Anda di halaman 1dari 13

KAJIAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK

Dosen Pembimbing :

1. Berlian Nurtyashesti Kusumadewi, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.J

2.Monica Kartini, S.Kep., Ns., M.Kep

NAMA : TUSY ARWIYANTI

NIM : 1440120201916

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGESTI WALUYO


TEMANGGUNG

TAHUN 2022 / 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta cinta dan kasih sayang –Nya sehingga saya dapat menyusun
makalah tentang “ Kajian Penyakit Gagal Ginjal Kronik “ .

Adapun tujuan dan penulisan makalah ini guna meningkatkan pengetahuan


diri serta dapat membantu mahasiswa mahasiswi dalam mempelajari tentang
Gagal Ginjal Kronik. Makalah ini disusun berdasakan beberapa sumber.

Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang
kami rasakan sangat membantu baik moral maupun spiritual dalam
penyelesaiannya.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan. Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan khususnya bagi penyusun.

Temanggung, 24 January 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2


DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3
BAB 1 ................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................ 6
KAJIAN TEORI ................................................................................................ 6
2.1 Definisi....................................................................................................... 6
2.2 Patofisiologi ............................................................................................... 7
2.3 Manifestasi klinis ....................................................................................... 8
2.4 Komplikasi ................................................................................................. 9
2.5 Penatalaksanaan medis……………………………….…………………..10
2.6 Penatalaksanaan Keperawatan……………….………………………………………………….….11
BAB III ............................................................................................................. 12
PENUTUP ........................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 12
3.2 Saran ........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 13
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Ginjal merupakan organ ekskresi dalam tubuh yang mempunyai peran
mengatur cairan tubuh, elektrolit, dan keseimbangan asam basa serta
mengeluarkan zat racun dari darah melalui urine. Selain itu ginjal berperan sangat
penting dalam eritroproietin dan sintesis prostaglandin, dalam penurunan insulin,
serta sistem renin- aldosteron (Black & Hawks, 2014).

Gagal ginjal terjadi karena adanya gangguan fugsi renal yang progresif
dan irreversibel, dimana fungsi ginjal mengalami peurunan dalam
mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit. Gagal ginjal
biasanya berakibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap. Pada
biasanya berakibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap.
Ginjal dibagi menjadi 3 stadium. Stadium satu disebut penurunan cadangan ginjal,
stadium 2 disebut insufiensi ginjal, dan yang ketiga adalah gagal ginal stadium
akhir atau dikenal dengan Gagal Ginjak Kronik (Ariani, 2016).
1.2 Rumusan Masalah
2. Apa itu penyakit gagal ginjal kronis ?
3. Bagaimana mekanisme terjadinya penyakit gagal ginjal kronis ?
4. Apa saja penyebab penyakit gagal ginjal kronis ?
5. Bagaimana dampak gagal ginjal kronis yang timbul pada tubuh ?
6. Apa saja penatalaksanaan medis dan keperawatan ?
7. Apa saja komplikasi dari penyakit gagal ginjal kronik ?
8. Bagaimana pengaruh terapi lavender ?
9. Seberapa efektifkah aroma terapi lavender ?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan ini adalah untuk mempelajari tata cara penulisan
ilmiah dan penhkajian tentang gagal ginjal kronik.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui pengkajian keperawatan pada pasien dengan penyakit
Gagal Ginjal Kronik
2) Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien penyakit Gagal
Ginjal Kronik
3) Melakukan evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan pada pasien
penyakit Gagal Ginjal Kronik

1.4 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan bagi kalangan mahasiswa tentang
penyakit seputar Gagal Ginjal Kronik dan gambaran asuhan
keperawatan pada penyakit Gagal Ginjal Kronik
2. Bagi Pembaca
Dengan adanya ulasan mengenai penyakit seputar Gagal Ginjal
Kronik diharapkan dapat menjadi acuan maupun pijakan dalam
pembuatan asuhan keperawatan selanjutnya.
BAB II

KAJIAN TEORI
2.1 Definisi

Gagal Ginjal Kronik adalah ginjal yang sudah mengalami


kerusakan berlanjut sehingga memerlukan terapi pengganti ginjal
secara terus menerus, sehingga menyebabkan kondisi penyakit telah
masuk ke stadium akhir penyakit ginjal kronis, yang dikenal juga
dengan gagal ginjal kronis (Smeltzer, 2015).

Sedangkan menurut Black & Hawks (2014, Hal.342) mengatakan


bahwa :

“ Penyakit Ginjal Kronis ( chronic kidney disease [ CKD ] )

atau disebut CKD stadium 5 atau disebut juga stadium akhir (

ESRD ) adalah penyakit yang tidak dapat dikembalikan atau

dipulihkan dan terjadi peurunan progresif jaringan fungsi ginjal.

Ketika massa ginjal yang tersisa tidak dapat lagi menjaga

lingkungan internal tubuh, maka akibatnya adalah gagal ginjal.

CKD dapat berkembang tanpa gejala selama beberapa tahun,

atau mungkin akibat dari episode ARF yang belum pulih”.

Gagal Ginjal Kronis merupakan penyakit ginjal tahap akhir. Fungsi


renal yang Progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal
untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit sehingga terjadi uremia (Purwanto, 2016).
2.1 Patofisiologi

Dalam kasus ESRD, ginjal melibatkan deteriorasi dan


kerusakan nefron yang mengaibatkan kehilangan bertahap fungsi
ginjal. Hal ini diakibatkan karena GFR total menurun dan klirens
menurun sehingga menyebabkan kadar serum ureum nitrogen dan
kreatinin meningkat, dan menyisakan nefron hipertorfi yang
berfungsi karena harus menyaring larutan yang lebih besar. Oleh
karena itu ginjal kehilangan kemampuannya untuk
mengonsentrasikan urine dengan memadai. Gagal ginjal berkembang
dan jumlah nefron yang berfungsi menurun berakibat GFR total
menurun lebih jauh, menjadikan tubuh tidak mampu membebaskan
diri dari kelebihan air, garam, dan produk sisa lainnya melalui ginjal
(Black & Hawks, 2014).

Adapun penyebab dari gagal ginjal kronik adalah sebagai


berikut Purwanto (2016);

1. Penurunan GFR
Penurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapatkan urin
24 jam untuk pemeriksaan klirens kreatinin. Akibat dari
penurunan GFR, maka klirens kreatinin akan menurun,
kreatinin akan meningkat, dan nitrogen urea darah ( BUN )
juga akan meningkat.
2. Gangguan klirens renal
Akibat dari penurunan jumlah glomeruli yang berfungsi,
menyebabkan penurunan klirens ( substansi darah yang
seharusnya dibersihkan oleh ginjal pada tubuh ).
3. Retensi cairan dan natrium
Ginjal kehilangan kemampuan untuk mengkonsentrasikan
atau mengencerkan urin secara normal. Terjadi penahanan
cairan dan natrium ; meningkatkan resiko terjadinya edema,
gagal jantung kongestif dan hipertensi
4. Anemia
Terjadi sebagai akibat dari produksi eritroprotein yang
tidak adequate, memendeknya uisa sel darah merah,
defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk terjadi
perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari
saluran GI.
5. Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat
Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan
yang saling timbal balik, jika salah satunya meningkat,
yang lain akan turun. Dengan menurunnya GFR, maka
terjadi peningkatan kadar fosfat serum dan sebaliknya
penurunan kadar kalsium. Penurunan kadar kalsium ini
akan memicu sekresi paratormon, namun dalam kondisi
gagal ginjal, tubuh tidak berespon terhadap peningkatan
sekresi parathormon, akibatnya kalsium di tulang menurun
menyebabkan perubahan pada tulang dan penyakit tulang.
6. Penyakit tulang uremik
Terjadi dari perubahan kompleks kalsium, fosfat, dan
keseimbangan parathormon.

2.3 Manifestasi klinis

Manifestasi klinis CKD stadium 5 muncul diseluruh tubuh, hal ini


karena ketidakmampuan ginjal mengonsentrasikan urine dan mengatur
pengeluaran elektrolit dan poliuri berkembang menjadi anuria,
kehilangan pola pengosongan diurnal normal yang dapat dipastikan
menuju kehilangan fungsi ginjal (Black & Hawks, 2014).

Sedangkan menurut Smeltzer (2015, Hal. 492)

a. Pada system kardiovaskuler ; hipertensi, pitting edema ( kaki,


tangan, dan sakrum ), edema periorbital, gesekan perkikardium,
pembesaran vena vena di leher, pericarditis, tamponade
pericardium, hyperkalemia, hyperlipidemia.
b. Muskuloskeletal meliputi ; kram otot, kehilangan kekuatan otot,
osteodistrofi ginjal, nyeri tulang, fraktur, dan kulai kaki.
c. Integument meliputi ;warna kulit keabu – abuan, kulit kering dan
gampang terkelupas, pruritis berat, ekimosis, purpura, kuku rapuh,
rambut kasar dan tipis.
d. Paru –paru meliputi ; ronkhi basah kasar ( krekels ), sputum yang
kental dan lengket ; penurunan refleks batuk, nyeri pleura, sesak
napas, takipnea, pernapasan kussmaul, pneumonitis uremik.
e. Neurologic meliputi ; kelemahan dan keletihan, konfusi,
ketidakmampuan berkonsensentrasi, disorientasi, tremor, kejang,
asteriksis, tungkai tidak nyaman, telapak kaki serasa terbakar,
perubahan perilaku.
f. Saluran cerna meliputi ; bau ammonia ketiak bernapas, pengecapan
rasa logam, ulserasi dan perdarahan mulut, anoreksia, muah dan
muntah, cegukan, konstipasi, atau diare, perdarahan pada saluran
cerna.
g. Reproduksi ; amenorea, atrofi testis, ketidaksuburan, penurunan
libido.
h. Hematologi ; anemia, dan trombositopenia.

2.4 Komplikasi
Adapun komplikasi dari gagal ginjal kronik adalah Ariani (2016)
1. Hyperkalemia
Terjadi karena penurunan ekskresi, asidosis
metabolic, katabolisme dan masukan diet
berlebihan.
2. Preikarditis,efusi pericardial dan tamponade jantung
Akibat dari retensi produk sampah uremik dan
dialysis yang tidak kuat.
3. Hipertensi
Akibat reteni cairan dan natrium serta malfungsi
system renninangiostensin – aldosterone.
4. Anemia
Akibat penurunan eritroprotein, penurunan rentang
usia sel darah merah, perdarahan gastrointestinal
akibat iritasi oleh toksin, dan kehilangan darah
selama hemodialysis.
5. Penyakit tulang
Penyakit tulang serta klasifikasi metastatic akibat
retensi fosfat, kadarkalisum serum yang rendah,
metabolisme vitamin D abnormal, dan peningkatan
kadar alumunium.

2.5 Penatalaksanaan Medis


Pentalaksanaan medis bertujuan untuk mempertahakan fungsi
ginjal dan mempertahankan homeostatis selama mungkin. Semua
faktor yang berperan menyebabkan gagal ginjal kronik dan faktor
yang sifatnya reversible ( misal obstruksi ) harus diidentifikasi dan
ditangani (Smeltzer, 2015).

2.6 Penatalaksanaan Keperawatan


Dari hasil penelitian yang dikemukakan oleh Manalu (2019) bahwa
pengaruh aroma terapi lavender memberikan hasil adanya perbedaan
terhadap penurunan nilai kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik.
Hal tersebut karena setelah responden menghirup aromaterapi inhalasi
dari bunga Lavender maka molekul serta partikel Lavender akan
masuk melalui saluran nafas ( hidung ) selanjutnya akan diteruskan
oleh respetor saraf yang diterima sebagai signal yang baik dan
kemudian dihasilkan sebagai aroma yang menenangkan dan ditahap
akhir rangsangan bau tersebut akan masuk dan mempengaruhi sistem
limbik sebagai pusat emosi seseorang sehingga perasaan menjadi lebih
rileks.
Berikut merupakan penatalaksanaan keperawatan menurut
Smeltzer (2015) ;
1. Kaji status cairan dan identifikasi sumber potensi
ketidakseimbangan cairan.
2. Terapkan program diet untuk menjamin asupan nutrisi
yang memadai dan sesuai dengan batasan regimen
terapi
3. Dukung perasaan positif dengan mendorong pasien
untuk meningkatkan kemampuan perawatan diri dan
lebih mandiri.
4. Berikan penjelasan dan informasi kepada pasien dan
keluarga terkait pnyakit gagal ginjal kronik , pilihan
pengobatan, dan kemungkinan kompliasi.
5. Berikan dukungan emosioanal
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gagal ginjal kronik waluapun tingkatan akhir dari penyakit gagal
ginjal, tetapi masih dapat mengembangkan asuhan keperawatan yang
diberikan pada pasien pada bagian psikologis maupun imunologis. Salah
satunya adalah dengan pemberian terapi inhalasi aroma terap lavender
pada pasien gagal ginjal kronis yang dapat mengurangi kecemasan.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah tentang pengkajian gagal ginjal kronik
diharapkan mahasiswa – mahasiswi, dan masyarakat umum diharapkan
dapat sebagai referensi tentang penyakit gagal ginjal kronik :
1. Untuk Klien : Agar selalu menerapkan anjuran dari dokter dan
perawat supaya tidak terjadi maslaah yang sama dan dihindari
2. Institusi pendidikan : Supaya meningkatkan mutu pendidikan
yang berkualitas, professional, bermutu, terampil, cekatan dan
bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, S. (2016). Stop! Gagal Ginjal dan Gangguan- Gangguan Lainnya (A. Kholiq (ed.)).
Yogyakarta: Istana Media.
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperwatan Medikal Bedah (A. Suslia, F. Ganiajri, P. P.
Lestari, & R. W. A. Sari (eds.); 12th ed.). Singapore: Elsevier ( Singapore) Pte Ltd.
Manalu, T. A. (2019). Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Terhadap Penurunan Nilai
Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa. Jurnal
Keperawatan Dan Fisioterapi (JKF), 1(2), 13–18.
https://doi.org/10.35451/jkf.v1i2.149
Prabowo, E., & Pranata, A. E. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Purwanto, H. (2016). Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
Smeltzer, S. C. (2015). Keperawatan Medikal- Bedah (E. A. Mardella (ed.); 12th ed.).
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai