Anda di halaman 1dari 9

BAB 4

PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang manajemen asuhan kebidanan secara continuity

of care yang dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan KB pada Ny.

“N” GIIIP20002 yang dilakukan pada tanggal 08 Juni 2017 sampai dengan tanggal

23 Juli 2017 dengan menggunakan pendekatan managemen kebidanan yang

terdiri dari pengkajian data, perumusan diagnosa, perencanaan, penatalaksanaan

dan evaluasi.

4.1 Asuhan Kebidanan pada Kehamilan

Ny. “N” usia 34 tahun. Menurut teori dalam Romauli (2011: 162), kurun

waktu reproduksi sehat usia 20-30 tahun. Meskipun Ny. “N” termasuk kategori

reproduksi tidak sehat, tetapi tidak terjadi komplikasi. Pada biodata suami tidak

ada data, karena klien tidak pernah mau memberikan keterangan apapun. Pada

saat kunjungan ANC masalah yang muncul pada ibu yaitu bengkak pada kaki dan

hemoroid. Hal ini sesuai dengan teori menurut Varney (2007: 536-544) yang

menyatakan bahwa keluhan bengkak pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi

vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan

sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena panggul

saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan pada vena kava inferior saat

terlentang. Untuk hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Progesteron juga

menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar. Selain itu pembesaran uterus

mengakibatkan peningkatan tekanan pada vena hemoroid. Tekanan ini akan

1
2

mengganggu sirkulasi vena dan mengakibatkan kongesti pada vena panggul.

Keluhan ini merupakan hal wajar terjadi pada ibu hamil trimester tiga. Untuk

mengatasi hal tersebut memberikan penyuluhan tentang penyebab dan cara

mengatasi bengkak pada kaki ibu dan hemoroid.

Pada pola kebiasaan sehari-hari nutrisi ibu sebelum hamil dan sesudah

hamil tidak dikaji jumlah kalori yang dibutuhkan ibu sesuai dengan IMT. Pola

eliminasi, istirahat, aktivitas dan hubungan seksual sesuai dengan teori. Pada pola

personal hygiene didapat ibu membersihkan payudara menggunakan air dan sabun

saat mandi, menurut Saifuddin (2009:128) perawatan payudara dengan cara

mengompres putting susu menggunakan kapas bersih dan baby oil yang

didiamkan selama 2-3 menit dan dilanjutkan dengan proses pengurutan. Oleh

karena itu bagi ibu hamil harus melakukan perawatan puting susu 2 kali sehari

menggunakan kapas dan baby oil untuk mempersiapkan pada saat masa laktasi.

Ny N memiliki LILA ukuran normal yaitu 30 cm. Menurut Romauli (2011:

173), standar minimal ukuran LILA pada wanita dewasa atau usia reproduksi

adalah 23,5 cm. Jika LILA kurang dari 23,5 cm maka interpretasinya adalah

Kurang Energi Kronis (KEK). Selain itu merupakan indikator kuat status gizi ibu

yang kurang/buruk, sehingga berisiko untuk melahirkan BBLR. Ukuran LILA Ny

N yaitu 30 cm, hal ini dipengaruhi oleh faktor pemenuhan nutrisi ibu yang baik.

Hasil pemeriksaan Skor Poedji Rochyati didapat skor sebesar 6, hal ini

dikarenakan skor awal ibu hamil dan terlalu lama hamil lagi (≥10 th), maka Ibu

termasuk dalam kehamilan risiko tinggi. Menurut Kartu Skor Poedji Rochyati

penyuluhan kehamilan/persalinan aman rujukan terencana untuk skor 6-10


3

disarankan bersalin di Puskesmas dengan penolong persalinan Bidan/Dokter.

Maka dari itu, Ibu disarankan untuk bersalin di Poned Panekan.

Selama hamil ini ibu tidak mendapat imunisasi TT karena di dalam buku

KIA tertulis status TT ibu adalah T5. Hal ini sudah sesuai dengan teori Kemenkes

RI (2013) yang menyebutkan bahwa ibu hamil yang mempunyai status TT yaitu

T5 tidak diberikan suntik TT karena sudah mendapatkan kekebalan selama 25

tahun/ seumur hidup. Ibu lahir tahun 1982 telah mendapat imunisasi pada kelas 1

dan 6, saat calon pengantin 1 kali, saat hamil anak pertama 1 kali, saat hamil anak

kedua mendapat 1 kali.

