DAN KEWARGANEGARAAN
KASUS SARA DI INDONESIA
Disusun Oleh :
M. Raffi Rahman
IX.5
Penyebab konflik
Situasi di Aceh Singkil, mencekam, Selasa (13/10/2015). Masa dalam
jumlah besar dengan ikat kepala putih plus bambu runcing dan senjata tajam
bergerak liar. Puncaknya sebuah gereja di Desa Suka Makmur, Gunung Meriah,
dibakar. Masa sebelumnya bergerak dari arah Simpang Kanan. Aparat kemanan
bersenjata lengkap berjaga-jaga namun suasana sulit dikendalikan senghingga
pembakaran rumah ibadah tak bisa dihindari.
Berdasarkan informasi persoalan ini dipicu ketidak puasan warga dengan
kesepakatan Pemkab Aceh Singkil, tokoh ulama serta ormas terkait
pembongkaran gereja. Masa menginginkan eksekusi pembongkaran dilakukan
hari ini juga. Sementara dalam kesepakatan pembongkaran baru dilakukan pekan
depan. Situasi mencekam sangat terasa sejak dinihari tadi. Wartawan kesulitan
mendekat ke arah masa. Sebab mereka melarang mengambil foto.
Malah salah satu pekerja pers sempat terkena sasaran amukan warga yang
tidak mau dijepret kamera. Pembakaran rumah ibadah terjadi sekitar pukul 12.00
WIB. Sekitar 800 meter sebelum lokasi mereka turun dari mobil bak terbuka dan
sepeda motor. Kemudian berjalan kaki menuju sasaran. Selesai dari sana masa
kembali bergerak, namun arah dan tujuannya sulit diprediksi.
Semoga konflik bernuansa SARA islam VS kristen tidak terjadi lagi di
bumi aceh. peace.Bentrokan ini terjadi antarwarga di Kecamatan Gunung Meriah,
Kabupatan Aceh Singkil, dimana daerah ini memang dikenal dengan penduduk
yang plural secara agama, ada kristen dan islam. sejak sepekan lalu, situasi di
daerah itu sudah tegang sebagaimana berita yang driis merdeka.com.
Menurut Humas Pemkab Aceh Singkil, Kaldum, sejak sepekan lalu,
tuntutan massa buat membongkar gereja dianggap ilegal sudah digaungkan. Sebab
menurut dia, pada 1979, ada perjanjian dari umat Nasrani mereka hanya
membangun satu gereja dan empat undung-undung. Namun perlahan, jumlah
rumah ibadah itu terus bertambah seiring waktu.
"Pecahnya hari ini, tapi tuntutan sudah sepekan lalu," kata Kabag Humas Pemkab
Aceh Singkil, Kaldum, saat dihubungi merdeka.com.
Menurut Kaldum, aspirasi dan desakan warga supaya Pemkab segera
membongkar gereja dianggap ilegal sudah disampaikan. Namun, lanjut dia,
lantaran langkah Pemkab dianggap lamban, maka masyarakat yang tidak sabar
langsung turun ke jalan.
"Karena langkah Pemkab dianggap lambat. Awalnya mereka mau membongkar,
tapi enggak direspon. Makanya pecah pertikaian hari ini," ujar Kaldum.
1. Preventif
Cara preventif merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah konflik SARA
terjadi, ini dilakukan sebelum timbulnya konflik. Cara preventif konflik SARA
dapat dilakukan dengan mengembangkan dan memupuk sikap toleransi, kerja
sama, gotong royong, saling menghargai, dan menghormati. Terpenting adalah
melihat perbedaan sebagai hal yang positif ketimbang melihatnya sebagai
ancaman.
2. Represif
Cara represif merupakan upaya yang dilakukan untuk menghentikan konflik yang
telah terjadi. Cara ini bisa berupa pembubaran paksa, penangkapan, dan
sebagainya.
3. Kuratif
Cara kuratif merupakan tindakan yang dilakukan sebagai upaya tindak lanjut atau
penanggulangan akibat dari konflik. Tindakan ini dapat berupa pendampingan
bagi korban, perdamaian, kerja sama, dan sebagainya.