BAB I.
PENDAHULUAN
1
Koesnadi Hardjasoemantri, 2005, Hukum Tata Lingkungan, Gadjah Mada University
Press, Edisi XIII, Cetakan ke 19, Hal.1
2
Pencemaran merupakan penyimpangan dari keadaan normalnya.
2
Pencemaran adalah suatu keadaan, dalam mana suatu zat dan atau energi
diintroduksikan ke dalam suatu lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam sendiri dalam konsentrasi sedemikian rupa, hingga menyebabkan
terjadinya perubahan dalam keadaan termaksud yang mengakibatkan lingkungan
itu tidak berfungsi seperti semula dalam arti kesehatan, kesejahteraan dan
keselamatan hayati.
Ketika kita melirik di era 1970 an beberapa sungai besar di Bali seperti
Tukad Badung (denpasar-badung), Tukad Melangit (bangli –gianyar-klungkung),
Tukad Buleleng (buleleng), Tukad Ayung (denpasar), Tukad Pekaseh (denpasar),
keadaan air sungai masih sangatlah bersih dan tidak tercemar. Warga masih dapat
memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan rumah tangga seperti masak, mandi,
mencuci dan sebagai air minum. Ketika kita bandingkan dengan keadaan sekarang
ini, hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh warga karena sudah tidak mungkin lagi
memanfaatkan air yang tercemar, yang konsentrasinya sudah melampaui ambang
batas dan kandungan bahan kimia dan beracun sudah sangat berbahaya dan jauh
diatas ambang baku mutu yang disesuaikan untuk peruntukannya.
Meningkatnya pencemaran air sungai oleh limbah dan bahan beracun
lainnya menimbulkan dampak yang negatif bagi kehidupan manusia dan mahluk
hidup lainnya Sungai-sungai yang di era 1970 an sudah tidak dapat kita lihat lagi
di era saat ini. Banyak sungai yang sudah mengalami perubahan fungsi.
Sebenarnya beberapa sungai di Bali dapat digunakan untuk hal yang bremanfaat
bagi peruntukannya dengan diimbangi pelestarian dan perlindungan terhadap
fungsi dan fisik dari sungai tersebut. Sungai dapat digunakan sebagai sarana
pendkung transportasi, sebagai pendukung penciptaan keindahan kota, penunjang
pariwisata daerah dan sarana olah raga. Namun maraknya pencemaran air yang
berdampak buruk pada sungai dapat menghilangkan pemanfaatan segi positif dari
sungai tersebut. Disinilah harus adanya upaya untuk mencegah dan
menanggulangi pencemaran terhadap air sungai di Bali yang tidak hanya
2
St. Munadjat Danusaputro, 1986, Hukum Lingkungan dalam Pencemaran Lingkungan
MelandasiSistem Hukum Pencemaran, Buku V, Sektoral, Bina Cipta, Bandung, Hal.77
3
dilakukan oleh pemerintah melainkan dilakukan oleh segenap komponen yang
memanfaatkan air sungai sebagai sebagai daya dukung kehidupannya.
Hukum lingkungan dibuat dengan tujuan untuk memberikan perlindungan
dan pengelolaan terhadap lingkungan hidup, memberikan regulasi yang
membatasi setiap kegiatan manusia yang memberi kontribusi dampak terhadap
baik buruknya lingkungan. Sehingga dengan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan terkait dengan pencemaran air sungai, maka segala dampak positif
dapat ditimbulkan dan lingkungan hidup dalam hal ini keberadaan sungai dengan
air sungainya yang bersih dapat dipergunakan secara positif dari generasi ke
generasi. Dalam realita kehidupan kita ditengah-tengah masyarakat dan
lingkungan hidup, siapakah yang sebenarnya ingin dilindungi oleh hukum
menjadi pertanyaan, karena terdapat fakta bahwa penegakan hukum, baik
preventif maupun represif itu merupakan sinergisitas semua komponen untuk
tercapainya kepastian hukum.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas maka dirumuskan dua
rumusan masalah, yaitu :
1. Bagaimana bentuk pencemaran air sungai yang terjadi di Bali dan apa
dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari pencemaran tersebut?