Perencanaan disusun mengacu pada teori asuhan kebidanan pada kehamilan

TM III dengan masalah edema dependen dan hemoroid. Pelaksanaan sudah

dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Intervensi yang diberikan

yaitu penyuluhan tentang penyebab dan cara mengatasi edema dependen dan

hemoroid pada kehamilan, kebutuhan dasar ibu hamil TM III, tanda bahaya

kehamilan TM III, tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan dan cara

perawatan payudara serta senam hamil.

Hasil evaluasi sesuai dengan harapan, yaitu keadaan umum ibu dan bayi

baik, tanda-tanda vital Ny. “N” dalam batas normal, DJJ dalam batas normal,

aktivitas ibu tidak terganggu, ibu mengerti dan dapat beradaptasi dengan

ketidaknyamanan yang dialami terutama bengkak pada kaki dan hemoroid,

pengetahuan ibu bertambah tentang perawatan bagi ibu hamil, ibu minum

multivitamin sesuai anjuran. Hal tersebut sesuai teori menurut kepmenkes RI

(2007: 7), bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan


4

untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai perubahan

perkembangan kondisi klien.

4.2 Asuhan Kebidanan pada Persalinan

Lama kala I pada Ny. “N” 7 jam dihitung dari terjadinya his dengan ciri khas

pinggang terasanyeri yang menjalar ke depan, sifatnya teratur, interval makin

pendek, dan kekuatannya makin besar, pengeluaran lendir dan darah. Menurut

Manuaba (2012: 173) lama kala I pada multigravida adalah <8 jam dan

pembukaan pada multigravida 2cm/jam. Pada saat dilakukan VT pembukaan 8 cm

dan setelah 1 jam dilakukan VT kembali dengan hasil pembukaan bertambah 2

cm.

Kala II ibu berlangsung 30 menit. Lama kala II ibu termasuk normal. Hal ini

sesuai dengan teori menurut Wiknjosastro (2014: 116) batasan kala II untuk

multipara adalah 1 jam. Faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu 5 P. Pada

kasus ini proses persalinan dapat berjalan spontan dipengaruhi oleh faktor: Power

His berlangsung 4 kali dalam 10 menit lama 50 detik, sehingga dapat

dikategorikan his yang adekuat. Dengan adanya his, maka serviks dapat membuka

dan kepala janin akan terdorong turun dan masuk ke dalam rongga panggul dan

melakukan putaran paksi dalam. Selain itu kekuatan mengejan dari ibu diperlukan

untuk mengeluarkan janin. Passage, keadaan jalan lahir normal, tidak ada

kesempitan panggul. Kesimpulan ini didukung dengan adanya riwayat persalinan

normal yang terdahulu. Passanger, yaitu faktor berat bayi. Anak pertama lahir

normal dengan berat 3400 gram dan anak kedua lahir normal dengan berat 3000

gram. Pada kasus, tafsiran berat janin 3255 gram. Hal ini lebih memudahkan janin
5

untuk melewati panggul ibu. Selain itu denyut jantung janin dalam batas normal,

kuat dan teratur. Penolong, pada proses persalinan bidan memberikan motivasi,

kenyamanan dan kebutuhan yang dibutuhkan pasien. Psikologi, ibu senang dan

berharap anak lahir dengan selamat serta proses persalinan berjalan lancar. Ibu

tidak merasa cemas karena telah mendapatkan penyuluhan tentang proses

persalinan.

