beberapa subtema, yaitu:
Tabel 2.2
Daftar subtema Energi dan Perubahannya Revisi 2018
Subtema 1 Sumber Energi
Subtema 2 Perubahan Energi
Subtema 3 Energi Alternatif
Subtema 4 Penghematan Energ
Setiap subtema akan dibagi lagi ke dalam 6 pembelajaran. Dalam penelitian ini,
a. Bahasa Indonesia
31
Rusman, “Pembelajaran Tematik Terpadu”, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015), hal.
149
32
lingkungan.
4.1 Menyajikan hasil penggalian informasi tentang konsep sumber dan bentuk
energi dalam bentuk tulis dan visual menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif.
Indikator:
4.1.2 Menyusun informasi tentang sumber energi dengan kalimat efektif yang
benar.
b. PKn
1.2 Menerima amanah hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan warga
2.2 Menerima hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan warga sekolah
wargasekolah.
33
4.2 Menyajikan hasil identifikasi kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga
danwarga sekolah.
Indikator
c. Matematika
berlangsung.
Indikator
a. Pengertian Energi
34
sumber energi, sumber energi terbesar bagi bumi adalah matahari. Matahari
merupakan sumber energi panas dan cahaya yang yang terpanas di bumi.
b. Macam-Macam Energi
1) Energi Panas
Energi panas disebut juga energi kalor. Energi panas memiliki manfaat yang
sangat banyak dalam kehidupan manusia. energi panas dapat digunakan untuk
2) Energi Bunyi
Bunyi timbul karena adanya getaran. Setiap getaran benda yang dapat
menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Getaran adalah gerakan bolak balik yang
disebut amplitudo. Makin besar amplitudonya, maka makin keras bunyi yang di
dengar.
3) Energi Alternatif
minyak bumi. Energi alternatif antara lain adalah energi matahari, energi angin, energi
1) Energi listrik menjadi energi panas. Contoh: setrika, rice cooker, dan oven.
2) Energi listrik menjadi energi gerak. Contoh: kipas angin dan blender.
3) Energi listrik menjadi energi cahaya. Contoh: lampu pijar dan neon.
4) Energi listrik menjadi energi bunyi. Contoh: radio, speaker, dan gitar listrik.
5) Energi gerak menjadi energi listrik. Contoh: air terjun akan menggerakkan
6) Energi kimia mejadi energi listrik. Contoh: baterai dan aki yang digunakan
7) Energi kimia menjadi energi gerak. Contoh: makanan yang dimakan sebagai
tersedia dalam jumlah terbatas (tidak dapat diperbarui). Kebutuhan manusia terhadap
minyak bumi dan gas alam semakin meningkat. Manusia memerlukan energi untuk
melakukan aktivitas sehari-hari.Namun, energi yang berasal dari minyak bumi dan
gasalam merupakan energi yang terbatas (tidak dapat diperbarui). Oleh karena itu
32
Irene, dkk.“BUPENA Buku Penilaian Tema Indahnya Kebersamaan, Tema Selalu Berhemat
Energi, dan Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup” Jilid 3, (Jakarta: Erlangga ,2016), hal. 97
36
manusia mulai mencari sumber energi alternatif pengganti minyak bumi dan gas
alam.33
Energi alternatif adalah energi yang berasal dari alam. Energi alternatif juga
lebih ramah lingkungan. Sumber energi alaternatif dialam ada dalam jumlah tak
terbatas (dapat diperbarui). Contoh energi alternatif yaitu sinar matahari, arus air,
angin, ombak laut,kotoran hewan, limbah pertanian, dan panas bumi. Contoh
(biogas)
angin/bayu (PLTB)
kelemahan dan kelebihan. Kelebihan dari pemanfaatan energi alternatif yaitu dapat
digunakan terus menerus karena tidak akan habis (dapat diperbarui), beberapa sumber
energy alternatif menghasilkan energi yang besar, serta ramah lingkungan. Sedangkan
kelemahan dari pemanfaatan energi alternatif yaitu dibutuhkan biaya yang besar
33
Irene, dkk.“BUPENA Buku Penilaian Tema Indahnya Kebersamaan, TemaSelalu Berhemat
Energi, dan Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup”,….. hal. 122
37
untuk membangun sarana pemanfaatan energi alternatif, dan jumlah energi alternatif
4. Materi PPKn
Air sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Air kita manfaatkan untuk
keperluan sehari hari misalnya untuk minum, memasak, mandi, atau mencuci. Oleh
karena pentingnya air tulah, kewajiban sebagai manusia harus menghemat air. Jangan
1) Menutup kran air setelah tidak digunakan, atau ketika kita keluar dari kamar
mandi
Selain menghemat air, manusia juga harus menjaga kebersihan dan kelestarian
lingkungan sekitar. Kelestarian lingkungan bisa juga dilakukan dengan cara merawat
tanaman, tidak membuang limbah dan sampah plastik di tanah, dan lain-lain.