2. Bagaimana upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air sungai di
Bali sebagai bentuk perlindungan dan penegakan hukum lingkungan?
4
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
3
Koesnadi hardjasoemantri, op.cit. hal.38
4
Andi Hamzah, 2005, Penegakan Hukum Lingkungan,Sinar Grafika, Jakarta, hal. 7
5
Suparto Wijoyo, 1999, Penyelesaian Sengketa Lingkungan (Environtmental Dispurte
Resolustion), Airlangga University Press, Surabaya, hal.6
5
masuk ke atmosfer, terbentuk awan, turun dalam bentuk hujan, infiltrasi ke
bumi/tubuh bumi/tanah membentuk kembali air bawah tanah, air danau air sungai
dan seterusnya dan inilah disebut daur hidrologi 6 Sekali jaring/daur hidrologi ini
dirusak atau terganggu, maka sistemnya tidak akan berfungsi sebagai mana
mestinya seperti dengan cara masuk atau dimasukkannya zat, mahluk hidup,
energi dan/atau komponen lain kedalam air (sungai) oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu yang telah ditetapkan itulah yang dikatakan
sebagai pencemaran air.
Baku Mutu Air menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Pasal 1 butir
9 adalah ukuran batas atau kadar mahkluk hidup, zat, energi atau komponen yang
ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya
didalam air.
Air merupakan sumber kehidupan, mengingat pentingnya air baik bagi
manusia dan kehidupannya juga bagi badan-badan usaha dan industri serta
seluruh komponen kehidupan yang ada, maka Pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air. Adanya peraturan ini tidak lain ditujukan agar
dapat menjamin kualiatas air sesuai dengan peruntukannya atau yang disebut
dengan pengelolaan kualitas air. Begitu pula dalam peraturan ini juga mengatur
tentang pengendalian air yaitu bertujuan untuk menjamin kualitas air sesuai
dengan baku mutu air.
Salah satu contoh tindakan manusia ataupun kegiatan manusia berupa
pencemaran terhadap air sungai adalah membuang sampah dan limbah ke sungai.
Sampah adalah kotoran atau sisa buangan yang berasal dari kertas, dedaunan,
serpihan kayu, botol dan barang barang yang sifatnya merusak keindahan dan
kegunaan. Sedangkan limbah menurut Undang-Undang Negara Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (untuk selanjutnya disebut UUPPLH) adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan. Limbah merupakan zat, energi dan/atau komponen lain yang
6
Muhammad Erwin,2009,Hukum Lingkungan Dalam Sistem Kebijaksanaan
Pembangunan Lingkungan Hidup, Refika Aditama, Bandung, h.37
6
dikeluarkan atau dibuat sebagai akibat dari suatu proses atau kegiatan industri
maupun non industri.
Dalam upaya penjabaran, pemaknaan dan pengamalan UUPPLH maka
pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup harus ditegakkan. Sebagai
Payung Hukum Lingkungan, UUPPLH telah meregulasikan secara rinci untuk
melakukan hal tersebut termasuk juga pelestarian fungsi lingkungan hidup. Upaya
yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut dilakukan dengan penegakan hukum
lingkungan baik secara preventif berupa pencegahan, pengawasan maupun secara
represif berupa penyelesaian, pemberian sanksi, ganti rugi. Penegakan hukum
lingkungan ialah pengamatan hukum lingkungan melalui pengawasan
(supervision), pemeriksaan (inspection), serta melalui deteksi pelanggaran hukum,
pemulihan kerusakan lingkungan dan tindakan kepada pembuat (dader;offender).7
Sebagai hukum fungsional (functioneel rechtsgebeid) UUPPLH menyediakan tiga
macam penegakan hukum lingkungan, yaitu penegakan hukum administrasi,
perdata dan pidana.8 Penegakan hukum lingkungan melalui hukum administrasi
dianggap sebagai upaya penegakan hukum terpenting. Hal ini karena lebih
ditujukan kepada upaya mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan
lingkungan selain juga bertujuan untuk menghukum pelaku pencemaran dan
perusakan lingkungan.9 Penegakan hukum lingkungan melalui hukum perdata
atau lebih dikenal dengan sebutan penyelsaian sengketa lingkungan secara perdata
menurut Mas Ahmad Santosa untuk menentukan seseorang atau badan hukum