Asuhan kala II sesuai dengan APN, sehingga didapatkan hasil persalinan

kala II lancar. Selama proses kala II tidak ditemukan penyulit, bayi lahir langsung

menangis, gerak aktif. Kala III berlangsung 5 menit. Hal ini sesuai dengan teori

Varney (2008: 825), kala III berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Plasenta lahir

spontan, lengkap. Asuhan yang diberikan pada kala III sudah sesuai dengan

menggunakan manajemen aktif kala III berdasarkan APN. Sehingga disimpulkan

kala III berlangsung normal sesuai dengan APN. Kala IV dimulai pukul 04.45

WIB. Kontraksi uterus keras dan bundar, TFU 1 jari bawah pusat, kandung kemih

kosong, tidak terdapat laserasi, dan jumlah perdarahan 250 cc. Hal ini sesuai

dengan teori, menurut Sofian (2013: 81) jumlah perdarahan rata-rata yang

dianggap normal adalah 250 cc, biasanya 100-300 cc. Apabila perdarahan lebih

dari 500 cc, hal tersebut dianggap abnormal dan harus dicari penyebabnya.

Perencanaan disusun mengacu pada teori asuhan kebidanan pada persalinan

kala I sampai dengan kala IV serta diurutkan berdasarkan prioritas masalah.

Pelaksanaan sudah sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Hasil evaluasi

sudah sesuai dengan harapan karena ibu dan keluarga kooperatif dengan tindakan

yang diberikan. Kondisi ibu dan bayi baik, ditandai dengan tanda-tanda vital ibu
6

dalam batas normal, tidak ditemukan adanya masalah dari hasil pemeriksaan fisik,

DJJ dalam batas normal, proses persalinan berjalan lancar tanpa komplikasi, bayi

lahir spontan belakang kepala, tangis kuat gerak aktif, BB 2900 gram, PB 47 cm,

plasenta lahir spontan. Setelah dilakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta,

didapatkan hasil panjang tali pusat ±50 cm.

4.3 Asuhan Kebidanan pada Nifas

Pada 6 jam pertama post partum ibu tidak ada keluhan, ibu belum bisa

mengurus bayinya sendiri. Hal ini sesuai dengan teori dari Ambarwati (2010:88–

89), ibu yang sedang berada dalam fase Taking in (1-2 hari pasca salin)

merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari pertama sampai hari

kedua setelah melahirkan. Pada saat itu, fokus perhatian ibu terutama pada dirinya

sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya.

Kelelahan membuat ibu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur,

seperti mudah tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif

terhadap lingkungannya. Pada fase ini perlu diperhatikan pemberian ekstra

makanan untuk proses pemulihannya. Disamping nafsu makan ibu memang

meningkat. Dalam kasus nyata dan teori sesuai.

Ibu sudah bisa BAK setelah 6 jam postpartum. Hal tersebut normal dan

justru sangat baik. Menurut teori dalam Jannah (2011: 90-91), dalam 6 jam

pertama post partum, pasien sudah harus dapat buang air kecil secara spontan.

Semakin lama urin tertahan dalam kandung kemih maka dapat mengakibatkan

kesulitan pada organ perkemihan, misalnya infeksi. Biasanya pasien menahan air

kencing karena takut akan merasakan sakit pada luka jalan lahir. Ny. “N” dapat
7

BAK spontan dikarenakan ibu sudah terasa ingin BAK dan tidak takut untuk BAK

spontan di kamar mandi.

Involusi uterus berjalan normal. Dalam waktu 2 minggu postpartum, tinggi

fundus uteri Ny.N sudah tidak teraba. Hal ini sesuai dengan teori yang

disampaikan Manuaba (2012:200), bahwa tinggi fundus uteri tidak teraba pada

waktu 14 hari dan berat uterus sebesar 350 gram. Perubahan lochea pada Ny.N

sesuai dengan teori. Varney, Kriebs dan Gegor (2008:960) menyatakan bahwa

pada masa puerperium, ibu postpartum akan mengeluarkan sekret dari uterus yang

keluar melalui vagina disebut dengan lochea. Proses involusi dan lochea berjalan

normal dikarenakan ibu menyusui secara adekuat. Proses menyusui langsung dari

isapan bayi merangsang hipofise posterior mengeluarkan hormon oksitosin

sehingga uterus berkontraksi sehingga proses involusi berjalan dengan lancar.

Perencanaan disusun mengacu pada teori asuhan kebidanan pada ibu nifas.

Perencanaan yang telah disusun dapat dilaksanakan. Hasil evaluasi sudah sesuai

dengan harapan dan kriteria hasil karena ibu menjalankan nasehat dan anjuran dari

bidan, tidak terjadi masalah psikologis maupun laktasi, involusi dan lokhea.

Intervensi yang diberikan sesuai dengan masalah yang dialami ibu dan intervensi

berdasarkan prioritas masalah.

4.4 Asuhan Kebidanan pada Neonatus

Berat badan lahir bayi Ny. “N” yaitu 2900 gram. Ini merupakan hal normal.

Menurut teori Marmi (2012:68) yang menyatakan bahwa BB nornal pada BBL

yaitu 2500-4000 gram. Pada kunjungan neonatus hari ketujuh BB 2700 gram,

pada kunjungan 2 minggu BB 3200 gram, pada kunjungan hari ke 28 BB 4100


8

gram. Kondisi ini termasuk normal, sesuai dengan teori dalam Fraser dan Cooper

(2009:720) yang menyatakan bahwa bayi mengalami penurunan berat badan pada

1 minggu pertama sebesar 10% karena bayi masih dalam masa adaptasi dan

setelah 1 minggu bayi mengalami kenaikan berat badan.

Pada kunjungan neonatus hari ke-28 ibu mengatakan bayi tidak ada

keluhan, menyusu kuat, berat badan 4100 gram. Pada usia 1 bulan, berat badan

naik setidak-tidaknya 300 gram. Setelah melakukan pemeriksaan DDST

didapatkan hasil sebagai berikut :

Personal sosial : bayi sudah mampu membalas senyum pemeriksa, dapat

tersenyum spontan, dan menatap muka pemeriksa.

Motorik halus : bayi belum mengamati ke garis tengah.

Motorik kasar : gerakan bayi seimbang dan bayi sudah mampu mengangkat

kepala.

Bahasa : bayi sudah bisa bersuara, berkata ooh/aah dan bereaksi tehdapat bel.

Dari hasil pemeriksaan perkembangan bayi normal, namun pada motorik halus

bayi belum dapat mengamati ke garis tengah, hal ini masih dapat diatasi dengan

menganjurkan ibu untuk memberikan stimulasi pada bayi.

Hasil evaluasi sudah sesuai dengan harapan. Tanda-tanda vital dalam batas

normal, keadaan bayi sehat, berat badan dan panjang badan mengalami

peningkatan, bayi diteteki on demand dan tidak ditambah susu formula. Bayi

sudah mendapat imunisasi BCG dan polio1 pada usia 39 hari. Normalnya

pemberian imunisasi BCG dan polio1 pada bayi yaitu antara usia 2 minggu hingga

2 bulan.
9

4.5 Asuhan Kebidanan pada KB

Berdasarkan anamnesa terhadap Ny. “N” memutuskan menggunakan KB

suntik 3 bulan karena dari pengalaman sebelumnya ibu sudah pernah

menggunakan KB suntik 3 bulan dan tidak ada keluhan seperti kenaikan berat

badan, muncul flek hitam pada wajah, dan pola mentruasi. Hal ini tidak sesuai

dengan teori Menurut Saifuddin (2010: U-51) yang menyebutkan bahwa pada

umumnya klien pasca persalinan ingin tidak hamil lagi karena usia sudah 35 tahun

dengan prioritas utama KB Steril. Hal ini menunjukkan bahwa ada kesenjangan

antara kenyataan dan teori.

Dari data subyektif dan obyektif yang telah diperoleh dapat ditentukan

diagnosa pada Ibu yaitu P30003, usia 34 tahun, calon akseptor KB suntik 3 bulan,

keadaan umum baik. Prognosa baik.

Berdasarkan pembahasan diatas terdapat beberapa masalah yang dialami

oleh Ny. N pada saat hamil, bersalin, nifas dan neonatus, untuk sementara

penggunaan KB ibu tidak mengalami masalah. Masalah pada saat kehamilan

adalah ibu mengalami bengkak pada kaki setelah duduk terlalu lama, pada saat

persalinan, nifas ibu tidak mengalami masalah. Masalah pada neonatus, bayi

mengalami penurunan berat badan tetapi masih fisiologis dan keterlambatan pada

perkembangan bayi dalam sector motorik halus. Masalah-masalah tersebut telah

diberikan intervensi dan masalah telah teratasi.

Anda mungkin juga menyukai