34
Irene, dkk.“BUPENA Buku Penilaian Tema Indahnya Kebersamaan, TemaSelalu Berhemat
Energi, dan Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup”,…… hal. 124
38
BBM (Bahan Bakar Minyak) merupakan sumber energi yang tidak bisa
diperbarui. Untuk menghasilkan BBM diperlukan waktu yang sangaat lama hingga
jutaan tahun, sehingga dianggap tidak bisa diperbarui. Maka dari tu, kita perlu
menghemat penggunaan BBM. Upaya menghemat BBM ini harus menjadi kesadaran
dan kewajiban bersama, tidak bisa dilakukan oleh orang per orang saja.
jarak dekat saja, seperti ke masjid dekat rumah, kita tidak perlu
bersepeda.
dalam sekali jalan angkutan ini menampung lebih banyak orang daripada
5. Matematika
1 minggu =7 hari
1 hari = 24 jam
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik
35
Irene, dkk.“BUPENA Buku Penilaian Tema Indahnya Kebersamaan, Tema Selalu Berhemat
Energi, dan Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup”,…… hal. 132
39
Januari = 31 hari
Maret = 31 hari
April = 30 hari
Mei = 31 hari
Juni = 30 hari
Juli = 31 hari
Agustus = 31 hari
September = 30 hari
Oktober = 31 hari
November = 30 hari
Desember = 31 hari
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas.
(PTK) memiliki peran yang sangat penting yang bersifat refleksi dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan mutu dan hasil
belajar siswa serta mencoba hal-hal yang baru dalam pembelajaran. PTK adalah
upaya atau tindakan yang dilakukan oleh guru atau penelitian untuk memecahkan
yang akan dilakukan dalam kegiatan pelaksanaan penelitian. Sedangkan metode yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).37
kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan tujuan
36
Suharsimi Arikunto, “Prosedur Peneitian Suatu Pendekatan Praktik”, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hal. 89
37
Rochiati Wiriaatmadja, “Metode Penelitian Tidankan Kelas: Untuk Meningkatkan Kinerja
Guru dan Dosen”, ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014), hal. 4
40
41
mana peneliti mengadakan penelitian tindakan untuk meningkatkan hasil belajar pada
tema 6 (Energi dan Perubahannya) peserta didik kelas III MIN 03Aceh Besar dengan
Pengamatan I
Perencanaan II
Refleksi II
SIKLUS II Pelaksanaan II
Pengamatan II
Keterangan:
Siklus I: 1. Perencanaan I
2. Pelaksanaan I
3. Pengamatan I
4. Refleksi I
42
2. Pelaksanaan II
3. Pengamatan II
4. Refleksi II
1. Perencanaan
dan perubahannya pada siswa kelas III MIN 03 Aceh Besar. Pada tahap perencanaan
pembelajaran ini, guru akan lebih terarah dalam kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan di dalam kelas. Sarana dan pra-sarana penelitian yang meliputi menagtur
2. Tindakan
3. Pengamatan
didalam kelas. Pada tahap ini pengamat mengamati setiap kegiatan yang dilakukan
43
oleh guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan ni diisi dalam
4. Refleksi
mengemukakan kembali apa yang terjadi pada siklusi I untuk menyempurnakan pada
siklus II. Dalam hal ini peneliti dan pengamat saling berdiskusi.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada MIN 03 Aceh Besar yang berlokasi di Jln.
Lambaroangan, Desa Miruk Taman, Kec. Darussalam, Kab. Aceh Besar. Adapun
subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III a MIN 03 Aceh Besar,
yangiberjumlah 23 siswa, yang terdiri dari (13 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan).
1. Lembar Observasi
diamati dalam penelitian untuk melihat berapa jauh efek tindakan yang telah di capai.
Lembar observasi ini berupa daftar check-list yang terdiri dari beberapa item yang
menyangkut observasi aktivitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar.
2. Soal Tes
Soal tes merupakan data hasil belajar yang digunakan sebagai alat evaluasi
Tournament (TGT) dan media audio visual. Soal tes yang di buat oleh peneliti berupa
essay.