bertanggung jawab terhadap kerugian yang diakibatkan oleh pencemaran atau
perusakan lingkungan, penggugat dituntut membuktikan adanya pencemaran atau
perusakan lingkungan serta kaitan antara pencemaran dengan kergian yang
diderita.10 Penegakan hukum pidana merupakan ultimum remidium atau upaya
hukum terakhir karena tujuannya adalah untuk menghukum pelaku dengan
7
Supriadi, 2006, Hukum Lingkungan Indonesia Sebuah Pengantar, Sinar Grafika, Jakarta,
hal 269
8
Takdir Rahmadi, 2003, Hukum Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, Airlangga
University Press,Surabaya, hal. 131
9
Sukanda Husin, 2009, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
hal.92
10
Mas Ahmad Santosa, 2001, Good Governance Hukum Lingkungan, ICEL, Jakarta,
hal.296
7
hukuman penjara atau denda.11 Penegakan hukum lingkungan dengan
menggunakan instrumen hukum pidana merupakan upaya terakhir karena hanya
memberikan efek jera tanpa adanya pemulihan dan perbaikan lingkungan seperti
keadaan sedia kala. Tidak adanya penyelesaian masalah lingkungan apabila
menggunakan instrumen hukum pidana karena walaupun pelaku
ataupunpencemar/perusak lingkungan telah dipidana penjara/denda namun
kerusakan dan pencemaran lingkungan secara fisik masih tetap ada. Namun
penjatuhan sanksi pidana bagi pencemar atau perusak dari sisi hubungan antara
negara dengan masyarakat adalah sangat diperlukan karena tujuannya adalah
untuk menyelamatkan masyarakat (social defence) dan lingkungan hidup dari
perbuatan dilarang (verboden) dan perbuatan yang diharuskan/diwajibkan
(geboden) yang dilakukan oleh para pelaku pembangunan.12
11
Hermien Hadiati Koeswadji, 1993, Hukum Pidana Lingkungan, Citra Aditya Bakti,
Bandung, hal.126
12
Ibid.
8
BAB III.
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian tentang Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran
Air Sungai Di Bali Sebagai Bentuk Perlindungan Alam Bali (Perspektif
Penegakan Hukum Lingkungan) merupakan penelitian hukum empiris. Selain
menitikberatkan pada penelitian lapangan (field research), penelitian juga
dilakukan secara kepustakaan (library research). Penelitian lapangan dilakukan
karena sasaran penelitian hukum disamping kaedah atau das Sollen (penelitian
hukum secara normatif), dapat berupa perilaku atau das Sein (penelitian
lapangan)”.14 Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh informasi atau
data primer mengenai upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air
sungai di Bali. Selain itu juga untuk pengambilan data primer yang menyangkut
dampak yang ditimbulkan bagi masyarakat bali apabila terjadi pencemaran
sungai-sungai di Bali. Dalam melengkapi data yang diperoleh dari penelitian
lapangan, maka dilakukan pula penelitian kepustakaan.
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan menggunakan data yang
bersumber dari data sekunder, seperti peraturan-peraturan baik dalam bentuk
undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah yang mengatur tentang
pencemaran lingkungan, pencemaran air, pengelolaan dan perlindungan
lingkungan hidup dan buku literatur mengenai pencegahan dan perlindungan
lingkungan hidup serta penegakan hukum lingkungan.
13
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, 1985, Penelitian Hukum Normatif-Suatu Tinjauan
Singkat,Rajawali Press, Jakarta, hal. 1.
14
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta, 1996, hal. 30
9
Sebagaimana telah disebutkan bahwa pengumpulan data dalam penelitian
ini diperoleh dari penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan, maka
selanjutnya akan diuraikan mengenai cara yang akan digunakan dalam penelitian
sebagai berikut :
a. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan dilakukan untuk mendukung data sekunder yang
diperoleh dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier guna memperoleh
kajian yang lebih mendalam mengenai permasalahan yang akan dihadapi
yaitu mengenai upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air
sungai di Bali serta dampak yang ditimbulkannya.
