Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Penerapan Model Promosi Kesehatan 3 Langkah pada


Kasus Stunting di Kota Cimahi
Untuk melengkapi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pemberdayaan Perempuan

Dosen pembimbing :
Tarsikah, SSiT., M.keb
Disusun oleh :
Niken Dwi Hayati (P17311203043)
Tiara Anggrelia Nuraini (P17311203046)
Sekar Maharani Shila Putri (P17311204050)
Camelia Rif”a Martha (P17311204053)
Novia Putri Hapsari (P17311204054)
Dhea Ayu Safitri (P17311204063)
Rika Ramandhani (P17311204064)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Penerapan Model Kesehatan 3 Langkah
pada Kasus Stunting di Kota Cimahi” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah
Dasa-Dasar Pemberdayaan Masyarakat Ibu Tarsikah, SSiT., M.keb
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan materi-materi yang penulis
peroleh dari berbagai sumber informasi yang ada. Tak lupa penulis ucapkan
terimakasih kepada pengajar mata kuliah Pemberdayaan Perempuan atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah ikut andil dalam penyusunan makalah ini, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita, khususnya bagi
penulis. Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharap kritik
dan saran yang membangun dari pembaca menuju arah yang lebih baik.

Malang, 18 Februari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4
1.2 Rumusan Masalah
5
1.3 Tujuan
5
BAB II STUDI KASUS
2.1Model Pemberdayaan dengan Promosi Kesehatan 3 Pendekatan
6
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Singkat Permasalahan
9
3.2 Langkah-Langkah Model Promosi Kesehatan 4 Pendekatan
9
3.3 Rencana Kegiatan Pemberdayaan yang Berisi Plan Of Action
10
DAFTAR PUSTAKA
17

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kejadian balita pendek atau biasa disebut dengan stunting merupakan
salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia. Kejadian balita
stunting (pendek) merupakan masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia.
Stunting didefinisikan sebagai kondisi dimana pertumbuhan anak terganggu
sehingga anak menjadi lebih pendek dibandingkan tinggi badan normal anak
pada usianya yang dilihat dari nilai z – score hasil pengukuran TB/U kurang
dari –2 SD.
Apabila tidak diatasi, stunting dapat memberikan efek buruk pada anak
seperti menurunnya kemampuan kognitif, motorik, dan bicara anak. Pada
jangka panjang, stunting dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit
degeneratif, menurunkan kesehatan reproduksi, menurunkan kapasitas belajar,
serta menurunkan kapasitas dan produktivitas kerja.
Stunting bisa terjadi jika tumbuh kembang anak tidak diperhatikan sejak
dari masa kehamilan. Masa periode emas balita akan sangat berpengaruh
terhadap tumbuh kembang buah hati hingga dewasa. Bahkan untuk
menghindari hal tersebut, ketika anak masih berada dalam kandungan pun
harus tetap dipantau. Terlebih saat ini masih dalam masa pandemi COVID-19,
maka orang tua harus memperhatikan tumbuh kembang anaknya. Pihaknya
meminta kepada para orang tua agar memperhatikan tumbuh kembang anak
khususnya pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) setelah kelahiran.
Pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu proses membuat orang mampu
meningkatkan kontrol atas keputusan dan tindakan yang mempengaruhi
kesehatan masyarakat. Model promosi kesehatan dilakukan melalui empat
pendekatan, yaitu persuasi (bujukan/ kepercayaan) kesehatan, konseling
personal dalam kesehatan, aksi legislatif, dan pemberdayaan masyarakat.

5
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana model pemberdayaan kesehatan promosi kesehatan dengan 3
pendekatan ?
2. Bagaimana deskripsi singkat permasalahan kasus balita stunting ?
3. Bagaimana rencana kegiatan pemberdayaan yang berisi Plan Of Action ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui model pemberdayaan kesehatan promosi kesehatan
dengan 3 pendekatan.
2. Untuk mengetahui deskripsi singkat permasalahan kasus balita stunting.
3. Untuk mengetahui rencana kegiatan pemberdayaan yang berisi Plan Of
Action.