1. Observasi
dengan penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dan media
audio visual. Lembar observasi ini terdiri dari lembar observasi guru dan lembar
observasi siswa untuk setiap penemuan. Pengamatan ini dilakukan oleh teman
2. Tes
Tes sebagai teknik pengumpulan data yaitu berupa penelitian tindakan. Tes
individu atau kelompok. Dalam penelitian ini tes di berikan kepada siswa pada awal
dan akhir pertemuan yang berupa tes tertulis dalam bentu pilihan ganda pada setiap
siklus.
E. Instrument penelitian
pengumpulan data di atas yaitu lembar observasi dan soal tes. Baik dalam bentuk
pilihan ganda atau essay yang dirancang sesuai dengan indikator yang ditetapakan
45
pada RPP. Soal tes terdiri dari pre-test dan post-tes. Soal pre-test yang digunakan
Instrument yang digunakan berupa lembar observasi seperti disajikan pada tabel
berikut:
1 2 3 4
A Kegiatan Awal
berdoa.
B Inti
bertanya.
untuk menjawab.
4 orang.
skor terbaik.
asalnya.
tersebut.
C Penutup
sudah di pelajari.
Nilai maksimal
1 2 3 4
A Kegiatan Awal
guru.
B Inti
berlaku.
kawannya
kelompok belajar.
asalnya.
tersebut.
C Penutup
oleh guru.
Nilai maksimum
Teknik analisis data merupakan tahap yang paling penting dalam suatu
penelitian, Karena pada tahap ini penelitian dapat dirumuskan setelah semua data
aktivitas guru diperoleh dari lembaran pengamatan yang diisi selama pembelajaran
berlangsung. Data tentang aktivitas guru dan siswa dalam mengelola pembelajaran
Angka Kriteria
66 -79 Baik
56 – 65 Cukup Baik
Tes ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diajarkan sejauh
mana peserta didik berhasil menguasai pembelajaran. Manfaat diperoleh tes ini
adalah dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas masukan dan dapat digunakan
52
KKM yang telah ditetapkan oleh MIN 03 Aceh Besar, setiap siswa dikatakan tuntas
Secara klasikal dikatakan kuntas apabila ≥ 85% siswa tuntas. Hasil data tes ini
diperoleh dari lembaran jawaban yang berlangsung pada akhir proses pembelajaran
tematik. Data tes analisis menggunakan rumus persentase yang berguna untuk
media audio visual. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar
suatu adalah:
f
p= x 100%
N
Keterangan:
P = Angka Presentase.
Angka Kriteria
66 -79 Baik
53
56 – 65 Cukup Baik
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di MIN 03 Aceh Besar pada kelas III a Semester ganjil
tahun ajaran 2021-2022. Madarasah ini terletak di JL. Miruk Taman, Kec.
Darussalam, Kab. Aceh Besar. Madarasah ini memiliki keseluruhan jumlah siswa
yaitu 501 siswa, dan guru 35 orang, dan sekolah tersebut dikepalai oleh Iskandar
S.A.g. sekolah ini memiliki sarana dan pra-sarana yang memenuhi kriteria sekolah
yaitu terdiri dari ruang belajar, ruang kepala madrasah, ruang perpustakaan, ruang
meminta izin melakukan penelitian sekaligus memberi surat pengantar dari Dekan
Fakultas Tarbiah dan Keguruan UIN Ar-Raniry pada tanggal 25 Oktober 2021 serta
pada tanggal 26 Oktober 2021 penelitian diberikan izin untuk mengajar di kelas IIIa .
pendidikan. Berdasarkan data yang diperolah dari dokumentasi MIN 03 Aceh Besar
diketahui bahwa sarana dan pra-sarana fisik sekolah yang memadai, untuk
54
55
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa fasilitas yang tersedia di MIN 03 Aceh
Besar sudah memadai dan mendukung untuk melakukan proses belajar mengajar.