Lokasi penelitian
Penelitian ini ini dilaksanaan di beberapa sungai-sungai besar yang ada di
Bali seperti Tukad Badung, Tukad Melangit, Tukad Ayung, Tukad Pekaseh
dan Tukad Buleleng. Selain itu juga penelitian dilakukan di Instansi terkait.
b. Penelitian kepustakaan
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mencari, mempelajari dan
mengumpulkan data sekunder yang berhubungan dengan obyek penelitian,
dengan bantuan buku, literatur, peraturan perundang undangan dan dokumen-
dokumen yang terdiri dari :
1. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat. 15 Bahan hukum
primer dalam penelitian ini terdiri atas :
a) Undang Undang Negara Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
b) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 tentang
Pengendalian Pencemaran Air.
15
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat),
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1990, hal. 13
10
c) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 115
Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air
2. Bahan Hukum Sekunder
“Bahan hukum sekunder ialah bahan hukum yang mejelaskan bahan hukum
primer”.16 Terutama buku-buku hukum termasuk skripsi, thesis, disertasi
hukum dan jurnal jurnal hukum,(termasuk yang on-line). Bahan hukum
sekunder berguna untuk meberikan petunjuk kearah mana peneliti akan
melangkah.17
3. Bahan Hukum Tersier
“Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder”,18 yang terdiri dari kamus umum bahasa indonesia, kamus hukum
belanda indonesia, kamus inggris indonesia.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian kepustakaan, maka
dilakukan studi dokumen yaitu mempelajari bahan-bahan hukum primer,
sekunder dan tersier.
16
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, ibid., hal. 14
17
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Prenada Media, Jakarta, 2005, hal. 155
18
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, loc.cit.
11
tentang pencemaran air, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan
penegakan hukum lingkungan.
12
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 1990, Penelitian Hukum Normatif (Suatu
Tinjauan Singkat), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
14
Peraturan Perundang-undangan
15
DAFTAR LAMPIRAN
16
Lampiran 2. Dukungan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pendukung yang akan lebih banyak digunakan untuk
menunjang penelitian ini lebih dititikberatkan pada kerjasama dengan instansi
pemerintah seperti Balai Lingkungan Hidup, Organisasi Lingkungan Hidup,
Aparat Penegak Hukum, Laboratorium untuk Pengukuran Sampel Air dengan
tujuan mengetahui ambang batas yang diperkenankan sesuai dengan Baku Mutu
Air serta partisipasi masyarakat dalam hal informasi untuk mengetahui dampak
yang ditimbulkan dari pencemaran.
17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
18
Lampiran 4. Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti
Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
1. Nyoman Satyayudha Dananjaya, SH.,
Nama Lengkap (dengan gelar) L
M.Kn
2. Jabatan Fungsional Asisten Ahli
3. Jabatan Struktural -
4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya 19821028 200912 1 006
5. NIDN 0028108202
6. Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 28 Oktober 1982
7. Alamat Rumah Jl. Raya Sesetan No. 5 Denpasar
8. Nomor Telepon/Faks /HP 08123620100 / 081934391000
9. Alamat Kantor Jl. Pulau Bali No. 1 Denpasar
10. Nomor Telepon/Faks 0361-222666
11. Alamat e-mail dan_bonafide@yahoo.com
12. Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = 20 orang
13. Mata Kuliah yg diampu 1. Hukum Acara Perdata
2. Hukum Acara Peradilan Agama
3. Penegakan Hukum Lingkungan
4. Penyelesaian Sengketa Alternatif
B. Riwayat Pendidikan
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jml (Juta
Sumber *)
Rp.)
1. 2011 Dampak Yuridis Indonesia PDM DIPA UNUD Rp.
Meratifikasi WTO (World Trade 7.500.000,-
Organization)
19
2. 2011 Perlindungan Hukum Nasabah PT Bali PDM DIPA UNUD Rp.
Consultan Life Insurance (Balicon) 7.500.000,-
3. 2011 Implikasi Meratifikasi GATs (General PDM DIPA UNUD Rp.