6
BAB II
TEORI

2.1 Model Pemberdayaan dengan Promosi Kesehatan 3 Pendekatan di Kota


Cimahi.
Secara etimologi pemberdayaan berasal dari kata daya yang berarti
kemampuan untuk melakukan sesuatu (W.J.S Poerwadarminta, 1996: 233).
Imbuhan pada kata pemberdayaan mempunyai arti berusaha meningkatkan
dengan melakukan sesuatu. sedangkan di dalam istilah bahasa inggris di sebut
dengan kata "empowerment". menurut William, Webster, empowerment
memiliki dua arti, pertama, to give power or authority, yaitu memberikan
kekuasaan atau kekuatan pada pihak lain. dan pengertian ke dua adalah to
give ability or enable yaitu upaya untuk memberi kemampuan atau
keberdayaan ( Onny S. Prijono, 1996: 3). Mardikanto menyebutkan bahwa
ada sepuluh model pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang
diformulasikan.
Dalam makalah ini menggunakan model promosi kesehatan secara
global (WHO, 1994) ini terdiridari 3 strategi, yaitu :
1. Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain
tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan.
Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada
para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan
di berbagai tingkat, sehingga para penjabat tersebut mau mendukung
program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat
pembuat keputusan tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan dalam bentuk undang- undang, peraturan pemerintah, surat
keputusan, surat instruksi, dan sebagainya. Kegiatan advokasi ini ada
bermacam-macam bentuk, baik secara formal maupun informal. Dari
uraian dapat disimpulkan bahwa sasaran advokasi adalah para pejabat
baik eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat dan sektor, yang
terkait dengan masalah kesehatan.

7
2. Dukungan Sosial (Social support)
Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari
dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma). Tujuan utama
kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara
sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan
masyarakat (penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari
dukungan sosial melalui toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan
program-program kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau
berpartisipasi terhadap program-program tersebut Oleh sebab itu, strategi
ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina
suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan
sosial ini antara lain: pelatihan pelatihan paratoma, seminar, lokakarya,
bimbingan kepada toma, dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran
utama dukungan sosial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat
di berbagai tingkat.
3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan pada
masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan
ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antaralain: penyuluhan
kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam
bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan
peningkatan pendapatan keluarga (income generating skill). Dengan
meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap
kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan mereka, misalnya:
terbentuknya dana sehat,terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes,
dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan semacam ini di masyrakat sering
disebut gerakan masyarakat untuk kesehatan. Dari uaraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan masyarakat adalah balita,
orang tua balita,dan masyarakat.

8
● Kelebihan memakai model ini adalah:
Kita bisa lebih mudah memahami stunting dengan berbagai
macam model promosi kesehatan yang ada, terutama dalam memakai 3
pendekatan, yaitu advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan
masyarakat. Hal ini membuat kita lebih dekat kepada para penyandang
stunting di Desa Cimahi, menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri,
dan melatih soft skill.

● Kekurangan model ini adalah :


Pada saat menyelesaikan permasalahan stunting adanya berbagai
macam model yang digunakan peneliti harus bisa menyesuaikan model
mana yang sekiranya efektif untuk permasalahan stunting di Desa
Cimahi. Terutama dalam model tiga pendekatan, peneliti harus sering
berinteraksi langsung dengan para penyandang stunting di Desa Cimahi
di tengah pandemi. Selain itu, penulis memerlukan banyak persiapan,
peralatan dan keterampil.

9
BAB III
PEMBAHASAN DAN HASIL

3.1 Deskripsi Kasus atau Permasalahan yang Diambil.


Stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan olehkurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup
lama, hal ini menyebabkan adanya gangguan di masa yang akan datang yakni mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik
dan kognitif yang optimal. Anak stunting mempunyai Intelligence Quotient (IQ) lebih rendah dibandingkan rata – rata IQ anak normal
(Kemenkes RI, 2018).
Stunting menjadi masalah gagal tumbuh yang dialami oleh bayi di bawah lima tahun yang mengalami kurang gizi semenjak di
dalam kandungan hingga awal bayi lahir, stunting sendiri akan mulai nampak ketika bayi berusia dua tahun (Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan, 2017). Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Schmidt bahwa stunting ini merupakan masalah kurang gizi
dengan periode yang cukup lama sehingga muncul gangguan pertumbuhan tinggi badan pada anak yang lebih rendah atau pendek (kerdil)
dari standar usianya (Schmidt, 2014).
Balita yang berada di Kota Cimahi mengalami stunting pada tahun ini sejumlah 3.551 atau 11,05 persen dari total 32.265 balita
se-Kota Cimahi. Sementara itu hingga Juli 2021, angka kelahiran di Kota Cimahi telah mencapai 5.909 anak. Kasus stunting merupakan
kondisi tubuh lebih pendek dari anak seusianya. Penyebab dari stunting pada balita yaitu asupan gizi yang tidak maksimal, anemia pada
ibu, hingga memiliki komorbid seperti TBC.