Madrasah ini juga mempunyai jumlah ruangan yang memadai untuk melakukan
proses belajar mengajar. Sehingga mutu dan kualitas siswa dapat terus ditingkatkan
Min 03 Aceh Besar sekarang ini dipimpin oleh Bapak Iskandar S.A.g. Untuk
kelancaran tugas sehari-hari kepala madrasah dibantu oleh karyawan dan dewan guru,
berijazah (S1), ada beberapa guru berijazah Diploma. Guru yang mengajar di MIN ini
merupakan guru-guru yang ditetapkan oleh Kementrian Agama, sedangkan guru yang
Oktober 2021 dan pada tanggal 28 Oktober 2021, peneliti mendapatkan beberapa
informasi dari data yang diperoleh. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah tes akhir, tes yang diberikan sesudah mengajar materi energi dan
perubahannya dan juga lembar aktivitas (guru dan siswa). Berikut uraian dari
beberapa siklus:
1. Siklus
observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar. Masing-masing
a. Perencanaan
pembelajaran seperti RPP, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), instrumen tes,
b. Pelaksanaan (Tindakan)
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2021 dan pada tanggal 28
Oktober 2021. Yang terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap awal, tahap inti dan tahap
Team Game Tournament (TGT) dan Media Audiovisual yang peneliti lakukan yaitu
sebagai berikut :
Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru adalah membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa sebelum belajar, mengkondisikan kelas dan guru
pembelajaran dan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa serta mengaitkan materi
Tahap selanjutnya yaitu tahap kegiatan inti, guru meminta siswa untuk
membuka buku cetak/ materi yang sudah diberikan, kemudian siswa diminta untuk
mengamati gambar sumber energi yang ada pada buku pembelajaran. Setelah itu,
guru dan siswa saling bertanya jawab seputar gambar sumber energi. Setelah itu,
siswa berdiskusi dan menulis berbagai macam sumber-sumber energi yang ada di
bumi. Guru memberitahu siswa bahwa pembelajaran ini menggunakan model TGT
sumber energi. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang
menjawab. Setelah itu, guru memberi game berupa tugas kepada masing-masing
kelompok dalam bentuk LKPD (team). Kemudian guru Menyuruh siswa untuk
menyelesaikan LKPD tersebut tepat waktu untuk mendapat skor terbaik. Guru
kelompok belajar.
59
Kemudian guru meminta siswa untuk duduk dimeja turnamen yang telah
ditentukan. Guru menyediakan kartu yang sudah tertera nomor soal dan soal
turnamen pada meja turnament (game). Siswa yang mendapat nomor tertinggi dalam
kelompok akan menjadi pembaca soal, sedangkan siswa lain dalam kelompok akan
menjawab pertanyaan yang diajukan. Siswa yang bisa menjawab jawaban dengan
benar akan mendapat poin untuk kelompok asalnya (tournament). Guru dan siswa
tentang makanan sumber energi. Siswa yang lain memperhatikan penjelasan teman
Kegiatan terakhir adalah kegiatan akhir (penutup) pada tahap ini guru meminta
siswa membuat kesimpulan atau rangkuman hasil belajar. Melakukan tanya jawab
Memberikan evaluasi berupa soal-soal tentang sumber energi terbesar dimuka bumi,
menyampaikan pesan moral, meminta kepada siswa untuk berdoa bersama. Setelah
pembelajaran peneliti (guru) memberikan tes akhir berupa pemberian soal-soal tes
pilihan ganda yang berjumlah 10 soal. Dengan tujuan untuk mengetahui hasil prestasi
yang dicapai setelah pembelajaran dalam penerapan model kooperatif tipe Team
c. Pengamatan (observasi)
Pengamatan atau observasi aktivitas guru diamati oleh guru kelas IIIa MIN 03
Aceh Besar (Nurjannah, S.Pd.i) dan pengamat aktivitas siswa adalah (Widiya) yang
60
merupakan kawan penulis sendiri dari mahasiswa PGMI UIN Ar-Raniry. Pengamatan
ini dilakukan ketika peneliti mengelola pembelajaran pada tema “energi dan
(TGT) dan Media Audiovisual. Pada mata pelajaran tema “energi dan perubahannya”.
Berikut adalah hasil observasi aktivitas guru pada kelas IIIa MIN 03 Aceh Besar.
lembar observasi aktivitas guru. Data hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat pada
A Kegiatan Awal
78 75%
p = x 100 %
104
Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi terhadap aktivitas guru yang diamati oleh
tipe Team Game Tournament (TGT) dan media audiovisual pada tema “sumber
energi dan perubahannya” memperoleh nilai 75% yang berarti taraf keberhasilan
aktivitas guru berdasarkan pengamat sudah termasuk kategori baik. Skor rendah yang
didapat guru pada pembelajaran adalah guru tidak memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya, dan skor rendah terdapat pada guru tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menjawab. Akan tetapi skor tinggi yang diperoleh
oleh guru ada pada saat pembelajaran akan ditutup dan guru memberikan salam.
berupa lembar yang dilakukan oleh satu orang pengamat yaitu teman sejawat.
