Anda di halaman 1dari 9

Presentasi pertemuan ke 2

1. Cost Management
2. Cost Clasification
3. Management Accounting
4. Cost Accounting
5. Evolution of managerial Accounting

1. Cost Management
Manajemen biaya adalah proses menemukan dan melaksanakan suatu proyek atau
pekerjaan dengan cara yang benar. Hal ini mencakup perencanaan, estimasi, anggaran,
pembiayaan, pendanaan, pengelolaan, pengendalian, dan perbandingan antar biaya,
sehingga pekerjaan dapat selesai dalam waktu maupun anggaran yang ditetapkan
Biaya (cost) menurut Hilton didefinisikan sebagai pengorbanan yang dilakuka,
biasanya diukur oleh sumber daya yang diberikan untuk mencapai maksud khusus. Dan
aja juga istilah yang dikenal beban (Expenses) didefinisikan sebagai biaya yang terjadi
pada saat suatu asset digunakan atau dijual sebagai tujuan mendapatkan pendapatan.
Biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya produk dan biaya periode. Biaya produk
merupakan biaya yang dikategorikan ke produk yang telah dibeli atau diperoduksi untuk
dijual kembali, dimana biasanya biaya produk digunakan untuk menilai persediaan dari
barang yang diproduksi sampai barang terjual. Sedangkan biaya periode ialah semua
baiaya diluar biaya produk, dimana biaya ini diidentifikasi dengan periode waktu yang
terjadi bukna dengan unit yang dibeli atau barang yang diproduksi.
2. Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya sendiri terbagi dalam berbagai jenis. Ada yang berdasarkan Intensitas
terjadinya, Berdasarkan potensinya dan Berdasarkan Kegiatan Operasional.
 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Intensitas Terjadinya
- Biaya Tetap, merupakan jenis biaya pertama yakni biaya tetap atau fixed cost.
Pengertian biaya tetap adalah biaya yang besarnya akan selalu tetap dan tidak
berubah karena perubahan volume dan aktivitas tidak mempengaruhinya. Oleh sebab
itu, biaya tetap per unit berbanding terbalik dengan perubahan kapasitas suatu
kegiatan. Semakin besar suatu aktivitas, maka semakin kecil biaya tetap per unit.
- Biaya Variabel, Pengertian biaya variabel yakni biaya yang total
keseluruhannya akan selalu berbeda mengikuti perubahan aktivitas. Nilai
biaya variabel akan berbanding lurus dengan pergerakan volume kegiatan.
Semakin besar volume aktivitas maka biaya variabel juga semakin tinggi.
- Biaya Campuran, mempunyai aspek biaya tetap dan variabel. Dalam hal ini, biaya
tetap sebagai jumlah biaya minimum dalam menunjang aktivitas, sedangkan biaya
variabel mempengaruhi volume kegiatan.
 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Potensinya,
- Biaya Peluang (Opportunity Cost), merupakan biaya yang mampu
menambah keuntungan dengan berinvestasi, namun tetap memiliki berpotensi
merugi. Contohnya, Anda akan membeli tempat produksi baru. Dalam
pembelian properti, pastinya terdapat nilai investasi di masa mendatang bila
aset tersebut dijual.