10
3.2 Rencana Penyelesaian Stunting di Kota Cimahi dengan Bentuk Plan Of Action (POA)

Tabel 3.1 POA Stunting di Kota Cimahi dengan Model Promosi Kesehatan 4 Pendekatan

Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksana Waktu Dana Metode Tolak Ukur

Proses Hasil

Advokasi Meningkatk - Organisasi 6 bulan - Rapat rutin Adanya pembuat Adopsi peraturan di
Kebijakan an Perangkat sekali kebijakan terkait daerah Kota Cimahi
dengan koordinasi Daerah, permasalahan secara
kegiatan dan Kepala rutin ● Keterlibatan
menciptaka Daerah, pemerintah
audiensi n Dinkes ● Pertemuan antar daerah sebagai
pembuat lingkungan Daerah. pembuat ‘champion’
kebijakan pendukung kebijakan secara program
terkait secara melalui rutin ● Pembentukan
rutin dialog ● Sesuai sektor/area unit khusus untuk
berbasis keahlian program stunting
● Pertemuan ● Sesuai tingkatan di Kota Cimahi
antar komunitas,
advokasi jabatan/posisi
pembuat
kebijakan dan
secara mobilisasi
rutin masyarakat.
● Sesuai
sektor/area
keahlian
● Sesuai
tingkatan
jabatan/po

11
sisi
● Sesuai
kemiripan
daerah

Melakuakan Diharapkan Tokoh Petugas 6 bulan Dana Pemaparan Terlaksananya Meningkatnya


seminar tokoh masyarak Dinkes sekali Operasion materi, seminar mengenai pengetahuan tokoh
mengenai masyarakat at di dan al diskusi, permasalahan stunting
permasalahan ini mejadi Kota Tenaga Kesehatan tanya jawab. masyarakat dalam
kepada tokoh
stunting jembatan Cimahi Kesehatan dari
masyarakat setempat mengatasi masalah
kepada tokoh antara Kota pemerinta
masyarakat stakeholder Cimahi h stunting
setempat dengan
masyarakat
yang
menjadi
sasaran
sehingga
program
untuk
mengatasi
masalah
stunting
berjalan
baik

Pendataan Untuk Orang Petugas 1x/tahun Bantuan Diskusi Terlaksananya Adanya pendataan
dan mengetahui tua yang kesehatan Operasion (tanya- pendataan dan dan pembinaan yang
pembinan jumlah memiliki di setiap al jawab). pembinaan di setiap dilakukan dengan
pada tiap-tiap balita yang kecamatan Kesehatan rumah orangtua yang

12
rumah sehat dan balita. Kota dari memiliki balita. efektif.
orangtua balita yang Cimahi. pemerinta
yang mengalami h.
memiliki stunting.
balita

Melakukan Agar Orang Tim dinas 6 bulan Bantuan Ceramah Terlaksananya Meningkatnya
Penyuluhan masyarakat tua yang kesehatan sekali Operasion (pemaparan penyuluhan kepada pengetahuan,
stunting dan memahami memiliki dan al materi), sasaran orang tua yang kesadaran, dan
pencegahan tentang balita petugas Kesehatan diskusi, dan memiliki balita dan perilaku dari orang
kepada orang stunting dan dan kesehatan dari tanya jawab masyarakat tua dan masyarakat
tua serta cara masyarak di setiap pemerinta mengenai stunting
masyarakat mencegah at. kecamatan h.
stunting Kota
sejak dini.. Cimahi

Melakukan Agar Orang Petugas 1x / Bantuan Pelatihan, Terlaksananya Meningkatnya


pelatihan masyarakat tua yang Kesehatan tahun Operasion Tanya pelatihan penyusunan pengetahuan orang
praktik gizi dapat memiliki di setiap al Jawab kreasi makanan oleh tua mengenai
tentang berkreasi balita. kecamatan Kesehatan orang tua penyusunan menu
pemberian untuk Kota dari makanan
makanan menyusun Cimahi pemerinta
kepada bayi menu h.
dan anak makanan
untuk
meningkatka
n kecakapan
dan

13
keterampilan
orang tua
dalam
berkreasi.

Melakukan Untuk Ibu hamil Petugas 3 bulan Dana Pembagian Terlaksananya Meningkatkan status
intervensi mengatasi dan Kesehatan sekali Operasion PMT pembagian PMT gizi ibu hamil dan
kegiatan kekurangan orang tua tiap al kepada ibu balita
memberikan energi dan balita puskesmas Kesehatan hamil dan
makanan protein di dari balita
tambahan kronis, kecamatan pemerinta
(PMT) pada mengatasi Kota h
ibu hamil dan kekurangan Cimahi
balita. zat besi dan
asam folat,
mengatasi
kekurangan
iodium,
menanggula
ngi
kecacingan
pada ibu
hamil serta
melindungi
ibu hamil
dari
Malaria.
Meningkatk
an status
gizi anak
serta untuk

14
mencukupi
kebutuhan
zat gizi anak
agar
tercapainya
status gizi
dan kondisi
gizi yang
baik sesuai
dengan
umur anak
tersebut

Melaksanaka Agar ibu Ibu Petugas Sesuai Bantuan Cermaha Terlaksanakannya Meningkatnya
n Program hamil Hamil. Kesehatan dengan kesehatan (pemaparan program Kelas Ibu pengetahuan ibu
Kelas Ibu mendapat tiap situasi Operasion materi), Hamil untuk hamil untuk
Hamil untuk pengetahuan puskesmas tempat al oleh diskusi, mencegah Stunting. mencegah stunting.
mencegah mengenai di pelaksan pemerinta tanya jawab.
Stunting. pentingnya kecamatan aan dan h.
minum pil Kota penyesua
tambah Cimahi. ian
darah, kesiapan
pengecekan ibu hamil
kandungan,
dan tidak
stress pada
masa
kehamilan.

15
Melaksanaka Untuk Balita Petugas Bulan Bantuan Pemberian Terlaksananya Meningkatkannya
n program pemerataan usia 6 - kesehatan Februari Operasion Vitamin A pemberian Vitamin A pemerataan
pemberian pembagian 59 bulan Kota dan al kepada pemberian Vitamin A
Vitamin A Vitamin A Cimahi Agustus Kesehatan balita kepada balita
pada balita (6 serta oleh
- 59 bulan) meningkatk pemerinta
an h
kewaspaada
n akan
kekurangan
Vitamin A,
agar
kebutuhan
Vitamin A
dapat
terpenuhi
secara
merata.

Melakukan Untuk Balita. Petugas Sesuai Bantuan Pemberian Terlaksananya Adanya peningkatan
pemberian mencegah kesehatan usia Operasion obat cacing pemberian obat cacing dalam pemerataan
obat cacing kekurangan Kota balita. al dan dan imunisasi. pemberian obat
dan imunisasi status gizi Cimahi. Kesehatan imunisasi cacing dan imunisasi
pada balita. akibat 6 bulan pada balita. pada balita.
investasi sekali
cacing, yang (obat
dapat cacing)
berakibat
menjadi
rentannya
seorang

16
balita
terhadap
infeksi
penyakit.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairanisa, Mira Abdullah, and Vellia Sasmita. "Stunting dan Faktor yang
Berhubungan Studi Kasus Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas
Baitussalam Kabupaten Aceh Besar." JOURNAL OF HEALTHCARE
TECHNOLOGY AND MEDICINE 6.2 (2020): 988-
999.https://jurnal.uui.ac.id/index.php/JHTM/article/view/1085

https://daerah.sindonews.com/read/540906/701/32265-balita-di-cimahi-
alami-stunting-dinkes-asupan-gizi-tak-maksimal-1631642971

Bastian R., Abdulhak I., dan Shantini Y. 2020. Jalinan Kemitraan Program Posyandu
Dalam Upaya Memberdayakan Masyarakat Pada Bidang Kesehatan.
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 4 (2), 112 – 123.
Laili U dan Andriani R. 2019. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Stunting.
Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEKS, 5 (1), 8 – 12.
Putri M., Irawan R., dan Mukono I. 2021. Hubungan Suplementasi Vitamin A,
Pemberian Imunisasi, dan Riwayat Penyakit Infeksi Terhadap Kejadian
Stunting Anak Usia 24-59 Bulan di Puskesmas Mulyorejo, Surabaya. Media
Gizi Kesmas (MGK), 10 (1), 72 – 79.
Sa'adah, HR 2018, 'Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Melalui Program Senyum
Sehat: Studi Deskriptif di Rumah Zakat Jl. Turangga No 33 Bandung',
digilib.uinsgd.ac.id, http://digilib.uinsgd.ac.id/14953/

Sindonews. [15 sep 2021]. Balita di Cimahi Alami Stunting, Dinkes: Asupan Gizi Tak
Maksimal. https://daerah.sindonews.com/read/540906/701/32265-balita-di-
cimahi-alami-stunting-dinkes-asupan-gizi-tak-maksimal-1631642971
Sulaeman E., Karsidi R., dkk. 2012. Model Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan, Studi Program Desa Siaga. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional, 7 (4), 186 – 192.

https://dokumen.tips/documents/metode-pemberdayaan.html

18

Anda mungkin juga menyukai