A Kegiatan Awal
B Inti
1 Siswa membukaibuku tema materi sumber energi pada 3
tema 6 sub tema 1 pembelajaran 5.
2 Siswa memerhatikan media Audiovisual yang berbentuk 3
video yang sudah disediakan guru.
3 Siswa mendengarkan dan memahami penjelasan aturan-aturan 3
belajar dengan menggunakan model TGT yang berlaku.
4 Siswa menyampaikan informasi yang siswa dapat dalam 2
media audiovisual.
5 Siswa mengajukan pertanyaan-ipertanyaan yang diajukan 2
64
oleh temannya.
6 Siswa mejawab pertanyaan yang di ajukan oleh kawannya 2
C Penutup
70
p= x 100 % 67.30 %
104
Berdasarkan tabel 4.4 hasil observasi terhadap aktivitas siswa yang diamati oleh
tipe Team Game Tournament (TGT) dan media audiovisual terdapat 26 aspek yang
perlu diamati dengan menunjukkan nilai 67.30% pada tema “Energi dan
Perubahannya” dalam kategori baik. Akan tetapi masih ada beberapa aktivitas siswa
yang harus diperbaiki. Skor rendah yang diperoleh siswa sangat ribut saat membentuk
kelompok, dan dalam kerja kelompok hanya satu dan dua orang yang mengerjakan
LKPD siswa belum bisa bekerja secara aktif. Adapun skor tinggi yang diperoleh pada
saat pembelajaran akan diakhiri siswa bersemangat untuk menjawab salam dan do’a
bersama.
post tes yang diberikan kepada siswa setelah penerapan model kooperatif tipe Team
66
Game Tournament (TGT) Untuk melihat persentase ketuntasan belajar siswa pada
Tabel 4.5. Daftar Nilain Tes Hasil Belajar Siswa Pada Siklus
Rata-rata 65.21
%
13
Siswa yang tuntas : p = x 100 %
23 56.52%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I hanya 13 siswa
13
mendapat nilai ≥ 70 sehingga perolehan persentase hasil tes adalah x 100 % =
23
10
persentase hasil tes adalah x 100 % = 43.47 %, jumlah nilai keseluruhan atau nilai
23
yang ditetapkan di MIN 03 Aceh Besar bahwa seorang siswa dikatakan tuntas bila
memiliki nilai ketuntasan minimal 70, dan ketuntasan secara klasikal 80. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar pada tema Energi dan Perubahannya
d) Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk mengingat dan melihat kembali semua kegiatan
pada siklus berikutnya. Adapun hasil refleksi kegiatan pembelajaran siklus I dapat
diantaranya adalah:
2. Aktivitas Siswa belum serius dan fokus Pembelajaran yang akan datang,
siswa saat mengikuti proses belajar siswa lebih konsentrasi saat
mengajar, siswa sibuk sendiri mengikuti proses belajar
dengan kegiatan mereka. mengajar. Sehingga siswa dapat
Sehingga penjelasan yang memahami dan mengerti
disampaikan guru tidak pembelajaran yang disampaikan.
mengerti. Siswa masih Siswa harus lebih berani
kurang berani untuk menyampaikan sesuatu yang
menyampaikan pendapatnya. belum jelas.
3. Hasil belajar Hanya 13 siswa yang Pada pembelajaran selanjutnya
mencapai ketuntasan belajar, guru harus mampu mengajak
69
2. Siklus II
Perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi terhadap tindakan siklus II, yaitu
observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar. Masing-masing
a) Perencanaan
Pada kegiatan ini beberapa hal yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
b) Tindakan
matang, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian pada kelas III a yang
dilaksanakan pada hari Kamis 28 Oktober 2021 sebagai siklus II, langkah-langkah
Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru adalah membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa sebelum belajar, mengkondisikan kelas dan guru
pembelajaran dan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa serta mengaitkan materi
Tahap selanjutnya yaitu tahap kegiatan inti, guru meminta siswa untuk
sumber energi air dan daerahnya yang ada pada materi pembelajaran. Setelah itu,
guru dan siswa saling bertanya jawab seputar gambar sumber energi. Setelah itu,
siswa berdiskusi dan menulis sumber energi dan perubahannya. Guru memberitahu
siswa bahwa pembelajaran ini menggunakan model TGT serta menjelaskan aturan-
aturan yang berlaku. Guru menjelaskan materi tentang sumber energi dan
perubahannya. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang
menjawab. Setelah itu, guru memberi game berupa tugas kepada masing-masing
kelompok dalam bentuk LKPD (team). Kemudian guru menyuruh siswa untuk
menyelesaikan LKPD tersebut tepat waktu untuk mendapat skor terbaik. Guru
kelompok belajar.
