Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH BIROKRASI DAN GOVERNANSI PUBLIK

NAMA : DITA RISKYA MARTA


NIM : 190910201074
ASAL : UNIVERSITAS JEMBER (PMM BILATERAL)

1. Masalah apa yang ingin diungkapkan dalam artikel tersebut?


Jawaban : Masalah keterbelakangan, kemiskinan, dna ketidakberdayaan masyarakat
yang disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan yang ditunjukkan melalui adanya
permukiman kumuh di Kelurahan Pasar II Kecamatan Prabumulih Utara Kota
Prabumulih Provinsi Sumatera Selatan. Kemiskinan dan keterbelakangan menjadi
kendala dari setiap kota-kota sebagai akibat dari proses pembangunan (Mardikanto,
2017: 51), sehingga dibutuhkan adanya sebuah pemberdayaan masyaarakat sebagai
upaya untuk membantu masyarakat yang tidak mampu untuk melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakangan yang melanda. Dimana untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut pemerintah berupaya dengan mengeluarkan
sebuah program yang bernama Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU).

2. Siapa saja pihak-pihak (aktor-aktor) yang terlibat dalam penyelesaian masalah


(program) tersebut? Apa peran masing-masing aktornya?
Jawaban : Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) melibatkan semuah pihak baik
masyarakat, RT / RW, kelurahan / desa, kecamatan, Dinas PKP, Dinas Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), Bappeda, hingga pemerintah kota. Untuk di
tingkat kelurhan / desa, program KOTAKU dijalankan oleh lembaga yang dibentuk
melalui pemilihan untuk memperoleh relawan program berupa Lembaga Keswadayaan
Masyarakat (LKM). Adapun peran maisng – maisng aktor tersebut sebagai berikut :
- Masyarakat : Mendukung serta berperan aktif dalam proses pemberdayaan dan
seluruh kegiatan program.
- RT / RW : Menjalin komunikasi dan berkoordinasi dengan LKM
- Pemerintah kelurahan / desa dan kecamatan : Berkewajiban mengawasi dan
mengetahui setiap pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh LKM
- Dinas PKP, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), Bapedda,
Pemerintah Kota : Tim fasilitator, merancang skema program dan
pengeimplementasiannya, pendamping dan pihak penghubung berperan sebagai
aktor yang netral untuk menjaga agar program dapat berjalan dengan baik sesuai
dengan pedoman program.
- Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) : Pelaku utama jalannya program di
tingkat kelurahan / desa wilayah yang terdapat permukiman kumuh.

3. Sebut kategorisasi dari aktor-aktor yang terlibat dalam program tersebut dan sebutkan
aktor-aktornya tiap kategori.
Jawaban :
- Aktor Interpersonal : masyarakat, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Unit
Pengelola Sosial (UPS), RT / RW.
- Aktor Institusional / Kelembagaan : Lurah, Satker PKP, Lembaga Keswadayaan
masyarakat (LKM), fasilitator, bank sampah induk (swasta).

4. Sebut dan jelaskan kategori/type atau model jaringan kolaboratif yang ditemukan oleh
si penulis dalam pelaksanaan program tersebut?
Jawaban :
- Jaringan relasi interpersonal : yaitu jaringan relasi yang terjadi antar sesama
manusia atau bisa dipahami hubungajaringan relasi n antar pribadi dalam
masyarakat. semakin seseorang membangun relasi dengan sesamanya maka akan
terbangun suatu jaringan interpersonal yang luas. Adanya kondisi atau perasaan
saling membuuthkan merupakan enegeri yang memperkuat relasi interpersonal.
Selain itu, juga dibutuhkan adanya upaya dari maisng – masing pihak untuk
menjaganya, karena kemungkinan munculnya perbedaan – perbedaan kebutuhan
atau kepentingan sangat besar.
- Jaringan relasi institusional atau kelembagaan : yaitu hubungan antar struktur sosial
atau antar institusi dan kedudukan. Peran struktur institusi merupakan bagian yang
terpisah. Peran institusi sebagai sebuah jaringan berada di samping jaringan antar
pribadi.

5. Jelaskan yang dimaksud dengan jaringan yang bersifat simetris dan asimetris dalam
artikel tersebut?
Jawaban :
- Jaringan yang bersifat simetris : hubungan yang memiliki kesetaraan mulai dari
penentuan dan pelaksanaan kegiatan infrastruktur, ekonomi dan sosial. Relasi antar
aktor individual atau interpersonal dalam implementasi Program KOTAKU bersifat
simetris.
- Jaringan yang bersifat asimetris : adanya sumber daya langka yang didistribusikan
secara berbeda sehingga menyebabkan terjadinya kolaborasi maupun kompetisi.
Beberapa kelompok bergabung untuk memperoleh sumber-sumber yang langka
dengan cara dengan cara bekerja sama, sementara yang lain bersaing dan berkonflik
memperebutkan sumber daya tersebut (Wellman dalam Ritzer, 2014:747).

6. Sebut dan jelaskan relasi apa saja yang teridentifikasi dalam hubungan antar aktor-aktor
dalam program tersebut.
Jawaban :
- Relasi interpersonal : relasi antar pribadi dalam masyarakat pada pelaksanaan
program pemberdayaann
- Relasi simetris : kesetaraan antara individu aktor pemberdayaan. Para aktor saling
menyuplai satu sama lain dengan hal-hal yang berbeda, dan mereka melakukan hal
itu dengan intensitas yang lebih besar atau lebih kecil.
- Relasi asimetris : relasi yang terjadi antar struktur sosial
- Relasi institusional : hubungan antara lembaga satu dengan yang lainnya untuk
menyusun sebuah program mulai dari tahap persipan, perencanaan, pelaksanaan,
hingga tahap keberlanjutan

7. Apa yang dimaksud dengan relasi kerja dan relasi kekerabatan dalam artikel tersebut?
Apakah bentuk relasi mempengaruhi ikatan relasi? Jelaskan.
Jawaban :
- Relasi kerja : hubungan baik antar interpersonal ataupun institusional yang lebih
menekankan pada kepentingan atau keuntungan untuk pekerjaan. Arah relasinya
adalah hubungan struktur horizontal. Ikatan relasinya cenderung lemah karena
biasanya hanya saling mengenal.
- Relasi kekerabatan : hubungan antar individu ataupun instansi yang lebih
menekankan pada kerjasama atau saling melindungi Arah relasinya adalah vertikal
dan ikatan relasinya cenderung kuat dan bekerjasama.
Apakah bentuk relasi mempengaruhi ikatan relasi ? ya, karena menurut saya setiap
bentuk relasi memiliki motif tersediri bagi peakunya yang mmeungkinkan terjadinya
ikatan relasi yang berbeda yaitu bisa jadi ikatannya kuat ataupun lemah.

8. Menurut anda, apakah kata ”jaringan” dalam jurnal tersebut tepat digunakan dalam
menggambarkan hubungan antar aktor? Sebutkan alasannya.
Jawaban : Tepat, karena menurut saya kata “jaringan” dalam jurnal sudah
menggambarkan jaringan relasi yang terjadi antar setiap aktor dalam program
pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan Kota tanpa Kumuh (KOTAKU). Kerja
sama antar pemerintah dengan stakeholders terkait menujukkan adanya jaringan yang
terikat dimana setiap aktor pelaksana tetap bertanggung jawab kepada atasan yang
dalam hal ini adalah pemerintah desa.

9. Apa yang dimaksud hubungan struktur sosial vertikal dan hubungan struktur sosial
horisontal dalam artikel tersebut?
Jawaban :
- Hubungan struktur sosial vertikal : hubungan kerja antara atasan dengna bawahan.
Hubungan kerja dalam bentuk vertikal, artinya bahwa jaringan dibawahnya
bertanggung jawab kepada kepala/ atasan.
- Hubungan struktur sosial horisontal : hubungan ker sama natar pemimpin atau yang
memiliki keduduan sama. Hubungan kerja dalam bentuk horizontal, artinya jejaring
melakukan hubungan kemitraan harus ada pengelola yang bertanggungjawab atas
kemitraan tersebut.

10. Apakah hubungan antar aktor dalam artikel tersebut termasuk “jaringan” atau
“jejaring”? Jelaskan jawabanmu.
Jawaban : Jaringan, karena menurut saya hubungan antar aktor di dalamnya
menunjukkan struktur hubungan kerja dalam bentuk vertikal, yang artinya bahwa
jaringan yang ada bertanggungjawab kepada kepala/atasan yang dalam hal ini LKM
sebagai pelaksana program tidak akan terlepas dari tanggung jawab lurah/kepala desa.
Sedangkan jejaring sendiri merupakan hubungan kemitraan dengan aktor lain sehingga
pengelola lah yang bertanggung jawab atas kemitraan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai