Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Psikologi Lintas Budayah

Disusun Oleh:
NAMA :Nurdiana Sangaji
NPM :1210570223318067
Dosen Pengampuh : Ismail Banda
MK :Psikologi Lintas Budaya

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masyarakat plural yang berkebudayaan majemuk adalah masyarakat yang

memiliki banyak tradisi budaya. Di situ pluralisme dihargai oleh seluruh populasi,

kelompok yang mengalami akulturasi dan oleh kebijakan pemerintah sehingga kekhasan

masing-masing budaya masih dapat dipertahankan. Sebaliknya, masyarakat plural yang

tidak berkebudayaan majemuk adalah masyarakat dimana usahausaha pemerintah atau

usaha-usaha politik ditujukan untuk mengubah populasi menjadi homogeny. Dengan

perkataan lain kekhasan masing-masing budaya cenderung untuk dihilangkan. Bila

dikaitkan dengan semboyan Negara Indonesia “Bhineka Tunggal Ika” yang menghargai

baik kemajemukan maupun persatuan, kiranya masyarakat Indonesia lebih tepat

digolongkan sebagai masyarakat plural yang berkebudayaan majemuk.

Psikologi dipandang sebagai salah satu cabang ilmu yang senantiasa

mempersoalkan hal-hal yang tidak dicapai oleh alat indra, tetapi akhirnya memperhatikan

perilaku sebagai manifestasi dari proses-proses yang tersembunyi. Prosesproses yang

berlangsung pada diri manusia itu tidak berdiri sendiri, tetapi hubungan dengan

lingkungan yang ada dan yang diadakan dalam benak manusia itu. Budaya adalah salah

satu unsur di dalam lingkungan yang dimaksud, sehingga perilaku manusia mau tidak

mau harus dilihat dalam konteks budayanya pula, atau dalam konteks bauran antara

berbagai budaya yang melingkunginya.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian psikologi lintas budaya dalam perspektif Islam

Psikologi Lintas Budaya muncul karena adanya rasa ketidakpuasan dari para

peneliti psikologi di Barat tentang pernyataan bahwa teori psikologi yang dikembangkan

dalam satu kebudayaan Barat dimana ahli tersebut hidup dan berkembang adalah bersifat

universal (bisa digunakan untuk memahami manusia pada umumnya). Pada awalnya

keuniversalan teori psikologi yang berasal dari Barat banyak mendapat kritik dari para

antropolog yang melakukan penelitian di berbagai kebudayaan non-Barat. Salah satu

contoh klasik dari kritik ini adalah kritik Malinowski terhadap teori oedipus complex dari

Freud yang pada waktu itu dianggap berlaku secara universal. Malinowski menemukan

bahwa anak laki-laki remaja di Kepulauan Trobriand, Papua Nugini, memiliki rasa benci

terhadap paman laki-laki dari pihak ibu dan bukan terhadap ayah mereka seperti yang

ditemukan Freud di Wina. Berdasarkan temuan ini, Malinowski mengatakan bahwa rasa

benci anak laki-laki remaja di Wina kepada ayahnya bukan disebabkan persaingan untuk

mendapatkan cinta ibu (oedipus complex) tetapi karena ayah adalah penegak disiplin

seperti halnya seorang paman dalah penegak disiplin bagi anak-anak di Kepulaian

Trobriand.

Psikologi lintas-budaya merupakan cabang dari ilmu psikologi itu sendiri dimana

para ahli psikologi meyakini bahwa tingkah laku dan pola pikir manusia sangat

dipengaruhi oleh budaya tempat manusia hidup dan berkembang. Kebermaknaan budaya
bagi setiap manusia di dunia menjadi peran penting dan dasar hal psikologi manusia.

Psikologi lintas-budaya menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang sering di kritik

oleh para antropolog dalam memahami karakter-karakter individu dalam suatu budaya.

Ternyata ilmu psikologi tidak dapat diberlakukan universal bagi individu-individu dalam

suatu budaya tertentu.

Terkait dengan budaya ada istilah etic dan emic. Etik mengcakup pada temuan-

temuan yang tampak konsisten atau tetap di berbagai budaya, dengan kata lain sebuah

etik mengacu pada kebenaran atau prinsip yang universal. Sedangkan emik sebaliknya,

mengacu pada temuan-temuan yang tampak berbeda untuk budaya yang berbeda, dengan

demikian, sebuah emik mengacu pada kebenaran yang bersifat khas-budaya (culture-

specific).

Budaya merupakan konglomerasi atau sekumpulan sikap, nilai, perilaku, dan

keyakinan bersama, yang dikomunikasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya

lewat bahasa. Budaya tidak musti merupakan ras ataupun kebangsaan. Budaya benar-

benar merupakan sebuah konstruk sosiopsikologis. Karena tidak menemukan cara untuk

mengukur budaya pada level sosiopsikologis, sesuai dengan definisi tentang budaya, para

peneliti terpaksa “merendahkan standar” kemampuan untuk benar-benar mengkaji

perbedaan lintas budaya.

B. Pendapat para Ahli dan Tokoh Sejarah perkembangan ilmu psikologi lintas budayah

dalam lingkup budayah nasional


1. Sigmund Freud (1856 - 1939)

Sigmund Freud dilahirkan pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg (Austria), pada

masa bangkitnya Hitler, dan wafat di London pada tanggal 23 September 1939. Ia adalah

seorang Jerman keturunan Yahudi. Pada usia 4 tahun ia dan keluarga pindah ke Viena,

dimana ia menghabiskan sebagian besar masa hidupnya. Meskipun keluarganya adalah

Yahudi namun Freud menganggap bahwa dirinya adalah atheist. Semasa muda ia

merupakan anak favorit ibunya. Dia adalah satu-satunya anak (dari tujuh bersaudara)

yang memiliki lampu baca (sementara yang lain hanya menggunakan lilin sebagai

penerang) untuk membaca pada malam hari dan satu-satunya anak yang diberi sebuah

kamar dan perabotan cukup memadai untuk menunjang keberhasilan sekolahnya. Freud

dikenal sebagai seorang pelajar yang jenius, menguasai 8 (delapan) bahasa dan

menyelesaikan sekolah kedokteran pada usia 30 tahun. Setelah lulus ia memutuskan

untuk membuka praktek di bidang neurologi. Pada tahun 1900, Freud menerbitkan

sebuah buku yang menjadi tonggak lahirnya aliran psikologi psikoanalisa. Buku tersebut

berjudul Interpretation of Dreams yang masih dikenal sampai hari ini. Dalam buku ini

Freud memperkenalkan konsep yang disebut "unconscious mind" (alam ketidaksadaran).

Selama periode 1901-1905 dia menerbitkan beberapa buku, tiga diantaranya adalah The

Psychopathology of Everyday Life (1901), Three Essays on Sexuality (1905), dan Jokes

and Their relation to the Unconscious (1905). Pada tahun 1902 dia diangkat sebagai

profesor di University of Viena dan saat ini namanya mulai mendunia. Pada tahun 1905

ia mengejutkan dunia dengan teori perkembangan psikoseksual (Theory of Psychosexual

Development) yang mengatakan bahwa seksualitas adalah faktor pendorong terkuat

untuk melakukan sesuatu dan bahwa pada masa balita pun anak-anak mengalami
ketertarikan dan kebutuhan seksual. Beberapa komponen teori Freud yang sangat terkenal

adalah:The Oedipal Complex, dimana anak menjadi tertarik pada ibunya dan mencoba

mengidentifikasi diri seperti sang ayahnya demi mendapatkan perhatian dari ibuKonsep

Id, Ego, dan Superego Mekanisme pertahanan diri (ego defense mechanisms)Istilah

psikoanalisa yang dikemukakan Freud sebenarnya memiliki beberapa makna yaitu: (1)

sebagai sebuah teori kepribadian dan psikopatologi, (2) sebuah metode terapi untuk

gangguan-gangguan kepribadian, dan (3) suatu teknik untuk menginvestigasi pikiran-

pikiran dan perasaan-perasaan individu yang tidak disadari oleh individu itu sendiri.