- Biaya Hangus (Sunk Cost), yakni biaya pengeluaran yang tidak bisa
dikembalikan sebagai akibat dari risiko pengalokasian tersebut. Misalnya,
Anda menginvestasikan modal dalam suatu usaha dan hasilnya rugi sebab
bisnis tersebut bangkrut, maka uang Anda akan hilang.
 Klasifikasi Biaya Berdasrkan Kegiatan Operasional.
- Biaya Produksi, merupakan pengeluaran perusahaan untuk memproduksi
barang/jasa agar bisa dijual dengan harga tertentu. Dalam operasional
perusahaan, biaya produksi merupakan salah satu jenis biaya dengan nominal
terbesar. Terdapat berbagai jenis biaya produksi, misalnya biaya bahan baku,
tenaga kerja, pengemasan, dan sebagainya.
- Biaya Tenaga Kerja Langsung, adalah salah satu jenis biaya produksi yang
dibayarkan pada SDM berkaitan langsung dengan pembuatan barang/jasa.
Cara pembayarannya bisa tetap setiap bulan atau berdasarkan jumlah satuan
produksinya. Yang termasuk dalam tenaga kerja langsung misalnya petugas
produksi.
- Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung, Poin ketiga klasifikasi biaya
berdasarkan kegiatan operasional adalah biaya tenaga kerja tidak langsung,
seperti bagian pemasaran, personalia, satpam, dan sebagainya. Dalam konteks
ini, pembayaran biaya adalah sesuatu yang umumnya dilakukan perusahaan
tiap bulan, bukan berdasarkan satuan produksi.
- Biaya Penyusutan, merupakan biaya yang nilainya semakin berkurang dari
waktu ke waktu karena manfaat atau kualitas aktiva tersebut menurun.
Contohnya biaya mesin-mesin pabrik yang terus digunakan akan menurun
kualitasnya, sehingga periode mendatang harus membeli baru lagi. Kalaupun
dijual, harganya di bawah harga beli.
- Biaya Perawatan, Biaya perawatan juga penting dalam mendukung aktivitas
perusahaan. Jenis biaya ini dikeluarkan dalam rangka menjaga dan
mempertahankan aktiva atau hal pendukung produktivitas. Misalnya, biaya
perawatan mesin-mesin, biaya service, dan sebagainya.
- Biaya Investasi, Suatu bisnis juga memerlukan biaya investasi. Biaya ini
dilakukan untuk menambah pemasukan kas dalam jangka waktu tertentu.
Misalnya, Anda menginvestasikan sebagian modal dalam instrumen investasi
atau aset.
- Biaya Overhead Pabrik, Poin terakhir klasifikasi biaya adalah biaya
overhead pabrik. Dari segi operasional, pengertian biaya overhead yakni
pengeluaran di luar jenis biaya produktif dan berperan penting dalam
kelangsungan perusahaan. Contoh biaya ini seperti biaya tambahan atau biaya
yang tidak direncanakan tetapi timbul, seperti denda, ganti rugi, dan
sebagainya.
3. Cost Accounting
Akuntansi biaya merupakan proses mencatat, menggolongkan, meringkas dan
menyajikan biaya, mulai dari proses pembuatan hingga penjualan barang atau jasa
dengan cara-cara tertentu, serta menyajikan berbagai informasi biaya dalam bentuk
laporan biaya. Akuntansi biaya menghasilkan informasi untuk memenuhi berbagai
macam tujuan sebagai contoh untuk menentukan biaya produksi, pengendalian biaya dan
pengambilan keputusan.
4. Management Accounting
Akuntansi manajemen merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran penganalisaan,
penginterpretasian dan pengkomunikasian informasi dalam mencapai tujuan-tujuan
organisasi. Akuntansi manajemen juga merupakan bagian yang melengkapi proses
manajemen dan akuntan manajemen merupakan rekan strategic yang penting dalam suatu
tim manajemen organisasi.
Menurut Rita Eni Purwanti & Indah Nugraheni bahwa tujuan dari akuntansi manajemen
yaitu untuk menghasilkan sebuah informasi keuangan sebagai kepentingan manajemen
(pihak intern perusahaan) dalam usaha agar dapat mencapai tujuan dari perusahaan .
Informasi ini dibutuhkan oleh manajemen sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan manajemen dan juga untuk melihat atau menilai hasil-hasil yang
telah didapatkan oleh suatu perusahaan.

5. Evolution of Managerial Accounting


Peran dari akuntansi manajerial ini sendiri sangatlah berbeda dari beberapa decade yang
lalu, yang dimana seorang akuntan manajerial beroperasi dalam kapasitas kepegawaian
yang keras. Sedangkan sekarang ini, akuntan manajerial melayani sebagai konsultan
bisnis intern, yang dimana bekerja dari sisi ke sisi dalam tim lintas fungsi dengan manajer
dari semua area dari suatu organisasi.
Lingkungan berubah dengan tajam, sehingga akuntansi manajerial harus beradaptasi
untuk mencerminkan perubahan tersebut. Terdapat beberapa perubahan dalam dunia
bisnis, yaitu:
a. E-business
Akuntan manajerial dengan cepat bergerak menuju e-accounting dengan
memanfaatkan kekuatan komunikasi online untuk merampingkan prosedur akuntansi
manajerial. Misalnya, e-budgeting sekarang digunakan oleh ratusan perusahaan untuk
dengan cepat dan efektif mengirimkan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun
anggaran dari unit bisnis yang jauh di seluruh dunia.
b. Perusahaan jasa vs perusahaan pabrikan
Karena semakin banyak perusahaan yang menyediakan layanan keuangan, medis,
komunikasi, transportasi, konsultasi, dan layanan perhotelan, teknik akuntansi
manajerial harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan manajer di industri tersebut.
Perbedaan utama antara perusahaan jasa dan manufaktur adalah bahwa sebagian besar
jasa dikonsumsi sebagaimana adanya diproduksi. Sebagian besar jasa tidak dapat
diinventarisasi (pencatatan) seperti barang-barang manufaktur. Organisasi jasa juga
cenderung lebih padat karya daripada perusahaan manufaktur. Banyak teknik yang
dikembangkan untuk mengukur biaya dan kinerja di perusahaan manufaktur dan telah
telah berhasil diadaptasi untuk perusahaan industri jasa.
c. Kompetisi Global
Saat ini pasar benera-benar sdah global, sebuah perusahaan kemungkinan besar akan
bersaing dengan perusahaan dari Jepang, Jerman, atau Korea seperti dari seluruh kota.
Persaingan internasional yang ketat adalah memaksa perusahaan untuk berusaha
keras untuk keunggulan dalam kualitas produk dan layanan lebih dari sebelumnya
sebelum. Selain itu, pengaturan ekonomi internasional dan perjanjian perdagangan
potensial adalah terus-menerus dalam berita, sebagai ekonomi nasional menjadi lebih
dan lebih terjalin. Organisasi seperti Uni Eropa (UE) dan Organisasi Perdagangan
Dunia (WTO), serta perjanjian internasional seperti Perjanjian Perdagangan Bebas
Amerika Utara (NAFTA), semuanya berpotensi mengubah perdagangan internasional
secara dramatis. Perusahaan multinasional adalah organisasi yang memiliki subunit
operasional, seperti: pabrik atau fasilitas penjualan, di dua atau lebih negara.
Perusahaan multinasional menghadapi beberapa tantangan yang tidak dihadapi
perusahaan domestik. Sistem politik, aturan akuntansi untuk pelaporan eksternal,
sistem hukum, dan norma budaya sangat bervariasi di antara negara. Manajer
perusahaan multinasional harus menyadari perbedaan ini agar berhasil melakukan
operasi melintasi batas-batas internasional. Sistem pajak penghasilan berbeda antara
negara juga. Dalam merencanakan operasi internasional, manajer perusahaan
multinasional harus mempertimbangkan undang-undang dan tarif pajak yang berbeda
di negara tempat mereka berbisnis. Sistem moneter juga berbeda antar negara, dan
perusahaan multinasional harus terus-menerus memantau fluktuasi nilai mata uang
asing. Harga di mana satu negara mata uang yang dapat diubah menjadi mata uang
negara lain disebut nilai tukar. Untuk contoh, pada hari paragraf ini ditulis,
dibutuhkan $.9199 dalam dolar AS untuk membeli satu dolar Australia. Nilai tukar
dapat berfluktuasi setiap hari karena berbagai kekuatan membentuk ekonomi dunia.
Sebagai akibat dari fluktuasi nilai tukar ini, para manajer perusahaan multinasional
menghadapi tantangan saat mereka menandatangani kontrak, membeli dan menjual
barang, dan melakukan operasi bisnis di banyak negara.
d. Tim lintas fungsi
Di tahun-tahun yang lalu, para manajer cenderung berpegang pada tugas mereka
sendiri. Manajer produksi berfokus pada cara terbaik untuk memproduksi suatu
produk atau produksi sebuah layanan. Manajer pemasaran berkonsentrasi pada
penjualan produk atau layanan. Desain insinyur sering menekankan keanggunan
rekayasa daripada merancang produk untuk manufakturabilitas. Akuntan manajerial
memberikan informasi untuk pengambilan keputusan, perencanaan, pengendalian,
dan evaluasi kinerja. Saat ini pendekatan lintas fungsi telah menggantikan perspektif
manajerial yang sempit ini. Tim manajerial lintas fungsi menyatukan manajer
produksi dan operasi, manajer pemasaran, spesialis pembelian dan penanganan
material, insinyur desain, personel manajemen mutu, dan akuntan manajerial untuk
memfokuskan keahlian dan pengalaman mereka yang bervariasi pada hampir semua
masalah manajemen. Jika produk akan dirancang dan diproduksi dengan
mempertimbangkan kebutuhan pelanggan, pendekatan lintas fungsi sangat penting.
Manajer pemasaran memiliki perasaan terbaik untuk kebutuhan pelanggan, dan
manajer produksi mengetahui teknologi manufaktur terbaru. Insinyur desain tahu cara
membangun fungsionalitas menjadi produk yang diminta pelanggan, dan manajer
pembelian dapat memperoleh bahan, suku cadang, dan layanan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan. Akuntansi manajemen informasi adalah perekat yang
menyatukan tim lintas fungsi. Manajerial akuntan merancang sistem informasi dan
menyediakan data yang mencakup semua aspek operasi internal organisasi dan
lingkungan eksternal. Kemudian manajerial akuntan bekerja sebagai anggota integral
dari tim lintas fungsional, menafsirkan informasi dan menganalisis implikasi dari
alternatif keputusan. Bekerja sama, tim lintas fungsi menciptakan nilai bagi organisasi
dengan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang seefektif mungkin.
e. Siklus hidup produk dan keanekaragaman
Salah satu dampak ini adalah memungkinkan produsen memproduksi rangkaian
produk yang semakin beragam produk. Selain itu, tingkat di mana teknologi berubah
berarti bahwa siklus hidup dari sebagian besar produk menjadi lebih pendek. Dalam
industri komputer, misalnya, model produk hanya digunakan beberapa tahun sebelum
digantikan oleh versi yang lebih baik. Menjadi lebih kompetitif, produsen harus
mengikuti pasar yang berubah dengan cepat. Manajer harus memiliki informasi yang
tepat waktu tentang biaya produksi dan karakteristik produk lainnya untuk merespon
persaingan secara cepat dan efektif.
f. Teknologi informasi dan komunikasi
Kita semua dihadapkan dengan laju perubahan teknologi yang sangat cepat. Sama
seperti kita belajar bagaimana mendapatkan hasil maksimal dari komputer pribadi
kami atau untuk mengatur ponsel kami, mereka diganti dengan yang baru dan lebih
baik model. Akan sulit untuk melebih-lebihkan dampak inovasi teknologi pada
lingkungan bisnis. Meskipun komputer mainframe besar masih melakukan jenis
tertentu tugas, bisnis sekarang banyak menggunakan komputer pribadi. Di sebagian
besar kantor, hampir setiap karyawan memiliki komputer pribadi untuk tugas-tugas
seperti pengolah kata, analisis data, pembuatan laporan, persiapan presentasi, dan
komunikasi. PC ini biasanya dihubungkan bersama dalam jaringan yang
memungkinkan karyawan untuk mentransfer file laporan secara elektronik, berbagi
data, dan berkomunikasi melalui email. Sering disebut intranet, PC jaringan ini adalah
alat yang sangat berharga di era tim manajemen lintas fungsi. Selain itu, intranet ini
tidak terbatas pada dinding bangunan, seperti World Wide Web atau Internet
memungkinkan antarmuka komputer-ke-komputer di mana saja di dunia. Analisis
akuntansi manajerial yang pada tahun-tahun sebelumnya harus dijadwalkan pada a
komputer mainframe sekarang dilakukan pada PC menggunakan berbagai produk
perangkat lunak. Program spreadsheet, seperti EXCEL®, digunakan secara luas untuk
analisis data. Perangkat lunak yang dirancang khusus untuk aplikasi akuntansi juga
banyak tersedia. Banyak bisnis yang mengadopsi paket perangkat lunak bisnis
terintegrasi yang menangani berbagai kebutuhan komputasi, seperti database
pelanggan dan pemasok, fungsi personalia dan penggajian, penjadwalan dan
manajemen produksi, catatan inventaris, dan fungsi akuntansi keuangan dan
manajerial. Di antara paket perangkat lunak terintegrasi yang digunakan secara luas
adalah SAP, yang merupakan singkatan dari Sistem Aplikasi dan Produk dalam
Pemrosesan Data. Akuntan manajerial sering memainkan peran penting dalam
memilih perangkat lunak untuk organisasi mereka atau merancang perangkat lunak
internal untuk memenuhi kebutuhan unik organisasi.
g. Manajemen persediaan Just-in-Time
Dalam pengaturan manufaktur tradisional, persediaan bahan mentah dan suku cadang,
komponen yang telah selesai sebagian, dan barang jadi disimpan sebagai penyangga
terhadap kemungkinan kehabisan barang yang dibutuhkan. Namun, persediaan
penyangga yang besar menghabiskan sumber daya yang berharga dan menghasilkan
biaya tersembunyi. Akibatnya, banyak perusahaan telah sepenuhnya mengubah
pendekatan mereka terhadap produksi dan manajemen persediaan. Pabrikan ini telah
mengadopsi strategi untuk mengendalikan aliran manufaktur dalam proses produksi
bertingkat. Dalam waktu yang tepat (JIT) sistem produksi, bahan baku dan suku
cadang dibeli atau diproduksi tepat pada waktunya untuk digunakan pada setiap tahap
proses produksi. Pendekatan ini untuk persediaan dan produksi manajemen untuk
membawa penghematan biaya yang cukup besar berkurang dari tingkat persediaan.
Kunci sistem JIT adalah pendekatan "tarik" untuk mengendalikan manufaktur. Alur
aktivitas manufaktur digambarkan dengan panah padat melintasi halaman dari satu
tahap produksi ke tahap berikutnya. Namun, sinyal yang memicu lebih banyak
aktivitas produksi di setiap tahap berasal dari tahap berikutnya dari produksi. Sinyal-
sinyal ini, digambarkan oleh panah garis putus-putus, berjalan dari kanan ke kiri.
Kami mulai dengan penjualan di sisi kanan pameran. Ketika aktivitas penjualan
menjamin semakin banyak produksi barang jadi, barang tersebut “ditarik” dari
produksi tahap III oleh mengirimkan sinyal bahwa lebih banyak barang yang
dibutuhkan. Demikian pula, ketika karyawan produksi di tahap III membutuhkan
lebih banyak input, mereka mengirim sinyal kembali ke tahap II. Ini memicu produksi
kegiatan tahap II. Bekerja dengan cara kami kembali ke awal proses, pembelian
bahan mentah dan suku cadang dipicu oleh sinyal bahwa mereka dibutuhkan pada
tahap I. Ini tarik sistem manajemen produksi, yang mencirikan pendekatan JIT, hasil
dalam aliran produksi yang lancar dan secara signifikan mengurangi tingkat
persediaan. Hasilnya adalah penghematan biaya yang cukup besar bagi produsen.

h. Total quality management


Salah satu implikasi dari filosofi persediaan just-in-time adalah kebutuhan untuk
menekankan kualitas produk. Jika suatu komponen akan diproduksi tepat pada
waktunya untuk tahap produksi berikutnya, harus “tepat” untuk tujuan yang
dimaksudkan. Satu cacat komponen dapat mematikan seluruh lini produksi, yang
memerlukan biaya yang cukup besar. Karena itu, akuntan manajerial semakin terlibat
dalam memantau kualitas produk dan mengukur biaya pemeliharaan kualitas.
Informasi ini membantu perusahaan mempertahankan program manajemen kualitas
total, atau TQM. Ini mengacu pada serangkaian luas proses manajemen dan
pengendalian yang dirancang untuk memfokuskan seluruh organisasi dan semua
karyawannya pada penyediaan produk atau layanan yang melakukan pekerjaan
terbaik untuk memuaskan pelanggan.
i. Pengembangan secara berkala
Persaingan global memaksa perusahaan untuk terus meningkatkan operasinya.
Perbaikan berkelanjutan adalah upaya terus-menerus untuk menghilangkan
pemborosan, mengurangi waktu respons, menyederhanakan desain produk dan
proses, dan meningkatkan kualitas dan layanan pelanggan. Salah satu alasan kuat
untuk kebutuhan untuk terus menerus perbaikan adalah konsep harga turun/biaya
turun. Hal ini mengacu pada kecenderungan harga jatuh di atas siklus hidup produk
yang baru diperkenalkan. Pikirkan, misalnya, tentang harga komputer laptop,
perangkat mendengarkan pribadi, dan televisi definisi tinggi. Ketika masing-masing
produk ini pertama kali diperkenalkan, harganya cukup tinggi. Namun, sebagai
produsen memperoleh pengalaman dalam memproduksinya, harga turun dan produk
menjadi dapat diakses oleh kumpulan pelanggan yang jauh lebih luas. Namun, jika
harga turun dari waktu ke waktu, produsen juga harus terus mengurangi biaya.

Anda mungkin juga menyukai