71
telah ditentukan. Guru menyediakan kartu yang sudah tertera nomor soal dan
soal turnamen pada meja turnament. (game) Siswa yang mendapat nomor
tertinggi dalam kelompok akan menjadi pembaca soal, sedangkan siswa lain
dalam kelompok akan menjawab pertanyaan yang diajukan. Siswa yang bisa
Setelah itu, Guru memberi penguatan kembali tentang sumber energi dan
perubahanya
Kegiatan selanjutnya alah kegiatan akhir (penutup) pada tahap ini guru
memberikan tes akhir berupa pemberian soal-soal tes pilihan ganda yang
berjumlah 10 soal. Dengan tujuan untuk mengetahui hasil yang dicapai setelah
c) Pengamatan (observasi)
72
Pengamatan atau observasi aktivitas guru diamati oleh guru kelas IIIa MIN 03
Aceh Besar (Nurjannah, S.Pd.i) dan pengamat aktivitas siswa adalah (Widiya) yang
Pengamatan ini dilakukan ketika peneliti mengelola pembelajaran pada tema “energi
dan perubahannya” dengan penerapan model kooperatif tipe Team Game Tournament
(TGT) dan media audiovisual. Pada mata pelajaran tema “energi dan perubahannya”.
Berikut adalah hasil observasi aktivitas guru pada kelas IIIa MIN 03 Aceh Besar.
lembar observasi aktivitas guru. Data hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat pada
tabel 4. 7 berikut:
A Kegiatan Awal
B Inti
94
p = x 100 % 90.38 %
104
lebih baik dari siklus II. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas
guru pada siklus ini mengalami peningkatan pada setiap kategorinya dengan
berupa lembar yang dilakukan oleh satu orang pengamat yaitu teman sejawat.
A Kegiatan Awal
B Inti
C Penutup
92
p= x 100 %
104 8
8,46
%
78
Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi terhadap aktivitas siswa yang diamati oleh
tipe Team Game Tournament (TGT) pada siklus II mengalami peningkatan pada
setiap kategorinya dengan nilai presentase 88,46 % yang termasuk kedalam kategori
sangat baik.
Tingkat ketuntasan belajar siswa diketahui dengan menganalisis hasil post tes
yang diberikan kepada siswa setelah penerapan model kooperatif tipe Team Game
belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9. Daftar Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
21 91.30%
Siswa yang tuntas : p = x 100 %
23
Siswa yang belum tuntas :
2
p= x 100 % 8.69%
23
ketuntasan belajar sebanyak 21 siswa atau 91.30% sedangkan hanya 2 siswa atau
8.69% belum mencapai ketuntasan belajar. Adapun rata-rata hasil belajar yang
diperoleh siswa adalah 83.47% dan berada di atas KKM yang ditetapkan oleh MIN
03 Aceh Besar. Dengan demikian, dapat disimpulkan hasil yang diperoleh dari siklus
I bahwa ketuntasan belajar siswa melalui penerapan model kooperati tipe Team Game
Tournament (TGT) pada tema “energi dan perubahannya” sudah mencapai hasil
d) Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk mengingat dan melihat kembali semua kegiatan
pada siklus berikutnya. Adapun hasil refleksi kegiatan pembelajaran siklus II dapat
Tabel 4.10. Hasil Refleksi dan Temuan Selama Proses Pembelajaran Siklus II
No Refleksi Temuan
1. Aktivitas guru Aktivitas guru dalam proses belajar mengajar pada siklus II
sudah menunjukkan hasil yang maksimal, yaitu dengan
nilai persentase 90.38%. Hal ni disebabkan karena guru
sudah mampu mengelola pembelajaran dengan baik.
2. Aktivitas siswa Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran pada siklus
II juga sudah ada peningkatan hasil yang baik yaitu 88,45%
yang termasuk dalam kategori baik sekali. Hal ni
disebabkan karena siswa sudah mulai serius dalam
mendengarkan penjelasan guru.
3. Hasil belajar Presentase hasil belajar sudah mencapai target ketuntasan
yang ngin dicapai, yaitu 21 siswa ( 91.30%), namun ada 2
siswa (8.69%) yang belum tuntas belajarnya, akan tetapi
presentase yang tidak tuntas tidak mempengaruhi
ketuntasan klasikal yang diharapkan.