Agreement on Trade in service) 7.500.000,-
Terhadap Pengaturan Sistem
Pendidikan Tinggi di Indonesia
4. 2011 Pertimbangan Hakim Dalam Memutus PDM DIPA UNUD Rp.
Lepas Dari Segala Tuntutan Hukum 7.500.000,-
(Ontslag Van Alle Rechtsvervolging)
Terhadap Pelaku Tindak Pidana
Korupsi
5. 2011 Fungsi Perizinan Dalam Perlindungan NUFFIC PROJECT Rp.
Lingkungan Hidup Terkait Dengan 20.000.000,-
Pengambilan Air Bawah Tanah Dalam
Menunjang Kepariwisataan di
Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
20
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan penelitian : Dosen Muda
21
Anggota 1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) I Made Walesa Putra,S.H.,M.Kn. L
2. Jabatan Fungsional Asisten Ahli
3. Jabatan Struktural -
4. NIP 19820222 200912 1003
5. NIDN 0022028202
6. Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 22 Februari 1982
7. Jl. Gn Batur Perum Nusa Bumi Ayu A7
Alamat Rumah
Denpasar
8. HP 081934354488
9. Alamat Kantor Jln. P. Bali No.1 Denpasar 80114
10. Nomor Telepon/Faks (0361) 222666/ Fax. 234888
11. Alamat e-mail mdwalesaputra@yahoo.com
S-1= … orang; S-2= …Orang; S-3= Orang
12. Lulusan yang telah dihasilkan
…
13. Mata Kuliah yg diampu 1. Viktimologi
2. Tindak Pidana Tertentu
3. Penitensier
4. Hukum Kesehatan
5. Hukum Pidana
B. Riwayat Pendidikan
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2011 Perlindungan Hukum PDM 7.500.000
Nasabah Balicon
22
2. 2012 Tinjauan Yuridis Dana DIPA 6.000.000
Pertanggungjawaban Pidana Kenotariatan
dlm Pelaksanaan Jabatan
Notaris
3. 2012 Pelaksanaan Pengadaan PDM 7.500.000
Tanah Untuk Kepentingan
Umum (Studi Kasus
Pembuatan Jalan By Pass Ida
Bagus Mantra Denpasar -
Karangasem)
4. 2012 Pertanggungjawaban Pidana PDM 7.500.000
Pers dlm Penyebaran Berita
Bohong (Kajian Yuridis thp
Peraturan Perundang-
undangan di bidang Pers)
5. 2012 Analisis Yuridis DIPA Bagian -
Pertanggung-jawaban Pidana Hukum Pidana FH
Pimpinan Redaksi Pada UNUD
Pelanggaran Kegiatan Pers
(Kajian Yuridis Terhadap
Peraturan Perundang-
Undangan Di Bidang Pers)
23
E. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar
Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan penelitian: Dosen Muda
24
Anggota 2
A. Identitas Diri
1. I Gusti Ngurah Dharma Laksana,
Nama Lengkap (dengan gelar) L
S.H., M.Kn
2. Jabatan Fungsional Asisten Ahli
3. Jabatan Struktural -
4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya 197504072009121002
5. NIDN 0007047503
6. Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 07 April 1975
7. Alamat Rumah Jl. Kertha Petasikan IX/6 Denpasar
8. Nomor Telepon/Faks /HP 0361-720987 / 08123642416
9. Alamat Kantor Jl.P.Bali No.1 Denpasar
10. Nomor Telepon/Faks 0361 – 222666 / Fax. 234888
11. Alamat e-mail ngurahdharmalaksana@yahoo.com
S-1= … orang; S-2= …Orang; S-3= Orang
12. Lulusan yang telah dihasilkan
…
13. Mata Kuliah yg diampu 1. Sosiologi
2. Sosiologi Hukum
3. Hukum Adat
4. Hukum Adat Lanjutan
5. Psikologi Hukum
B. Riwayat Pendidikan
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber *) Jml (Juta Rp.)
25
1. 2011 Dampak Perkembangan Ekonomi NPT Nuffic Project 20.000.000,-
Pariwisata Terhadap Hukum
IDN 223
Tanah di Desa Tenganan
Pagringsingan
2. 2011 Eksistensi Gotong Royong dan DIPA Fak. Hukum 2.095.125,-
Tolong Menolong dalam Unud
Kehidupan Masyarakat Adat
dalam Perkembangan Pariwisata
di Desa Pakraman Penyaringan
Desa Sanur Kauh
3. 2012 Sengketa Tanah Adat Yang DIPA Magister 6.000.000,-
Disertai Kekerasan Dalam Kenotariatan Unud
Konteks Perkembangan
Pariwisata
4. 2012 Kontribusi Notaris/PPAT Dan DIPA Magister 6.000.000,-
BPN Dalam Sengketa Pertanahan Kenotariatan Unud
Khususnya Tanah Adat Di Bali
5 2012 Otonomi Desa Adat Dalam DIPA Fak. Hukum 2.100.000,-
Kaitannya Dengan Konflik Unud
26
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan penelitian : Dosen Muda.
27
Anggota 3
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
C. Pelatihan Profesional
28
lectures of faculty of law
Udayana Universy
2012 Training on writing NPT Project Nuffic 13-17 Februari
research proposal 2012
2012 Training of Trainer Universitas Udayana 8 Juni 2012
Kewirausahaan Unud
2012 Pelatihan Proses Badan Penjaminan Mutu 25-27 Juni2012
Pembelajaran Pada Univ. Udayana
Kurikulum Berbasis
Kompetensi (P2KBK)
D. Pengalaman Mengajar
29
Hukum Adat Sarjana Power Ganjil 2012/2013
Point(noncetak)
Hukum Adat Sarjana Power Point Ganjil 2012/2013
Lanjutan (noncetak)
F. Pengalaman Penelitian
30
Pancasila Dalam Universitas Gadjah
Menegakkan Mada
Konstitusionalitas
Indonesia
2011 Sarasehan Tentang Fakultas Hukum Peserta
Konvensi Wina 1961 dan Unud dengan
1963 Kementrian Luar
Negeri RI
2011 Seminar Tentang Kantor Staf Khusus Peserta
Tantangan dan Strategi Presiden Bidang
Pemberantasan Korupsi Hukum,HAM Dan
Di Indonesia Pemberantasan KKN
dengan Fakultas
Hukum Unud
2011 Seminar Perempuan Bali Ikatan Alumni Peserta
Dalam Perspektif Hukum Universitas Udayana
adat Waris
2011 Seminar Nasional Universitas Udayana Peserta
Menekan Konflik
Menggalang
Kebersamaan Demi
Menciptakan Karakter
Positif Bangsa
2011 Sosialisasi JCI -Bali Peserta
Pancasila,UUD
45,NKRI,Bhineka
Tunggal Ika
2011 Bali Shanti Vs Konflik PRODI Sosiologi Peserta
Adat : Mengurai Akar Fisip UNUD
Permasalahan Menuju
Bali Shanti
2011 Peran Majelis Desa MUDP Bali Peserta
Pakraman Bali Dalam
Pencegahan Wicara Adat
2011 Lokakarya Penyusunan FH Unud Peserta
Payung Hukum dan Bank
Proposal Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat
2012 Pengenalan Bahan FH Unud Penyaji
Hukum
31
Pendidikan UN SMA, 16-19 April Kotamadya Denpasar
2012
2012 Sosialisasi Peraturan Pemerintah Dana Dipa Magister
Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Kenotariatan
Pendaftaran Tanah
2012 Konsultasi dan Pembinaan Awig- Dana Dipa Unud
Awig Desa Pakraman Junjungan
Ubud, Gianyar
2012 Kedudukan Perempuan Dalam Hal Dana DIPA MKn Surat
Mewaris, Sosialisasi hasil putusan perjanjian Pelaksanaan
MUDP tentang Hak waris Penelitian Nomor
Perempuan di desa pakraman krliki 10/XI/MKn/UN.14.4/TPPM/201
kawan payangan gianyar
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan penelitian : Dosen Muda.
32
Lampiran 5. Surat Pernyataan Personalia Penelitian
33