Sejak the Psychoanalytic Society (Perhimpunan Masyarakat Psikoanalisa) didirikan pada

tahun 1906, maka muncul beberapa ahli psikologi yang dua diantaranya adalah Alfred

Adler dan Carl Jung. Pada tahun 1909 Freud mulai dikenal di seluruh dunia ketika ia

melakukan perjalanan ke USA untuk menyelenggarkan Konferensi International pertama

kalinya. Freud dikenal sebagai seorang perokok berat yang akhirnya menyebabkan dia

terkena kanker pada tahun 1923 dan memaksanya untuk melakukan lebih dari 30 kali

operasi selama kurang lebih 16 tahun. Pada tahun 1933, partai Nazy di Jerman

melakukan pembakaran terhadap buku-buku yang ditulis oleh Freud. Dan ketika Jerman

menginvasi Austria tahun 1938, Freud terpaksa melarikan diri ke Inggris dan akhirnya

meninggal di sana setahun kemudian.

2. John Watson (1878 - 1958)

John Broades Watson dilahirkan di Greenville pada tanggal 9 Januari 1878 dan

wafat di New York City pada tanggal 25 September 1958. Ia mempelajari ilmu filsafat di

University of Chicago dan memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1903 dengan disertasi

berjudul "Animal Education". Watson dikenal sebagai ilmuwan yang banyak melakukan
penyelidikan tentang psikologi binatang. Pada tahun 1908 ia menjadi profesor dalam

psikologi eksperimenal dan psikologi komparatif di John Hopkins University di

Baltimore dan sekaligus menjadi direktur laboratorium psikologi di universitas tersebut.

Antara tahun 1920-1945 ia meninggalkan universitas dan bekerja dalam bidang psikologi

konsumen. John Watson dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika Serikat.

Karyanya yang paling dikenal adalah "Psychology as the Behaviourist view it" (1913).

Menurut Watson dalam beberapa karyanya, psikologi haruslah menjadi ilmu yang

obyektif, oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti melalui

metode introspeksi. Watson juga berpendapat bahwa psikologi harus dipelajari seperti

orang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. Oleh karena itu, psikologi harus dibatasi

dengan ketat pada penyelidikan-penyelidikan tentang tingkahlaku yang nyata saja.

Meskipun banyak kritik terhadap pendapat Watson, namun harus diakui bahwa peran

Watson tetap dianggap penting, karena melalui dia berkembang metode-metode obyektif

dalam psikologi. Peran Watson dalam bidang pendidikan juga cukup penting. Ia

menekankan pentingnya pendidikan dalam perkembangan tingkahlaku. Ia percaya bahwa

dengan memberikan kondisioning tertentu dalam proses pendidikan, maka akan dapat

membuat seorang anak mempunyai sifatsifat tertentu. Ia bahkan memberikan ucapan

yang sangat ekstrim untuk mendukung pendapatnya tersebut, dengan mengatakan:

"Berikan kepada saya sepuluh orang anak, maka saya akan jadikan ke sepuluh anak itu

sesuai dengan kehendak saya".

3. Albert Bandura (1925 -1951 )

Albert Bandura dilahirkan pada tahun 1925 di Alberta, Canada. Dia memperoleh

gelar Master di bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga meraih
gelar doktor (Ph.D). Setahun setelah lulus, ia bekerja di Standford University.Albert

Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory),

salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif

dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Albert Bandura menjabat sebagai ketua APA pada

tahun 1974 dan pernah dianugerahi penghargaan Distinguished Scientist Award pada

tahun 1972.

4. Menurut A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn, dalam bukunya Culture, a Critical Review of

Concepts and Definitions (1952 dalam Supartono, 2004) mengatakan bahwa kebudayaan

adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluasluasnya.

5. Brislin, Lonner & Thorndike, 1973. Psikologi lintas-budaya adalah kajian empiric

mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan

pengalaman, yang dapat membawa kea rah perbedaan perilaku yang dapat diramalkan

dan signifikan. Dalam sebagian besar kajian, kelompok-kelompok yang dikaji biasa

berbicara dengan bahasa yang berbeda dan di bawah pemerintahan unit-unit yang

berbeda.

6. Menurut Koentjaraningrat dalam karyanya tentang kebudayaan, mentalitet, dan

pembangunan (Supartono, 2004) menyebutkan bahwa paling sedikitnya ada 3 wujud

kebudayaan, yaitu : 1. Sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-

norma, peraturan, dan sebagainya. 2. Sebagai suatu kompleks aaktivitas kelakuan berpola

dari manusia dalam masyarakat. 3. Sebagai benda-benda hasil karya manusia.

7. Triandis, Malpass dan Davidson, 1972. Psikologi lintas-budaya mencakup kajian suatu

pokok persoalan yang bersumber dari dua budaya atau lebih dengan menggunakan

metode pengukuran yang ekuivalen, untuk menentkan batas-batas yang dapat dijadikan
pijakan teori psikologi umum dan jenis modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi

universal.

8. Edward Bradford Titchener, (1867-1927) mencoba menyebarluaskan ajaran-ajaran

Wundt ke Amerika. Akan tetapi, orang amerika yang terkenal praktis dan pragmaktis

kurang suka pada teori Wundt yang dianggap terlalu abstrak dan kurang dapat di terapkan

secara langsung dalam kenyataan. Mereka kemudian membentuk aliran sendiri yang

disebut fungsionalisme dengan tokoh-tokohnya antara lain: William james (1802-1910)

dan james Mc keen Cattel (1866-1944). Aliran ini lebih mengutamakan fungsi-fungsi

jiwa daripada mempelajari strukturnya. Ditemukan teknik evaluasi psikologi (sekarang

psikotest) oleh Cattel merupakan bukti betapa pragmatisnya orang-orang Amerika.

9. Max Wertheimer (1880 - 1943)

Max Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880 dan wafat pada

tanggal 12 Oktober 1943 di New York. Max Wertheimer dianggap sebagai pendiri

psikologi Gestalt bersama-sama dengan Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Max

mempelajari imu hukum selama beberapa tahun sebelum akhirnya dia mendapatkan gelar

Ph.D. di bidang tahun 1910, ketika berusia 30 tahun, Max memperlihatkan

ketertarikannya untuk meneliti tentang persepsi setelah ia melihat sebuah alat yang

disebut "stroboscope" (benda berbentuk kotak yang diberi alat untuk melihat ke

dalamkotak tersebut) di toko mainan anak-anak. Setelah melakukan beberapa penelitian

dengan alat tersebut, dia mengembangkan teori tentang persepsi yang sering disebut

dengan teori Gestalt. Dalam bukunya yang berjudul "Investigation of Gestalt Theory"

(1923), Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt sebagai berikut:Hukum

Kedekatan (law of proximity): hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat
cenderung dianggap sebagai suatu totalitas. Hukum Ketertutupan (law of closure): Hal-

hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri.Hukum

Kesamaan (law of equivalence): hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita

persepsikan sebagai suatu kelompok atau suatu totalitas.

10. (Triandis, Malpass dan Davidson, 1972), Psikologi lintas-budaya mencakup kajian suatu

pokok persoalan yang bersumber dari dua budaya atau lebih dengan menggunakan

metode pengukuran yang ekuivalen, untuk menentkan batas-batas yang dapat dijadikan

pijakan teori psikologi umum dan jenis modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi

universal.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fauzi.2008.Psikologi Umum.Pustaka Setia: Jakarta. Hal. 9 2 David Matsumoto,

Pengantar Psikologi Lintas Budaya, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008, hal. 24

Anda mungkin juga menyukai