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian MIN 03 Aceh Besar
guru dan siswa serta memberikan LKPD dan soal tes akhir yang berbentuk choice
dengan jumlah sepuluh soal di siklus I dan II pada siswa kelas III a di MIN 03 Aceh
dan guru dalam proses pembelajaran yang nantinya berdampak pada peningkatan
hasil belajar siswa sehingga proses pembelajaran dapat berkualitas, baik dari segi
pengetahuan maupun sikap. Hasil penelitian yang terdiri dari aktivitas guru dan siswa
dengan menerapkan model kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT). Untuk
memperoleh data dalam penelitian ini penulis tidak hanya bekerja sendiri, namun
adanya bantuan seorang guru pengamat dan teman sejawat untuk mengamati aktivitas
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh tentang aktifitas guru selama
dua siklus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari skor rata yang diperoleh
pada siklus I sebesar 73,33 % (baik) dan siklus II Sebesar 82,96% (Baik sekali).
berlangsungnya proses pembelajaran. Hasil observasi dijadikan tolak ukur guru untuk
mempertahankan yang sudah sangat baik dan meningkatkan pada aspek yang
95
90.38%
90
75%
85
80
75
70
65
Siklus I Siklus II
Dari gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam pegelolaan
(TGT) pada tema “energi dan perubahannya” pada kategori baik sekali. Hal ini
awal , inti dan akhir sudah terlaksana sesuai RPP, dengan baik. Hasil ini juga relevan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Meina Noriyana yang menunjukkan bahwa
penerapan model kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan
aktivitas proses mengajar guru.38 Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh
peneliti bahwa dengan penerapan model kooperatif tipe Team Game Tournament
38
Meina Noriyana. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe team Game Tournament
(TGT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika pada Materi Segi Empat di Kelas
VII A SMPN 3 PARINGIN. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, vol. 4, No. 1 April 2013. Diakses 15
November 2021. Hal. 83
83
PGMI yaitu Widiya) terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang
mengalami peningkatan sebagaimana yang terdapat pada tabel 4.4 dan 4.8. Pada
siklus I aktivitas siswa masih kurang aktif yaitu siswa masih belum paham mengenai
siswa masih kurang aktif serta masih kurang kerjasama di dalam kerja kelompok dan
siswa juga tidak berani dalam bertanya, akan tetapi aktivitas siswa mengalami
perubahan pada siklus II siswa telah aktif dalam permainan dan bekerja sama dalam
mengerjakan LKPD yang ditugaskan guru untuk menyelesaikan tugas kelompok. Hal
ini membuktikan bahwa dalam penerapan model kooperatif tipe Team Game
demikian aktivitas siswa dengan penerapan model kooperatif tipe Team Game
Berdasarkan hasil analisis data terlihat adanya peningkatan pada aktivitas siswa dengan
penerapan model kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dan media audiovisual. Hal
ini terlihat pada saat siswa secara aktif dalam membedakan berbagai sumber energi dan
perubahannya. Untuk nilai rata-rata setiap siklus terdapat pada gambar berikut :
84
100
90
88.46%
80
67.30
70
%
60
50
40
30
20
10
0
Siklus I Siklus II
Tournament (TGT) pada tema energi dan perubahannya berada pada kategori
baik sekali. Hal ini disebabkan karena aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran pada kegiatan awal, inti dan akhir sudah terlaksana dengan baik
sesuai dengan RPP. Hasil ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Agus Adhari yang menunjukkan bahwa penerapan model kooperatif tipe
39
Agus Adhari. Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Game Tournament untuk
Meningkatkan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas IV SDN 08
Pontianak Utara. Jurnal Program Studi PGSD Jurusan Pendidikan Dasar FKIP Untan Pontianak. 2016.
Diakses 15 November 2021. Hal. 6
85
Hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat dari nilai tes yang telah diberikan
siswa setelah proses belajar mengajar yang berupa soal pilihan ganda kemudian hasil
tes siswa diolah dalam tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus
presentase. Data diperoleh dari hasil tes yang diberikan pada setiap siklus yang terdiri
dari dua siklus. Hasil tes yang dicapai pada tiap-tiap tes dianalisis ketuntasan
belajarnya, baik secara ndividual maupun klasikal. Nilai ketuntasan kriteria minimal
(KKM) untuk materi pada tema “energi dan perubahannya” yang telah ditentukan
atau 70% atau secara klasikal 80% maka pembelajaran tersebut dikategorikan tuntas.
Berdasarkan data yang terkumpul dan hasil analisis yang diperoleh dari soal
post tes menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan ketuntasan
klasikal siswa dalam belajar telah mencapai 91.30% sesuai dengan teori belajar
tuntas, maka seorang peserta didik dikatakan tuntas jika mampu menyelesaikan,
menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 70% dari sebuah
tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dapat dilihat dari jumlah peserta
didik yang mampu mencapai ketuntasan sekurang-kurang 70% dari jumlah peserta
didik yang ada dikelas tersebut. Untuk nilai rata-rata disetiap siklus terdapat pada
gambar berikut :
86
90
83.47%
80
65.21
70
%
60
50
40
30
20
10
0
Siklus I Siklus II
tipe Team Game Tournament (TGT) sudah tuntas, karena secara keseluruhan
dan tujuan pembelajaran pada materi tema “energi dan perubahannya”. Hasil
ni juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saoda Hamid yang
40
Saoda Hamid. Penerapan Model Pembelajaran Team Game Tournament (TGT) dalam
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Biologi Siswa di MTs Negeri Dowora. Vol 2 No (2) Maret 2014.
Diakses 15 November 2021. Hal. 224
87
BAB V
PENUTUP
kelas IIIa MIN 03 Aceh Besar, maka dapat dikemukakan kesimpulan dan
1. Kesimpulan
menyimpulkan bahwa:
Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada siklus I sebesar 75%
baik).
3. Hasil belajar siswa dengan menerapkan model Kooperatif Tipe Teams Games
pada siklus sebesar 65.21% (cukup), dan pada siklus I hasil belajar siswa
2. Saran
dan lebih memberikan hasil maksimal bagi siswa, maka disampaikan saran-
2. Guru dapat menerapkan model lain selain model Kooperatif Tipe Teams
ajarkan.
3. Disarankan kepada pihak lain atau peneliti yang lain yang ngin melakukan
penelitian yang sama pada materi yang lain atau mata pelajaran yang lain agar
dapat lebih memfokoskan kepada aktivitas subjek yang diteliti dan dapat
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sadirman. 2011 “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”Cet.20 Jakarta: Raja
Gravindo Persada.
Adhari, Agus. 2016. Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Game Tournament
untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran lmu Pengetahuan
Sosial di Kelas V SDN 08 Pontianak Utara.
http://agung030492.blogspot.com/2011/06/media-audio_14.html.
https://learn.sdmupat.sch.id/wp-content/uploads/2021/05/Rangkuman-Materi-Tema
8-Subtema-4-kode-Matematika.pdf
Irene, dkk. 2016 “BUPENA Buku Penilaian Tema Indahnya Kebersamaan,
TemaSelalu Berhemat Energi, dan Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup
Jilid3A.”Jakarta: Erlangga.
Isjoni. 2009. “Cooperative Learning.” Bandung:Alfabeta.
Iskandar, 2009 “Penelitian Tindakan Kelas”.Jakarta:Gaung Persada.
90
Slavin, R.iE. 2005. “Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik” ,Bandung: Nusa
Media.
Slavin,R,E ,2008. “Cooperative Learning”. Bandung: Nusa Media
Sudijono, Anas.2008. “Pengantar Statistik Pendidikan”.Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sukardi. 2015, “metodologi penelitian kompetensi dan prakteknya” Jakarta:Bumi
Aksara.
Susanto,Ahmad. 2013.“Teori belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar” Jakarta:
Kencana.
Syah, Muhibbin,.2009 “Psikologi Belajar” Cet.3 Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syaodih,S,Nana,. 2010 “Metode Penelitian Pendidikan” Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Tamburaka, Apriadi, 2013 “Literasi Media ” Jakarta: Rajawali Pers.
Tamburaka, Apriadi, 2013. “ Literasi Media” Jakarta: Rajawali Pers.
Tanireja, Tukiran ,dkk. 2011 “Model-model Pembelajaran Inovatif” Bandung:
Alfabeta.
Tritanto, 2007. “Model -model Pembelajaran Inovatif Beriorientasi
Konstruktif”iJakarta:Prestasi Pustaka.
Wahjono,Padmo, 2011 “ Indonesia Negara Berdasarkan Atas Hukum” Ghalia
Indonesia.
Wiriaatmadja,Rochiati.2014 “Metode Penelitian Tidankan Kelas: Untuk
Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen” Bandung: Remaja Rosda Karya.