Anda di halaman 1dari 4

TUGAS METODE ILMIAH

“Tugas Terstruktur I”

Disusun Oleh:
Nama : Fitri Kinola Padang
NIM : 185040201111178
Kelas :A
Dosen : Dr.agr. Nunun Barunawati, SP., MP.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021

TUGAS TERSTRUKTUR 1 (Februari 2022)


1. Faktor apa saja yang menjadikan alas an atau latar belakang sehingga dilakukan suatu penelitian di
bidang pertanian
 Kondisi faktual tentang keadaan yang benar-benar terjadi saat ini, bisa berupa masalah sehingga
menjadi dasar dibuatnya suatu penelitian atau kegiatan.
Contohnya : Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses kepada
sumber permodalan, pasar dan teknologi, serta organisasi tani yang masih lemah. Untuk
mengatasi dan menyelesaikan permasalahan tersebut pemerintah menetapkan program jangka
menengah (2005-2009) yang fokus pada pembangunan pertanian perdesaan.
 Kondisi ideal tentang bagaimana seharusnya suatu keadaan berjalan, bisa ditulis dalam bentuk
visi dan misi yang hendak dicapai.
Contoh : Sektor pertanian merupakan sektor yang menopang kehidupan sebagian besar
masyarakat.Sektor pertanian perlu dikembangkan seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk dan berkembangnya teknologi yang dapat meningkatkan hasil produksi pertanian

2. Sebutkan batasan-batasan yang mendasari suatu penelitian bidang pertanian berbeda dengan
penelitian bidang lainnya.
Masalah yang diteliti dalam penelitian bidang pertanian adalah masalah penelitian yang bersifat
aktual. Suatu masalah dikategorikan masalah penelitian apabila khasanah ilmu pengetahuan yang
ada pada saat tersebut belum mampu menjawabnya atau apabila masalah tersebut bersifat
terapan/multidisiplin, teori-teori ilmu-ilmu pengetahuan mengenai pertanian yang terdapat dalam
bidang ilmu yang mendukungnya belum mampu untuk menjadi landasan pemecahan masalah
tersebut.

3. Silahkan download dari Google scholar atau website lainnya 2 (dua) artikel/paper dari jurnal nasional
maupun internasional mengenai topik penelitian dosen pembimbing anda.
a. Jurnal 1
Judul : POTENSI GENETIK UBI JALAR DI JAWA BARAT (GENETIC POTENTIAL OF SWEET POTATO
IN WEST JAVA)
Topik Bahasan : POTENSI GENETIK UBI JALAR

Latar Belakang :
Jawa Barat merupakan salah satu sentra ubi jalar di Indonesia. Ubi jalar potensial dijadikan
sebagai bahan pangan, bahan baku industri, dan pakan ternak. Nama varietas ubi jalar secara
lokal di Jawa Barat sangat beragam. Umumnya penggunaan ubi jalar di Jawa Barat adalah untuk
makanan ringan ubi bakar. Konsumen hampir tidak pernah tahu nama varietas ubi jalar yang
dikonsumsi karena secara morfologi bentuk ubi hampir seragam. Di kios penjualan bentuk ubi
yang yang hampir mirip sebenarnya berasal dari varietas yang berbeda. Keragaman ubi jalar di
Jawa Barat selain dari varietas lokal juga dari ubi jalar introduksi dari luar negeri terutama
Jepang. Di Jawa Barat juga ditemukan kerabat liar ubi jalar, I. trifida yang mempunyai akar mirip
ubi.
Permasalahan :
Potensi genetik plasma nutfah ubi jalar lokal di Jawa Barat sangat besar dan dinamis. Pergantian
varietas lokal pada rentang waktu tertentu merupakan ancaman kepunah terhadap varietas lokal
sekaligus potensial untuk menambah kekayaan genetik secara dinamis. Hal ini dinyatakan
sebagai ancaman serius terhadap keberadaan varietas lokal yang ada di masyarakat.

b. Junal 2
Judul : DIVERSITAS GENETIK UBI JALAR UNGGULAN HASIL PEMULIAAN TANAMAN UNPAD
BERDASARKAN ANALISIS KLUSTER KARAKTER MORFOLOGI1

Topik Bahasan : Diversitas Genetik Ubi Jalar


Latar Belakang :
Ubi jalar (Ipomoea batatas L. Lam) merupakan sumber pangan penting di Indonesia dan potensial
untuk dijadikan pakan dan bahan baku industri. Sebagai komoditas pangan, ubi jalar mempunyai
kandungan karbohidrat yang tinggi yaitu pada posisi keempat setelah padi, jagung, dan ubi kayu
(Ambarsari et. all, 2009). Pemanfaatan ubi jalar menjadi produk komersial telah banyak dilakukan
di negaranegara maju seperti Jepang, Taiwan, dan RRC. Ubi jalar digunakan sebagai bahan
industri tekstil, kosmetik, kertas dan sirup (Zuraida & Supriati, 2001). Oleh karena itu ubi jalar
mempunyai peluang yang besar untuk dikembangkan.

Permasalahan :
Permintaan ubi jalar yang tinggi di Indonesia tidak diimbangi dengan peningkatan produktivitas
ubi jalar. Menurut data BPS (2009), produktivitas ubi jalar menurun menjadi 9,8 t/ha pada tahun
2009 dari 9,91 t/ha pada tahun 2008. Peningkatan jumlah impor ubi jalar juga terjadi pada tahun
2007 dimana Indonesia mengimpor ubi jalar sebanyak 95 ton dibanding tahun 2005 yang hanya
mengimpor 14 ton ubi jalar. Hal ini juga diperburuk oleh penurunan jumlah ekspor ubi jalar. Pada
tahun 2005 Indonesia mengekspor 11.113 ton ubi jalar, namun pada tahun 2007 Indonesia hanya
mengeskpor 8.389 ton ubi jalar (FAOSTAT, 2011).

Anda mungkin juga menyukai